DASAR KEFARMASIAN Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas


 

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

KINTAN GEMI NASTITI, S. Farm

PENERBIT

CV. LICENSI

2024


Sangsi Pelanggaran

Pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

iii

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

KINTAN GEMI NASTITI, S. Farm

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

iv

Dasar Kefarmasian (Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas)

Dasar Kefarmasian (Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas)

Penulis

Penulis : : KINTAN GEMI NASTITI, S. FarmKINTAN GEMI NASTITI, S. Farm

Editor

Editor :: Taufik HidayatTaufik Hidayat

Penyunting

Penyunting : : Taufik HidayatTaufik Hidayat

ISBN :

ISBN :

Copyright ©

Copyright © DesemberDesember 20242024

Ukuran: 14 cm X

Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal:20 cm; Hal: xxxxixxi ++ 124124

Hak Cipta dilindungi oleh undang

Hak Cipta dilindungi oleh undang--undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik Bahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa isebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari zin tertulis dari penerbit.penerbit.

Penata

Penata IsiIsi : : Wahyudi SetiawanWahyudi Setiawan

Cover

Cover : : Sofyan MalikiSofyan Maliki

Cetakan I,

Cetakan I, DesemberDesember 20242024

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, BondowosoPoncogati, Curahdami, Bondowoso--Jawa TimurJawa Timur

Telp: +6282336053336, +

Telp: +6282336053336, +62852365555206285236555520

Email :

Email : penerbitlicensi@gmail.compenerbitlicensi@gmail.com, Web : , Web : www.penerbitlicensi.comwww.penerbitlicensi.com

Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Ranta

Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT. m RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso--Jawa TimurJawa Timur

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Email:

Email: penerbitlicensi@gmail.compenerbitlicensi@gmail.com

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya, buku ini akhirnya dapat terselesaikan pada waktunya. Buku yang ada di tangan pembaca ini, “Dasar Kefarmasian,” merupakan hasil dari upaya dan dedikasi yang tulus dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai ilmu farmasi.

Farmasi merupakan sebuah disiplin ilmu yang tidak hanya mempelajari tentang obat-obatan, tetapi juga memahami bagaimana obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia secara keseluruhan. Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan penelitian di bidang farmasi, penting bagi para profesional dan mahasiswa farmasi untuk selalu memperbarui pengetahuan mereka. Buku ini hadir sebagai sumber referensi yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut.

Kami berharap buku ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat, tidak hanya bagi para siswa SMK, mahasiswa dan profesional farmasi, tetapi juga bagi siapa saja yang memiliki minat dalam dunia farmasi. Semoga buku ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam bidang farmasi, serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan di masyarakat.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

vi

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini, termasuk para penulis, editor, dan tim penerbit. Tanpa dukungan dan kerja keras mereka, buku ini tidak akan terwujud. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang besar dan menjadi referensi yang berguna di masa depan. Akhir kata, selamat membaca dan semoga pengetahuan yang didapatkan dari buku ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pribadi dan profesional pembaca.

Hormat kami,

(Penulis)

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vv

DAFTAR ISI ......................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................. xi

GLOSARIUM ....................................................... xv

BAB I. SEJARAH KEFARMASIAN

Kegiatan Belajar 1: Konsep Kefarmasian

Tujuan Pembelajaran ............................................ 1

1) Pengertian .................................................... 1

2) Sejarah Kefarmasian .................................... 3

3) Tokoh Ilmuwan Farmasi ............................. 6

4) Farmakope ................................................... 11

Rangkuman ........................................................... 16

Tes Formatif .......................................................... 17

BAB II. GOLONGAN OBAT

Kegiatan Belajar 2: Penggolongan Sediaan Obat

1) Pengertian Obat Secara Umum .................. 21

2) Golongan Obat ............................................ 22

3) Sumber Obat................................................ 29

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

viii

BAB III. RESEP OBAT

Kegiatan Belajar 3: Resep, Salinan Resep, dan Etiket

1) Pengertian Resep ......................................... 31

2) Komponen Resep Menurut Fungsi ............. 35

3) Salinan Resep .............................................. 37

4) Etiket dan Label .......................................... 41

BAB IV. PERHITUNGAN DOSIS

Kegiatan Belajar 4: Perhitungan Dosis Maksimal

1) Pengertian Dosis.......................................... 45

2) Macam-macam Dosis ................................. 46

3) Rumus Perhitungan Dosis .......................... 49

Rangkuman ........................................................... 51

Tes Formatif .......................................................... 54

BAB V. ALAT LABORATORIUM

Kegiatan Belajar 5: Alat Peracikan Laboratorium

Tujuan Pembelajaran ............................................ 57

Uraian Materi ........................................................ 57

a. Timbangan Obat ............................................... 57

b. Penimbangan .................................................... 61

1) Alat-alat Volume Ukur ................................. 63

2) Alat-alat Peracikan dan Alat Gelas Lainnya 65

Rangkuman ........................................................... 71

Tes Formatif .......................................................... 73

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

ix

BAB VI. PULVIS PULVERES

Kegiatan Belajar 6: Sediaan Pulvis/Pelveres

Tujuan Pembelajaran ............................................ 77

Uraian Materi ........................................................ 77

1) Pengertian Pulvis/Pulveres ......................... 77

2) Derajat Halus Serbuk dan Pengayak .......... 79

3) Jenis Serbuk ................................................. 83

4) Cara Mencampur Serbuk ............................ 85

5) Cara Pengemasan Serbuk ........................... 91

Rangkuman ........................................................... 95

Tes Formatif .......................................................... 97

BAB VII. SEDIAAN KAPSUL

Kegiatan Belajar 7: Sediaan Kapsul

Tujuan Pembelajaran ............................................ 99

Uraian Materi ........................................................ 99

1) Pengertian dan Macam Kapsul ................... 99

2) Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul 103

3) Proses Pengemasan Kapsul ........................ 104

4) Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul .... 110

Rangkuman ........................................................... 115

Tes Formatif .......................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA ............................................ 121

BIOGRAFI PENULIS ......................................... 123

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

x

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 The Ebers Papyrus ........................... 5

Gambar 1.2 Ilustrasi Hipocrates .......................... 6

Gambar 1.3 Ilustrasi Dioscorides......................... 7

Gambar 1.4 Sampul Buku Materia De Medica ... 8

Gambar 1.5 Ilustrasi Galen .................................. 9

Gambar 1.6 Ilustrasi Philipus Aureulus Theopratus ............................................................ 9

Gambar 1.7 Ilustrasi Ibnu Sina ........................... 10

Gambar 1.8 Lambang Farmasi ............................ 12

Gambar 1.9 Sampul muka FI IV .......................... 15

Gambar 2.1 Lambang Obat Narkotika ................ 25

Gambar 2.2 Contoh Obat Narkotika ................... 25

Gambar 2.3 Lambang Obat Psikotropika ........... 26

Gambar 2.4 Lambang Obat Keras ....................... 26

Gambar 2.5 Lambang Obat Bebas Terbatas ....... 27

Gambar 2.6 Tanda Peringatan P1-P6 .................. 27

Gambar 2.7 Lambang Obat Bebas ...................... 28

Gambar 2.8 Lambang Obat Tradisional ............. 28

Gambar 3.1 Contoh resep dokter ......................... 33

Gambar 3.2 Contoh salinan resep ........................ 39

Gambar 3.3 Contoh etiket putih .......................... 42

Gambar 3.4 Contoh etiket biru ............................ 42

Gambar 3.5 Contoh Label .................................... 43

Gambar 5.1 Ilustrasi timbangan gram halus ....... 59

Gambar 5.2 Timbangan gram halus .................... 59

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xii

Gambar 5.3 Timbangan milligram ...................... 60

Gambar 5.4 Anak timbangan gram halus ............ 60

Gambar 5.5 Anak timbangan milligram .............. 60

Gambar 5.6 Timbangan analitik .......................... 62

Gambar 5.7 Gelas Ukur ........................................ 63

Gambar 5.8 Beakerglass ...................................... 63

Gambar 5.9 Erlenmeyer ....................................... 64

Gambar 5.10 Labu ukur ........................................ 64

Gambar 5.11 Macam-macam pipet ....................... 65

Gambar 5.12 Mortir dan stamper .......................... 65

Gambar 5.13 Macam-macam sendok ................... 66

Gambar 5.14 Sudip ................................................ 66

Gambar 5.15 Cawan penguap ............................... 67

Gambar 5.16 Gelas arloji ....................................... 67

Gambar 5.17 Capsul filler ...................................... 68

Gambar 5.18 Pengayak.......................................... 68

Gambar 5.19 Corong gelas .................................... 69

Gambar 5.20 Batang pengaduk ............................ 69

Gambar 5.21 Waterbath......................................... 70

Gambar 6.1 Kemasan lama .................................. 93

Gambar 6.2 Kemasan baru................................... 93

Gambar 6.3 Kemasan pulvis ................................ 94

Gambar 7.1 Kapsul keras ..................................... 101

Gambar 7.2 Kapsul lunak ..................................... 102

Gambar 7.3 Pengisian kapsul dengan tangan ..... 105

Gambar 7.4 Pengisian kapsul dengan alat bukan mesin ..................................................................... 106

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xiii

Gambar 7.5 Pengisian kapsul dengan mesin ...... 107

Gambar 7.6 Desintegration tester ........................ 114

Gambar 7.7 Disolution tester ............................... 114

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xiv

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xv

GLOSARIUM

A. No Singkatan Kepanjangan Arti

A

1

aa.

Ana

masing - masing

2

a.c.

ante coenam

sebelum makan

3

a.d.

auris dextrae

telinga kanan

4

a.h.

alternis horis

selang satu jam

5

a.l.

auris laevae

telinga kiri

6

a.m.

ante meridiem

sebelum tengah hari

7

a.p.

ante prandium

sebelum sarapan pagi

8

aa p.aeq.

ana partes aequales

masing – masing sama banyak

9

abs.febr.

absente febre

bila tidak demam

10

accur.

Accurate

cermat

11

ad.

Ad

sampai

12

ad 2 vic.

ad duas vices

untuk dua kali

13

ad aur.

ad aurem

pada telinga

14

ad chart.cer.

ad chartam ceratam

pada kertas berlilin

15

ad chart.perg.

ad chartam pergameneam

pada kertas perkamen

16

ad grat.sap.

ad gratum saporem

sampai ada rasanya

17

ad hum.

ad humectandum

untuk membasahkan

18

ad infl.

ad inflandum

untuk disemprot

19

ad libit.

ad libitum

sesukanya

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xvi

20

ad oll.alb.

ad ollam albam

dalam pot putih

21

ad oll.gris.

ad ollam griseam

dalam pot abu-abu

22

ad scatul.

ad scatulam

dalam dus

23

ad us.ext.

ad usum externum

untuk pemakaian luar

24

ad us.in.

ad usum internum

untuk pemakaian dalam

25

ad us.prop.

ad usum proprium

untuk pemakaian

sendiri

26

ad vitr.alb.

ad vitrum album

dalam botol putih

27

ad vitr.ampl.

ad vitrum amplum

dalam botol bermulut

lebar

28

ad vitr.fusc.

ad vitrum fuscum

dalam botol coklat

29

ad vitr. nigr.

ad vitrum nigrum

dalam botol hitam

30

add.

Adde

tambahkan

31

adh.

Adhibere

gunakan

32

ads.febr.

adsante febre

diwaktu demam

33

aeq.

Aequalis

sama

34

aequab.

Aequabilis

rata

35

aff.

Affunde

dituangkan

36

aggred.febr.

aggrediente febre

diwaktu demam

37

agit.

Agitation

kocok

38

alb.

alba , albus

putih

39

alt.h.

alternis horis

selang satu jam

40

alt.hor.

alternis horis

selang satu jam

41

alt.d.

alternis die

selang satu hari

42

amb.

Ambo

kedua - duanya

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xvii

43

ampl.

Ampulla

ampul

44

ante

Ante

sebelum

45

applic.

Applicator

digunakan

46

apt.

Aptus

cocok

47

aq.bidest.

aqua bidestillata

air suling dua kali

48

aq.bull.

aqua bulliens

air mendidih

49

aq.coct.

aqua cocta

air matang

50

aq.cois.

aqua communis

air biasa

51

aq.comm.

aqua communis

air biasa

52

aq.dest.

aqua destillata

air suling

53

aq.ferv.

aqua fervida

air panas

54

aq.pat.

aqua patabilis

air minum

55

aur.

Auris

telinga

56

aurist.

Auristillae

obat tetes telinga

B.

57

b.

Bis

dua kali

58

bac.

Bacilli

basila (sediaan bentuk batang)

59

bals.peruv.

balsamum peruvianum

peru balsem

60

b.in d.

bis in die

dua kali sehari

61

b.d.d.

bis de die

dua kali sehari

62

bid.

Biduum

waktu dua hari

63

bol.

Boli

pil besar

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xviii

C.

64

c.

Cum

dengan

65

C., cochl.

Cochlear

sendok makan

66

c.m.

cras mane

besok pagi

67

c.n.

cras nocte

besok malam

68

C.p.

cochlear pultis

sendok bubur

69

C.p.

cochlear parvum

sendok bubur

70

C.th.

cochlear thea

sendok teh

71

cal.

Calore

oleh panas

72

calef.

Calefac

panaskan

73

calid.

Calidus

panas

74

caps.

Capsulae

kapsul

75

caps.gel.el.

Capsulae gelatinosae elasticae

kapsul gelatin lunak

76

caps.gel.op.

capsulae gelatinosae operculatae

kapsul gelatin dengan tutup

77

caut.

Caute

hati - hati

78

cer.

Cera

malam, lilin

79

chart.

Charta

kertas

80

chart.par.

charta paraffinata

kertas paraffin

81

citiss.

Citissime

sangat segera

82

cito

Cito

segera

83

clarif.

Clarification

dijernihkan

84

clysm.

Clysma

klisma / obat pompa

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xix

85

co., comp., cps., cpt.,

Composites

majemuk

86

cochleat.

Cochleatim

sendok demi sendok

87

cois., comm.

Communis

biasa

88

colat.

Colatura

sari, kolatur

89

collut.

Collutio

obat cuci mulut

90

collyr.

Collyrium

obat cuci mata

91

conc.

Concentrates

pekat

92

concus.

Concussus

kocok

93

consp.

Consperge

taburkan

94

cont.

Continuo

segera

95

coq.

Coque

masak

96

cord.

Cordis

jantung

97

cort.

Cortex

kulit

98

crast.

Crastinus

besok

99

crem.

Cremor

krim

100

cryst.

Crystallus

kristal

D.

101

d.

Da

berikan

102

d.in 2plo

da in duplo

berikan dua kali jumlahnya

103

d.in dim

da in dimidio

Berikan setengahnya

104

d.secund.

diebus secunde

hari kedua

105

d.seq.

die sequente

hari berikutnya

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xx

106

d.c.

durante coenam

pada waktu makan

107

d.c.form.

da cum formula

berikan dengan resepnya

108

d.d.

de die

tiap hari

109

d.s.

da signa

berikan dan beri tanda

110

d.s.s.ven.

da sub signo veneni

berilah dengan tanda racun

111

d.t.d.

da tales doses

Berikan dalam dosis demikian

112

decanth.

Decantha

tuangkan

113

decoct.

Decoctum

rebusan

114

dep.

Depuratus

murni

115

des.

Desodoratus

tidak berbau

116

desinf.

Desinfectans

desinfeksi

117

det.

Detur

diberikan

118

dext.

Dexter

kanan

119

dieb.alt.

diebus alternis

tiap satu hari berikutnya

120

dil.

dilutus / dilution

diencerkan/pengenceran

121

dim.

Dimidius

setengah

122

disp.

Dispensa

berikan

123

div.

Divide

bagilah

124

div.in.part.aeq.

divide in partes aequales

bagilah dalam bagian - bagian yang sama

125

dulc.

Dulcis

manis

126

dup., dupl., dx.

Duplex

dua kali

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxi

E.

127

e.c.

enteric coated

bersalut enterik

128

elaeos.

elaeosaccharum

gula berminyak

129

emet.

emeticum

obat muntah

130

empl.

emplastrum

plester

131

emuls.

emulsum

emulsi

132

enem.

Enema

lavemen/klisma/obat pompa

133

epith.

epithema

obat kompres

134

evap.

evaporetur, evapora

diuapkan, uapkan

135

exhib.

exhibe

berikan

136

expr.

expressio, exprimatur, exprime

penekanan,ditekan, tekanlah

137

ext.s.alut.

extende supra alutam

oleskan pada kulit yang lunak

138

ext.s.cor.

extende supra corium

oleskan pada kulit yang keras

139

ext.ut.

externe untendum

pemakaian sebagai obat luar

140

extemp.

extempore

pada saat itu juga

141

extr.liq.

extractum liquidum

ekstrak cair

142

extr.sicc.

extractum siccum

ekstrak kering

143

extr.spiss.

extractum spissum

ekstrak kental

144

extr.ten.

extractum tenue

ekstrak kental cair

F.

145

f.

fac, fiat, fiant

buat / dibuat

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxii

146

far.

farina

tepung

147

f.c.vehic.apt.

fac cum vehiculum apto

buat dengan bahan

pembawa yang cocok

148

fl.

flores

bunga

149

fol.

folia

daun

150

f.l.a.

fac lege artis

buatlah sesuai aturan

151

febr.dur.

febre durante

diwaktu demam

152

filtr.

filtra / filtretur

saring

153

form.

formula

susunan (resep)

154

fort.

fortius

kuat

155

frig.

frigidus

dingin

G.

156

g.

gramma

gram

157

gr.

grain

grain ( kira-kira 65mg)

158

garg.

gargarisma

obat kumur

159

gel.

gelatina

gelatin

160

glob.

globulus

bundar

161

gran.

granulum

butir

162

gross

grosse

kasar

163

gtt.

guttae

tetes

164

gutt.aur.

guttae auriculares

tetes telinga

165

0.5 g.

semi gramma

setengah gram

166

1 g

gramma unum

satu gram

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxiii

167

1.5 g

sesqui gramma

satu setengah gram

168

2 g

grammata duo

dua gram

169

3 g

grammata tria

tiga gram

170

4 g

grammata quattuor

empat gram

171

5 g

grammata quinque

lima gram

H.

172

h.

hora

jam

173

h.u.spat.

horae unius spatio

setelah satu jam

174

h.X.mat.

horae decima matutina

jam 10 pagi

175

h.m.

hora matutina

pagi hari

176

h.s.

hora somni

waktu tidur

177

h.v.

hora vespertina

malam hari

178

haust.

haustus

diminum sekaligus

179

hebdom.

hebdomada

untuk seminggu

180

her.praescr.

heri praescriptus

resep kemaren

181

hor.interm.

horis intermediis

diantara jam - jam

182

hui.form.

huius formulae

dari resep ini

I & J

183

i.c.

inter cibos

diantara waktu makan

184

i.m.

intra muskular

kedalam jaringan otot

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxiv

185

i.m.m.

in manum medici

berikan pada dokter /

di tangan dokter

186

i.o.d

in oculo dextro

pada mata kanan

187

i.o.s.

in oculo sinistro

pada mata kiri

188

in 2 vic.

in duabus vicibus

dalam dua kali

189

inj.

injectio

suntikan

190

instill.

instilla

teteskan

191

inter., int.

inter

antara

192

interd.

interdum

sewaktu - waktu

193

intr.d.sum.

intra diem sumendum

digunakan dalam

satu hari

194

in vit.

in vitro

dalam tabung

195

in viv.

in vivo

dalam tubuh

196

iter.

iteretur

untuk diulang

197

iter.

iteratio

Ulangan/diulang

198

i.v.

intra vena

kedalam pembuluh darah

199

jentac.

jentaculum

makan pagi

200

jej.

jejune

puasa, perut kosong

L.

201

l.a.

lege artis

menurut aturan

202

lag.gutt.

lagena guttatoria

botol tetes

203

lav.opth.

levementum ophthalmicum

larutan pencuci mata

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxv

204

ligand.

ligandus

harus diikat

205

lin.

linimentum

obat gosok

206

liq.

liquor

cairan

207

liq.

liquidus

larutan

208

loc.

locus

tempat

209

loc.aeg.

locus aeger

tempat yang sakit

210

loc.dol.

locus dolens

tempat yang nyeri

211

lot.

lotio

obat cuci / pembasuh

M.

212

m.

misce

campurkan

213

m.et v.

mane et vespere

pagi dan malam

214

m.d.s.

misce da signa

campurkan, berikan tanda

215

m.f.

misce fac

campur dan buat

216

m.f.pulv.

misce fac pulveres

campurkan, buat Serbuk/puyer

217

m.i.

mihi ipsi

untuk saya sendiri

218

m.p.

mane primo

pagi - pagi sekali

219

man.

mane

pagi hari

220

mixt.

mixtura

campuran

221

mod.praescr.

modo praescriptio

sesuai aturan

N.

222

n.

nocte

malam hari

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxvi

223

n.dt., ndt.,

Ne det.

ne detur

tidak diberikan

224

N.I.

ne iteretur

tidak boleh diulang

225

narist.

naristillae

obat tetes hidung

226

ne iter.

ne iteretur

jangan diulang

227

neb., nebul.

nebula

obat semprot

228

noct.

nocte

malam hari

229

non rep.

non repetatur

jangan diulang

O.

230

o. 1/4 h.

omni quarta hora

tiap seperempat jam

231

o.alt.hor.

omni alternis horis

tiap selang satu jam

232

o.b.h.

omni bihorio

tiap 2 jam

233

o.b.h.c.

omni bihorio cochlear

tiap 2 jam satu sendok makan

234

o.d.

oculus dexter

mata kanan

235

o.d.s.

oculus dexter et sinister

mata kanan dan kiri

236

o.h.

omni hora

tiap jam

237

o.m.

omni mane

tiap pagi

238

o.n.

omni nocte

tiap malam

239

o.s.

oculus sinister

mata kiri

240

o.u.

oculus uterque

kedua mata

241

oc.

oculus

mata

242

oculent.

oculentum

salep mata

243

omn.bid.

omni biduum

tiap 2 hari

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxvii

244

ool.min.

olea mineralia

minyak mineral

245

ol.vol.

olea volatilia

Minyak menguap

/minyak atsiri

246

os., oris

oris

mulut

P.

247

p.aeq.

partes aequales

bagian sama

248

p.d.sing.

pro dosis singularis

untuk satu dosis

249

p.r.n.

pro re nata

bila diperlukan

250

p.c.

post coenam

setelah makan

251

p.m.

post meridiem

sore

252

part. Dol.

parte dolente

pada bagian yang sakit

253

past.dentifr.

pasta dentrificia

pasta gigi

254

per bid.

per biduum

dalam 2 hari

255

per trid.

per triduum

dalam 3 hari

256

per vic.

per vices

sebagian - sebagian

257

per.in.mor.

/PIM

periculum in mora

bahaya bila tertunda

258

p.i.

pro injectio

untuk suntikan

259

pil.

pilula

pil

260

p.o.

per os / per oral

melalui mulut

262

pon. aur.

pone aurum

dibelakang telinga

263

pond.

pondus

timbangan / berat

264

pot.

potio

obat minum

265

pp., praec.

praecipitatus

endapan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxviii

266

prand.

prandium

sarapan pagi

267

pulv.

pulvis

serbuk

268

pulv.adsp.

pulvis adspersorius

serbuk tabur

269

pulv.dentifr.

pulvis dentrificius

serbuk untuk gigi

270

pulv.gross.

pulvis grossus

serbuk kasar

271

pulv.subt.

pulvis subtilis

serbuk halus

272

pulv.sternut.

pulvis sternutatorius

serbuk bersin

273

purg.

purgativus

obat kuras

274

p.c.c.

Pro copy conform

disalin sesuai resep asli

Q.

275

q.

quantitas

jumlah

276

q.dx.

quantitas duplex

2 kali banyaknya

277

q.h.

quaque hora

tiap jam

278

q.d.

quarter die

4 kali sehari

279

q.l.

quantum libet

banyaknya sesukanya

280

q.pl.

quantum placet

jumlah sesukanya

281

q.q.h.

quarta quaque hora

tiap 4 jam

282

q.s.

quantum satis / sufficit

secukupnya

283

q.v.

quantum vis

banyaknya sesukanya

R.

285

R., Rp., Rcp.

recipe

ambil

286

rec.

recens

segar

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxix

287

rec.par.

recenter paratus

dibuat pada saat itu juga

288

reiter.

reiteretur

diulang kembali

289

rem.

remanentia

sisa

290

renov.semel.

renovetur semel

diulang satu kali

291

rep.

repetatur

untuk diulang

S.

292

s.

signa

tandai / tulis

293

S.a.

secundum artem

menurut seni

294

s.d.d.

semel de die

sekali sehari

295

s.n.s.

si necesse sit

bila diperlukan

296

s.o.s.

si opus sit

bila diperlukan

297

s.q.

sufficiente quantitate

dengan secukupnya

298

scat.

scatula

dus

299

se necess.sit

si necesse sit

bila perlu

300

sec.

secundo

kedua

301

semel

semel

satu kali

302

semi h.

semi hora

setengah jam

303

septim.

septimana

satu minggu

304

sesqui

sesqui

satu setengah

305

si op.sit.

si opus sit

bila perlu

306

sig.

signa

tulis / beri tanda

307

sin.

sine

tanpa

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxx

308

sine confect.

sine confectione

tanpa etiket aslinya

309

sing.

singulorum

dari tiap

310

sing auror.

singulis auroris

tiap pagi

311

s.c.

sub cutan

dibawah kulit

312

sol., solut.

solutio

larutan

313

solv.

solve

larutkan

314

stat.

statim

segera

315

steril.

sterillisatus

steril

316

subt.

subtilis

halus / tipis

317

sum.

sume, sumatur

ambillah

318

supr.

supra

di atas

T.

319

tct., tinct., tra.

tinctura

tingtur

320

t.d.d.

ter de die

tiga kali sehari

321

t.d.s.

ter die sumendum

dipakai tiga kali sehari

322

ter d.d.

ter de die

tiga kali sehari

323

ter in d.

ter in die

tiga kali sehari

324

trit.

tritus

gerus

325

troch.

trochiscus

tablet hisap

326

tuss.

tussis

batuk

U & V

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

xxxi

327

u.a.

usus ante

seperti terdahulu

328

u.c.

usus cognitus

cara pakai diketahui

329

u.e.

usus externus

untuk obat luar

330

u.i.

usus internus

untuk obat dalam

331

u.n.

usus notus

cara pakai diketahui

332

u.p.

usus propius

untuk dipakai sendiri

333

u.v.

usus veterinarius

pemakaian untuk hewan

334

ult.prescr.

ultimo prescriptus

resep terakhir

335

ungt.

unguentum

salep

336

ungt.moll.

unguentum molle

salep lunak

337

urgens

urgens

segera

338

vas.

vaselin

vaselin

339

vasc.

vasculum

cangkir

340

vehic.

vehiculum

zat pembantu

341

vesp.

vespere

sore

342

vin.

vinum

anggur

343

virid.

viridus

hijau

342

vit.ov.

vitellum ovum

kuning telur

343

volat.

volatilis

menguap

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

1

A. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1: Sejarah, ruang lingkup kefarmasian dan Farmakope Indonesia

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, para siswa mampu:

a) Memahami pengertian ilmu resep

b) Memahami sejarah kefarmasian

c) Mengenal tokoh-tokoh di bidang farmasi

d) Memahami Farmakope Indonesia

e) Menjelaskan ketentuan umum di Farmakope Indonesia

1) Pengertian

Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa ilmu ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikatakan bahwa ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art of drug compounding), terutama

BAB I

SEJARAH KEFARMASIAN

KEGIATAN BELAJAR 1

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

2

ditujukan untuk melayani resep dari dokter.

Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Melihat ruang lingkup dunia farmasi yang cukup luas, maka mudah dipahami bahwa ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi dan farmakologi.

Pada waktu seseorang mulai terjun masuk kedalam pendidikan kefarmasian berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :

 Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.

 Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.

 Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.

Mempelajari resep berarti mempelajari penyediaan obat-obatan untuk kebutuhan si sakit (pasien). Seseorang akan sakit bila mendapatkan serangan dari bibit penyakit, sedangkan bibit tersebut telah ada semenjak diturunkannya manusia pertama.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

3

2) Sejarah Kefarmasian

Ilmu resep sebenarnya telah ada dikenal yakni semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan usaha pencegahan terhadap penyakit.

Sebelum zamannya para pendeta, orang yang dianggap bijak dari suatu suku, yang mempunyai ilmu penyembuhan dengan tumbuh-tumbuhan yang mereka dapatkan dari pengalaman atau diperoleh secara turun- temurun, biasanya dipanggil untuk mengobati orang sakit atau luka dan melakukan pengobatannya. Dari penyediaan bahan obat inilah ilmu dari perapotekan dimulai.

Sepanjang sejarah, pengetahuan obat-obatan dan penggunaanya untuk penyakit selalu diartikan sebagai sesuatu kekuatan. Dalam “Homeric epics” istilah pharmakon (bahasa Yunani) yang merupakan asal kata farmasi berarti suatu guna-guna atau suatu obat yang dapat dipakai untuk maksud baik atau maksud jahat.

Banyak kegagalan pada cara pengobatan suatu suku jelas disebabkan obat yang tidak kuat, obat yang tidak sesuai, obat dengan dosis yang terlalu rendah, dosis obat yang terlalu tinggi dan bahkan menimbulkan keracunan. Keberhasilan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

4

suatu pengobatan mungkin disebabkan obat yang diberikan sesuai berdasarkan pengalaman, terapi yang benar secara kebetulan, atau efek yang tidak ada akibat dari suatu terapi untuk seseorang dengan penyakit yang tidak fatal, disebut efek plasebo, yaitu berhasilnya suatu pengobatan yang disebabkan oleh pengaruh psikologi dan tidak karena efek terapi.

Berdasarkan penemuan ahli arkeologi, telah ditemukan tulisan-tulisan dari batu yang ditulis 3000 tahun sebelum Masehi, yang memuat formula atau ramuan obat yang digunakan pada zaman itu.

Mungkin yang paling terkenal dari catatan-catatan yang ada adalah Papyrus Ebers, suatu kertas yang panjangnya 60 kaki dan lebarnya satu kaki dari abad ke 16 sebelum Masehi. Dokumen ini sekarang disimpan di University of Leipig, untuk mengingat seorang ahli berkebangsaan Jerman bernama Georg Ebers, yang menemukan dokumen tentang Mesir tersebut disuatu “mummy”. Menurut isi dari dokumen tersebut, hampir tidak disangsikan lagi bahwa sampai tahun 1550 sebelum Masehi bangsa Mesir masih menggunakan obat-obatan serupa dan bentuk sediaannya masih digunakan sampai sekarang.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

5

Gambar 1.1. The Ebers Papyrus

Isi dari Ebers Papirus, terutama formula-formula obat dengan menguraikan lebih dari 800 formula atau resep dan di samping itu disebutkan juga sekitar 700 obat-obatan yang berbeda. Obat-obatan tersebut terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan walaupun tercatat juga obat-obatan yang berasal dari mineral dan hewan. Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sampai sekarang masih dipakai antara lain, seperti akasia, biji jarak (castor) dan anisi, bersama-sama dengan yang berasal dari mineral, seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. Hasil sekresi dari binatang juga dipakai sebagai obat dalam terapi. Pada saat itu bahan pembawa yang dipakai untuk sediaan adalah bir, anggur, susu dan madu.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

6

3) Tokoh Ilmuwan Farmasi

Sepanjang sejarah banyak telah banyak yang memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan ilmu farmasi. Yang dapat dicatat para ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran adalah :

A. Hipocrates (460-370 Sebelum Masehi)

adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Hasil pekerjaannya diantaranya uraian dari beratus- ratus obat-obatan yang ada masa itu timbul istilah farmakon, diartikan sebagai obat yang dimurnikan hanya untuk tujuan kebaikan melebih arti dari terdahulu. Berdasarkan kerjanya sebagai pelopor dalam ilmu kedokteran maka Hipocrates diberi penghargaan dengan disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran .

Gambar 1.2. Ilustrasi Hipocrates

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

7

B. Dioscorides (abad ke-1 Masehi)

adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang menggunakan tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De Materia Medica, dianggap sebagai awal dari pengembangan botani farmasi. Ilmu dalam bidang ini sekarang dikenal sebagai farmakognosi suatu istilah yang dibentuk. dari dua kata Yunani, pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti pengetahuan Obat-obatan yang dibuatnya yaitu Aspiridium, Opium, Ergot, Hyosyamus dan Cinnamon.

Gambar 1.3. Ilustrasi Dioscorides

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

8

Gambar 1.4. Sampul Buku Materia De Medica

C. Galen (130-200 Masehi)

Adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika. Formula yang paling terkenal adalah krim pendingin yang disebut Galen’s Cerats, yang sangat mirip sekali dengan sediaan yang masih dipakai sampai sekarang.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

9

Gambar 1.5. Ilustrasi Galen

D. Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim (1493-1541 Masehi)

adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya Paracelcus , sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat-zat kimia sebagai obat internal.

Gambar 1.6. Ilustrasi Philipus Aureulus Theopratus

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

10

E. Ibnu Sina (980-1037 Masehi)

dikenal sebagai Avicenna, adalah seorang muslim yang dipandang sebagai dokter, astronomer, dan penulis terpenting dari Zaman Keemasan Islam, dan dianggap sebagai filsuf paling berpengaruh di era pra-modern. Maha karya Ibnu Sina yang masih jadi rujukan hingga saat ini adalah Kitab al-Shifa (Buku Penyembuhan) dan The Canon of Medicine.

Gambar 1.7. Ilustrasi Ibnu Sina

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

11

4) Farmakope

Farmasi tetap merupakan suatu fungsi dari kedokteran, sampai meningkatnya jenis obat-obatan dan semakin rumitnya cara pembuatannya, yang membutuhkan para ahli yang dapat mencurahkan segenap perhatiannya pada pekerjaan ini. Secara resmi farmasi terpisah dari kedokteran sejak tahun 1240 setelah Masehi. Saat itu ada perintaj dari raja Jerman Frederick II, dan untuk mengatur pekerjaan kefarmasian di bawah pemerintahannya yang disebut “Two Sicilies”. Dekritnya yang membagi dua profesi tersebut dan mengakui bahwa farmasi membutuhkan ilmu, keterampilan, inisiatif dan tanggung jawab yang khusus.

Ilmu Farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran, majalah, Farmakope maupun komentar. Kemajuan di Perancis ini diikuti oleh negara Eropa yang lain, misalnya Italia, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

12

Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Belanda, sehingga buku pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa masih cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika dan kimia farmasi.

Gambar1.8. Lambang Farmasi

Lambang farmasi dijelaskan dalam dua makna, yaitu berdasarkan bahasa Indonesia (ULAR

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

13

Tugas Awal !

Pengetahuan Perkembangan Sejarah Farmasi

1. Mencari data yang berkaitan dengan perkembangan sejarah kefarmasian di Indonesia.

2. Data yang diperoleh dapat melalui berbagai media, kemudian berdasarkan data tersebut dijadikan makalah.

3. Komunikan hasil pembahasan dan kumpulkan tugas awal

DAN CAWAN), dan berdasarkan bahasa/mitologi Yunani (BOWL OF HYGIEIA).

Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan meracik obat-obatan dikerjakan di apotek yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker. Bentuk apotek yang pernah ada di Indonesia ada 3 macam : apotek biasa, apotek darurat dan apotek dokter.

Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari kata “Pharmacon” yang berarti racun/obat dan “pole” yang berarti membuat). Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia dan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

14

fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat- obatan.

Hampir setiap negara mempunyai buku farmakope sendiri, seperti :

 Farmakope Indonesia milik negara Indonesia

 United State Pharmakope ( U.S.P ) milik Amerika

 British Pharmakope ( B.P ) milik Inggris

 Nederlands Pharmakope milik Belanda

Pada farmakope-farmakope tersebut ada perbedaan dalam ketentuan, sehingga menimbulkan kesulitan bila suatu resep dari negara A harus dibuat di negara B. Oleh karena itu badan dunia dalam bidang kesehatan, WHO (world health organization) menerbitkan buku Farmakope Internasional yang dapat disetujui oleh semua anggotanya. Tetapi sampai sekarang masing-masing negara memegang teguh farmakopenya.

Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah farmakope Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan buku farmakope yang pertama, dan semenjak itu farmakope Belanda dipakai sebagai referensi saja.

Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :

 Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

15

 Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei 1965

 Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966

 Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972

 Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974

 Formularium Nasional terbit 12 November 1978

 Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979

 Farmakope Indonesia IV terbit 5 Desember 1995

 Farmakope Indonesia V tahun 2014

 Farmakope Indonesia VI tahun 2020

Gambar 1.9. Sampul buku Farmakope Indonesia IV

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

16

Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat- obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.

Sepanjang sejarah, pengetahuan obat-obatan dan penggunaanya untuk penyakit selalu diartikan sebagai sesuatu kekuatan. Dalam “Homeric epics” istilah pharmakon (bahasa Yunani) yang merupakan asal kata farmasi berarti suatu guna-guna atau suatu obat yang dapat dipakai untuk maksud baik atau maksud jahat.

Ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran adalah :

- Hipocrates

- Dioscorides

- Galen

- Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim

- Ibnu Sina

lmu Farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan.

Lambang farmasi dijelaskan dalam dua makna, yaitu berdasarkan bahasa Indonesia (Ular dan Cawan), dan

Rangkuman

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

17

Pilihlah jawaban yang paling benar dari pertanyaan berikut ini!

1. Kata Farmasi berasal dari bahasa Yunani Pharmakon yang memiliki arti .... [ ]

a. Ilmu Resep c. Obat e. Racun

b. Herbal d. Tanaman

2. Berikut yang bukan termasuk ilmuwan dalam sejarah perkembangan farmasi adalah…

a. Hipocrates c. Dioscorides e. Philipus

b. Herodotos d. Galen

3. Papyrus Ebers merupakan tulisan atau catatan-catatan yang memuat tentang …

a. Formula atau ramuan obat

b. Racikan tanaman-tanaman herbal

c. Kumpulan nama-nama ilmuwan kefarmasian

d. Zat-zat kimia obat

e. Informasi dalam Farmakope Indonesia

4. Waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku.... [ ]

a. Suhu penyimpanan c. Batch e. Kemasan

b. Daluarsa d. Lot

Test Formatif

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

18

5. Injeksi vitamin C menggunakan wadah… [ ]

a. Tertutup baik

b. Tertutup rapat

c. Dosis tunggal

d. Dosis satuan

e. Satuan ganda

6. Papyrus ebers merupakan kertas yang berisikan catatan tentang formula atau ramuan obat yang memiliki ukuran ....[ ]

a. 60 x 1 kaki d. 16 x 1 kaki

b. 60 x 16 kaki e. 16 x 6 kaki

c. 6 x 1 kaki

7. Lambang Farmasi “Bowl of Hygieia” berasal dari bangsa .... [ ]

a. Belanda d. Yunani

b. India e. Perancis

c. Indonesia

8. Ilmuwan farmasi yang berasal dari bangsa arab dan beraga muslim adalah .... [ ]

a. Ibnu Sina d. Hipocrates

b. Galen e. Van Hohenheim

c. Dioscorides

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

19

9. Ilmu Pengatahuan Farmasi pertama sejak abad ke .... [ ]

a. XV di Belanda d. XVII di Paris

b. XII di Perancis e. XVII di Perancis

c. XVI di Amerika

10. Farmakope Indonesia (FI) edisi terbaru adalah .... [ ]

a. Edisi VI 2020 d. Edisi IV 2016

b. Edisi V 2020 e. Edisi IV 2020

c. Edisi VI 2016

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

20

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

21

(1) Pengertian Obat Secara Umum

Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.

Menurut undang – undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.

Obat-obatan, dalam bentuk tumbuhan, hewan dan mineral, telah ada jauh lebih lama dari manusia. Penyakit pada manusia dan nalurinya untuk mempertahankan hidup setelah bertahun-tahun membawa kepada penemuan-penemuan.

Penggunaan obat-obatan, walaupun dalam bentuk yang sederhana tidak diragukan lagi , sudah berlangsung sejak jauh sebelum adanya sejarah yang ditulis, karena naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan rasa sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan

BAB II

GOLONGAN OBAT

KEGIATAN BELAJAR 2

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

22

daun segar pada luka tersebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan pada kepercayaan. Orang-orang primitif belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan yang satu lebih efektif dari yang lain, dari dasar permulaan ini pekerjaan terapi dengan obat dimulai.

(2) Golongan Obat

Penggolongan Obat berdasarkan nama, meliputi :

1. Obat jadi, adalah obat dalam keadaa murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Obat Asli, adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah scara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

3. Obat Baru, adalah zat yang memiliki khasiat maupun tidak berkhasiat, yang masih belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya

4. Obat Esensial, adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

23

5. Obat Generik, adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

6. Obat Paten, adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat (produsen) yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

Menurut kegunaannya obat dapat dibagi :

a) untuk menyembuhkan (terapeutic)

b) untuk mencegah (prophylactic)

c) untuk diagnosa (diagnostic)

Menurut cara penggunaan obat dapat dibagi :

a) Medicamentum ad usus internum (pemakaian dalam), adalah obat yang digunakan melalui orang dan diberi tanda etiket putih.

b) Medicamentum ad usus externum (pemakaian luar), adalah obat yang cara penggunaannya selain melalui oral dan diberi tanda etiket biru. Contohnya implantasi, injeksi, topikal, membran mukosal, rektal, vaginal, nasal, opthal, aurical, collutio/gargarisma.

Menurut cara kerjanya obat dapat dibagi :

a) Lokal (Topikal)

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

24

adalah obat yang bekerjanya pada jaringan setempat, seperti obat

– obat yang digunakan secara topikal pemakaian topikal. Contohnya salep, linimenta dan krim.

b) Sistemis

adalah obat yang didistribusikan keseluruh tubuh.

Contohnya tablet, kapsul, obat minum dan lain – lain.

Menurut bentuk sediaan dibagi menjadi :

a) Sediaan Padat : Kapsul, Puyer, Pil, Tablet, dll.

b) Sediaan Cair : Larutan, Emulsi, Suspensi, dll.

c) Sediaan Semisolid : Salep, Krim, Gel, dll

d) Sediaan Gas : Inhaler, Aerosol, dll.

Menurut undang-undang kesehatan obat digolongkan dalam :

a) Obat Narkotika (obat bius)

Merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

25

Gambar 2.1. Lambang Obat Narkotika

Gambar 2.2. Contoh Obat Narkotika

b) Obat Psikotropika (obat penenang)

Obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan / kelakuan orang.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

26

Gambar 2.3. Lambang Obat Psikotropika

c) Obat keras adalah semua obat yang :

 mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam daftar obat keras.

 diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.

 obat baru , kecuali dinyatakan oleh Kementrian Kesehatan tidak membahayakan

 semua sediaan parenteral

Gambar 2.4. Lambang Obat Keras

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

27

d) Obat Bebas Terbatas

adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan (P1 s/d P6)

Gambar 2.5. Lambang Obat Bebas Terbatas

Gambar 2.6. Tanda Peringatan P1 – P6

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

28

e) Obat Bebas

adalah obat yang dapat dibeli secara bebas, dan tidak membahayakan bagi si pemakai dan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Gambar 2.7 Lambang Obat bebas

f) Obat Herbal / Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Gambar 2.8 Lambang Obat Tradisional

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

29

Tugas awal!

Tempatkan obat-obat yang terdapat didalam lingkaran besar kedalam lingkaran kecil sesuai dengan penggolongannya

(3) Sumber Obat

Obat yang kita gunakan ini berasal dari berbagai sumber antara lain :

1. Tumbuhan (flora, nabati), seperti digitalis folium, kina, minyak jarak, codein, dll

2. Hewan (fauna, hayati) seperti minyak ikan, adeps lanae, cera, adrenalin dll

3. Mineral (pertambangan) seperti kalium iodida, garam dapur, parafin, vaselin.

4. Sintetis (tiruan/buatan) seperti kamfer sintetis, vitamin C, acid benzoic synthetic, chloramphenicol dll.

Obat Keras

Obat Narkotik a

Paracetamol elixir miconazole cream amoxycillin tablet Codein HCl tablet Vit C. tablet

Obat Bebas Terbatas

Obat Bebas

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

30

5. Mikroba seperti antibiotik penicillin dari Penicillium notatum.

Dari sumber-sumber ini supaya lebih sederhana dan lebih mudah dalam pemakaian dan penyimpanan masih harus diolah menjadi sediaan kimia dan sediaan galenis. Contoh :

Simplisia Preparat Kimia Preparat Galenis

Belladonnae herba

Atropin sulfas

Scopolamini hydrobromidum

Belladonna extractum Belladonnae tinctura

Opium

Morphini hydrochloridum

Codeini hydrochloridum

Opii extractum

Opii tinctura

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

31

1) Pengertian Resep

Arti umum resep adalah Formulae Medicae, dan terbagi atas:

a. Formulae officinalis

yaitu resep standar yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar

b. Formulae magistralis

yaitu resep yang ditulis oleh dokter menurut pendapatnya sendiri, kadang-kadang merupakan gabungan formula officinalis dengan penambahan/pengurangan. Inilah yang pada umumnya disebut dengan Resep.

Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter , dokter gigi atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Suatu resep yang lengkap harus memuat :

BAB III

RESEP OBAT

KEGIATAN BELAJAR 3

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

32

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter

2. Nomor resep

3. Tempat dan tanggal penulisan resep

4. Nama dan komposisi obat

5. Aturan pakai obat

6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

7. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep

8. Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/pemilik hewan

9. Garis penutup antar resep

10. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

33

Contoh bentuk resep dokter adalah sebagai berikut :

Dr. S.H. Pudjihadi

DSP/50005/03.P/75B

Jl. Yusuf Adiwinata SH 62 – Bondowoso,Telp. 45011 Jam bicara 3 – 5 sore

Hari Senin , Rabu, Jum’at

Bondowoso, 2 Mei 2024

R/

Extr. Bellad

120 mg

HCl Ephed.

300 mg

C.T.M

50 mg

Doveri Pulv.

3

O.B.H

300 ml

m.f. potio

s.t.d.d. C. pc.

Paraf dokter

Pro

:

Halimah

Umur

:

7 tahun

Alamat

:

Jl. A. Yani 57 Bondowoso.

Gambar 3.1 Contoh resep dokter

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

34

Pembagian suatu resep yang lengkap :

1) Nama, alamat dokter, tanggal dan tempat ditulisnya resep (inscriptio)

2) Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura)

3) Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep (subcriptio) 4).

4) Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio)

5) Nama obat, jumlah, bentuk yang akan dibuat dan cara membuatnya (praescriptio)

Penulis resep adalah dokter, dokter gigi (terbatas pada pengobatan gigi dan mulut) dan dokter hewan (terbatas pada pengobatan hewan). Dokter gigi diberi ijin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian melalui mulut, injeksi (parentral) atau cara pemakaian lainnya, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut. Sedangkan pembiusan / patirasa secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi (S.E.) Depkes No. 19/Ph/62 Mei 1962.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

35

Resep untuk pengobat segera

Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat memberi tanda :

Cito : segera

Urgent : penting

Statim : penting

P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila ditunda.

Ditulis pada bagian atas kanan resep, apoteker harus mendahulukan pelayanan resep ini termasuk resep antidotum .

Bila dokter ingin agar resepnya dapat diulang, maka dalam resep ditulis Iteratie. Dan ditulis berapa kali resep boleh diulang. Misalkan iteratie 3x, artinya resep dapat dilayani 1 kali resep asli + 3 kali ulangan = 4x. Untuk resep yang mengandung narkotika, tidak dapat ditulis iteratie tetapi selalu dengan resep baru.

2) Komponen Resep Menurut Fungsi

Menurut fungsi bahan obatnya resep terbagi atas :

1) Remidium Cardinal, adalah obat yang berkhasiat utama

2) Remidium Ajuvans, adalah obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

36

3) Corrigens, adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki warna, rasa dan bau dari obat utama.

Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :

a.

Corrigens Actionis,

digunakan untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama.

Contohnya pulvis doveri terdiri dari kalii sulfas,

ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii pulvis sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan orang sukar buang air besar, karena itu diberi kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja opii pulvis tsb.

b.

Corrigens Odoris,

digunakan untuk memperbaiki bau dari obat. Contohnya oleum Cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.

c.

Corrigens Saporis,

digunakan untuk memperbaiki rasa obat. Contohnya saccharosa atau sirupus simplex untuk obat - obatan yang pahit rasanya.

d.

Corrigens Coloris,

digunakan untuk memperbaiki warna obat . Contohnya obat untuk anak diberi warna merah agar menarik untuk diminum.

e.

Corrigens Solubilis,

digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contohnya Iodium dapat mudah

larut dalam larutan pekat KI / NaI

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

37

4) Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat tambahan. Adalah bahan obat yang bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk, sehingga menjadi obat yang cocok. Contohnya laktosum pada serbuk, amylum dan talcum pada bedak tabur.

Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya.

R/ Sulfadiazin

0,500

- Remidium Cardinale

Bic. Natric

0,300

- Remidium Ajuvans

Saccharum

0,100

- Corrigens Saporis

Lact.

0,200

- Constituens

Mf. Pulv.dtd no X

S.t.d.d.p. I Pro : Tn. Budi

3) Salinan Resep (Copy Resep)

Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli juga harus memuat :

1) Nama dan alamat apotek

2) Nama dan nomer izin apoteker pengelola apotek.

3) Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek

4) Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

38

5) tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan dan pada resep dengan tanda ITER …x diberi tanda detur orig / detur …..x

6) Nomor resep dan tanggal pembuatan.

7) Keterangan pcc dan stempel apotek

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

39

Contoh salinan resep.

APOTEK SEHAT

Jl. Kenanga No. 10 Bondowoso Telp. 021-345879

APA : Apt. Lovina Nastiti, S.Farm SIPA : 446/0153/1427/1-16

STRA : 19970813/STRA-UI/29625

Salinan resep No : 259

Dari dokter : Thomas

Ditulis tanggal : 27 Januari 2024

Pro : Nn. Linda

R/ Amoxycillin 500 No. XII

S.3.d.d.I ----- det

R/ Ponstan FCT No. XII

S.p.r.n. I ---- ne det

Bondowoso, 27 Januari 2024

Cap apotek

pcc

Tanda tangan APA

Gambar 3.2. Contoh salinan resep

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

40

Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrif. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud diatas dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan.

Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau dokter yang merawatnya sekarang, penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang- undangan yang berlaku (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).

Penyimpanan Resep

Apoteker Pengelola Apotek mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya. Resep yang disimpan melebihi jangka 3 tahun dapat dimusnahkan.

Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh Apoteker Pengelola Apotik bersama-sama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik. Pada pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan ditanda-

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

41

tangani oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.

4) Etiket dan Label

Pada etiket harus tercantum:

– Nama, alamat dan no.telp, nama dan no SIPA Apoteker Pengelola Apotek

– Nama, tempat, tanggal ditulisnya etiket

– Nama pasien dan aturan pakai yang jelas dan dimengerti

– Paraf pembuat obat.

Selain etiket, kalau dianggap perlu ditempelkan juga kertas peringatan lainnya, misalnya “ Kocok Dahulu”, “Tidak Boleh Diulang Tanpa Resep Dokter”, dan lain-lainnya. Sesuaikanlah aturan pakai dan nama pasien yang tertera di resep dengan di etiket.

1) Etiket putih : Digunakan untuk sediaan obat yang berkarakteristik sebagai OBAT DALAM

Contoh: pulveres /pulvis, potio, emulsi, suspensi dan semua sediaan obat yang digunakan secara oral atau ditelan melalui mulut

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

42

Gambar 3.3. Contoh Etiket Putih

2) Etiket biru : Digunakan untuk sediaan obat yang berkarakteristik sebagai OBAT LUAR

Contohnya : Lotio, Unguentum/Cream/Pasta/Gel, Injectio Collyrium, Gargarisma, Guttae, Pulvis adspersorius

Gambar 3.4. Contoh etiket biru

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

43

3) Label

Tanda peringatan lain pada kemasan obat yang diperlukan adalah :

- Tidak boleh diulang tanpa resep baru dari dokter

- Kocok dahulu, dll.

Gambar 3.5. Contoh Label

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

44

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

45

1) Pengertian Dosis

Definisi dosis (takaran) suatu obat ialah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar. Ketentuan Umum FI edisi III mencantumkan 2 dosis yakni :

1) Dosis Maksimal (Maximum)

berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan resep, diberi garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.

2) Dosis Lazim (Usual Doses)

merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa / umum digunakan).

BAB IV

PERHITUNGAN DOSIS

KEGIATAN BELAJAR 4

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

46

2) Macam – Macam Dosis

Ditinjau dari dosis (takaran) yang dipakai, maka dapat dibagi sebagai berikut :

1) Dosis Terapi

Adalah dosis (takaran) yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit.

2) Dosis Minimum

Adalah dosis (takaran) yang terkecil yang diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali/sehari yang masih dapat memberikan efek terapi.

3) Dosis Toxica

Adalah dosis yang menyebabkan keracunan, tetapi tidak sampai menyebabkan kematian.

4) L.D.50

Adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.

5) L.D.100

Adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 100% hewan perconaan.

6) Dosis inisiasi/Dosis awal

Adalah dosis (takaran) yang diberikan pada awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja yang diinginkan secaraterapeutik.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

47

7) Dosis pemeliharaan

Adalah dosis (takaran) yang harus diberikan selanjutnya setelah tercapaikejenuhan untuk memelihara kerja sertakonsentrasi jaringanyang sudah berusia lanjut , makapemberian dosis lebih kecil dari dosis dewasa.

Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan untuk orang dewasa berumur 20 - 60 tahun, dengan berat badan 58 – 60 kg. Untuk orang yang sudah berusia lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun, maka pemberian dosis lebih kecil dari pada dosis dewasa.

Perbandingan dosis orang usia lanjut terhadap dosis dewasa :

Umur Lansia Dosis

60-70 tahun

4/5 x dosis dewasa

70-80 tahun

¾ x dosis dewasa

80-90 tahun

2/3 x dosis dewasa

90 tahun keatas

½ x dosis dewasa

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

48

Dosis untuk wanita hamil

Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat yang dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena obat dapat diserap oleh bayi melalui ASI. Untuk anak dibawah 20 tahun mempunyai perhitungan khusus.

Dosis untuk anak dan bayi

Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Dalam memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena harus diperhitungkan beberapa faktor, antara lain umur, berat badan, jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat, ekskresi obat. Faktor lain kondisi pasien, kasus penyakit, jenis obatnya juga faktor toleransi, habituasi, adiksi dan sensitif.

Aturan pokok untuk memperhitungkan dosis untuk anak tidak ada, karena itu beberapa tokoh mencoba untuk membuat perhitungan berdasarkan umur, bobot badan dan luas permukaan (body surface ) . Sebagai patokan dapat kita ambil salah satu cara sebagai berkut :

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

49

3) Rumus Perhitungan Dosis

Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak

(1) Berdasarkan Umur.

– Rumus YOUNG : n x dosis maksimal dewasa,

n + 12

dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah.

– Rumus DILLING : n x dosis maksimal dewasa,

20

dimana n adalah umur dari anak 8 tahun keatas.

– Rumus DILLING : n x dosis maksimal dewasa,

150

dimana n adalah umur dari bayi dalam bulan.

(2) Berdasarkan Berat Badan (BB)

– Rumus CLARK (Amerika):

Berat badan anak (kg) x dosis maksimal dewasa

68

– Rumus Thermich (Jerman):

Berat badan anak (kg) x dosis maksimal dewasa

70

– Rumus Black (Belanda):

Berat badan anak (kg) x dosis maksimal dewasa

62

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

50

(3) Dosis dengan pemakaian berdasar waktu.

Contohnya s.o.t.h. (setiap tiga jam)

a) Menurut FI edisi II untuk pemakaian sehari :

24 X = 24 X = 8 kali minum dalam sehari semalam

n 3

b) Menurut Van Duin:

16 + 1 X = 16 + 1 = 6 kali minum dalam sehari semalam

n 3

kecuali untuk antibiotika dan sulfonamide dihitung 24 jam (seperti rumus dari FI. II)

(4) Dosis dengan pemakaian berdasar waktu.

 % DM sekali = dosis obat sekali dalam resep x 100%

DM sekali

 % DM sekali = (dosis obat sehari dalam resep x aturan pakai x 100%

DM sehari

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

51

Rangkuman

(Bab II, III, IV)

a. Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.

Penggolongan obat dibagi menurut:

– Nama obat

– penggunaanya

– cara penggunaannya

– cara kerjanya

– undangan-undang kesehatan

– Bentuk sediaan

b. Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter , dokter gigi atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita.

Pembagian suatu resep yang lengkap :

1) Nama, alamat dokter, tanggal dan tempat ditulisnya resep (inscriptio)

2) Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura)

3) Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep (subcriptio)

4) Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio)

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

52

5) Nama obat, jumlah, bentuk yang akan dibuat dan cara membuatnya (praescriptio)

c. Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek.

Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau dokter yang merawatnya sekarang, penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang- undangan yang berlaku (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara

d. Etiket putih : Digunakan untuk sediaan obat yang berkarakteristik sebagai obat dalam.

Etiket biru : Digunakan untuk sediaan obat yang berkarakteristik sebagai obat luar.

e. Dosis (takaran) suatu obat ialah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar.

Ditinjau dari dosis (takaran) yang dipakai, maka dapat dibagi sebagai berikut :

 Dosis terapi

 Dosis maksimum

 Dosis minimum

 Dosis toxica

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

53

 L.D.50

 L.D.100

 Dosis inisiasi/Dosis awal

 Dosis pemeliharaan

Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak

1) Berdasarkan Umur:

a. Young

b. Dilling

c. Fried

2) Berdasarkan Berat Badan:

a. Clark

b. Thermic

c. Black

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

54

Test Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pertanyaan dibawah ini !

1. Untuk resep yang harus dikerjakan segera, maka dibagian atas kanan resep ditulis .... [ ]

a. Afshrif

b. Iter

c. Deture

d. Cito

e. Ne det

2. Iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat KI/NaI. Disini KI/NaI berfungsi sebagai .... [ ]

a. Corrigens Actionis

b. Corrigens Odoris

c. Corrigens Saporis

d. Corrigens coloris

e. Corrigens solubilis

3. Pada copy resep tertulis “ Iter 4x “ dan “ det orig “, artinya resep masih dapat dilayani ....kali. [ ]

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

55

4. Takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa, untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan disebut dosis ... [ ]

a. Letal

b. Lazim

c. Maksimum

d. Inisiasi

e. Pemeliharaan

5. Perhitungan dosis maksimum untuk anak berusia 8 tahun kebawah menggunakan rumus .... [ ]

a. Dilling

b. Fried

c. Young

d. Clark

e. Thermich

6. Kegunaan oleum Cinnamomi dalam emulsi minyak ikan sebagai.... [ a. Corrigens actionis d. Corrigens odoris

b. Corrigens saporis e. Corrigens solubilis

c. Corrigens coloris

7. Pernyataan berikut yang bukan istilah lain dari copy resep adalah ....[ a. Salinan resep d. Exemplum

b. Apograph e. Afschrif

c. Tiksotropi

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

56

8. Kadar zat aktif Chlorpheniramine maleat per tablet adalah:

a. 5 mg d. 4 mg

b. 2 mg e. 8 mg

c. 1 mg

9. Rumus n x dosis maksimal dewasa, dimana n

20

dalam umur anak 8 tahun keatas merupakan rumus…[ ]

a. Fried d. Dilling

b. Young e. Stoke’s

c. Clark

10. Etiket biru dapat digunakan untuk sediaan luar,

kecuali...[ ]

a. Pulvis

b. Lotion

c. Unguentum

d. Potio

e. Gel

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

57

Tujuan Pembelajaran

Uraian Materi

Setelah mempelajari materi ini, para siswa mampu:

1. Mengetahui jenis timbangan

2. Mengetahui cara penimbangan

3. Mengetahui alat-alat ukur volume dan cara pemakaiannya

4. Mengetahui alat – alat peracikan dan alat gelas lainnya dan cara pemakaiannya

A. Timbangan Obat

Timbangan obat ada 3 jenis , yaitu :

Jenis Timbangan Daya beban dan kepekaan

Timbangan gram kasar

daya beban 250 gram sampai 1000 gram, kepekaan 200 mg

Timbangan gram halus

daya beban 100 gram sampai 250 gram, kepekaan 50 mg

Timbangan milligram

daya beban 10 gram sampai 50 gram, kepekaan 5 mg

BAB V

ALAT LABORATORIUM

KEGIATAN BELAJAR 5

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

58

Daya beban adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang.

Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum, menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum.

Keterangan gambar :

1. Papan landasan timbangan

2. Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan

3. 1. Anting penunjuk tegak berdirinya timbangan

2.Alas anting penunjuk tegaknya timbangan (waterpass)

4. Jarum timbangan

5. Skala

6. Tuas penyangga timbangan

7. Pisau tengah atau pisau pusat.

8. Pisau tangan

9. Tangan timbangan

10. Tombol/mur pengatur keseimbangan /mur.

11. Piring timbangan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

59

Gambar 5.1.Ilustrasi timbangan gram halus

Gambar 5.2. Timbangan gram halus

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

60

Gambar 5.3. Timbangan milligram

Gambar 5.4. Anak Timbangan Gram Halus

Gambar 5.5. Anak Timbangan Milligram

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

61

B. Penimbangan

1. Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca sudah sesuai pada tempatnya , dengan mencocokkan nomer-nomer yang terdapat pada komponen-komponen tersebut. ( lihat gambar)

2. Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat dilihat dari posisi

anting ( 3.1) dengan alas anting (3.2) harus tepat. Bila belum tepat kita putar tombol (2).

3. Sekali lagi kita periksa apakah posisi pisau (7) dan (8) sudah pada tempatnya. Bila sudah maka tuas (6) kita angkat atau putar maka timbangan akan terangkat dan akan kelihatan apakah piringnya seimbang atau berat sebelah. Bila tidak seimbang kita dapat memutar mur (10) kiri atau kanan sesuai dengan keseimbangannya, sehingga neraca seimbang.

4. Setelah itu baru kita letakkan kertas perkamen diatas kedua piring timbangan, angkat tuas (6) untuk memeriksa apakah timbangan sudah seimbang . Bila sudah seimbang, maka penimbangan bahan-bahan bisa dimulai.

5. Cara penimbangan bahan-bahan :

a. bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas perkamen terlebih dahulu.

b. bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau diatas cawan penguap.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

62

c. bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung dalam botol atau wadah.

d. bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak hyosciamy langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtyol ditimbang dikertas perkamen yang sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin.

e. Bahan oksidator (Kalii Permanganas, Iodium, Argenti Nitras) ditimbang pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup.

f. Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran (dibahas pada bab Pulvis)

Gambar 5.6. Timbangan Analitik

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

63

1) Alat – Alat Ukur Volume

1. Gelas ukur dipergunakan untuk mengukur cairan yang akan dibuat atau cairan yang diambil, misalnya air 100 ml.

Gambar 5.7. Gelas Ukur

2. Beakerglass / Gelas piala untuk melarutkan bahan dengan diaduk pengaduk dari kaca, dapat pula digunakan untuk membuat mucilago.

Gambar 5.8. Beakerglass

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

64

3. Erlenmeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan digoyang atau dikocok pelan dan gunakan untuk alat pengukur (tingkat ketelitian kurang)

Gambar 5.9. Erlenmeyer

4. Labu Ukur

Membuat suatu larutan dengan volume yang diketahui secara teliti. Mengencerkan larutan sampai volume tertentu dengan ketelitian yang tinggi (akurat).

Gambar 5.10. Labu ukur

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

65

5. Pipet

Pipet dapat digunakan untuk mengambil cairan baik itu air ataupun cairan berlemak. Pipet memiliki banyak macam tergantung skala dan tingkat ketelitiannya, yaitu ada pipet volume, pipet ukur, dan pipet tetes.

Gambar 5.11. Macam-macam Pipet

2) Alat – Alat Peracikan dan Alat Gelas Lainnya

1. Lumpang-alu atau mortir dan stamper, dipakai untuk menghaluskan (menggerus) dan mencampur bahan-bahan obat.

Gambar 5.12. Mortir dan stamper

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

66

2. Sendok dapat dipakai untuk mengambil bahan padat dari dalam botol, untuk bahan cair bisa digunakan pipet penetes atau langsung dituang dengan hati-hati, sedangkan untuk bahan semipadat (ekstrak kental dan lemak-lemak) bisa digunakan spatel/sudip

Gambar 5.13. Macam-macam sendok

3. Sudip dari film plastik/mika dipakai untuk menyatukan, membersihkan serbuk atau salep dan memasukkan dalam wadah.

Gambar 5.14. Sudip

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

67

4. Cawan penguap (dari porselin) digunakan untuk wadah menimbang , untuk menguapkan atau mengeringkan cairan, melebur atau mencampur lebih dari 1 bahan.

Gambar 5.15. Cawan penguap

5. Gelas arloji/kaca arloji dan botol timbang untuk menimbang bahan yang mudah menguap, menyublim, dan cairan yang tidak boleh ditimbang dengan kertas perkamen.

Gambar 5.16. Gelas arloji

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

68

6. Capsul Filler/Pengisi kapsul

Alat untuk mengisi kapsul secara manual atau menggunakan tangan.

Gambar 5.17.Capsul Filler

7. Pengayak

Alat yang dipakai untuk mengayak bahan-bahan obat sesuai dengan derajat kehalusan serbuk

Gambar 5.18. Pengayak

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

69

8. Corong Gelas

Corong gelas dipakai untuk menyaring dengan meletakkan kertas saring diatas corong, kertas saring digunting bulat kurang lebih 1 cm dibawah permukaan corong. Serta membantu mempermudah memindahkan cairan dari wadah ke wadah lain yang bermulut kecil.

Gambar 5.19. Corong gelas

9. Batang pengaduk

Digunakan untuk mengaduk sediaan yang berbentuk cairan

Gambar 5.20. Batang pengaduk

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

70

10. Waterbath

Alat ini disebut juga dengan penangas air, digunakan untuk membantu proses penguapan dan memanaskan sediaan dengan cara diuapkan

Gambar 5.21. Waterbath

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

71

Rangkuman

a. Timbangan obat dibagi menjadi 3, yaitu:

Jenis Timbangan Daya beban dan kepekaan

Timbangan gram kasar

daya beban 250 gram sampai 1000 gram, kepekaan 200 mg

Timbangan gram halus

daya beban 100 gram sampai 250 gram, kepekaan 50 mg

Timbangan milligram

daya beban 10 gram sampai 50 gram, kepekaan 5 mg

b. Alat – Alat Ukur Volume Terdiri dari :

– gelas ukur

– Gelas piala/beakerglass

– Erlenmeyer

– Labu ukur

– Pipet

c. Alat – Alat Peracikan dan Alat Gelas Lainnya Terdiri dari :

– Mortir dan stamper

– Sendok

– Sudip

– Cawan uap

– Gelas arloji/kaca arloji

– Capsul filler/pengisi capsul

– Pengayak

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

72

– Corong gelas

– Batang pengaduk

– Waterbath

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

73

Test Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pertanyaan dibawah ini !

1. Timbangan dengan daya beban 10 g hingga 50 g adalah..........[ ] a. Timbangan halus

b. Timbangan gram kasar

c. Timbangan gram halus

d. Timbangan milligram

e. Timbangan analitik

2. Pernyatan berikut yang merupakan pengertian daya beban adalah..........[ ]

a. Tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu piring timbangan

b. penimbangan dilakukan sedemikian rupa sehingga batas kesalahan penimbangan tidak lebih dari 0,1% dari jumlah yang ditimbang.

c. Bobot maksimum yang boleh ditimbang

d. Bobot minimum yang boleh ditimbang

e. Penimbangan dilakukan sedemikian rupa sehingga batas kesalahan penimbangan tidak lebih dari 0,1% dari jumlah yang ditimbang.

3. Penimbangan Iodium dilakukan dengan cara........[ ]

a. Ditimbang diatas kertas perkamen

b. Ditimbang diatas cawan penguap

c. Ditimbang diatas kertas perkamen yang diolesi dengan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

74

parafin cair

d. Ditimbang didalam beker glas

e. Ditimbang pada gelas arloji yang ditutup

4. Alat yang digunakan untuk mengukur bahan obat cair adalah.......[ ] a. Gelas ukur

b. Cawan penguap

c. Erlenmeyer

d. Gelas piala

e. Gelas arloji

5. Gambar diatas merupakan gambar............[ ]

a. Anak timbangan gram kasar

b. Anak timbangan milligram

c. Timbangan gram kasar

d. Anak timbangan gram halus

e. Timbangan analitik

6. Berikut adalah kegunaan dari alat peracikan capsul filler...........[ a. Untuk menggulung dan memotong pil

b. Untuk mengisi cangkang kapsul dengan serbuk

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

75

c. Untuk membersihkan serbuk

d. Untuk membuat larutan infus

e. Untuk mengambil obat berupa bahan padat dan semipadat dari wadah

7. Alat peracikan yang digunakan untuk menghaluskan dan mencampur bahan obat adalah............[ ]

a. Erlenmeyer

b. Sudip

c. Ayakan

d. Mortir dan stamper

e. Batang pengaduk

8. Penimbangan Ichtyol dilakukan dengan cara........[ ]

a. Ditimbang diatas kertas perkamen

b. Ditimbang diatas cawan penguap

c. Ditimbang diatas kertas perkamen yang diolesi dengan parafin cair

d. Ditimbang didalam bekerglass

e. Ditimbang pada gelas arloji yang ditutup

9. Alat peracikan yang digunakan untuk pengukuran seksama menggunakan.......[ ]

a. Gelas piala

b. Beker glas

c. Cawan penguap

d. Gelas arloji

e. Labu ukur

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

76

10. Alat peracikan sudip digunakan untuk....................[ ]

a. Untuk menggulung dan memotong pil

b. Untuk mengambil bahan obat ekstrak kental dan lemak-lemak

c. Untuk membersihkan serbuk

d. Untuk membuat larutan infus

e. Untuk mengambil obat berupa bahan padat dan semipadat dari wadah

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

77

Uraian Materi

Tujuan Pembelajaran

Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar 1: SediaanPulvis/Pulveres Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, para siswa mampu:

a) Memahami pengertian ilmu resep

b) Memahami definisi dari Pulvis dan Pulveres

c) Memahami proses pembuatan sediaan Pulvis/Pulveres

1) Pengertian Pulvis/Pulveres

Pulvis (serbuk tak terbagi) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Sedangkan, Pulveres (serbuk terbagi) atau puyer adalah sediaan serbuk terbagi dalam bobot dan dosis yang sama.

Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti

BAB VI

PULVIS/PULVERES

KEGIATAN BELAJAR 6

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

78

laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu, pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar yang lain. Serbuk tidak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk pemakaian luar.

Keuntungan dan Kerugian Sediaan Serbuk

Keuntungan :

– Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita.

– Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.

– Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding , sediaan padat lainnya.

– Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.

– Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.

– Pemberian dosis yang sangat tepat sesuai dengan permintaan dokter.

Kerugian :

– Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa diatasi dengan corrigens saporis)

– Pada penyimpanan menjadi lembab

– Dosis mudah hilang / berkurang

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

79

Syarat – Syarat Serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen.

1) Pulveres (serbuk bagi)

Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu-persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.

2) Serbuk oral tidak terbagi

Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.

3) Serbuk tabur

Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian kulit yang peka/sensitif.

2) Derajat Halus Serbuk dan Pengayak

Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope indonesia dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

80

pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)

Klasifikasi Serbuk Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2) Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2) % No. Pengayak % No. Pengayak

Sangat

kasar

8

20

60

-

-

Kasar

20

40

60

20

60

40

Setengah

kasar

40

40

80

40

60

60

Halus

60

40

100

80

60

120

Sangat

halus

80

100

80

120

100

120

Keterangan:

1) Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.

2) Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

81

Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 𝑙m, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.

Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat.

Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.

Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

82

Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV).

Penandaan Pengayak Penandaan Pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak

2

9,5 mm

45

355 μm

3,5

5,6 mm

50

300 μm

4

4,75 mm

60

250 μm

8

2,36 mm

70

212 μm

10

2,00 mm

80

180 μm

14

1,40 mm

100

150 μm

16

1,18 mm

120

125 μm

18

1,00 mm

200

75 μm

20

850 μm

230

63 μm

25

710 μm

270

53 μm

30

600 μm

325

45 μm

35

500 μm

400

38 μm

40

425 μm

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

83

3) Jenis Serbuk

(1) Pulvis Adspersorius

Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.

Catatan.

- Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri ClostridiumTetani, Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.

- Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

- Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. (note: Mesh = jumlah lubang per inch pada ayakan)

Contoh Pulvis Adspersorius :

Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius

(Form. Nas)

Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius

(Form. Ind)

Pulvis Paraformaldehydi Compositus

(Form. Ind)

Pulvis Salicylatis Compositus

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

84

(Form. Ind)

(2) Pulvis Dentifricius

Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam chloroform / etanol 90%

(3) Pulvis Sternutatorius

Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.

(4) Pulvis Effervescent

Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).

Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan gas karbondioksida. Bila kedalam campuran ini ditambahkan zat berkhasiat maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

85

dengan cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus dikeringkan secara terpisah.

4) Cara Mencampur Serbuk

Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :

 Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.

 Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir.

 Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.

 Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.

 Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.

Serbuk dengan bahan Padat

Dengan memperhatikan hal-hal diatas masih ada beberapa pengecualian maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut :

(1) Serbuk halus sekali

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

86

 Serbuk halus tidak berkhasiat keras

Belerang.

Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.

Iodoform.

Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak terpisah (gunakan ayakan khusus).

Serbuk sangat halus dan berwarna.

Misalnya: rifampisin, Stibii Penta Sulfidum

Serbuk dapat masuk kedalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen).

 Serbuk halus berkhasiat keras

Dalam jumlah banyak.

Digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan.

(2). Serbuk berbentuk hablur dan kristal

Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.

Contoh :

Serbuk dengan Camphora

Camphora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan mencampur

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

87

dulu dengan eter atau etanol 95 % (untuk obat dikeringkan dengan zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan kembali campuran tersebut.

Serbuk dengan asam salisilat.

Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.

Serbuk dengan asam benzoat dan mentol

Dikerjakan seperti diatas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95% sedangkan untuk obat luar digunakan eter.

Serbuk dengan bahan Setengah Padat

Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur dulu diatas tangas air, baru dicampur dengan zat tambahan. Dalam

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

88

jumlah sedikit digerus dengan penambahan aceton atau eter, baru ditambah zat tambahan atau dicairkan dalam lumpang panas.

Serbuk dengan bahan Cair

(1) Serbuk dengan minyak atsiri

Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleo sacchara anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak anisi.

(2) Serbuk dengan Tinctura

Contohnya serbuk dengan Opii Tinctura, Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura, Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura, Ratanhiae Tinctura. Tinctur dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas kemudian dikeringkan dengan zat tambahan sampai kering. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan menguapkan diatas tangas air sampai kering dengan pertolongan zat penambah agar tidak lengket kemudian diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi kehilangan berat tidak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat tinctura yang menguap dengan zat tambahan.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

89

Serbuk dengan Extractum

(1) Extractum Siccum (ekstrak kering)

Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus.

Contohnya Opii extractum, Strychni extractum

(2) Extractum Spissum (ekstrak kental)

Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan cairan penariknyauntuk mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering. Contohnya Belladonnae extractum dan Hyoscyami extractum menggunakan etanol 70%. Extrak Cannabis Indicae dan Extrak Valerianae menggunakan etanol 90 %. Extrak Filicis dengan eter.

(3) Extractum Liquidum (ekstrak cair)

Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya Rhamni Purshianae ext, Ext. Hydrastis Liq.

Catatan : Ekstrak Chinae Liq. bisa diganti dengan ekstrak Chinae

Siccum sebanyak sepertiganya.

Serbuk dengan Tablet atau Kapsul

Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan sehingga perlu diperhitungkan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

90

beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul itu langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang (untuk pulveres tidak perlu). Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet / kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohnya Chlortrimeton tablet kadarnya 4 mg, dapat juga diambil Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah di encerkan dalam lactosa.

Jenis-jenis proses pencampuran serbuk

a. Spatulasi

Pencampuran ini melibatkan pencampuran sejumlah kecil serbuk dengan menggunakan spatula yang dikerjakan diatas kertas perkamen.

b. Triturasi

Teknik pencampuran serbuk keras dengan cara menggerus atau menghancurkannya di dalam mortir dan stamper.

c. Shifting

Teknik ini digunakan untuk mencampur bubuk yang sulit dicampur dengan triturasi sehingga dilakukan pengayakan dalam wadah tertutup untuk menyingkirkan massa dan gumpalan besar dari campuran serbuk.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

91

d. Tumbling

Pencampuran serbuk dengan cara diaduk dan dipindahkan dalam wadah tertutup atau mesin pengaduk yang digunakan untuk pencampuran dalam skala besar dan dilakukan dengan menggunakan mixer. Mixer ini membantu mencapai campuran yang homogen dalam waktu yang cukup dan dengan kecepatan yang akurat.

5) Cara Pengemasan Serbuk

Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

 Kemasan untuk serbuk terbagi

Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen dengan cara seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya.

Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap dosis maksimal kurang dari 80%,

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

92

yaitu terlebih dahulu serbuk dibagi dua sama banyak kemudian dibagi merata sebanyak kertas perkamen yang dibutuhkan. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80% maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu persatu, sehingga bobot perkertas perkamen sama.

Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut :

1. Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan lipatkan ½ inci kearah kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.

2. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas yang telah dilipat satu kali lipatannya mengarah keatas disebelah seberang dihadapanmu.

3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas dan letakkanlah pada kira kira garis lipatan pertama , lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.

4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah kehadapanmu setebal lipatan pertama.

5. Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dus tadi. Atau bila pengemasnya plastilk yang dilengkapi

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

93

klip pada ujungnnya usahahan ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam supaya tampak rapi.

6. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dus atau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh ada ceceran serbuk.

Gambar 6.1. Kemasan lama

Gambar 6.2. Kemasan baru

 Kemasan untuk serbuk tak terbagi

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

94

Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah plastik / kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak tabur.

Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa.

Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis / mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau atau amber.

Gambar 6.3. Kemasan Pulvis

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

95

Rangkuman

Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Pulveres (serbuk terbagi) atau puyer adalah sediaan serbuk terbagi dalam bobot dan dosis yang sama.

Syarat – Syarat Serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen.

Jenis Serbuk dibedakan menjadi:

(1) Pulvis Adspersorius

(2) Pulvis Dentifricius

(3) Pulvis Sternutatorius

(4) Pulvis Effervescent

Jenis proses pencampuran serbuk :

a. Spatulasi

b. Triturasi

c. Shifting

d. Tumbling

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencampur serbuk :

 Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

96

 Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir.

 Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.

 Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.

 Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.

Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

97

Pilihlah jawaban yang paling benar dari pertanyaan berikut ini!

1. Pada pembuata serbuk, kemasan yang digunakan untuk membungkus sediaan pulveres adalah……[ ]

a. Folio d. Kertas saring

b. Perkemanen e. Botol coklat

c. Linen

2. Jenis proses pencampuran pulvis, kecuali……[ ]

a. Simpling d. Triturasi

b. Tumbling e. Spatulasi

c. Shifting

3. Serbuk yang mengandung gas CO2 adalah...[ ]

a. Pulvis dentrificius d. pulvis adspersorius

b. Pulvis effervescent e. pulvis sternutatorius

c. Pulveres

4. Berikut adalah kelebihan dari sediaan serbuk/puyer…[ ]

a. Pada penyimpanan menjadi lembab

b. Tidak tertutup rasa tidak enak

c. Tidak cocok digunakan untuk anak-anak

d. Dokter tidak leluasa dalam memilih dosis yang sesuai

e. Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding sediaan padat lainnya

5. Syarat serbuk bila tidak dinyatakan lain adalah...[ ]

a. Halus dan putih d. Halus, kering dan homogen

b. Homogen dan putih e. Kering dan bersih

Test Formatif

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

98

c. Putih dan kering

6. Umumnya untuk serbuk tabur diayak dengan ayakan....[ ]

a. 100 mesh d. 150 mesh

b. 120 mesh e. 75 mesh

c. 80 mesh

7. Cara pembuatan extrak pada pulveres yang dikerjakan pada lumpang panas dan ditetesi etanol 90 % adalah...[ ]

a. Extrak Belladon d. Extrak Opii

b. Extrak Hyoscyami e. Extrak Filicis

c. Extrak Cannabis Indice

8. Bahan obat yang diayak terpisah karena bau yang tidak enak pada pembuatan serbuk tabur .......[ ]

a. Sulfur d. Iodoform

b. Camphora e. Asam salisilat

c. Iodium

9. Yang tidak termasuk dalam klasifikasi serbuk, yaitu ....[ ]

a. Sangat Kasar nomor 8

b. Sangat Halus nomor 80

c. Kasar nomor 20

d. Setengah Halus nomor 100

e. Setengah Kasar nomor 40

10. Penambahan etanol 95% untuk camphora pada pembuatan serbuk bertujuan.......[ ]

a. Tidak menggumpal lagi c. Tidak kasar

b. Tidak terpisah-pisah d. Lebih homogen

e. Tidak terbang dan mengiritasi selaput lendir

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

99

Tujuan Pembelajaran

Kegiatan Belajar 7: Sediaan Obat Bentuk Kapsul

1. Mengetahui pengertian dan macam kapsul

2. Mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan kapsul

3. Mengetahui proses pembuatan kapsul

4. Mengetahui pengisian bahan obat cair kedalam cangkang kapsul keras

5. Mengetahui faktor-faktor yang merusak cankang kapsul

6. Mengetahui pengujian/evaluasi sediaan kapsul

1) Pengertian dan Macam Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Cangkang (shell) adalah yang dikenal sehari-hari dengan sebutan kapsul kosong tanpa isi bahan obat. Cangkang ini dapat diisi dengan bermacam-macam bahan

BAB VII

SEDIAAN KAPSUL

KEGIATAN BELAJAR 7

Uraian Materi

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

100

obat, bahan obat cair maupun bahan obat padat menjadi kapsul yang dapat langsung dipergunakan oleh penderita.

Macam – macam kapsul

Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, hard capsul) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul). Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.

Kapsul keras Kapsul lunak

- terdiri atas tubuh dan tutup

- tersedia dalam bentuk kosong

- isi biasanya padat, dapat juga cair

- cara pakai per oral

- bentuk hanya satu macam

- satu kesatuan

- selalu sudah terisi

- isi biasanya cair, dapat juga padat

- bisa oral, vaginal, rectal, topikal

- bentuknya bermacam - macam

1. Capsulae gelatinosae operculatae, Capsulae durae – bentuk silinder

Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi beberapa pabrik membikin kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul cangkang keras yang diisi di pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

101

Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 – 15 % air.

Kedalam cangkang kapsul ini dapat diisikan bahan-bahan obat padat (serbuk, massa pil) ataupun bahan obat cair (bukan cairan air), tentu saja bahan yang dimasukkan ke cangkang kapsul tidak merusak gelatine. Isinya berkisar antara 0,250 sampai 5 / 6 cm2.

Kapsul gelatine tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan melunakkan gelatin dan menimbulkan kerusakan kapsul.

Gambar 7.1. Kapsul keras

2. Capsulae Gelatinosae, Capsulae molles, bentuk bundar, bujur telur.

Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin (kadang-kadang disebut gel lunak ) sedikit lebih tebal

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

102

dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak seperti Titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis /sukrosa 5 %. Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6 – 13 %, umumnya berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur (disebut pearles atau globula).

Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi secara besar - besaran didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak yang bekerjanya long acting umumnya berisi granula dan disebut Spansule.

Gambar 7.2. Kapsul lunak

Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran

Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang dinyatakan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

103

dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5 ukuran terkecil.

Ukuran kapsul manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5

Kapsul untuk hewan : 12, 11, 10

Umumnya nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Adapula kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE) yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi kita untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan.

2) Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul

Keuntungan bentuk sediaan kapsul :

1. Bentuk menarik dan praktis

2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa/bau obat yang kurang enak.

3. Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.

4. Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam- macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

104

5. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.

Kerugian bentuk sediaan kapsul :

1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap dan zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul

2. Tidak untuk Balita

3. Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)

3) Proses Pengemasan Kapsul

A. Cara Pengisian Kapsul

Kapsul gelatin keras terdiri dari dua bagian yaitu bagian dalam / induk yaitu bagian yang lebih panjang (biasa disebut badan kapsul) dan bagian luar /tutup. Kapsul demikian juga disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi besar-besaran di pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk untuk memberikan penutupan yang baik bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan, untuk mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan penanganan.

Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

105

(1) Dengan tangan

Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.

Gambar 7.3. Pengisian kapsul dengan tangan

(2) Dengan alat bukan mesin

Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia yaitu Capsule Filler, dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

106

berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.

Caranya :

 Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang tidak bergerak.

 Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.

 Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.

Gambar 7.4. Pengisian kapsul dengan alat bukan mesin

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

107

(3) Dengan alat mesin

Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar- besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.

Gambar 7.5. Pengisian kapsul dengan mesin

B. Cara penutupan kapsul

Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa yakni menutupkan bagian tutup kedalam badan kapsul tanpa penambahan bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul dapat juga dilakukan dengan pemanasan langsung, menggunakan energi ultrasonik atau pelekatan menggunakan cairan campuran air – alkohol.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

108

Penutupan kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan cara khusus seperti diatas. Cara paling sederhana ialah menambahkan bahan perekat agar isinya tidak keluar atau bocor. Caranya oleskan sedikitcampuran air-alkohol atau larutan Gom 2% pada tepi dalam tutup kapsul, kemudian ditutup sambil diputar lalu diamkan beberapa lama dan capsul tetap pada posisi berdiri.

Untuk melihat adanya kebocoran kapsul tersebut kapsul diletakkan diatas kertas saring kemudian gerakkan ke depan dan ke belakang hingga menggelinding beberapa kali. Apabila kapsul tersebut bocor akan meninggalkan noda pada kertas.

Didalam pabrik yang besar penutupan kapsul dilakukan secara otomatis. Sebagai cairan penutup pada umumnya larutan gelatin yang diberi tambahan zat warna, sehingga kapsul yang telah ditutup akan kelihatan semacam pita yang berwarna. Warna ini dapat dipergunakan sebagai tanda pengenal dari suatu pabrik.

C. Cara Membersihkan Kapsul

Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

109

pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul perlu dibersihkan dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada pasien, terutama untuk kapsul yang dibuat dengan tangan .Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.

D. Pengisian Bahan Obat Cair ke Dalam Cangkang Kapsul Keras

(1) Zat-zat setengah cair/cairan kental

Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu banyak bahan inert, maka dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan, baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat.

(2) Zat cair / cairan

Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara.Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor atau keluar. Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap, kreosot atau alkohol

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

110

yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak/meleleh, harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40%. Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus, lalu tutup.

Cairan yang kurang beratnya dari 1 gram, dapat diteteskan langsung kedalam cangkang kapsul memakai pipet, jika tidak sampai terjadi kesalahan yang lebih besar dari 5%. Kalau sekiranya jumlah tetesannya tidak diketahui (yang umumnya tidak diketahui karena meupakan suatu campuran), dapat dicoba untuk sebuah cangkang kapsul yang seharusnya berisi sejumlah gram, berapa tetesannya, untuk selanjutnya diteteskan dengan jumlah yang sama dengan pipet dan cara yang sama pada tiap-tiap cangkang lainnya. Untuk mencegah kekurangan, bahan-bahan cair ini biasanya dilebihkan 10-20% atau perhitungan bahan obat untuk capsulnya dilebihkan satu atau dua capsul

4) Faktor – Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul

Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :

(1) Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)

Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

111

menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau amylum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.

(2) Mengandung campuran eutecticum

Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing- masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.

(3) Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.

(pemecahan sudah dibahas diatas)

(4) Penyimpanan yang salah

Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut. Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.

Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :

 dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering

 dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika gel (pengering)

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

112

 dalam wadah plastik yang diberi pengering

 dalam blitser / strip alumunium foil

Evaluasi/Pengujian Sediaan Kapsul

(1) Keseragaman Bobot

Menurut FI. III, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

 Kapsul berisi obat kering

Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.

Bobot rata-rata kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam persen ( % )

A

B

120 mg atau lebih

lebih dari 120 mg

10%

7,5%

20%

15%

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

113

 Kapsul berisi obat cair atau pasta

Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.

(2) Waktu Hancur

Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV, untuk melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester.

Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak dinyatakan dengan jelas, namun menurut FI. III,kecuali dinyatakan lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15 menit.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

114

Gambar 2.6. Desintegration tester

(3) Keseragaman Sediaan

Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.

(4) Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing – masing monografi.

Gambar 2.7. Disolution tester

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

115

Rangkuman

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, hard capsul) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul).

Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak

Kapsul keras Kapsul lunak

– terdiri atas tubuh dan tutup

– tersedia dalam bentuk kosong

– isi biasanya padat, dapat juga cair

– cara pakai per oral

– bentuk hanya satu macam

– Bentuk satu kesatuan

– selalu sudah terisi

– isi biasanya cair, dapat juga padat

– bisa oral, vaginal, rektal, topikal

– bentuknya bermacam -macam

Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5 ukuran terkecil.

Ukuran kapsul :

000

00 0 1

2

3 4

5

Untuk hewan :

12

11 10

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

116

Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu:

a. Dengan tangan

b. Dengan alat bukan mesin

c. Dengan alat mesin

Jenis Evaluasi/pengujian yang dilakukan diantaranya adalah:

a. Keseragaman Bobot

b. Waktu Hancur

c. Keseragaman Sediaan

d. Uji Disolusi

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

117

Pilihlah jawaban yang paling benar dari pertanyaan berikut ini!

1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan kerugian bentuk sediaan kapsul adalah......[ ]

a. Bentuk praktis

b. Dokter lebih leluasa memilih dosis

c. Lebih cepat diserap dibanding tablet

d. Tidak dapat digunakan untuk balita

e. Lebih stabil untuk bahan yang rusak oleh air

2. Ukuran cangkang kapsul yang terkecil dinyatakan dengan nomor...[ ]

a. 00

b. 0

c. 1

d. 2

e. 3

3. Pernyataan dibawah ini yang tidak termasuk syarat-syarat evaluasi untuk sediaan kapsul adalah....[ ]

a. Keseragaman bobot

b. Uji disolusi

c. Keregasan

d. Waktu hancur

e. Keseragam sediaan

Test Formatif

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

118

4. Kandungan air dari kapsul cangkang keras adalah.....[ ]

a. 6% – 13% d. 5% - 15%

b. 10% - 15 % e. 10% - 20%

c. 10% - 13%

5. Yang termasuk keuntungan bentuk sediaan kapsul.....[ ]

a. Baik digunakan untuk balita

b. Mudah ditelan dan cepat hancur

c. Pada penyimpanan bahan obat menjadi lembab

d. Baik untuk bahan obat yang mengandung air

e. Bisa dibagi

6. Untuk extrak kental dalam jumlah kecil pada pembuatan kapsul dibuat dengan cara......[ ]

a. Dimasukkan langsung dengan pipet

b. Diencerkan dulu dengan minyak lemak sampai kadar < 40%

c. Dibuat masa pil

d. Dikerjakan dilumpang panas lalu dikeringkan dengan bahan inert.

e. Dimasukkan dalam capsul lunak

7. Bahan obat higroskopis dapat dimasukkan ke kapsul keras dengan penambahan lactosa/amylum adalah....[ ]

a. NaI d. Alkohol

b. Gliserol e. Kreosot

c. Asam salisilat

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

119

8. Bahan yang umumnya digunakan untuk membuat cangkang kapsul adalah....[ ]

a. Gelones d. CMC

b. Agar e. Gelatin

c. Algin

9. Keseragam bobot kapsul berisi obat kering/serbuk adalah untuk 20 kapsul dengan bobot rata > 120 mg adalah...[ ]

a. 2 kapsul tidak boleh > 7,5% dan 18 kapsul tidak boleh >15%

b. 2 kapsul tidak boleh > 10% dan 18 kapsul tidak boleh > 20%

c. 2 kapsul tidak boleh > 5% dan 18 kapsul tidak boleh > 10%

d. 2 kapsul tidak boleh > 5% dan 18 kapsul tidak boleh > 20%

e. 2 kapsul tidak boleh > 10% dan 18 kapsul tidak boleh > 15%

10. Minyak lemak yang tidak merusak gelatin pada pembuatan kapsul dilakukan dengan cara.....[ ]

a. Dimasukkan langsung dengan pipet

b. Diencerkan dulu dengan minyak lemak sampai kadar < 40%

c. Dibuat masa pil

d. Dikerjakan dilumpang panas lalu dikeringkan dengan bahan inert.

e. Dimasukkan dalam capsul lunak

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

120

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

121

DAFTAR PUSTAKA

Anief. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kurasein, Ai. Dkk., 2014. Dasar – Dasar Kefarmasian Kelas X. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Martin, A.N. 2008. Farmasi Fisik: Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Jakarta: UI Press.

Moh. Anief. 1984. Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sulistio Gan. dkk. 1981. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Syamsuni, H.A. 2005. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Van Duin, C.F. 1947. Reseptir (terjemahan). Jakarta: PT. Soeroengan.

https://repositori.kemdikbud.go.id/10434/1/DASAR-DASAR%20KEFARMASIAN%201.pdf

https://repositori.kemdikbud.go.id/10431/1/DASAR-DASAR%20KEFARMASIAN%202.pdf

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

122

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

123

BIOGRAFI PENULIS

Penulis (Kintan Gemi Nastiti, S.Farm) lahir di Kabupaten Situbondo pada tanggal 13 Agustus 1997. Alamat tempat tinggal di Perumahan Griya Astari blok A-34, Desa Jurang Sapi, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso. Penulis menempuh pendidikan di SD Negeri Wonosari 1 (2004-2010), SMP Negeri 2 Tenggarang (2010-2013), dan SMA Negeri 1 Tenggarang (2013-2016). Penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Farmasi, Universitas Jember (2016-2021). Bidang minat yang diambil untuk bahan penelitian skripsi adalah Biosensor Kimia. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan non-akademik yaitu menjadi anggota UKM Seni terutama dibidang seni tari dan Marching Band.

Penulis bekerja sebagai Guru Produktif Farmasi di SMKS Manbaul Ulum Wonosari, Bondowoso, jurusan LPK3 (Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis dan Komunitas. Penulis dapat dihubungi melalui surat elektronik kintangeminas@gmail.com.

DASAR KEFARMASIAN

Layanan Penunjang Kefarmasian Klinis Dan Komunitas

124

Posting Komentar

0 Komentar