DASAR ILMU PERTANIAN



DASAR ILMU PERTANIAN

ILHAM ARFIANSYAH, S.P.

PENERBIT

CV. LICENSI

2024


Sangsi Pelanggaran

Pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. iii

DASAR ILMU PERTANIAN

ILHAM ARFIANSYAH, S.P.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. iv

Dasar Ilmu Pertanian

Dasar Ilmu Pertanian

Penulis

Penulis : : ILHAM ARFIANSYAH, S.P.ILHAM ARFIANSYAH, S.P.

Editor

Editor :: Taufik HidayatTaufik Hidayat

Penyunting

Penyunting : : Taufik HidayatTaufik Hidayat

ISBN :

ISBN :

Copyright ©

Copyright © DesemberDesember 20242024

Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal:

Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal: ixix ++ 152152

Hak Cipta dilindungi oleh undang

Hak Cipta dilindungi oleh undang--undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang meBahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik ngutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.penerbit.

Penata

Penata IsiIsi : : Wahyudi SetiawanWahyudi Setiawan

Cover

Cover : : Sofyan MalikiSofyan Maliki

Cetakan I,

Cetakan I, DesemberDesember 20242024

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan L

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 etnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, BondowosoPoncogati, Curahdami, Bondowoso--Jawa TimurJawa Timur

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Email :

Email : penerbitlicensi@gmail.compenerbitlicensi@gmail.com, Web : , Web : www.penerwww.penerbitlicensi.combitlicensi.com

Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT.

Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso--Jawa TimurJawa Timur

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Email:

Email: penerbitpenerbitlicensi@gmail.comlicensi@gmail.com

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. v

Kata Pengantar

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku yang berjudul "Dasar Ilmu Pertanian" ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini disusun sebagai panduan bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mengambil jurusan pertanian, dengan tujuan memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang pertanian.

Pertanian memegang peran penting dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas di bidang pertanian sangat diperlukan untuk mencetak generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di sektor pertanian modern. Buku ini berisi materi-materi dasar yang mencakup berbagai aspek pertanian, mulai dari teori dasar hingga praktik di lapangan, yang disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional.

Kami berharap buku ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi siswa dan tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar. Semoga pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dalam praktik pertanian sehari-hari dan mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam bidang pertanian.

Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. vi

berbagai pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para siswa, guru, dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan pertanian.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua.

Semoga bermanfaat dan selamat belajar!

Bondowoso, Agustus 2024

Penyusun

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vv

DAFTAR ISI ......................................................... vii

BAB I SEJARAH PERTANIAN

A. Definisi Pertanian ............................................. 1

B. Perkembangan Pertanian dari Masa ke Masa . 2

BAB II PERKEMBANGAN PERTANIAN

A. Pertanian Konvensianal dan Modern ............... 7

1. Pertanian Konvensional ................................ 8

2. Pertanian Modern......................................... 11

B. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Tradisional ............................................................ 14

C. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Modern 16

BAB III MENGENAL JENIS TANANAMAN

A. Pengelompokan Tanaman ............................... 19

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ........................................ 26

C. Faktor Biotik .................................................... 30

D. Faktor Abiotik .................................................. 37

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. viii

BAB IV MEDIA TANAM

A. Defiinisi Media Tanam .................................... 45

B. Jenis-Jenis Media Tanam ................................. 48

BAB V ALAT DAN MESIN PERTANIAN

A. Alat dan Mesin Pertanian ................................. 55

1. Alat Pertanian Tradisional ........................... 55

2. Alat Pertanian Modern ................................. 61

3. Jenis-Jenis Alat Bajak ................................... 67

B. Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian ....... 73

C. Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH) ................................. 79

D. Alat Pelindung Diri (APD) .............................. 81

BAB VI PERBANYAKAN TANAMAN

A. Pembiakan Tanaman ....................................... 87

1. Pembiakan Tanaman Secara Generatif ....... 87

2. Pembiakan Tanaman Secara vegetative ...... 93

BAB VII BUDIDAYA TANAMAN

A. Budidaya Tanaman .......................................... 111

B. Contoh Proses Produksi Tanaman .................. 121

C. Penanganan Pasca Panen dan Distribusi ........ 124

D. Contoh Teknis Penanganan Pascapanen dan Distribusi ............................................................... 132

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. ix

BAB VIII BISNIS DALAM BIDANG PERTANIAN

A. Agripreneur ....................................................... 135

B. Alur Bisnis dalam Bidang Pertanian ............... 139

GLOSARIUM ....................................................... 143

DAFTAR PUSTAKA ............................................ 147

TENTANG PENULIS ......................................... 151

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 1

BAB I

SEJARAH PERTANIAN

A. Definisi Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pertanian merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan pengelolaan tanah, budidaya tanaman, pemanenan tanaman, dan pemeliharaan hewan untuk menghasilkan produk pangan, serat, dan bahan baku lainnya. Pertanian dalam arti sempit dinamakan dengan pertanian rakyat atau pertanian yang hanya melakukan budidaya tanaman saja, sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Sumber: (dok.Instagram/@vestanesia/https://www.instagram.com/p/CPagxe-h5MJ/Komarudin) Gambar 1. Kegiatan Petani Menanam Padi di Sawah

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 2

Pertanian mencakup berbagai aspek, termasuk penanaman tanaman pangan seperti padi, jagung, singkong, dan kedelai, pembiakan hewan seperti sapi, ayam, dan kambing, serta teknik-teknik pemeliharaan tanah dan sumber daya alam yang lainnya untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan hewan. Selain itu, kegiatan pertanian juga mencakup praktik-praktik seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama, dan pengolahan hasil panen. Tujuan utama dari pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan bahan baku industri, serta meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.

B. Perkembangan Pertanian dari Masa ke Masa

Perkembangan pertanian dari masa ke masa merupakan perjalanan panjang yang dipenuhi dengan inovasi, penyesuaian, dan transformasi. Pertanian terus mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia serta memanfaatkan sumber daya secara lebih efektif. Sejarah pertanian menggambarkan perubahan panjang dari cara manusia memproduksi makanan dan barang-barang yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Berikut adalah gambaran umum mengenai perkembangan pertanian dari zaman prasejarah hingga era modern:

1. Pertanian Prasejarah

Revolusi Neolitik (sekitar 10.000-8.000 SM), pada periode di mana manusia mulai beralih dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi petani tetap.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 3

Mereka mulai menanam tanaman seperti gandum, barley, dan lentil, serta mulai mengembangbiakkan hewan seperti kambing dan domba. Pertanian pertama kali muncul di kawasan yang dikenal sebagai "Lingkaran Subur" di Timur Tengah, yang meliputi bagian dari Mesopotamia, Mesir, dan Lembah Sungai Indus.

Sumber: buguruku.com/masa-bercocok-taman-zaman-praaksara-di-indonesia/

Gambar 2. Manusia melakukan Kegiatan Pertanian di sekitar Sungai

2. Pertanian Klasik dan Zaman Pertengahan

Peradaban Klasik (sekitar 3.000 SM - 500 M), pada zaman ini pertanian menjadi lebih terorganisir di berbagai peradaban besar seperti Mesir, Yunani, dan Romawi. Inovasi seperti irigasi, pengolahan tanah

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 4

dengan bajak, dan teknik penyimpanan hasil panen mulai diperkenalkan.

Zaman Pertengahan (sekitar 500-1500 M), di Eropa, pertanian mengalami kemajuan dengan pengenalan sistem penggarapan tiga lapisan, di mana tanah dibagi menjadi tiga bagian dan diputar antara tanaman biji-bijian, legum, dan tanah kosong. Teknik-teknik baru seperti penggunaan kuda untuk membajak dan pengenalan pupuk organik juga muncul.

3. Revolusi Pertanian

Revolusi Pertanian Inggris (1700-an), selama periode ini, terjadi perbaikan besar dalam teknik pertanian di Inggris dengan pengembangan sistem rotasi tanaman yang lebih efisien, pembiakan tanaman, dan pengenalan alat pertanian yang lebih canggih seperti bajak besi. Inovasi ini menyebabkan peningkatan produktivitas dan berkontribusi pada pertumbuhan populasi serta urbanisasi.

Revolusi Hijau (1950-an - 1960-an), Ini adalah periode penting di abad ke-20 ketika teknologi pertanian modern seperti pupuk kimia, pestisida, dan varietas tanaman unggul diperkenalkan. Revolusi Hijau meningkatkan hasil panen secara signifikan dan membantu mengatasi kelaparan di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 5

4. Pertanian Kontemporer

Di abad ke-21, perhatian beralih pada pertanian berkelanjutan yang mengutamakan praktik ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya yang efisien, dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan teknologi tinggi seperti pertanian presisi, bioteknologi, dan sistem informasi geografis (GIS) semakin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

Sumber: amtast.id/pengertian-dan-manfaat-pertanian-modern/

Gambar 3. Teknologi yang Digunakan dalam Pertanian Modern

Sejarah pertanian mencerminkan perjalanan panjang dari pengembangan teknik dasar hingga inovasi modern. Pada masa prasejarah, pertanian dimulai sekitar 10.000 tahun lalu dengan mengadaptasi hewan dan tumbuhan liar agar dapat dipelihara dan dirawat oleh manusia, yang kemudian

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 6

berkembang pesat selama Revolusi Neolitik dengan penemuan teknik bercocok tanam tetap dan alat pertanian sederhana. Pada zaman klasik, peradaban kuno seperti Mesir dan Mesopotamia memperkenalkan sistem irigasi yang kompleks dan teknik pemupukan, sementara Yunani dan Romawi mengembangkan alat pertanian logam dan sistem rotasi tanaman. Pada Abad Pertengahan, teknik pertanian lebih maju dengan penggunaan bajak dan sistem pengelolaan tanah yang lebih efisien. Revolusi Pertanian abad ke-18 membawa inovasi besar seperti mekanisasi dan pemupukan kimiawi, yang memicu transformasi besar dalam produksi pangan. Masuk ke era modern, teknologi canggih seperti bioteknologi, pertanian presisi, dan sistem digital telah mempercepat produktivitas dan efisiensi, menjadikan pertanian lebih berkelanjutan dan responsif terhadap tantangan global. Sejarah pertanian menunjukkan bagaimana manusia telah beradaptasi dan mengembangkan metode untuk memenuhi kebutuhan pangan seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial.

b

Mesopotamia Pelopor Pembangunan Sistem Irigasi. Ilmuan Arab Pelopor Pengembangan Alat Irigasi

Sekitar tahun 7000 SM, Mesopotamia membangun sebuah sistem irigasi sederhana pertama di dunia. Sistem irigasi ini kemudian dikembangkan menjadi sistem irigasi berskala besar pada tahun 4000 SM di Rusia Selatan berbentuk kanal. Teknologi irigasi terbarukan ini memiliki lebar 10 kaki dan panjang lebih dari satu mil.

(Sumber: https://msmbindonesia.com/6-fakta-tentang-pertanian-nomor-3-buat-anda-penasaran/)

FAKTA PERTANIAN

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 7

BAB II

PERKEMBANGAN PERTANIAN

A. Pertanian Konvensional dan Modern

Perkembangan proses produksi tanaman dari konvensional hingga modern mencerminkan kemajuan teknologi, peningkatan efisiensi, dan perhatian terhadap keberlanjutan. Pertanian konvensional dan modern mencerminkan dua pendekatan yang berbeda dalam praktek bercocok tanam dan produksi pangan. Pertanian konvensional yang telah digunakan sejak zaman dahulu mengandalkan metode tradisional seperti penggunaan alat pertanian manual, sistem irigasi sederhana, dan pemupukan organik. Teknik ini sering kali berfokus pada rotasi tanaman dan pengendalian hama secara manual. Di sisi lain, pertanian modern mengintegrasikan teknologi canggih dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi. Pendekatan ini melibatkan mekanisasi pertanian dengan penggunaan mesin seperti traktor dan pemanen otomatis, serta teknologi digital seperti sensor dan drone untuk memantau kondisi tanaman. Modernisasi juga mencakup penggunaan pupuk kimia dan pestisida terintegrasi, serta praktik pertanian presisi yang memanfaatkan data untuk mengoptimalkan setiap aspek produksi. Dengan demikian, pertanian modern berusaha meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sambil mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Berikut adalah

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 8

gambaran mengenai perkembangan proses produksi tanaman dari metode konvensional ke metode modern.

Sumber: msg3organic.co.id/en/3-sistem-pertanian-modern/

Gambar 4. Sistem Pertanian Modern Menggunakan Penyiraman Otomatis

1. Metode Konvensional

a. Perencanaan dan Persiapan Tanah

- Penanaman Tradisional: Menggunakan alat pertanian sederhana seperti cangkul dan bajak tangan.

- Pengolahan Tanah: Mengandalkan tenaga kerja manual untuk membajak dan menggemburkan tanah, sering kali dengan hasil yang kurang konsisten.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 9

Sumber: mitracahaya.com

Gambar 5. Petani sedang Menggunakan Cangkul yang Merupakan Alat Pertanian Konvensional

b. Penanaman

- Benih dan Bibit: Menggunakan benih lokal tanpa penyeleksian khusus atau pengolahan benih.

- Teknik Penanaman: Metode manual, sering kali dengan jarak tanam yang kurang teratur.

c. Perawatan

- Pengairan: Menggunakan sistem pengairan tradisional seperti irigasi parit atau penyiraman manual.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 10

- Pemupukan: Pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang digunakan, sering kali tanpa analisis kebutuhan spesifik tanaman.

- Pengendalian Hama dan Penyakit: Bergantung pada metode tradisional seperti penggunaan pestisida alami atau rotasi tanaman.

d. Panen

- Metode Manual: Panen dilakukan secara manual dengan tangan atau alat sederhana, yang dapat mempengaruhi hasil panen.

Sumber: Foto/Ilustrasi/SINDOnews

Gambar 6. Petani sedang Merontokkan Padi Secara Manual

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 11

e. Pasca Panen

- Pengolahan: Pengolahan pasca panen dilakukan secara manual dengan sedikit teknologi, termasuk pencucian dan pengeringan yang dilakukan secara sederhana.

2. Metode Modern

a. Perencanaan dan Persiapan Tanah

- Teknologi Canggih: Menggunakan alat berat seperti traktor dan mesin pembajak untuk memproses tanah secara lebih efisien dan konsisten.

- Pengolahan Tanah: Teknologi GPS dan sistem pemantauan tanah digunakan untuk analisis dan pengolahan yang lebih tepat sasaran.

b. Penanaman

- Benih dan Bibit: Menggunakan benih yang telah diseleksi dan dikembangkan melalui bioteknologi untuk meningkatkan hasil dan ketahanan tanaman.

- Teknik Penanaman: Metode penanaman terencana dengan jarak tanam yang optimal, dan sering kali menggunakan mesin penanam otomatis.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 12

Sumber: infopublik.id

Gambar 7. Kegiatan Penanaman Padi Menggunakan Alat Mesin Pertanian

c. Perawatan

- Pengairan: Menggunakan sistem irigasi tetes, sistem irigasi otomatis, atau teknologi sensor kelembaban untuk pengairan yang lebih efisien dan hemat air.

- Pemupukan: Menggunakan pupuk yang diformulasikan khusus berdasarkan analisis tanah dan kebutuhan tanaman, dengan penerapan teknologi pemupukan presisi.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 13

- Pengendalian Hama dan Penyakit: Menggunakan pestisida modern dengan aplikasi berbasis teknologi dan metode pengendalian hama yang lebih canggih, termasuk penggunaan biopestisida dan integrasi pest management (IPM).

d. Panen

- Teknologi Panen: Penggunaan mesin panen otomatis dan alat pemanen canggih untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi panen serta mengurangi kerusakan produk.

Sumber: humas.jatengprov.go.id

Gambar 8. Kegiatan Panen Padi Menggunakan Mesin Panen

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 14

e. Pasca Panen

- Pengolahan: Penggunaan teknologi modern untuk pengolahan pasca panen, termasuk mesin cuci otomatis, pengeringan cepat, dan sistem pengemasan yang lebih efisien.

- Penyimpanan: Teknologi penyimpanan canggih seperti penyimpanan berpendingin dan kontrol ruangan untuk menjaga kesegaran dan kualitas produk.

B. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Tradisional

Pertanian tradisional adalah metode pertanian yang telah digunakan secara turun-temurun dan sering kali melibatkan praktik yang lebih sederhana serta berbasis pada pengetahuan lokal dan pengalaman. Metode ini biasanya lebih mengandalkan tenaga kerja manual dan bahan alami dibandingkan dengan teknologi modern. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari pertanian tradisional:

No

Kelebihan Pertanian Tradisional

Kekurangan Pertanian Tradisional

1

Keberlanjutan Ekologis

Pertanian tradisional cenderung lebih ramah lingkungan karena mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis. Penggunaan kompos dan pupuk organik, serta teknik konservasi tanah, membantu

Produktivitas yang Relatif Rendah

Pertanian tradisional sering memiliki hasil panen yang lebih rendah dibandingkan dengan metode pertanian modern karena terbatasnya penggunaan teknologi dan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 15

menjaga kesehatan tanah dan ekosistem lokal.

input.

2

Peningkatan Kualitas Tanah

Metode seperti rotasi tanaman, penanaman legum, dan penggunaan pupuk organik membantu memperbaiki dan mempertahankan kesuburan tanah secara alami.

Ketergantungan pada Tenaga Kerja Manual

Metode ini biasanya memerlukan lebih banyak tenaga kerja manual, yang bisa menjadi tantangan dalam hal efisiensi dan produktivitas, terutama jika tenaga kerja terbatas.

3

Pelestarian Biodiversitas

Pertanian tradisional sering melibatkan penanaman berbagai jenis tanaman dan varietas lokal, yang mendukung keanekaragaman hayati dan mengurangi risiko hama serta penyakit.

Kurangnya Akses ke Teknologi dan Pupuk Modern

Terbatasnya akses ke teknologi modern dan pupuk kimia dapat membatasi potensi pertumbuhan dan pengendalian hama, serta menghambat inovasi dalam praktik pertanian.

4

Ketahanan Terhadap Krisis

Dengan mengandalkan metode lokal dan pengetahuan tradisional, pertanian ini sering lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan dan perubahan iklim.

Rentan terhadap Risiko Alam

Pertanian tradisional bisa lebih rentan terhadap kerusakan akibat cuaca ekstrem, kekeringan, atau penyakit tanaman karena tidak selalu dilengkapi dengan sistem pencegahan risiko yang canggih.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 16

5

Keterhubungan Sosial dan Budaya

Pertanian tradisional seringkali terintegrasi dengan kebudayaan lokal, memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan pengetahuan tradisional serta praktik komunitas.

Kurangnya Skalabilitas

Metode tradisional sering kali sulit diterapkan dalam skala besar, membatasi potensi ekspansi dan penyesuaian terhadap permintaan pasar yang lebih besar.

Pertanian tradisional memiliki nilai penting dalam pelestarian lingkungan dan budaya lokal, tetapi juga memiliki keterbatasan dalam hal efisiensi dan produktivitas. Beberapa pendekatan modern mencoba menggabungkan elemen terbaik dari pertanian tradisional dan teknologi modern untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan produktif.

C. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Modern

Pertanian modern merujuk pada metode pertanian yang memanfaatkan teknologi canggih, praktik ilmiah, dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Metode ini sering melibatkan penggunaan mesin, pestisida, pupuk kimia, serta sistem irigasi yang terotomatisasi. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari pertanian modern:

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 17

No

Kelebihan Pertanian Modern

Kekurangan Pertanian Modern

1

Produktivitas Tinggi

Pertanian modern memungkinkan hasil panen yang lebih tinggi per hektar berkat penggunaan varietas unggul, pupuk kimia, dan teknik budidaya yang efisien. Teknologi seperti mesin traktor dan pemanen juga mempercepat proses pertanian.

Dampak Lingkungan Negatif

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, serta mengurangi keanekaragaman hayati. Erosi tanah juga bisa terjadi akibat pengolahan tanah yang intensif.

2

Efisiensi dalam Pengelolaan Sumber Daya

Teknologi modern, seperti sistem irigasi otomatis dan pemupukan presisi, memungkinkan penggunaan air dan nutrisi yang lebih efisien, mengurangi pemborosan dan meningkatkan hasil tanaman.

Ketergantungan pada Bahan Kimia

Ketergantungan pada bahan kimia dapat menimbulkan masalah seperti resistensi hama dan penyakit, serta mengurangi kualitas tanah dan keberagaman nutrisi tanaman.

3

Pengendalian Hama dan Penyakit yang Lebih Baik

Penggunaan pestisida dan teknik pengendalian hama modern dapat mengurangi kerugian akibat hama dan penyakit tanaman secara

Kesehatan dan Kesejahteraan Pekerja

Paparan berlebihan terhadap bahan kimia pertanian dapat berdampak negatif pada kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar, termasuk

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 18

signifikan, menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan hasil panen.

risiko keracunan dan gangguan kesehatan jangka panjang.

4

Penelitian dan Inovasi

Pertanian modern sering melibatkan penelitian ilmiah dan pengembangan varietas tanaman baru yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi cuaca ekstrem, meningkatkan ketahanan tanaman.

Biaya Awal yang Tinggi

Investasi dalam teknologi modern, mesin, dan sistem irigasi canggih dapat membutuhkan biaya awal yang tinggi, yang mungkin sulit dijangkau oleh petani kecil atau petani di negara berkembang.

5

Skala Ekonomi

Dengan kapasitas produksi yang besar dan penggunaan teknologi canggih, pertanian modern dapat memproduksi pangan dalam jumlah besar dengan biaya per unit yang lebih rendah, membuat harga pangan lebih terjangkau.

Ketergantungan pada Teknologi

Ketergantungan pada teknologi canggih dapat menyebabkan masalah jika terjadi kerusakan atau kegagalan teknologi, dan mungkin memerlukan keterampilan khusus yang tidak dimiliki oleh semua petani.

Pertanian modern menawarkan banyak keuntungan dalam hal produktivitas dan efisiensi, tetapi juga menimbulkan tantangan terkait dampak lingkungan, kesehatan, dan biaya. Pendekatan yang lebih berkelanjutan, seperti pertanian presisi dan teknik berbasis ilmiah yang meminimalkan dampak negatif, sedang dikembangkan untuk mengatasi beberapa kekurangan tersebut.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 19

BAB III

JENIS TANAMAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHANNYA

A. Pengelompokan Tanaman

Tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria. Tanaman dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, seperti tanaman pangan, tanaman sayuran, tanaman buah, dan tanaman hias. Pengelompokan tanaman dapat membantu dalam memahami fungsi dan penggunaan tanaman tersebut. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing kategori:

1. Tanaman Pangan

Tanaman pangan adalah tanaman yang ditanam khusus untuk di konsumsi manusia atau hewan. Tanaman pangan biasanya menghasilkan biji, buah, atau bagian lain yang dapat dimakan. Kategori ini meliputi:

Biji-bijian: Tanaman yang menghasilkan biji yang kaya karbohidrat, biasanya digunakan sebagai bahan dasar makanan pokok. Contohnya:

- Padi

- Jagung

- Gandum

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 20

Kacang-kacangan: Tanaman yang menghasilkan biji yang sering digunakan sebagai sumber protein. Contohnya:

- Kedelai

- Kacang hijau

- Kacang tanah

- Kacang polong

Umbi-umbian: Tanaman yang menghasilkan umbi pada bagian bawah tanah. Contohnya:

- Kentang

- Ubi jalar

- Singkong

Sumber: Corteva.id

Gambar 9. Tanaman Jagung Merupakan Salah Satu Jenis Tanaman Pangan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 21

2. Sayuran

Tanaman sayuran adalah jenis tanaman yang dibudidayakan khusus untuk dikonsumsi bagian-bagiannya untuk dikonsumsi. Bagian-bagian yang dikonsumsi bisa berupa daun, batang, akar, umbi, atau buah. Tanaman sayuran ini memiliki berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Selain itu, tanaman sayuran juga dapat ditanam di berbagai jenis lingkungan, dari pekarangan rumah hingga ladang pertanian besar. Kategori ini meliputi:

Sayuran Daun: Bagian tanaman yang diambil daunnya untuk di konsumsi. Contohnya:

- Bayam

- Sawi

- Selada

- Kangkung

Sayuran Batang: Bagian tanaman yang diambil batangnya untuk dikonsumsi. Contohnya:

- Seledri

- Asparagus

Sayuran Umbi: Bagian tanaman yang diambil umbinya untuk dikonsumsi. Contohnya:

- Kentang

- Lobak

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 22

- Wortel

Sayuran Buah: Tanaman yang menghasilkan buah untuk dikonsumsi, tetapi biasanya dikategorikan sebagai sayuran dalam konteks kuliner. Contohnya:

- Tomat

- Terong

- Paprika

Sumber: demfarm.id/ini-rahasia-agar-tanaman-sayuran-anda-tetap-segargoogle_vignette

Gambar 10. Tanaman Selada Merupakan Salah Satu Jenis Tanaman Sayuran

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 23

3. Tanaman Buah

Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah dan dapat dikonsumsi sebagai makanan. Buah ini biasanya merupakan hasil dari bunga tanaman dan bisa dikonsumsi langsung atau diolah menjadi berbagai produk makanan. Buahnya dapat tumbuh di pohon, semak, atau bahkan tanaman merambat. Kategori ini meliputi:

Buah Pohon: Tanaman yang biasanya memiliki struktur batang yang lebih besar. Contohnya:

- Apel

- Mangga

- Jeruk

- Alpukat

Sumber: https://www.travelmalang.id/wisata-petik-buah-di-malang/

Gambar 11. Tanaman Jeruk Merupakan Salah Satu Jenis Tanaman Buah

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 24

Buah Semak: Tanaman berjenis semak dan biasanya lebih kecil daripada buah pohon. Contohnya:

- Blueberry

- Raspberry

- Stroberi

Buah Merambat: Tanaman berjenis merambat dan sering tumbuh di tanah atau dengan dukungan tiang. Contohnya:

- Anggur

- Kiwi

- Melon

4. Tanaman Hias

Tanaman hias adalah tanaman yang ditanam untuk tujuan estetika, yaitu untuk mempercantik ruangan, taman, atau lanskap. Tanaman ini sering dipilih karena bentuk, warna, dan tekstur daunnya, bunga, atau buahnya. Tanaman hias sering digunakan di taman, kebun, atau di dalam ruangan. Kategori ini meliputi:

Tahun 6000 SM Jadi Awal Era Pertanian Buah

Walaupun era pertanian dimulai sejak tahun 10.000 SM, nyatanya pertanian buah baru saja dimulai tahun 6000 SM – 3000 SM. Di rentang tahun tersebut, Buah Ara menjadi salah satu tanaman buah yang pertama kali dibudidayakan.

(Sumber: https://msmbindonesia.com/6-fakta-tentang-pertanian-nomor-3-buat-anda-penasaran/)

FAKTA PERTANIAN

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 25

Tanaman Bunga: Ditanam terutama untuk keindahan bunga. Contohnya:

- Mawar

- Anggrek

- Tulip

Tanaman Daun Hias: Ditanam untuk keindahan daunnya, yang bisa bervariasi dalam bentuk, warna, dan pola. Contohnya:

- Monstera

- Sirih gading (Pothos)

- Fern (Pakis)

Tanaman Kaktus dan Sukulen: Tanaman dengan adaptasi khusus untuk menyimpan air dan bertahan di lingkungan kering. Tanaman ini sangat cocok untuk ditanam didaerah yang kekurangan air. Contohnya:

- Kaktus

- Aloe vera

- Echeveria

Sumber: paktanidigital.com

Gambar 12. Tanaman Anggrek Merupakan Salah Satu Jenis Tanaman Hias

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 26

B. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor alam, karena tanaman merupakan makhluk hidup yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan sekitar untuk tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor alam yang memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman meliputi:

1. Cahaya Matahari:

Intensitas Cahaya: Tanaman membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Intensitas cahaya yang cukup akan mendukung pertumbuhan dan produksi energi tanaman.

Kebutuhan Cahaya: Setiap jenis tanaman memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda. Ada tanaman yang memerlukan cahaya penuh dan ada yang dapat tumbuh baik dalam kondisi cahaya rendah.

2. Air:

Kebutuhan Hidrasi: Air adalah komponen penting dalam proses fotosintesis dan juga berfungsi sebagai pelarut untuk nutrisi dalam tanah. Kekurangan air dapat menyebabkan kekeringan dan penurunan pertumbuhan, sedangkan kelebihan air dapat menyebabkan pembusukan akar.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 27

Kualitas Air: Kualitas air, termasuk pH dan kandungan garam, juga mempengaruhi kesehatan tanaman. Air yang terlalu asin atau terlalu asam/basa dapat merusak tanaman.

3. Nutrisi Tanah:

Ketersediaan Hara: Tanaman memerlukan berbagai nutrisi dari tanah seperti nitrogen, fosfor, kalium, serta unsur mikro seperti besi dan magnesium untuk pertumbuhan yang optimal. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan keracunan.

pH Tanah: pH tanah mempengaruhi kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi. pH tanah yang sesuai membantu tanaman dalam menyerap nutrisi dengan efektif. Setiap jenis tanaman memiliki rentang pH yang ideal. Tanah yang terlalu asam atau basa dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting.

Sumber: youtube.com/rumahbibit

Gambar 13. Pengukuran pH Tanah dengan Alat pH Meter

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 28

4. Suhu:

Metabolisme: Suhu mempengaruhi laju metabolisme tanaman. Suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat mengganggu proses biologis penting seperti fotosintesis dan respirasi.

Zona Pertumbuhan: Setiap tanaman memiliki rentang suhu ideal untuk pertumbuhannya. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi metabolisme dan aktivitas enzim, sehingga mempengaruhi pertumbuhan. Suhu yang ekstrem dapat menyebabkan stres atau bahkan kematian tanaman.

5. Udara:

Kelembapan Udara: Kelembapan udara mempengaruhi proses transpirasi, yaitu kehilangan air dari tanaman melalui daun. Kelembapan udara yang rendah dapat meningkatkan transpirasi, sedangkan kelembapan udara yang tinggi dapat mengurangi transpirasi.

6. Jenis Tanah:

Struktur Tanah: Struktur tanah mempengaruhi aerasi dan kemampuan tanah untuk menahan air. Struktur tanah yang optimal memungkinkan keseimbangan antara retensi air dan drainase. Agregat tanah yang baik membantu tanah menahan air dengan cukup tanpa menyebabkan genangan. Tanah dengan agregat yang

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 29

baik memudahkan akar tanaman untuk menembus dan berkembang dengan bebas. Akar dapat menyebar lebih jauh untuk mencari air dan nutrisi. Tanah yang terlalu padat atau kompak memiliki sedikit ruang udara, mengurangi oksigen yang tersedia untuk akar. Ini dapat menyebabkan stres pada akar, pembusukan akar, dan penurunan kesehatan tanaman secara keseluruhan.

7. Kesehatan Tanaman

Penyakit dan Hama: Infeksi oleh patogen atau serangan hama dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menyebabkan kerusakan.

Pengendalian Hama dan Penyakit: Upaya pengendalian yang tepat diperlukan untuk melindungi tanaman dari ancaman ini.

Sumber: dok FAO Indonesia

Gambar 14. Ulat Merupakan Hama yang Merusak Tanaman

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 30

8. Faktor Genetik

Varietas Tanaman: Genetik tanaman menentukan potensi pertumbuhannya, ketahanan terhadap penyakit, dan kebutuhan nutrisinya.

9. Kondisi Lingkungan Lain

Keberadaan Gangguan: Faktor seperti polusi atau aktivitas manusia yang mengganggu lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Mengelola dan memahami faktor-faktor ini secara efektif dapat membantu dalam mencapai hasil pertanian atau kebun yang optimal. Secara keseluruhan, faktor-faktor alam ini saling berinteraksi dan menciptakan kondisi yang dapat mendukung atau menghambat pertumbuhan tanaman. Memahami dan mengelola faktor-faktor ini dengan baik sangat penting untuk budidaya tanaman yang sukses dan keberlanjutan ekosistem.

C. Faktor Biotik

Faktor biotik adalah elemen kehidupan yang memengaruhi proses produksi tanaman. Faktor-faktor ini meliputi berbagai organisme hidup dan interaksinya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan, dan hasil tanaman. Berikut adalah faktor biotik yang berpengaruh pada proses produksi tanaman, serta penjelasan tentang dampaknya:

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 31

1. Hama

Hama adalah organisme yang merusak tanaman, seperti serangga, tikus, dan burung. Contoh umum meliputi wereng, ulat, dan kutu daun.

Pengaruh: Hama dapat menyebabkan kerusakan langsung pada bagian tanaman (daun, batang, akar), mengurangi kualitas dan hasil panen, serta meningkatkan risiko infeksi penyakit. Pengendalian hama yang efektif melibatkan penggunaan pestisida, pengendalian biologis, dan teknik pertanian terintegrasi.

Sumber: https://diperpa.badungkab.go.id/berita/12208-cara-efektif-kendalikan-hama-tikus-pada-tanaman

Gambar 15. Tikus Merupakan Hama Pemakan Tanaman

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 32

2. Penyakit Tanaman

Penyakit tanaman disebabkan oleh patogen seperti jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Contoh termasuk busuk akar, embun tepung, dan mosaik virus.

Pengaruh: Penyakit tanaman dapat menurunkan produktivitas, mengurangi kualitas produk, dan menyebabkan kerugian ekonomi. Pengendalian penyakit melibatkan penggunaan varietas tahan penyakit, fungisida, dan metode sanitasi.

Sumber: https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/penyakit-tanaman-pertanian/organisme-penyebab-penyakit-tanaman Gambar 16. Gejala Serangan Penyakit Alternaria Solani pada Daun

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 33

3. Persaingan dengan Gulma

Gulma adalah tanaman liar yang bersaing dengan tanaman utama untuk sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya.

Pengaruh: Gulma dapat mengurangi hasil tanaman utama dengan menyerap nutrisi dan air, serta menambah beban kerja dalam pemeliharaan. Pengendalian gulma dapat dilakukan melalui teknik mekanik, kimiawi, atau penggunaan tanaman penutup tanah.

Sumber: radarsemarang.jawapos.com/berita/723320709/sering-dianggap-tanaman-hama-rumput-teki-ternyata-memiliki-banyak-manfaat-bagi-kesehatan Gambar 17. Rumput Teki Merupakan Salah Satu Jenis Gulma

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 34

4. Polinator

Polinator, seperti lebah, kupu-kupu, dan serangga lainnya, berperan dalam proses penyerbukan tanaman berbunga.

Pengaruh: Kehadiran polinator yang cukup meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi tanaman berbunga. Kekurangan polinator dapat mengurangi hasil dan kualitas buah atau biji.

Sumber: dok VOA Indonesia Gambar 17. Kupu-Kupu Sebagai Polinator Membantu Proses Penyerbukan Bunga

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 35

5. Perekat dan Interaksi Antar-Tanaman

Interaksi antara tanaman yang berbeda, baik sebagai tanaman pengikut maupun tanaman penutup tanah, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

Pengaruh: Beberapa tanaman dapat saling mendukung dengan memberikan perlindungan atau meningkatkan ketersediaan nutrisi, sementara yang lain dapat bersaing atau menghambat pertumbuhan tanaman lain.

6. Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan mikoriza yang hidup di tanah memainkan peran penting dalam kesehatan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Pengaruh: Mikroorganisme tanah membantu dalam proses dekomposisi bahan organik, penguraian nutrisi, dan perlindungan terhadap patogen. Mikroorganisme seperti mikoriza dapat meningkatkan penyerapan nutrisi oleh akar tanaman.

7. Pakan dan Simbiosis

Interaksi simbiotik antara tanaman dan organisme lain, seperti bakteri pengikat nitrogen atau jamur mikoriza.

Pengaruh: Hubungan simbiotik dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi,

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 36

khususnya nitrogen, dan meningkatkan ketahanan terhadap stres lingkungan.

8. Pola Perilaku Hewan Herbivora

Hewan herbivora, seperti sapi, domba, atau rusa, yang memakan bagian tanaman.

Pengaruh: Herbivora dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman dengan merusak bagian tanaman yang dapat mengurangi hasil panen dan kualitas. Pengelolaan populasi herbivora dan perlindungan tanaman adalah bagian dari strategi pengendalian.

9. Faktor Sosial dan Ekonomi

Interaksi antara manusia dan tanaman, termasuk praktek pertanian, kebijakan, dan pasar.

Pengaruh: Faktor ini mencakup keputusan manajerial tentang penggunaan pestisida, rotasi tanaman, dan teknik pertanian yang dapat mempengaruhi kesehatan dan hasil tanaman.

Faktor biotik memiliki dampak signifikan pada proses produksi tanaman, mempengaruhi pertumbuhan, kesehatan, dan hasil panen. Mengelola faktor-faktor ini dengan strategi yang efektif dan terintegrasi sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan. Pengelolaan yang baik mencakup pemahaman tentang interaksi antar organisme, penerapan teknik pengendalian yang tepat, dan penggunaan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 37

pengetahuan ilmiah untuk mendukung praktik pertanian yang efektif.

D. Faktor Abiotik

Faktor abiotik adalah elemen lingkungan non-hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman. Faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis, menyerap nutrisi, dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor abiotik utama yang berpengaruh pada proses produksi tanaman:

1. Iklim dan Cuaca

- Temperatur

Suhu lingkungan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman, perkembangan, dan waktu pematangan. Setiap jenis tanaman memiliki rentang suhu optimal untuk pertumbuhannya.

Pengaruh: Suhu ekstrem, baik terlalu tinggi atau rendah, dapat menyebabkan stres pada tanaman, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi hasil panen. Misalnya, suhu yang terlalu rendah dapat mengakibatkan pembekuan, sementara suhu tinggi dapat menyebabkan penguapan air yang berlebihan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 38

- Curah Hujan

Jumlah dan distribusi curah hujan mempengaruhi ketersediaan air untuk tanaman.

Pengaruh: Kelebihan atau kekurangan curah hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, mengakibatkan kekeringan atau pembusukan akar. Sistem irigasi sering kali diperlukan untuk mengelola fluktuasi curah hujan.

- Kelembapan Udara

Kelembapan udara mempengaruhi proses transpirasi tanaman dan penyebaran penyakit.

Pengaruh: Kelembapan yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jamur dan bakteri, sementara kelembapan yang rendah dapat menyebabkan kehilangan air yang cepat dari tanaman.

- Kecepatan dan Arah Angin

Angin mempengaruhi laju evaporasi dan dapat merusak tanaman.

Pengaruh: Angin kencang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada tanaman, mempercepat penguapan air, dan mengurangi kelembapan tanah. Di sisi lain, angin yang sepoi-sepoi dapat membantu penyerbukan tanaman berbunga.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 39

Sumber: https://pertanian.umk.ac.id/index.php/component/content/article?id=2864:dampak-curah-hujan-tinggi-bagi-sektor-pertanian Gambar 18. Cuaca Menjadi Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

2. Tanah

- Kandungan Nutrisi

Tanah mengandung berbagai nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Pengaruh: Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Pengelolaan tanah dan pemupukan yang tepat diperlukan untuk memastikan ketersediaan nutrisi yang seimbang.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 40

- pH Tanah

pH tanah mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan aktivitas mikroorganisme tanah.

Pengaruh: pH tanah yang tidak sesuai (terlalu asam atau terlalu basa) dapat menghambat penyerapan nutrisi dan mempengaruhi kesehatan tanaman. Penyesuaian pH tanah dapat dilakukan dengan penggunaan kapur untuk tanah asam atau sulfur untuk tanah basa.

- Tekstur dan Struktur Tanah

Tekstur tanah (proporsi pasir, silt, dan lempung) mempengaruhi kapasitas tanah untuk menyimpan air dan nutrisi.

Pengaruh: Tanah berpasir cenderung mengering lebih cepat dan memiliki kapasitas retensi air yang rendah, sementara tanah lempung dapat menahan air lebih baik tetapi mungkin mengalami masalah drainase. Struktur tanah juga mempengaruhi aerasi akar dan penetrasi akar.

3. Ketersediaan Air

Ketersediaan air di tanah sangat penting untuk fotosintesis, transportasi nutrisi, dan pertumbuhan tanaman.

Pengaruh: Kekurangan air dapat menyebabkan stres pada tanaman, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi hasil panen. Sebaliknya, kelebihan air

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 41

dapat menyebabkan pembusukan akar dan masalah drainase. Sistem irigasi dan pengelolaan air yang baik penting untuk memastikan ketersediaan air yang optimal.

Sumber: https://www.ekuatorial.com/2020/03/krisis-air-umbulan-sumber-air-terbesar-di-jawa-timur-menyusut/ Gambar 19. Ketersediaan Air Merupakan Salah Satu Fator Penting Bagi Tanaman

4. Cahaya Matahari

Cahaya matahari diperlukan untuk fotosintesis, proses di mana tanaman memproduksi makanan mereka.

Pengaruh: Intensitas dan durasi cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kekurangan cahaya dapat mengakibatkan pertumbuhan yang buruk dan hasil yang rendah,

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 42

sementara cahaya yang berlebihan dapat menyebabkan stress pada tanaman dan penguapan yang tinggi.

5. Ketinggian dan Elevasi

Ketinggian lokasi pertanian mempengaruhi suhu, tekanan atmosfer, dan oksigen.

Pengaruh: Ketinggian yang lebih tinggi biasanya memiliki suhu yang lebih rendah dan oksigen yang lebih sedikit, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Beberapa tanaman mungkin lebih cocok untuk ketinggian tertentu.

6. Kualitas Udara

Kualitas udara meliputi konsentrasi gas seperti karbon dioksida, oksigen, dan polutan.

Pengaruh: Konsentrasi karbon dioksida yang lebih tinggi dapat meningkatkan laju fotosintesis, sedangkan polutan udara seperti ozon atau gas berbahaya dapat merusak jaringan tanaman dan mengurangi hasil.

7. Faktor Geografi dan Topografi

Bentuk dan kemiringan lahan dapat mempengaruhi pengumpulan air dan kondisi mikroklima.

Pengaruh: Lahan yang miring dapat meningkatkan risiko erosi dan pengumpulan air yang tidak merata. Topografi juga mempengaruhi paparan angin dan intensitas sinar matahari.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 43

Sumber: https://travel.kompas.com/image/2022/03/26/103100227/sawah-tadah-hujan-instagramable-di-kulon-progo-berlatar-perbukitan-menoreh?page=2

Gambar 20. Kondisi Lahan Pertanian pada Daerah Perbukitan

Faktor abiotik memainkan peran krusial dalam proses produksi tanaman. Memahami dan mengelola faktor-faktor ini dengan tepat sangat penting untuk memastikan pertumbuhan optimal, hasil panen yang baik, dan keberlanjutan sistem pertanian. Pengelolaan yang efektif melibatkan penyesuaian teknik pertanian dan teknologi untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan yang berubah.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 44

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 45

BAB IV

MEDIA TANAM

A. Definisi Media Tanam

Media tanam adalah metode budidaya pertanian yang mengutamakan penggunaan media tanam yang terbuat dari bahan-bahan organik atau anorganik untuk menggantikan tanah. Media ini dirancang untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan akar tanaman. Biasanya, media tanam terdiri dari campuran bahan seperti cocopeat, vermikulit, perlit, atau kompos, tergantung pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Penggunaan media tanam memiliki beberapa keuntungan, seperti pengendalian kualitas yang lebih baik terhadap nutrisi, kelembaban, dan aerasi, serta mengurangi risiko penyakit tanah. Selain itu, media tanam juga dapat mengurangi kebutuhan akan pestisida dan herbisida, serta memungkinkan penanaman di area dengan kondisi tanah yang kurang ideal. Dengan pendekatan ini, petani dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam budidaya tanaman.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 46

Sumber: bobo.grid.id

Gambar 21. Kompos Sebagai Salah Satu Jenis Media Tanam

Media tanam yang baik harus memenuhi beberapa kriteria penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Berikut adalah beberapa sifat yang harus dimiliki oleh media tanam yang baik:

1. Kapasitas Aerasi: Media tanam harus memiliki pori-pori yang cukup untuk memastikan akar tanaman mendapatkan oksigen yang cukup. Kelebihan kelembaban tanpa aerasi yang memadai dapat menyebabkan pembusukan akar.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 47

2. Kapasitas Menahan Air: Media tanam harus mampu menahan air dalam jumlah yang cukup untuk menyediakan kebutuhan air tanaman, tetapi juga harus memungkinkan kelebihan air untuk drainase yang baik agar akar tidak terendam air.

3. Nutrisi: Media tanam harus mengandung unsur hara penting untuk pertumbuhan tanaman atau dapat diberi pupuk dengan mudah. Media tanam yang baik sering kali menyediakan beberapa nutrisi dasar atau dapat disesuaikan dengan penambahan pupuk.

4. pH yang Sesuai: pH media tanam harus berada dalam rentang yang sesuai untuk jenis tanaman yang akan ditanam. Sebagian besar tanaman tumbuh optimal dalam pH media antara 5,5 dan 7,0.

5. Sterilitas: Media tanam yang baik sebaiknya bebas dari penyakit, hama, dan gulma. Media yang steril membantu mencegah infeksi dan kontaminasi yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

6. Stabilitas: Media tanam harus memiliki kestabilan fisik dan kimia yang baik. Ini berarti media tidak boleh cepat terdegradasi atau berubah komposisinya selama periode penggunaan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 48

B. Jenis-Jenis Media Tanam

Media tanam adalah bahan atau campuran yang digunakan sebagai tempat tumbuh bagi tanaman, menggantikan tanah alami dalam konteks tertentu seperti pertanian urban, hidroponik, atau penanaman di ruangan. Media tanam berfungsi untuk mendukung pertumbuhan akar, menyimpan dan menyediakan nutrisi serta air bagi tanaman, serta memungkinkan aerasi yang baik. Berikut adalah beberapa jenis media tanam yang umum digunakan:

1. Tanah

Media tanam alami yang kaya akan nutrisi dan memiliki kemampuan menyimpan air. Dalam pertanian tradisional, tanah sering digunakan dengan berbagai perlakuan untuk meningkatkan kesuburannya.

Sumber: SHUTTERSTOCK/PARKIN SRIHAWONG

Gambar 22. Tanah Digunakan Sebagai Media Tanam

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 49

2. Kompos

Bahan organik yang telah terdekomposisi, digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah dengan menambah unsur hara dan meningkatkan struktur tanah.

Sumber: linkumkm.id

Gambar 23. Media Tanam Kompos yang kaya Unsur Hara

3. Cocopeat

Serat kelapa yang telah diproses, digunakan sebagai media tanam karena kemampuannya menyimpan air dan menyediakan aerasi yang baik bagi akar tanaman.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 50

Sumber: Getty Images/ageng arifian

Gambar 24. Cocopeat Mampu Menyimpan Air dengan Baik

4. Perlite

Batu vulkanik yang dipanaskan hingga mengembang, berfungsi untuk meningkatkan aerasi dan drainase dalam media tanam.

Sumber: id.made-in-china.com

Gambar 25. Perlite Meningkatkan Aerasi pada Media Tanam

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 51

5. Vermikulit

Mineral yang dipanaskan hingga mengembang, berguna untuk menyimpan air dan meningkatkan aerasi media tanam.

Sumber: hidroponiknyaindonesia.blogspot.com/

Gambar 26. Vermikulit untuk Menyimpan Air dan Meningkatkan Aerasi Media Tanam

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 52

6. Rockwool

Bahan berbasis mineral yang digunakan terutama dalam sistem hidroponik. Rockwool memiliki kapasitas retensi air yang baik dan menyediakan dukungan struktural bagi akar.

Sumber: legioma.republika.co.id

Gambar 27. Rockwool sebagai Media Tanam yang Mampu Menyimpan Air dengan Baik

7. Hydrogel

Polimer superabsorben yang dapat menyimpan dan melepaskan air, sering digunakan untuk meningkatkan kapasitas retensi air dalam media tanam.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 53

Gambar 28. Hydrogel sebagai media tanam yang dapat menyimpan dan melepaskan air

Pemilihan media tanam yang tepat tergantung pada jenis tanaman yang akan ditanam, metode penanaman yang digunakan, dan kondisi lingkungan. Media tanam yang baik tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman tetapi juga membantu dalam pengelolaan nutrisi dan kelembaban, sehingga berkontribusi pada hasil panen yang

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 54

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 55

BAB V

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

A. Alat dan Mesin Pertanian

Alat dan mesin pertanian atau sering disingkat alsintan adalah beragam alat yang digunakan oleh petani dalam bidang pertanian, untuk mempermudah pengerjaan selama proses budidaya hingga panen. Penggunaan alsintan dapat membantu petani dalam mempercepat proses pengerjaannya, mempermudah petani, serta mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh petani. Alsintan sangat penting bagi para petani karena dapat memaksimalkan hasil kerja dari petani meskipun jumlah orang yang bekerja tidak terlalu banyak. Alat pertanian terbagi menjadi 2, yaitu alat pertanian tradisional dan alat pertanian modern.

1. Alat pertanian tradisional

Alat pertanian tradisional merupakan perangkat yang telah digunakan sejak lama untuk membantu proses pertanian. Alat-alat ini biasanya dibuat dari bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, atau logam sederhana dan dirancang dengan teknologi yang sederhana namun efektif. Meskipun teknologi pertanian modern telah berkembang pesat, alat pertanian tradisional tetap memiliki nilai historis dan budaya yang penting, serta sering digunakan di daerah-daerah yang lebih terpencil. Selain itu, penggunaan alat tradisional sering kali lebih ramah lingkungan dan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 56

memerlukan keterampilan khusus dari para petani. Berikut ini merupakan alat tradisional yang masih diunakan dalam kegiatan pertanian saat ini:

Alat-alat pertanian tradisional merupakan perangkat yang telah digunakan oleh petani sejak zaman dahulu untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan metode yang sederhana namun efektif. Berikut adalah beberapa contoh alat pertanian tradisional dan fungsinya:

a. Cangkul: Digunakan untuk menggali, membalik, dan menggemburkan tanah. Cangkul membantu mempersiapkan tanah sebelum menanam benih. Sebelum lahan ditanami, para petani menggunakan cangkul untuk membolak-balikkan tanah agar menjadi gembur.

Sumber: dok Penulis

Gambar 29. Cangkul

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 57

b. Bajak: Alat ini digunakan untuk membajak tanah agar menjadi lebih subur dan siap untuk ditanami. Bajak biasanya memiliki mata bajak yang dapat membagi tanah menjadi bagian-bagian kecil.

Sumber: https://bicaramentari.blogspot.com/2018/08/dta.html

Gambar 30. Alat Bajak

c. Sabit: Digunakan untuk memotong tanaman seperti padi, gandum, atau rumput saat panen. Sabit memiliki bilah melengkung yang memudahkan pemotongan dalam satu gerakan. Cara penggunaan sabit dengan menggunakan satu tangan, apabila tangan kanan memegang arit, maka tangan kiri memegang bagian atas tanaman yang dipotong.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 58

Sumber: https://www.blibli.com/p/arit-rumput-dan-ranting-sabit-madura-super-tajam/ps--PAA-70178-00025

Gambar 31. Sabit atau Arit

d. Garu: Alat ini digunakan setelah bajak untuk meratakan dan menghaluskan tanah. Garu sering digunakan untuk menghilangkan gulma dan mempersiapkan tanah untuk penanaman lebih lanjut. Penggunaan garu dapat mempermudah petani ntuk menghancurkan dan mencacah tanah.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 59

Sumber: www.amesbostonhotel.com

Gambar 32. Garu

e. Pala: Digunakan untuk mengangkut tanah, pupuk, atau bahan lain dalam pertanian. Pala memiliki bentuk seperti sendok besar dengan pegangan panjang.

f. Tongkat Pancang: Digunakan untuk menancapkan atau menandai batas-batas area pertanian. Tongkat ini sering digunakan dalam penanaman tanaman yang memerlukan jarak tertentu.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 60

g. Sunduk: Alat ini digunakan untuk menanam benih dengan cara membuat lubang-lubang kecil di tanah.

h. Arat: Berfungsi untuk membalik tanah, mirip dengan bajak, tetapi biasanya lebih sederhana dan manual.

i. Bilah Kayu (Sunduk): Digunakan untuk membajak tanah dengan cara menarik bilah kayu yang tajam melalui tanah.

j. Tancapan (Cakar): Alat ini digunakan untuk mencakar tanah, membuat alur, atau menanam benih.

Penggunaan alat-alat tradisional ini tidak hanya bergantung pada keterampilan dan pengetahuan petani, tetapi juga seringkali melibatkan teknik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun teknologi modern telah memperkenalkan berbagai alat canggih, alat pertanian tradisional tetap memiliki tempat yang penting dalam praktik pertanian, terutama di daerah-daerah yang masih mengandalkan metode tradisional.

Konon bajak paling awal mungkin dibuat dari ranting pohon yang runcing. Mereka disebut ard dan ditemukan di Timur Tengah segera setelah pertanian dimulai. Bajak disebut-sebut sebagai salah satu penemuan terpenting dalam kemajuan masyarakat manusia.

(Sumber: https://agriculture-argomanunggal.id/news-article-1/events-1/12-fakta-sejarah-tentang-pertanian-yang-tidak-diketahui-banyak-orang)

TAHUKAH KAMU???

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 61

2. Alat pertanian modern

Alat pertanian modern mencerminkan kemajuan teknologi yang signifikan dalam sektor pertanian. Alat-alat pertanian modern dirancang untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan hasil panen dalam pertanian. Alat-alat ini dapat secara drastis mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual dan mempercepat proses pertanian. Alat pertanian modern merupakan inovasi dalam bidang pertanian untuk semakin mempermudah pkerjaan petani, ciri-ciri alat pertanian modern digerakkan menggunakan teknologi mesin. Keunggulan penggunaan alat modern adalah semakin meringankan kerja petani sehingga penggunaan waktu dan tenaga menjadi lebih efisien. Teknologi modern yang digunakan untuk memantau kondisi tanaman dan memberikan data real-time, memungkinkan petani untuk membuat keputusan berbasis informasi yang lebih akurat. Penggunaan alat-alat pertanian modern ini memungkinkan petani untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan mengelola lahan secara lebih efektif. Integrasi teknologi dalam pertanian juga berkontribusi pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh alat pertanian modern yang sering digunakan:

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 62

a. Traktor: Mesin serbaguna yang digunakan untuk berbagai tugas seperti membajak dan mengangkut bahan pertanian. Traktor dilengkapi dengan berbagai peralatan bantuan seperti bajak, garu, dan pemotong tanaman, untuk meningkatkan fungsionalitasnya.

Sumber: dok penulis

Gambar 33. Traktor tangan

b. Kultivator adalah mesin pertanian yang berfungsi untuk mengolah tanah sekunder. Kultivator memiliki beberapa bagian penyiang mekanis yang berada di sisi kanan dan kiri, serta di bagian belakang.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 63

Sumber: dok penulis

Gambar 34. Kultivator

c. Combine Harvester: Alat yang mengintegrasikan proses pemanenan, pemisahan biji, dan pengumpanan dalam satu mesin. Combine harvester mempercepat panen dan mengurangi tenaga kerja yang diperlukan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 64

Sumber: https://ylcauctions.co.uk/lot-details/index/catalog/268/lot/181512/Claas-Lexion-530-combine-harvester-c-w-V660-Auto-Contour-header-OSR-side-knife-straw-chopper-and-chaff-spreader-yield-monitoring

Gambar 35. Combine Harvester

d. Sistem Irigasi Otomatis: Termasuk sprinkler dan drip irrigation, sistem ini mengontrol distribusi air secara otomatis, memastikan penyiraman yang efisien dan mengurangi pemborosan air.

Sumber: https://faperta.umsu.ac.id/2023/07/22/pengertian-irigasi-tetes-solusi-efisien-untuk-menyiram-tanaman/

Gambar 36. Irigasi Otomatis

e. Pulverizer (Penggiling Tanah): Digunakan untuk menggiling dan mencampur tanah atau bahan pertanian lainnya, meningkatkan kualitas tanah dan keseragaman hasil.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 65

f. Penyemprot Pestisida dan Nutrisi: Mesin ini digunakan untuk menyemprotkan pestisida dan pupuk secara merata pada tanaman, meminimalkan paparan bahan kimia dan meningkatkan efektivitas aplikasi.

g. Drone Pertanian: Digunakan untuk memantau kesehatan tanaman, mengidentifikasi masalah seperti hama atau kekurangan nutrisi, serta untuk pemetaan dan analisis data.

Sumber: https://faperta.umsu.ac.id/2022/01/04/teknologi-drone-dukung-sektor-pertanian-indonesia-go-internasional/

Gambar 37. Penggunaan Drone untuk Mempermudah Penyemprotan

h. Sensor Tanah dan Cuaca: Perangkat yang memantau kondisi tanah dan cuaca secara real-time, memberikan data yang membantu petani membuat keputusan yang lebih baik tentang penanaman, irigasi, dan pemeliharaan tanaman.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 66

i. Mesin Penanam Otomatis: Alat yang menanam benih secara otomatis dengan akurasi tinggi, mengurangi tenaga kerja dan memastikan jarak tanam yang tepat.

Sumber: https://faperta.umsu.ac.id/2022/01/04/teknologi-drone-dukung-sektor-pertanian-indonesia-go-internasional/

Gambar 38. Alat Penanam Padi Otomatis

j. Pengumpan Otomatis: Digunakan dalam peternakan untuk memberi makan ternak secara otomatis, mengatur porsi makanan, dan memantau konsumsi makanan.

k. Pemanen Buah Otomatis: Alat yang dapat memanen buah dengan efisien, mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan mempercepat proses panen.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 67

Sumber: httpsimages.bisnis cdn.com

Gambar 39. Alat Pemanen Buah Otomatis untuk Memudahkan Proses Panen

3. Jenis-jenis alat bajak

Alat bajak adalah perangkat penting dalam pertanian yang digunakan untuk membalik, membagi, dan menggemburkan tanah, mempersiapkannya untuk penanaman. Berbagai jenis alat bajak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik tergantung pada jenis

Pada tahun 1880-an, awal mula traktor ditemukan. Tujuannya untuk membantu petani menarik bajak melalui ladang. Traktor modern dikembangkan kemudian pada tahun 1920-an. Mereka mendukung berbagai tambahan alat untuk tujuan yang berbeda seperti membajak, menanam, mengolah, memotong, memanen, dan memindahkan tanah dan alat berat.

(Sumber: https://agriculture-argomanunggal.id/news-article-1/events-1/12-fakta-sejarah-tentang-pertanian-yang-tidak-diketahui-banyak-orang)

TAHUKAH KAMU???

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 68

tanah dan metode pertanian yang digunakan. Setiap jenis bajak memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada kondisi tanah dan kebutuhan pertanian. Memilih jenis bajak yang tepat dapat mempengaruhi hasil panen dan efisiensi kerja di lapangan. Berikut adalah beberapa jenis alat bajak yang umum digunakan:

a. Bajak Singkal Tunggal (Single-Bottom Plow): Bajak ini memiliki satu mata bajak dan umumnya digunakan untuk membajak tanah yang ringan atau sedang. Ideal untuk pengolahan tanah yang tidak terlalu keras atau berbatu.

Sumber: https://grabcad.com/library/bajak-singkal-1

Gambar 40. Bajak Singkal Tunggal

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 69

b. Bajak Singkal Berganda (Multiple-Bottom Plow): Memiliki dua atau lebih mata bajak yang memungkinkan pengolahan tanah dalam satu kali jalan. Efektif untuk tanah yang lebih keras atau luas, meningkatkan efisiensi kerja.

Sumber: https://doran.id/alat-pertanian-modern/

Gambar 41. Bajak Singkal Berganda

c. Bajak Piring (Disc Plow): Menggunakan cakram logam yang berputar untuk memotong dan membalik tanah. Cocok untuk tanah yang berat, berbatu, atau tanah dengan residu tanaman yang banyak.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 70

Sumber: https://www.lambangjaya.com/product/disc-plough-3-disc-redpng/18

Gambar 42. Bajak Piring

d. Bajak Putar (Reversible Plow): jenis bajak yang memungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan sekaligus hingga tanah sedikit lebih halus. Bajak reversibel ini dapat digunakan di lahan kering dan sawah. Selain itu bajak putar juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 71

Sumber: https://yogyakampus.com/agenda/dwi-suci-lestariana-wakil-rektor-universitas-boyolali-dosen-agroteknologi-mengenal-jenis-bajak-traktor-dan-fungsinya-untuk-pengolahan-lahan-pertanian/

Gambar 43. Bajak Piring

e. Bajak Tanah Sawah (Sub Soil Plow): Bajak tanah bawah termasuk dalam jenis bajak pahat tetapi konstruksi yang lebih berat. Fungsinya tidak jauh berbeda dengan bajak pahat, namun digunakan untuk kedalaman tanah yang lebih dalam yaitu sekitar 50-90 cm. Bajak tanah bawah ini penarikannya menggunakan traktor dengan daya 60-85 HP.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 72

Sumber: https://yogyakampus.com/agenda/dwi-suci-lestariana-wakil-rektor-universitas-boyolali-dosen-agroteknologi-mengenal-jenis-bajak-traktor-dan-fungsinya-untuk-pengolahan-lahan-pertanian/

Gambar 44. Bajak Tanah Sawah

f. Bajak pahat (Chisel Plow): Ini umumnya digunakan untuk mengolah tanah dengan sedikit gangguan untuk konversi yang lebih baik. Itu bergantung pada betis melengkung yang masuk ke tanah tanpa menggali dan memutarnya. Bajak pahat traktor taman tersedia dalam berbagai lebar, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.

Sumber: https://yogyakampus.com/agenda/dwi-suci-lestariana-wakil-rektor-universitas-boyolali-dosen-agroteknologi-mengenal-jenis-bajak-traktor-dan-fungsinya-untuk-pengolahan-lahan-pertanian/

Gambar 45. Bajak Pahat

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 73

B. Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian

Perkembangan alat dan mesin pertanian dari metode konvensional hingga otomatis dan berbasis Internet of Things (IoT), serta penerapan bioteknologi, telah membawa perubahan besar dalam efisiensi dan produktivitas pertanian. Inovasi ini meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan hasil serta kualitas pangan. Penggunaan teknologi canggih dan bioteknologi juga membantu petani untuk lebih baik mengatasi tantangan seperti perubahan iklim, penyakit tanaman, dan kebutuhan pangan global. Berikut adalah gambaran tentang perkembangan ini:

1. Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian

a. Alat dan Mesin Konvensional

- Cangkul dan Bajak Tangan: Digunakan untuk pengolahan tanah secara manual. Meskipun sederhana, alat ini memerlukan banyak tenaga kerja dan waktu.

- Traktor: Pada awalnya, traktor mekanik sederhana diperkenalkan untuk membajak,

Timur Tengah Menjadi Asal Muasal Bajak Diciptakan

Tepat setelah era pertanian dimulai, negara di Timur Tengah menciptakan teknologi bajak pertama kali. Alat pembajak tanah pertama kali dikenal dengan istilah ‘Ard’. Ard dibuat dari ranting pohon yang tajam sehingga mampu menembus lapisan tanah yang dalam.

(Sumber: https://msmbindonesia.com/6-fakta-tentang-pertanian-nomor-3-buat-anda-penasaran/)

FAKTA PERTANIAN

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 74

menggemburkan, dan meratakan tanah, menggantikan metode manual yang lebih berat.

- Penggiling dan Mesin Pemanen Tradisional: Mesin untuk menggiling biji-bijian dan memanen tanaman secara mekanis, yang mengurangi tenaga kerja manual dan meningkatkan efisiensi.

b. Alat dan Mesin Modern

- Traktor Canggih: Traktor modern dilengkapi dengan teknologi GPS untuk pemetaan dan pengolahan tanah yang lebih presisi. Ini termasuk fitur otomatisasi seperti kontrol kecepatan dan kedalaman.

- Alat Penanam Otomatis: Mesin yang secara otomatis menanam benih dengan jarak dan kedalaman yang tepat, meningkatkan konsistensi dan mengurangi tenaga kerja manual.

- Mesin Panen Modern: Mesin pemanen yang dilengkapi dengan teknologi pemisahan biji otomatis dan sistem pengumpul, mempercepat proses panen dan mengurangi kerugian.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 75

c. Alat dan Mesin Berbasis IoT

- Sensor Tanah: Sensor yang terhubung dengan IoT memantau kelembaban tanah, suhu, dan kondisi tanah secara real-time, memberikan data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

- Sistem Irigasi Cerdas: Sistem irigasi otomatis yang menggunakan data dari sensor untuk menyiram tanaman secara efisien, mengurangi pemborosan air.

- Drone Pertanian: Drone yang dilengkapi dengan sensor dan kamera untuk pemantauan tanaman, pemetaan, dan aplikasi pestisida atau pupuk secara presisi.

- Traktor dan Mesin Pertanian Terhubung: Mesin pertanian yang terhubung dengan jaringan IoT untuk memantau kinerja, diagnostik, dan pengaturan jarak jauh.

2. Ciri-Ciri Alat Pertanian Tradisional dan Modern

Perbedaan antara alat pertanian tradisional dan modern terletak pada desain, teknologi, dan cara penggunaannya. Kedua jenis alat ini memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada konteks penggunaannya. Alat tradisional seringkali lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan praktik pertanian lokal, sedangkan alat modern menawarkan kecepatan dan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 76

efisiensi yang lebih tinggi, serta mengintegrasikan teknologi terbaru dalam pertanian.Berikut adalah ciri-ciri utama dari masing-masing jenis alat:

Ciri-Ciri Alat Pertanian Tradisional

a. Bahan Material:

- Terbuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, atau logam sederhana.

- Penggunaan bahan lokal dan sering kali mudah didapatkan.

b. Desain dan Teknologi:

- Desain sederhana dengan teknologi minimal.

- Biasanya tidak memerlukan sumber energi tambahan, seperti mesin atau listrik.

- Penggunaan teknologi manual atau semi-manual.

c. Keterampilan Penggunaan:

- Memerlukan keterampilan dan pengalaman khusus dari petani untuk penggunaan yang efektif.

- Pengoperasian dilakukan secara fisik oleh petani atau hewan kerja.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 77

d. Konstruksi:

- Seringkali dirakit atau dibuat secara lokal dengan teknik tradisional.

- Biasanya lebih berat dan kurang presisi dibandingkan alat modern.

e. Efisiensi:

- Efisiensi kerja cenderung lebih rendah karena keterbatasan dalam desain dan teknologi.

- Memerlukan lebih banyak tenaga kerja manual dan waktu.

Ciri-Ciri Alat Pertanian Modern

a. Bahan Material:

- Terbuat dari bahan industri seperti logam paduan, plastik, dan komposit yang lebih tahan lama.

- Memanfaatkan material berkualitas tinggi untuk meningkatkan performa dan ketahanan.

b. Desain dan Teknologi:

- Desain canggih dengan teknologi tinggi, sering dilengkapi dengan fitur otomatis.

- Menggunakan sumber energi seperti mesin, listrik, atau bahan bakar untuk meningkatkan efisiensi.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 78

- Mengintegrasikan teknologi komputer dan sensor untuk pemantauan dan kontrol.

c. Keterampilan Penggunaan:

- Memerlukan pelatihan khusus dan keterampilan untuk mengoperasikan perangkat yang kompleks.

- Penggunaan seringkali melibatkan sistem otomatis atau semi-otomatis yang mengurangi keterlibatan tenaga kerja manusia.

d. Konstruksi:

- Dirancang dan diproduksi secara massal dengan presisi tinggi di pabrik.

- Biasanya lebih ringan dan lebih mudah digunakan dibandingkan alat tradisional.

e. Efisiensi:

- Memiliki efisiensi kerja yang tinggi dengan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik.

- Mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual dan mempercepat proses pertanian.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 79

C. Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH)

Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH) dalam sektor pertanian memainkan peran penting untuk memastikan kegiatan pertanian dilakukan dengan aman dan berkelanjutan. Di bidang pertanian, K3LH melibatkan penerapan langkah-langkah untuk melindungi kesehatan pekerja, seperti penggunaan alat pelindung diri saat mengaplikasikan pestisida, serta penyediaan pelatihan tentang pencegahan penyakit yang terkait dengan pekerjaan pertanian. Keselamatan kerja juga menjadi prioritas, dengan penekanan pada pemeliharaan alat dan mesin serta pelatihan tentang prosedur keselamatan yang benar. Penerapan prinsip K3LH yang baik dalam pertanian tidak hanya melindungi pekerja dan lingkungan, tetapi juga mendukung keberlanjutan dan efisiensi dalam produksi pertanian.

Sumber: https://radarlombok.co.id/ifsca-latih-petani-jaga-kesehatan-dan-keselamatan-dalam-bekerja.html Gambar 46. Salah Seorang Petani Menggunakan Masker dan Sejumlah Alat Keselamatan dalam Bekerja

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 80

Berikut adalah beberapa aspek utama dari K3LH dalam pertanian:

1. Kesehatan Kerja

- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Petani harus menggunakan APD seperti masker, sarung tangan, dan pelindung mata saat menggunakan pestisida atau bahan kimia.

- Pencegahan Penyakit: Menyediakan akses ke fasilitas kesehatan dan pelatihan mengenai penyakit yang mungkin timbul dari kontak dengan tanah atau tanaman, seperti leptospirosis atau penyakit kulit.

- Pencegahan Kelelahan: Mengatur waktu kerja dan istirahat yang cukup untuk menghindari kelelahan fisik, yang bisa berakibat pada kecelakaan kerja.

2. Keselamatan Kerja

- Penggunaan Alat dan Mesin: Memastikan bahwa semua alat dan mesin pertanian, seperti traktor atau pemotong tanaman, dalam kondisi baik dan aman digunakan. Pelatihan mengenai penggunaan alat dengan benar juga penting.

- Pelatihan dan Prosedur: Memberikan pelatihan tentang prosedur keselamatan yang benar, termasuk cara menangani bahan kimia dan teknik pertanian yang aman.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 81

- Penanganan Pesticida: Menyediakan pelatihan dan alat yang memadai untuk menangani dan menyimpan pestisida serta bahan kimia lain secara aman.

3. Lingkungan Hidup

- Pengelolaan Limbah: Mengelola limbah pertanian dengan cara yang ramah lingkungan, seperti mengolah limbah organik menjadi kompos atau menggunakan teknologi pengelolaan limbah yang sesuai.

- Penggunaan Pestisida dan Bahan Kimia: Menggunakan pestisida dan bahan kimia secara bertanggung jawab untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pertanian organik atau teknik pertanian berkelanjutan juga dapat diterapkan.

- Konser vasi Tanah dan Air: Mengimplementasikan teknik konservasi tanah dan air, seperti pengolahan tanah yang minimal dan pengelolaan irigasi yang efisien, untuk mencegah erosi dan pencemaran.

D. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) pertanian adalah perangkat yang digunakan untuk melindungi petani dari bahaya yang mungkin mereka hadapi saat bekerja di ladang atau kebun. Dalam konteks pertanian, APD mencakup berbagai jenis

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 82

perlindungan seperti masker untuk melindungi pernapasan dari debu dan bahan kimia, sarung tangan untuk melindungi tangan dari bahan tajam dan bahan kimia, serta pelindung mata dan wajah untuk menghindari cedera akibat percikan bahan kimia atau partikel yang terbang. Selain itu, sepatu pelindung dengan sol anti-selip dan helm dapat melindungi dari cedera akibat benda jatuh atau terpeleset. Penggunaan APD yang tepat tidak hanya meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan risiko minimal, menjaga produktivitas serta mengurangi potensi kecelakaan kerja.

Beberapa contoh APD dalam pertanian meliputi:

1. Topi Pelindung: Melindungi kepala dan wajah dari sinar matahari dan cuaca ekstrem.

2. Kacamata Pelindung: Melindungi mata dari debu, pestisida, atau bahan kimia.

3. Masker atau Respirator: Menghindari inhalasi bahan kimia berbahaya atau debu.

4. Sarung Tangan: Melindungi tangan dari luka, bahan kimia, atau bahan tanaman yang bisa menyebabkan iritasi.

5. Pakaian Pelindung: Seperti baju atau celana tahan air yang melindungi tubuh dari cuaca atau bahan kimia.

6. Sepatu atau Boots: Melindungi kaki dari benda tajam, bahan kimia, atau cedera.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 83

Sumber: dok penulis

Gambar 47. Sepatu Boot sebagai Salah Satu APD dalam Pertanian

Penggunaan APD yang sesuai membantu mengurangi risiko kecelakaan dan gangguan kesehatan selama kegiatan pertanian. APD yang sesuai membantu menjaga keselamatan dan kesehatan petani serta meningkatkan efisiensi kerja di lapangan. Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) dalam pertanian meliputi:

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 84

1. Melindungi dari Bahaya Fisik: Menghindari cedera dari alat pertanian, benda tajam, dan medan yang kasar.

2. Melindungi dari Bahan Kimia: Mencegah paparan bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan herbisida yang dapat menyebabkan iritasi atau keracunan.

3. Mengurangi Risiko Infeksi: Melindungi dari kontak dengan patogen atau kuman yang ada di tanah atau tanaman.

4. Mencegah Paparan Lingkungan Ekstrem: Melindungi dari cuaca ekstrem, seperti panas, dingin, atau hujan.

5. Meningkatkan Kenyamanan dan Kesehatan: Memastikan petani dapat bekerja lebih lama tanpa mengalami kelelahan atau masalah kesehatan.

Sumber: dok penulis

Gambar 48. Penggunaan APD dalam Kegiatan Pertanian

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 85

Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam pertanian dapat menimbulkan berbagai bahaya, antara lain:

1. Cedera Fisik: Risiko luka atau cedera dari alat pertanian, mesin, atau benda tajam di lapangan.

2. Paparan Bahan Kimia: Risiko keracunan atau iritasi kulit dan saluran pernapasan akibat kontak dengan pestisida, herbisida, atau bahan kimia lain.

3. Infeksi: Kemungkinan terjangkit infeksi atau penyakit dari tanah, tanaman, atau hewan.

4. Masalah Kesehatan: Paparan berkepanjangan terhadap kondisi cuaca ekstrem dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti sengatan matahari, hipotermia, atau dehidrasi.

5. Gangguan Penglihatan dan Pernapasan: Debu, partikel, atau bahan kimia dapat mengganggu penglihatan dan pernapasan jika tidak menggunakan pelindung yang sesuai.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 86

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 87

BAB VI

PERBANYAKAN TANAMAN

A. Pembiakan Tanaman

Pembiakan tanaman adalah proses untuk memperbanyak tanaman dengan tujuan untuk memperoleh tanaman baru yang memiliki karakteristik yang diinginkan. Pembiakan tanaman dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Setiap metode memiliki teknik konvensional dan modern yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah penjelasan tentang metode pembiakan tanaman secara generatif dan vegetatif, baik konvensional maupun modern

1. Pembiakan Tanaman Secara Generatif Pembiakan secara generatif melibatkan penggunaan benih (biji) untuk menghasilkan tanaman baru. Proses ini umumnya melibatkan proses reproduksi seksual tanaman. Pembiakan generatif pada tumbuhan adalah proses perkembangbiakan secara seksual yang terjadi melalui penyerbukan dan pembuahan. Pembuahan pada tumbuhan adalah proses peleburan serbuk sari dan putik. Proses ini menghasilkan buah atau biji tumbuhan. Penyerbukan pada tumbuhan dapat dibantu oleh manusia, hewan, air, dan angin. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan dapat dikategorikan menjadi isogami dan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 88

anisogami. Isogami adalah perkawinan tumbuhan yang jenis kelaminnya memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Sedangkan anisogami adalah perkembangbiakan yang sel kelamin jantan dan sel kelamin betinanya berbeda bentuk dan ukuran. Pembiakan generatif (reproduksi generatif) adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara kawin atau pembuahan. Berikut beberapa proses perekembangbiakan tanaman secara generatif:

- Perkembangbiakan tumbuhan dibantu Angin (Anemogami)

Penyerbukan yang dibantu oleh angin bisa disebut juga dengan anemogami. Angin akan menggerakkan bagian tumbuhan, sehingga membuat benang sari jatuh ke putik kemudian terjadilah proses penyerbukan. Ada beberapa ciri-ciri khusus tumbuhan yang mengalami penyerbukan anemogami, seperti ukuran mahkota bunga yang lebih kecil, warna bunga tidak mencolok, bagian tangkai sari pada bunga cenderung panjang, serbuk sari ringan, jumlah bunga cenderung banyak. Bunga yang mengalami penyerbukan anemogami biasanya tidak memiliki nektar dan bunga tidak menimbulkan aroma. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan dibantu angin atau anemogami adalah padi, jagung, bunga kelapa, kelapa sawit.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 89

Sumber: https://www.agronasa.com/pupuk-untuk-jagung/

Gambar 49. Penyerbukan Bunga Tanaman Jagung Dibantu denga Angin

- Perkembangbikan tumbuhan dibantu hewan (Zoidiogami)

Perkembangbiakan tanaman juga dapat dibantu oleh hewan atau disebut juga zoidiogami. Hewan membantu proses penyerbukan pada bunga, sehingga benang sari jatuh ke putik. Proses penyerbukan dibantu oleh hewan seperti serangga, kelelawar, siput, burung, dan lain-lain. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh hewan memiliki ciri-ciri, warna mahkota mencolok, makota bunganya besar, memiliki aroma atau bau yang

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 90

khas, dan dapat menghasilkan madu. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan dibantu hewan atau zoidiogami adalah bunga mawar, bunga melati, bunga sepatu, dan lain-lain.

Sumber: http://www.memeflorist.com/manfaat-lebah-bagi-bunga/ Gambar 50. Penyerbukan Bunga Dibantu dengan Lebah

- Perkembangbiakan tumbuhan dibantu air (Hidrogami)

Perkembangbiakan tanaman bisa dibantu oleh air atau disebut juga dengan hidrogami. Arus air akan membawa benang sari yang hanyut oleh air sehingga menempel pada putik. Atau air hujan juga dapat membantu jatuhnya benang sari ke putik. Perkembangbiakan tanaman yang dibantu oleh air secara umum memiliki ciri seluruh tubuh tumbuhan tertutup oleh air dan dapat hidup di air.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 91

Contoh tanaman yang berkembang biak dengan dibantu air atau hidrogami adalah gangga dan hydrilla.

Sumber: http://tanamtanaman.com/jenis-tanaman-aquascape/ Gambar 51. Penyerbukan Tanaman Hydrilla Dibantu dengan Air

- Perkembangbiakan tumbuhan dibantu manusia (Antropogami)

Manusia juga dapat membantu proses perkembangbiakan tanaman, atau dapat disebut juga antropogami. Manusia akan membantu proses bertemunya benang sari dan putik. Tanaman ini biasanya memiliki kesulitan bertemunya antara benang sari dan putik sehingga tidak terjadi penyerbukan. Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya dibantu oleh manusia memiliki serbuk sari dan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 92

kepala putik yang tidak dalam satu duduk bunga (bunga tunggal), kepala putiknya dalam kondisi tertutup sehingga tidak memungkinkan masuknya kepala putik tanpa dibuka terlebih dahulu, serbuk sari sulit rontok. Contoh tumbuhan yang membutuhkan manusia untuk penyerbukan adalah bunga vanili dan salak

Sumber: namajawa.blogspot.com Gambar 52. Penyerbukan Tanaman Salak Dibantu dengan Manusia

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 93

2. Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif

Pembiakan vegetatif melibatkan perbanyakan tanaman tanpa menggunakan benih. Proses ini umumnya melibatkan bagian vegetatif tanaman seperti batang, daun, atau akar.

1. Secara Vegetatif Alami

- Umbi Batang

Umbi batang merupakan bagian dari batang atau akar tanaman yang membesar di dalam tanah. Bagian ini merupakan bagian dari tanaman yang digunakan untuk menyimpan cadangan makanan dan berkembangbiak. Jenis umbi ini memiliki ukuran batang yang kecil dan kuncup. Umbi batang memiliki tunas pada bagian batang atau pada pangkal batang. Umbi batang banyak mengandung karbohidrat, sehingga banyak dikonsumsi untuk makanan pokok. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara umbi batang selain kentang adalah: ubi jalar, bengkoang, kentang, dan talas.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 94

Sumber: https://kuninganpos.com/2023/06/02/kuningan-jadikan-ubi-jalar-sebagai-bahan-komoditi-ekonomi-kreatif/ Gambar 53. Ubi Jalar merupakan salah satu tanaman yang berkembang biak dengan umbi batang

- Umbi Lapis

Umbi lapis adalah jenis umbi yang terbentuk dari daun-daun yang tersusun rapat dan berlapis-lapis. Umbi lapis merupakan salah satu bentuk perkembangbiakan vegetatif alami pada tumbuhan. Umbi lapis memiliki tunas yang berada pada bagian potongan tengah umbi. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara umbi lapis banyak tumbuh di daerah yang tidak terlalu banyak air.

Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara umbi lapis selain bawang merah

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 95

adalah : bawang putih, bawang bombay, dan bawang putih.

Sumber: momjunction.com Gambar 54. bawang merah merupakan salah satu tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis

- Umbi Akar Umbi akar adalah akar yang membesar dan berubah fungsi untuk menyimpan cadangan makanan pada tanaman. Akar akan menyimpang cadangan makanan sehingga jika kita cabut tanaman yang berkembangbiak dengan umbi akar, akarnya akar mengembang dan panjang. Umbi akar dapat terbentuk dari akar tunggang atau akar cabang. Umbi akar akan berkembang biak dengan menggunakan tunas. Tanaman yang dapat berkembangbiak

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 96

dengan cara umbi akar adalah lobak, wortel, dan ketela.

Sumber: https://homecare24.id/tumbuhan-umbi-akar/

Gambar 55. Wortel (kiri) dan Lobak (kanan) merupakan tanaman yang berkembang biak dengan umbi akar

- Akar Tinggal / Rhizoma

Akar tinggal adalah bagian batang tanaman yang tumbuh di dalam tanah. Akar selain sebagai tempat berkembangbiak, berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara akar tinggal pada umumnya digunakan untuk bidang kesehatan karena khasiatnya yang dapat mengobati banyak penyakit. Batang tersebut akan tumbuh dengan posisi mendatar. Bentuknya bersisik dan berbuku-buku. Umumnya, akar tinggal akan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 97

berbentuk seperti berdaging. Pada bagian bawa sisik, akan terlihat seperti kuncup tunas.

Kuncup tersebut akan tumbuh menjadi sebuah tanaman yang baru. Contoh lain yang berkembangbiak dengan cara akar tinggal adalah: kunyit, temulawak, lengkuas, dan kencur

Sumber: https://kelsumbersari.malangkota.go.id/cara-mengolah-kunyit-untuk-obat-berbagai-penyakit/

Gambar 56. kunyit merupakan salah satu tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 98

- Tunas Perkembangbiakan dengan tunas merupakan salah satu cara perkembangbiakan alami pada tanaman. Tunas umumnya akan tumbuh pada ketiak daun, ruas-ruas batang, dan bagian ujung batang. Tunas yang tumbuh pada sekitar induk akan membentuk rumpun. Bentuk tersebut adalah kumpulan dari tanaman induk dan tunas-tunasnya sebagai calon individu baru. Contoh tanaman yang berkembangbiak dengan vegetatif alami tunas adalah pisang, tebu dan bambu.

Sumber: pikiranrakyat.com.

Gambar 57. Bambu Merupakan Salah Satu Tanaman yang Berkembang Biak dengan tunas

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 99

- Tunas Adventif

Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian yang tidak seharusnya. Tunas adventif misalnya tumbuh pada ujung daun, tunas tersebut akan tumbuh dan kemudian akan menjadi individu baru. Tunas adventif tidak hanya tumbuh pada bagian daun saja, namun bisa juga tumbuh pada bagian batang dan akar. Contoh tanaman yang berkembangbiak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, eceng gondok, dan lidah buaya.

Sumber: https://www.rri.co.id/kesehatan/530366/menghilangkan-jerawat-dengan-tanaman-sosor-bebek Gambar 58. Cocor Bebek Merupakan Tanaman yang Berkembang Biak dengan Tunas Adventif

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 100

- Stolon atau geragih

Stolon adalah perkembangbiakan pada tumbuhan yang memiliki batang kecil yang menjalar di atas permukaan tanah. Tumbuhan ini memiliki kuncup pada ujung batang yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian batang yang menyentuh tanah tersebut akan membentuk tanaman baru yang tumbuh akar. Contoh tanaman yang berkembangbiak dengan stolon adalah strawberry, arbei, dan rumput teki.

Sumber: https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/modul/9/ipa/reproduksi-pada-tumbuhan-dan-hewan/reproduksi-aseksual-pada-tumbuhan/9267239 Gambar 59. Strawberry Merupakan Tanaman yang Berkembang Biak dengan Stolon

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 101

- Spora

Spora merupakan jenis perkembangbiakan tumbuhan dengan menggunakan sel yang ada pada tumbuhan tersebut untuk berkembangbiak. Spora dibentuk di dalam sebuah kotak spora yang disebut sporangium. Kumpulan spongarium tersebut akan membentuk sorus yang terletak di bawah permukaan daun. Ketika keadaan lingkungan mendukung pertumbuhan, maka spora akan tumbuh. Tumbuhan ini hidup di daerah yang lembab. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara spora adalah lumut, jamur, dan tumbuhan paku.

Sumber: https://homecare24.id/contoh-tumbuhan-spora/

Gambar 60. Tumbuhan Paku Merupakan Tanaman yang Berkembang Biak dengan Spora

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 102

2. Secara Vegetatif Buatan

Perkembangan vegetatif buatan adalah perkembanganbiakan tumbuhan tanpa melalui proses penyerbukan atau perkawinan dan dalam perkembangbiakannya dibantu oleh manusia. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan bertujuan untuk menghasilkan calon tumbuhan baru yang memiliki bibit unggul, berbuah dengan cepat, rasa buah sesuai keinginan dan tahan terhadap penyakit. Contoh perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan adalah stek, mencangkok, merunduk, menyambung, dan menempel.

- Stek

Stek merupakan cara mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan potongan dari tanaman. Tanaman baru ini akan tumbuh dengan memiliki sifat yang identik atau sama seperti tanaman induknya. Cara melakukan stek dengan memotong bagian tanaman, kemudian hasil potongannya tanam. Stek dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : stek batang, stek daun, dan stek akar. Stek batang dilakukan dengan memotong batang tumbuhan yang sudah dewasa. Kemudian sebagian dari bagian batang ditanam. Contoh tumbuhan yang dapat distek batang adalah ketela/singkong dan tebu.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 103

Stek daun dilakukan dengan cara memotong daun tumbuhan yang sudah dewasa. Kemudian hasil potongannya ditanam. Stek daun dilakukan pada tempat yang sejuk. Contoh tumbuhan yang dapat distek daun adalah tumbuhan lidah mertua dan sukulen. Stek akar adalah stek yang memanfaatkan bagian akar tanaman. Dimana bagian akar ditanam tepat di bawah permukaan tanah dan akan menghasilkan tunas baru. Contoh tumbuhan yang dapat distek akar adalah raspberry, blackberry, dan mawar.

Sumber: bybrittanygoldwyn.com

Gambar 61. Cara Stek Tanaman Monstera

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 104

- Cangkok

Mencangkok adalah cara perbanyakan tanaman dengan bantuan manusia. Mencangkok dilakukan dengan cara mengupas ranting pohon yang sudah besar sampai terlihat kambium, kemudian kambium tersebut di tutup tanah, humus dan dilapisi plastik lalu diikat. Kegiatan mencangkok bertujuan untuk menghasilkan induk baru sesuai dengan induknya dan agar lebih cepat berbuah. Tidak semua tanaman bisa dicangkok, tanaman yang bisa dicangkok hanya tanaman yang memiliki kambium. Keuntungan dari mencangkok adalah sebagai berikut : 1) Lebih cepat berbuah 2) Sifat sama dengan induknya 3) Pohon tidak terlalu tinggi. Selain keuntungan mencangkok ada kerugian dari mencangkok yaitu 1) Pohon mudah roboh atau rentang tumbang 2) Tidak berumur panjang. Contoh tumbuhan yang dapat cangkok adalah manga, apel, dan jambu.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 105

Sumber: https://akrel.ac.id/mengenal-teknik-perbanyakan-tanaman-dengan-metode-cangkok/

Gambar 62. Cara Mencangkok Tanaman

- Merunduk

Merunduk adalah salah satu cara perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan, yaitu dengan cara ranting pohon di bengkokkan ke tanah kemudian di timbun dengan tanah. Ranting tersebut bisa ditimbun semua bagian, atau bisa juga sisakan ujungnya sampai tumbuh tunas baru. Jika sudah muncul tunas dan calon individu baru maka ranting tersebut bisa dipotong dan akan menjadi pohon sendiri. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara merunduk yaitu tumbuhan yang mempunyai batang menjulur, lentur, dan dekat dengan tanah. Tumbuhan yang dapat merunduk contohnya adalah : apel, anggur, arbei, dan lain-lain.

Sumber: https://dosenbiologi.com/tumbuhan/cara-merunduk-tanaman

Gambar 63. Cara Merunduk Tanaman

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 106

- Mengenten atau Menyambung

Mengenten atau menyambung adalah menggabungkan batang bagian atas dan batang bagian bawah dua tanaman sejenis. Menyambung tumbuhan bertujuan untuk menggabungkan sifat-sifat tanaman yang baik atau unggul sesuai yang kita inginkan. Misal pemilik tumbuhan mengingikan rasa mangga harum manis dengan mangga madu dalam satu pohon maka dapat digunakan dengan teknik menyambung. Tidak semua tumbuhan bisa disambung. Tumbuhan yang berkambium dan berbatang keras yang bisa disambung. Tumbuhan yang dapat disambung antara lain: kopi, manga, durian,singkong dan lain-lain.

Sumber: www.viverosblanco.com Gambar 64. Cara Mengenten atau Menyambung Tanaman

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 107

Perbandingan Metode

Generatif

Vegetatif

Kelebihan:

Memungkinkan variasi genetik, mengurangi risiko penularan penyakit spesifik, dan bisa memperkenalkan sifat baru melalui persilangan.

Kelebihan:

Memproduksi tanaman yang identik dengan tanaman induk, proses cepat, dan menghasilkan tanaman yang konsisten dalam hal sifat.

Kekurangan:

Proses yang lebih lama untuk mendapatkan tanaman baru dan hasil tanaman mungkin tidak seragam.

Kekurangan:

Risiko penularan penyakit dan tidak menambah variasi genetik.

Metode pembiakan tanaman, baik secara generatif maupun vegetatif, memainkan peran penting dalam produksi tanaman dan pertanian. Metode konvensional masih banyak digunakan untuk kepraktisan dan biaya yang lebih rendah, sedangkan metode modern menawarkan efisiensi yang lebih tinggi dan kemampuan untuk menghasilkan tanaman dengan sifat-sifat unggul melalui teknik-teknik inovatif. Pemilihan metode pembiakan yang tepat bergantung pada jenis tanaman, tujuan produksi, dan sumber daya yang tersedia.

Untuk menerapkan pembiakan tanaman secara generatif dan vegetatif baik konvensional maupun modern secara sederhana, dapat mengikuti panduan praktis berikut:

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 108

Pembiakan Tanaman Secara Generatif

a. Penanaman Benih

Langkah-langkah:

1. Pemilihan Benih:

- Pilih benih berkualitas dari varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan budidaya.

-

2. Persiapan Media Tanam:

- Siapkan pot atau bedengan dengan campuran tanah yang baik (misalnya, tanah gembur dicampur kompos).

3. Penanaman:

- Tanam benih pada kedalaman yang sesuai. Biasanya, benih ditanam sekitar 2-3 kali kedalaman benih. Jarak tanam disesuaikan dengan ukuran tanaman dewasa.

4. Perawatan:

- Siram dengan air secukupnya untuk menjaga kelembapan. Jaga tanaman dari gulma dan berikan cahaya yang cukup.

5. Pemantauan:

- Monitor pertumbuhan benih hingga tumbuh menjadi bibit yang kuat. Lakukan pemindahan atau penjarangan jika diperlukan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 109

Contoh Praktis:

Menanam benih tomat di pot kecil, menjaga kelembapan tanah, dan memindahkan bibit ke pot yang lebih besar setelah tumbuh beberapa daun.

Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif

a. Metode Konvensional: Stek

Langkah-langkah:

1. Pemilihan Tanaman Induk:

- Pilih tanaman induk yang sehat. Ambil stek dari bagian batang atau daun yang kuat.

2. Persiapan Stek:

- Potong stek dengan pisau bersih, usahakan ada beberapa daun dan satu atau dua nodus pada stek.

3. Perlakuan Awal:

- Celupkan ujung stek dalam hormon perangsang akar (opsional) untuk meningkatkan peluang tumbuh.

4. Penanaman:

- Tanam stek dalam pot atau bedengan dengan media tanam yang lembab. Pastikan stek tidak terlalu dalam.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 110

5. Perawatan:

- Siram secara rutin dan jaga agar media tanam tetap lembab. Setelah akar berkembang, pindahkan stek ke pot yang lebih besar atau lahan permanen.

Contoh Praktis:

Menanam stek tanaman sirih atau rosemary di pot kecil, menjaga kelembapan dan meletakkannya di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

Menerapkan pembiakan tanaman secara generatif dan vegetatif secara sederhana melibatkan langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan dengan alat dan teknik yang mudah diakses. Untuk metode generatif, fokus pada penanaman benih dan perawatan sederhana. Untuk metode vegetatif, gunakan teknik seperti stek yang lebih mudah dan dapat dilakukan di rumah atau kebun kecil. Metode modern seperti mikropropagasi memerlukan fasilitas khusus tetapi memungkinkan perbanyakan tanaman dalam skala besar dan dengan sifat unggul.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 111

BAB VII

BUDIDAYA TANAMAN

A. Budidaya Tanaman

Budidaya pertanian adalah kegiatan dalam mengelola lahan untuk menanam berbagai jenis tanaman dengan tujuan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dan berkelanjutan. Aktivitas ini mencakup serangkaian langkah mulai dari persiapan tanah, pemilihan bibit atau benih unggul, penanaman, pemupukan, penyiraman, hingga pemeliharaan tanaman selama masa pertumbuhan. Selain itu, budidaya pertanian juga melibatkan pengendalian hama dan penyakit, serta pengelolaan hasil panen. Teknologi dan metode budidaya seperti pertanian organik, hidroponik, atau penggunaan alat canggih dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi. Pendekatan yang baik dalam budidaya pertanian tidak hanya fokus pada aspek produktivitas, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani. Dengan pengelolaan yang tepat, budidaya pertanian dapat mendukung ketahanan pangan, meningkatkan ekonomi lokal, dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Budidaya tanaman melibatkan serangkaian tahapan yang harus dilakukan secara sistematis untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang optimal. Berikut adalah tahapan umum dalam budidaya tanaman:

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 112

1. Perencanaan dan Persiapan

Perencanaan dan persiapan lahan pertanian merupakan tahap awal yang sangat penting untuk memastikan keberhasilan budidaya tanaman. Proses ini dimulai dengan analisis kebutuhan dan tujuan, seperti menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim dan tanah serta menetapkan sasaran produksi. Selanjutnya, survey dan penilaian lahan dilakukan untuk mengevaluasi kualitas tanah, topografi, dan sumber air, yang merupakan dasar untuk perencanaan tata letak lahan. Pengolahan tanah mencakup pembersihan lahan, penggemburan tanah, dan pemupukan dasar untuk meningkatkan kesuburan. Tanah harus dibersihkan dari gulma, batu, dan bahan organik lain yang tidak diinginkan. Infrastruktur seperti jalan akses dan sistem irigasi juga harus dipersiapkan agar mendukung kegiatan pertanian dan memudahkan pengelolaan.

Sumber: dok penulis

Gambar 65. Kegiatan Pembersihan Lahan Sebelum Tanam

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 113

2. Persiapan Bibit atau Benih

Persiapan bibit atau benih adalah langkah krusial dalam budidaya tanaman yang mempengaruhi kesuksesan hasil panen. Proses ini dimulai dengan pemilihan bibit atau benih yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan jenis tanaman serta kondisi lingkungan tempat mereka akan ditanam. Setelah memilih bibit atau benih yang tepat, langkah berikutnya adalah penyemaian, yang melibatkan penanaman benih dalam media yang sesuai untuk merangsang perkecambahan. Beberapa benih mungkin memerlukan perlakuan awal khusus, seperti perendaman dalam air atau perlakuan dengan hormon, untuk meningkatkan peluang perkecambahan. Selama fase penyemaian, penting untuk menjaga kondisi optimal, seperti kelembaban, suhu, dan perlindungan dari hama serta penyakit, guna mendukung pertumbuhan bibit. Setelah bibit tumbuh cukup besar dan kuat, mereka dapat dipindahkan ke lahan utama atau pot yang lebih besar untuk melanjutkan pertumbuhannya. Dengan persiapan yang teliti dan perawatan yang tepat, bibit atau benih akan tumbuh menjadi tanaman yang sehat dan produktif, memastikan hasil panen yang maksimal.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 114

Sumber: dok penulis

Gambar 66. Kegiatan Pembibitan Tanaman Padi

3. Penanaman

Penanaman adalah tahap penting dalam proses budidaya tanaman yang menentukan seberapa baik tanaman akan berkembang. Proses ini dimulai dengan persiapan lokasi penanaman, termasuk pengolahan tanah untuk memastikan struktur dan kesuburannya optimal. Setelah itu, bibit atau benih yang telah dipersiapkan ditanam dengan jarak yang sesuai untuk

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 115

memungkinkan pertumbuhan yang sehat dan menghindari kompetisi antar tanaman. Jarak tanam adalah faktor penting dalam budidaya tanaman yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tanaman.

Penentuan jarak tanam yang tepat bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi setiap tanaman agar dapat tumbuh secara optimal tanpa saling mengganggu. Jarak yang terlalu dekat dapat mengakibatkan persaingan dalam hal cahaya, nutrisi, dan air, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan hama. Sebaliknya, jarak yang terlalu jauh dapat mengurangi efisiensi penggunaan lahan. Jarak tanam yang ideal bergantung pada jenis tanaman, varietas, dan sistem pertanian yang digunakan. Misalnya, tanaman sayuran seperti tomat atau cabai memerlukan jarak yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman kacang atau selada. Penyesuaian jarak tanam juga perlu mempertimbangkan metode budidaya yang digunakan, seperti hidroponik atau sistem penanaman intensif.

Dengan mengatur jarak tanam yang sesuai, petani dapat meningkatkan akses tanaman terhadap sumber daya, mencegah masalah kesehatan, dan memaksimalkan hasil panen. Penanaman harus dilakukan pada waktu yang tepat, biasanya mengikuti kalender pertanian yang mempertimbangkan kondisi cuaca dan musim. Selama penanaman, perhatian harus diberikan pada kedalaman dan posisi bibit atau benih untuk memastikan akar dapat berkembang dengan

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 116

baik. Setelah penanaman, langkah selanjutnya adalah penyiraman untuk memastikan media tanam cukup lembab dan memberikan nutrisi yang diperlukan.

Penanaman yang dilakukan dengan benar akan mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal, meningkatkan produktivitas, dan meminimalkan masalah yang mungkin timbul di kemudian hari.

Sumber: dok penulis

Gambar 67. Kegiatan Penanaman Tanaman Cabai

4. Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dan pemeliharaan tanaman adalah aspek krusial dalam memastikan pertumbuhan dan produktivitas yang optimal. Proses ini mencakup berbagai kegiatan rutin seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama serta penyakit. Penyiraman harus dilakukan secara teratur, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca, untuk menjaga kelembaban tanah yang konsisten.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 117

Pemupukan juga penting untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman agar tumbuh sehat dan menghasilkan hasil panen yang berkualitas.

Selain itu, pemantauan terhadap adanya hama dan penyakit perlu dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan yang dapat menurunkan produktivitas. Upaya perawatan juga meliputi penyiangan gulma yang dapat bersaing dengan tanaman utama untuk mendapatkan cahaya, nutrisi, dan air. Dengan perhatian dan tindakan yang tepat dalam perawatan dan pemeliharaan, tanaman dapat berkembang dengan baik, mengurangi risiko kerugian, dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan.

Sumber: https://pertanian.uma.ac.id/berbagai-cara-pemupukan-tanaman-budidaya/

Gambar 68. Pemberian Pupuk pada Tanaman

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 118

5. Perawatan Lain

Penyulaman tanaman adalah proses penambahan atau penanaman kembali tanaman pada area yang kosong atau mengalami kerusakan di dalam suatu kebun atau lahan pertanian. Tujuan dari penyulaman adalah untuk memastikan bahwa area tanam tetap optimal dan produktif. Biasanya, penyulaman dilakukan setelah tahap awal penanaman untuk menggantikan tanaman yang tidak tumbuh dengan baik atau mati. Proses ini melibatkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim, serta teknik penanaman yang tepat untuk memastikan tanaman baru dapat berkembang dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal. Dengan penyulaman yang efektif, produktivitas lahan dapat terjaga dan kualitas hasil panen dapat ditingkatkan.

Pemangkasan tanaman adalah teknik hortikultura yang melibatkan pemotongan bagian tertentu dari tanaman untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam hal pertumbuhan, bentuk, dan produksi. Proses ini biasanya dilakukan dengan tujuan memperbaiki struktur tanaman, menghilangkan bagian yang mati atau sakit, serta merangsang pertumbuhan tunas baru. Pemangkasan dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman, termasuk buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias. Selain itu, pemangkasan yang tepat dapat meningkatkan sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam tanaman, mengurangi risiko

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 119

penyakit, serta memudahkan pemeliharaan dan panen. Pemangkasan harus dilakukan dengan teknik yang benar dan pada waktu yang tepat agar tidak merusak tanaman dan memaksimalkan manfaatnya. Dengan pemangkasan yang efektif, tanaman dapat tumbuh lebih sehat, lebih produktif, dan lebih estetis.

Sumber: dok penulis

Gambar 69. Kegiatan Penyulaman Tanaman Cabai

6. Panen

Waktu panen adalah tahap penting dalam budidaya tanaman yang menentukan kapan hasil tanaman siap untuk dipanen guna mencapai kualitas dan kuantitas optimal. Pemilihan waktu panen yang tepat sangat bergantung pada jenis tanaman, tujuan panen, dan kondisi lingkungan. Untuk beberapa tanaman, seperti buah-buahan, waktu panen biasanya ditentukan berdasarkan kematangan buah, warna,

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 120

tekstur, dan rasa. Sedangkan pada tanaman sayuran, waktu panen sering kali ditentukan oleh ukuran dan kekerasan sayuran tersebut. Selain itu, faktor-faktor seperti cuaca, kelembaban, dan waktu tanam juga mempengaruhi keputusan waktu panen. Panen yang dilakukan terlalu dini dapat mengakibatkan hasil yang kurang optimal, sedangkan panen yang terlambat bisa menyebabkan penurunan kualitas atau kerusakan. Oleh karena itu, pemantauan rutin dan pengetahuan mendalam tentang tanaman sangat penting untuk menentukan waktu panen yang tepat, sehingga hasil panen dapat memenuhi standar yang diinginkan dan memberikan manfaat maksimal.

Teknik panen adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan hasil tanaman dari lapangan dengan cara yang efisien dan meminimalkan kerusakan pada tanaman serta hasil panen itu sendiri. Teknik ini bervariasi tergantung pada jenis tanaman, tujuan panen, dan skala produksi. Untuk tanaman buah, misalnya, panen dapat dilakukan secara manual dengan memetik buah satu per satu atau menggunakan alat bantu seperti keranjang untuk mengumpulkan hasil. Sedangkan untuk tanaman biji-bijian, teknik panen sering melibatkan penggunaan mesin pemanen seperti combine harvester yang mampu mengumpulkan dan memisahkan biji dari batang secara bersamaan. Dalam kasus tanaman sayuran, teknik panen mungkin melibatkan pemotongan batang atau penggunaan alat

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 121

seperti pisau atau gunting khusus untuk memastikan sayuran tetap dalam kondisi baik. Teknik panen yang tepat tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menjaga kualitas hasil panen, meminimalkan kerusakan, dan mengoptimalkan hasil akhir.

Sumber: https://distanbun.ntbprov.go.id/?p=12550

Gambar 70. Pemanenan Tanaman Kangkung

B. Contoh Proses Produksi Tanaman

a. Padi

- Persiapan Tanah: Pembajakan dan pematangan tanah, serta penyiapan sawah.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 122

- Penanaman: Menanam bibit padi di sawah yang sudah dipersiapkan.

- Pemeliharaan: Pengendalian gulma, penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama seperti wereng.

- Panen: Menggunakan mesin pemanen atau secara manual, kemudian mengeringkan gabah dan menyimpannya dalam kondisi kering.

Sumber: https://bawuran.id/artikel/2018/1/19/langkah-langkah-cara-menanam-padi

Gambar 71. Kegiatan Penanaman Padi

b. Tomat

- Persiapan Tanah: Pengolahan tanah, pemupukan dasar.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 123

- Penanaman: Menanam bibit tomat dengan jarak tanam yang sesuai.

- Pemeliharaan: Penyiraman, pemupukan lanjutan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemangkasan.

- Panen: Mengumpulkan buah tomat saat matang dengan tangan, kemudian sortasi dan pengemasan.

Sumber: https://www.infarm.co.id/detail-artikel/tips-dan-trik-sukses-menanam-tomat-untuk-pertanian-rumahan

Gambar 72. Budidaya Tanaman Tomat

Proses produksi tanaman mencakup berbagai tahap dari persiapan tanah hingga panen dan pascapanen. Setiap tahap memerlukan perhatian dan teknik yang tepat untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan hasil panen optimal. Mengelola setiap tahap dengan baik dapat

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 124

meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tanaman, serta memastikan keberhasilan dalam produksi pertanian.

C. Penanganan Pasca Panen dan Distribusi

Penanganan pasca panen dan distribusi adalah langkah kritis dalam produksi tanaman yang mempengaruhi kualitas dan daya simpan hasil panen serta efisiensi rantai pasokan. Proses ini mencakup berbagai aktivitas untuk memastikan hasil panen diproses, disimpan, dan didistribusikan dengan cara yang menjaga kualitasnya dan meminimalkan kerugian. Berikut adalah penjelasan teknis mengenai penanganan pasca panen dan distribusinya:

1. Penanganan Pascapanen

a. Pembersihan

Menghilangkan kotoran, tanah, atau sisa-sisa tanaman dari hasil panen.

Metode: Membersihkan hasil panen dengan air bersih, menggunakan sikat atau mesin pembersih khusus. Untuk beberapa jenis tanaman, seperti buah-buahan dan sayuran, pembersihan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 125

Sumber: https://amtast.id/proses-pasca-panen-padi/

Gambar 73. Perontokan Padi untuk Memisahkan Gabah dan Batang Padi (Jerami)

b. Pengeringan

Mengurangi kadar air pada hasil panen untuk mencegah pembusukan dan pertumbuhan jamur.

Metode: Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan sinar matahari, atau secara mekanis menggunakan dryer atau oven. Misalnya, biji-bijian seperti padi atau jagung sering kali dikeringkan sebelum disimpan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 126

Sumber: UPTD BP4 Wilayah III

Gambar 74. Proses Penjemuran untuk Mengeringkan Gabah

c. Sortasi dan Klasifikasi

Mengelompokkan hasil panen berdasarkan kualitas, ukuran, dan kematangan.

Metode: Sortasi manual atau menggunakan mesin pemilah. Hasil panen yang rusak atau tidak memenuhi standar kualitas sering kali dipisahkan dari yang baik.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 127

Sumber: https://belajartani.com/penanganan-pasca-panen-komoditi-pangan-dan-hortikultura/

Gambar 75. Proses Sortasi Tomat

d. Pengemasan

Membungkus hasil panen dalam kemasan yang sesuai untuk perlindungan dan memudahkan distribusi.

Metode: Menggunakan bahan kemasan yang sesuai seperti kotak, keranjang, atau kantong plastik. Kemasan harus mempertimbangkan ventilasi untuk menghindari kerusakan selama penyimpanan dan transportasi.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 128

Sumber: https://new.yesdok.com/id/article/kenali-plastik-kemasan-makanan-anda-

Gambar 76. Tomat yang Sudah Dikemas

e. Penyimpanan

Menyimpan hasil panen dalam kondisi yang memadai untuk menjaga kesegaran dan kualitas.

Metode: Penyimpanan bisa dilakukan dalam ruang penyimpanan dengan suhu terkontrol, gudang, atau menggunakan fasilitas pendingin untuk produk yang memerlukan suhu rendah seperti buah-buahan dan sayuran. Penggunaan teknologi seperti pengatur kelembapan juga dapat membantu.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 129

Sumber: Nurul Nur Azizah/kumparan.com

Gambar 77. Gudang Tempat Penyimpanan Buah

f. Pengolahan Lanjutan

Mengolah hasil panen lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah.

Metode: Pengolahan dapat mencakup pemotongan, pengepakan, pengalengan, atau pembuatan produk olahan seperti jus, saus, atau tepung.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 130

Sumber: https://www.astronauts.id/blog/cara-membuat-selai-buah-homemade-yang-gampang-dan-enak/

Gambar 78. Buah yang Telah Diolah Menjadi Selai

2. Distribusi

a. Perencanaan Rute Distribusi

Merencanakan rute dan metode distribusi untuk mengirim hasil panen dari lokasi penyimpanan ke pasar atau konsumen.

Metode: Menggunakan perangkat lunak manajemen rantai pasokan untuk merencanakan rute terpendek dan efisien, serta mengoptimalkan penggunaan transportasi.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 131

b. Transportasi

Memindahkan hasil panen dari tempat penyimpanan ke titik penjualan atau konsumen.

Metode: Menggunakan berbagai moda transportasi seperti truk, kereta api, atau kapal tergantung pada jarak dan jenis produk. Untuk produk yang mudah rusak, transportasi harus dilengkapi dengan fasilitas pendinginan atau ventilasi.

Sumber: spore.cta.int

Gambar 79. Proses Distribusi Hasil Pertanian

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 132

c. Pengendalian Kualitas Selama Transportasi

Menjaga kualitas hasil panen selama perjalanan distribusi.

Metode: Menggunakan sistem pemantauan suhu dan kelembapan, serta memastikan kemasan dalam kondisi baik untuk melindungi produk dari kerusakan selama transportasi.

D. Contoh Teknis Penanganan Pascapanen dan Distribusi

a. Biji-bijian (misalnya, padi):

- Pembersihan: Menghilangkan kotoran dan sisa tanaman dari padi.

- Pengeringan: Mengeringkan padi di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering hingga kadar air mencapai tingkat yang aman.

- Sortasi dan Klasifikasi: Memisahkan padi berdasarkan ukuran dan kualitas menggunakan mesin pemilah.

- Pengemasan: Mengemas padi dalam karung atau kantong plastik yang bersih dan kering.

- Penyimpanan: Menyimpan padi dalam gudang kering dan sejuk untuk mencegah pembusukan.

- Transportasi: Menggunakan truk untuk mengangkut padi ke pabrik pengolahan atau pasar.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 133

Sumber: https://x.com/pdaulj/status/1042736149461008389/photo/1

Gambar 80. Proses Pengemasan Beras

b. Buah-buahan (misalnya, apel):

- Pembersihan: Mencuci apel untuk menghilangkan kotoran.

- Pengeringan: Mengeringkan apel jika diperlukan atau memastikan apel kering sebelum dikemas.

- Sortasi dan Klasifikasi: Memisahkan apel berdasarkan ukuran dan tingkat kematangan.

- Pengemasan: Mengemas apel dalam kotak dengan ventilasi yang baik untuk mencegah kerusakan.

- Penyimpanan: Menyimpan apel dalam ruang pendingin untuk menjaga kesegaran.

- Transportasi: Menggunakan truk dengan fasilitas pendingin untuk mengirim apel ke pasar atau pengecer.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 134

Sumber: https://learning.edufarmers.org/wiki/panen-dan-pascapanen-packaging-pengemasan

Gambar 81. Pengemasan Buah Apel dalam Kardus

Teknis penanganan pasca panen dan distribusi melibatkan langkah-langkah kritis untuk menjaga kualitas hasil panen, mengurangi kerusakan, dan memastikan produk sampai ke konsumen dengan kondisi terbaik. Penerapan prosedur yang tepat dalam pembersihan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi akan meningkatkan efisiensi rantai pasokan, meminimalkan kerugian, dan memastikan kepuasan konsumen.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 135

BAB VIII

BISNIS DALAM BIDANG PERTANIAN

A. Agripreneur

Agripreneur adalah istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu "agri" (pertanian) dan "entrepreneur" (wirausaha). Agripreneur merujuk pada seseorang dengan jiwa kewirausahaan, menciptakan peluang baru untuk inovasi dalam sektor pertanian. Para agripreneur tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada pengolahan, pemasaran, dan distribusi hasil pertanian. Agripreneurship melibatkan penerapan prinsip-prinsip kewirausahaan untuk menciptakan nilai tambah dalam sektor pertanian, memanfaatkan teknologi, dan mengatasi tantangan industri pertanian dengan cara yang kreatif. Mereka beradaptasi dengan teknologi modern, seperti pertanian presisi dan digitalisasi, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Hadirnya agripreneur mampu menjawab tantangan pertanian kontemporer sambil menciptakan lapangan kerja dan mendukung ekonomi lokal.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 136

Sumber: https://msmbindonesia.com/bagaimana-teknologi-greenhouse-optimalkan-potensi-pertanian/

Gambar 82. Produksi Tanaman didalam Green House

Berikut merupakan ciri-ciri karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang agripreneur:

1. Kreatif dan Inovatif

Agripreneur perlu memiliki pemikiran yan kreatif dan inovatif, sering kali agripreneur mencari cara baru untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan hasil pertanian. Mereka mungkin menggunakan teknologi canggih, metode baru, atau pendekatan unik dalam budidaya.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 137

2. Berorientasi Pasar

Agripreneur berfokus pada kebutuhan pasar dan berusaha memproduksi barang atau layanan untuk memenuhi permintaan konsumen, baik itu dalam bentuk produk pertanian segar, olahan, atau layanan.

3. Berpikir Strategis

Agripreneur biasanya memiliki visi jangka panjang dan strategi yang matang untuk mengembangkan bisnis mereka. Mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti keberlanjutan, diversifikasi produk, dan ekspansi pasar.

4. Sabar dan Pantang Menyerah

Menghadapi tantangan dalam pertanian seperti cuaca ekstrem, perubahan iklim, dan fluktuasi harga pasar memerlukan ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi.

5. Memanfaatkan Teknologi

Mereka sering menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan produksi dan efisiensi, seperti sistem pertanian presisi, aplikasi manajemen pertanian, atau teknik hidroponik.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 138

Langkah-langkah untuk Menjadi Agripreneur:

1. Identifikasi Peluang: Cari celah di pasar pertanian atau sektor yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Ini bisa berupa kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi atau masalah yang dapat dipecahkan dengan inovasi.

2. Riset dan Perencanaan: Lakukan riset pasar dan buat rencana bisnis yang mencakup analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), proyeksi keuangan, dan strategi pemasaran.

3. Pengembangan Produk: Rancang produk atau layanan yang akan Anda tawarkan, pastikan untuk menguji ide Anda dan mendapatkan umpan balik dari pasar.

4. Pendanaan: Cari sumber pendanaan untuk memulai bisnis Anda, baik melalui tabungan pribadi, investor, atau program pendanaan pemerintah dan swasta.

5. Implementasi dan Ekspansi: Luncurkan bisnis Anda, lalu terus evaluasi dan sesuaikan strategi Anda berdasarkan hasil dan umpan balik. Pertimbangkan untuk berekspansi ke pasar baru atau menambah lini produk.

6. Jalin Kemitraan: Bangun jaringan dengan profesional industri, petani lain, dan pelanggan untuk mendukung pertumbuhan bisnis Anda.

(Sumber: https://linkumkm.id/news/detail/13746/8-tips-sukses-menjadi-agripreneur)

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 139

B. Alur Bisnis dalam Bidang Pertanian

Memahami proses atau alur bisnis di bidang agribisnis tanaman melibatkan beberapa tahapan utama, dari perencanaan hingga pemasaran produk akhir. Berikut adalah alur umum yang bisa diikuti dalam agribisnis tanaman:

1. Perencanaan

Analisis Pasar: Mengamati dan memahami permintaan pasar, tren, dan kebutuhan konsumen.

Pemilihan Tanaman: Memilih jenis tanaman yang sesuai berdasarkan kebuutuhan pasar, kondisi iklim, tanah, dan sumber daya.

Perencanaan Keuangan: Menyusun anggaran, proyeksi pendapatan, dan biaya operasional.

2. Persiapan Tanah dan Pengadaan Bahan

Pengolahan Tanah: Persiapan lahan untuk penanaman, termasuk pembajakan, penggemburan, dan pembuatan bedengan jika diperlukan.

Pengadaan Benih: Memilih dan menggunakan benih berkualitas.

Penyediaan Sarana Produksi: Pengadaan pupuk, pestisida, dan alat pertanian.

3. Penanaman

Penanaman Benih: Menanam benih atau bibit sesuai dengan metode yang telah ditentukan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 140

Perawatan Awal: Memberikan perawatan awal seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama.

4. Perawatan dan Pemeliharaan

Pemeliharaan Tanaman: Perawatan rutin seperti penyiraman, pemupukan lanjutan, dan pengendalian hama serta penyakit.

Monitoring Pertumbuhan: Memantau pertumbuhan tanaman dan membuat penyesuaian jika diperlukan.

5. Panen

Penentuan Waktu Panen: Menentukan waktu panen yang optimal berdasarkan kematangan tanaman.

Panen: Mengumpulkan hasil tanaman dengan cara yang efisien untuk menjaga kualitas produk.

6. Pasca Panen

Pengolahan Pasca Panen: Proses seperti pencucian, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan hasil panen.

Penyimpanan: Menyimpan hasil panen dalam kondisi yang tepat untuk mempertahankan kesegarannya.

7. Pemasaran dan Distribusi

Strategi Pemasaran: Menentukan cara pemasaran produk, baik melalui pasar lokal, pengecer, atau saluran distribusi lainnya.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 141

Penjualan: Menjual produk ke konsumen akhir atau distributor.

Distribusi: Mengatur pengiriman produk ke pasar atau pelanggan.

8. Evaluasi dan Pengembangan

Evaluasi Kinerja: Mengevaluasi hasil bisnis, termasuk hasil panen, biaya, dan profitabilitas.

Pengembangan: Mengidentifikasi area untuk perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan hasil di masa depan.

9. Manajemen Risiko

Asuransi: Mengambil asuransi untuk melindungi dari kerugian akibat bencana alam, hama, atau penyakit tanaman.

Pengendalian Kualitas: Menjaga standar kualitas produk untuk memenuhi ekspektasi pasar.

Setiap tahapan dalam proses agribisnis tanaman harus diperhatikan dengan cermat untuk memastikan hasil yang optimal dan keberlanjutan bisnis. Penerapan teknologi modern dan praktik manajemen yang efisien juga dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 142

Petani Bercocok Tanam Untuk Bertahan Hidup

Sebelum mengenal manajemen bisnis pertanian, banyak petani yang bercocok tanam untuk kebutuhan pangan sendiri. Produksi hasil pertanian sangat diutamakan untuk mampu bertahan hidup sehingga banyak petani yang enggan menjual hasil produksi tersebut ke pasar.

(Sumber: https://msmbindonesia.com/6-fakta-tentang-pertanian-nomor-3-buat-anda-penasaran/)

FAKTA PERTANIAN

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 143

GLOSARIUM

Agronomi : Ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan praktik pengelolaan tanah dan tanaman untuk meningkatkan produksi pertanian

Budidaya : Proses penanaman dan perawatan tanaman untuk tujuan produksi

Composting : Proses penguraian bahan organik menjadi kompos, yang digunakan sebagai pupuk alami

Drainase : Sistem atau teknik untuk mengalirkan kelebihan air dari area pertanian untuk mencegah genangan

Dosis Pupuk : Jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka

Erosi Tanah : Pengikisan lapisan atas tanah oleh air atau angin yang dapat mengurangi kesuburan tanah dan menyebabkan kerusakan lingkungan

Fumigasi : Penggunaan gas atau uap untuk membunuh hama atau penyakit yang ada di tanah

Greenhouse : Struktur tertutup yang digunakan untuk menanam tanaman dalam kondisi

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 144

terkendali, seperti suhu dan kelembaban

Hidroponik : Teknik budidaya tanaman tanpa tanah, menggunakan larutan nutrisi sebagai media untuk pertumbuhan akar

Herbisida : Zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan pertumbuhan gulma

Irigasi : Sistem pemberian air ke tanaman untuk mendukung pertumbuhannya biasanya melalui saluran atau alat penyiram

Kultur Jaringan : Teknik perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan sel atau jaringan tanaman dalam kondisi sterilisasi di laboratorium

Kompos : Bahan organik yang telah terdekomposisi dan digunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki kualitas tanah

Limbah Pertanian : Material sisa dari kegiatan pertanian, seperti batang tanaman yang dapat diolah atau dibuang

Mulsa : Material yang diletakkan di permukaan tanah untuk mengontrol pertumbuhan gulma, mempertahankan kelembaban tanah, dan meningkatkan kesuburan tanah

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 145

Mikroba Tanah : Organisme mikroskopis yang hidup di dalam tanah dan berperan penting dalam proses dekomposisi dan kesehatan tanah

Nutrisi Tanaman : Unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, termasuk nitrogen, fosfor, dan kalium

Organik : Metode pertanian yang menggunakan bahan alami dan menghindari bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk kimia

Pestisida : Zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama, penyakit, atau gulma

Pupuk Organik :Pupuk yang berasal dari bahan alami seperti kompos, pupuk kandang, atau sisa-sisa tanaman, yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman

Rehabilitasi Tanah : Proses perbaikan kondisi tanah yang telah rusak atau terdegradasi untuk mengembalikan kesuburannya

Rotasi Tanaman : Teknik menanam berbagai jenis tanaman di lahan yang sama secara bergantian untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi risiko penyakit

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 146

Unsur Hara Makro : Unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, termasuk nitrogen, fosfor, dan kalium

Varietas Unggul : Jenis tanaman yang telah dikembangkan atau dipilih untuk memiliki sifat-sifat yang diinginkan seperti hasil tinggi atau ketahanan terhadap penyakit

Waktu Tanam : Periode atau musim tertentu yang dianggap optimal untuk menanam jenis tanaman tertentu agar hasil optimal

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 147

DAFTAR PUSTAKA

Lanslor, T., M. Eskelner, dan M. Bakers. Sejarah Pertanian, Penerjemah: C.S.B Equipment, Editor Cambridge Standford Books.

Nurhidayah, T., A. M. Ahmad, G. Djojowaskito, E. Pudjiono, M. Luthfi dan Ubaidillah. 2023. Pengolahan Tanah. Malang: Media Nusa Creative.

Panunggul, V. B., S. Yusra, Khaerana, S. Tuhuteru, D. A. Fahmi, P. Laeshita, N. F. Rachmawati, A. H. Putranto, E. Ibrahim, A. P. Kamarudin, S. T. M. Sulthoniyah dan Firmansyah. 2023. Pengantar Ilmu Pertanian. Bandung: Widina Media Utama.

Soetriono dan Anik, S. 2016. Pengantar Ilmu Pertanian Agraris Agribisnis Industri. Malang: Intimedia.

Zamzami, A., S. T. Martaningsih, dan A. Supriyanto. 2021. Buku Ajar Mengenal Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan. Sukabumi: Farha Pustaka.

Noor, M. 2021. 7 Fakta Unik Tentang Pertanian. Diakses pada 28 Agustus 2024 dari https://yesskementan.org/infografis/2021/11/29/36/7-fakta-unik-tentang-pertanian.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 148

Dwi Suci Lestariana, Wakil Rektor Universitas Boyolali-Dosen Agroteknologi : Mengenal Jenis Bajak Traktor dan Fungsinya untuk Pengolahan Lahan Pertanian. (2022). Diakses pada 20 September 2024 dari https://yogyakampus.com/agenda/dwi-suci-lestariana-wakil-rektor-universitas-boyolali-dosen-agroteknologi-mengenal-jenis-bajak-traktor-dan-fungsinya-untuk-pengolahan-lahan-pertanian/.

Rahma R. Pengertian Perkembangbiakan Generatif dan Contoh Pada Tumbuhan. Diakses pada 20 September 2024 dari https://www.gramedia.com/literasi/generatif-adalah/.

Rahma R. Stek Adalah: Pengertian, Cara Melakukan, Jenis, dan Contoh Tanamannya. Diakses pada 20 September 2024 dari https://www.gramedia.com/literasi/stek/.

Rahma R. Teknik Perkembangbiakan Vegetatif: Stek, Mengenten, Okulasi, Cangkok. Diakses pada 20 September 2024 dari https://www.gramedia.com/literasi/perkembangbiakan- vegetatif/.

Nandy. Contoh Teknik Perkembangbiakan Vegetatif Buatan Tumbuhan. Diakses pada 20 September 2024 dari https://www.gramedia.com/literasi/vegetatif-buatan/.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 149

12 Fakta Sejarah Tentang Pertanian Yang Tidak Diketahui Banyak Orang. Diakses pada 9 September 2024 dari https://agriculture-argomanunggal.id/news-article-1/events-1/12-fakta-sejarah-tentang-pertanian-yang-tidak-diketahui-banyak-orang.

6 Karakter yang Harus Dimiliki oleh Agripreneur. (2023). Diakses pada 14 September 2024 dari https://kumparan.com/berita-update/6-karakter-yang-harus-dimiliki-oleh-agripreneur-21Tr45cmytw/4.

8 Tips Sukses Menjadi Agripreneur. (2023). Diakses pada 14 September 2024 dari https://linkumkm.id/news/detail/13746/8-tips-sukses-menjadi-agripreneur.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 150

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 151

TENTANG PENULIS

Ilham Arfiansyah, S.P. lahir di Bondowoso pada tanggal 15 November 1996. Pendidikan SD hingga SMA di kota kelahirannya. Kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Agribisnis, Fakultas Petanian, Universitas Jember dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada tahun 2022. Penulis bekerja sebagai guru produktif pertanian di SMKS Wonosari, Bondowoso, jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.

DASAR ILMU PERTANIAN ILHAM ARFIANSYAH, S.P. 152

Posting Komentar

0 Komentar