ANTOLOGI CERPEN “GERBANG KISAH”
ANTOLOGI CERPEN
“GERBANG KISAH”
SMKS MANBAUL ULUM
PENERBIT
CV. LICENSI
2024
Sangsi Pelanggaran
Pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH iii
ANTOLOGI CERPEN
“GERBANG KISAH”
SMKS MANBAUL ULUM
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH iv
Antologi Cerpen “Gerbang Kisah”
Antologi Cerpen “Gerbang Kisah”
Penulis
Penulis : : SMKS MASMKS MANNBABAUL ULUMUL ULUM
Editor
Editor :: Taufik HidayatTaufik Hidayat
Penyunting
Penyunting : : Taufik HidayatTaufik Hidayat
ISBN :
ISBN :
Copyright ©
Copyright © DesemberDesember 20242024
Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal:
Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal: viivii ++ 116116
Hak Cipta dilindungi oleh undang
Hak Cipta dilindungi oleh undang--undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit LICEBahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik NSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.penerbit.
Penata
Penata IsiIsi : : Wahyudi SetiawanWahyudi Setiawan
Cover
Cover : : Sofyan MalikiSofyan Maliki
Cetakan I,
Cetakan I, DesemberDesember 20242024
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, BondowosoPoncogati, Curahdami, Bondowoso--Jawa TimurJawa Timur
Telp: +6282336053336, +6285236555520
Telp: +6282336053336, +6285236555520
Email :
Email : penerbitlicensi@gmail.compenerbitlicensi@gmail.com, Web : , Web : www.penerbitlicensi.comwww.penerbitlicensi.com
Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT.
Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso--Jawa TimurJawa Timur
Telp: +6282336053336, +6285236555520
Telp: +6282336053336, +6285236555520
Email:
Email: penerbitlicensi@gmail.compenerbitlicensi@gmail.com
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH v
PRAKATA
Ucapan syukur, alhamdulillah selalu terpanjatkan untuk Robbul ‘Alamin Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena tak lepas dari rahmat-Nya lah yang telah memberikan petunjuk sehingga proses penyusunan antologi cerpen Gerbang Kisah ini terwujud juga. Tak lupa sholawat dan salam selalu kami curahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Muhammad kekasih seluruh umat yang karena beliaulah kita semua dapat memahami agama yang haq di sisi Allah yaitu Islam, yang merupakan anugerah untuk dunia ini.
Tak lupa doa dan penghormatan kami haturkan juga untuk para pengasuh pondok pesantren Manbaul Ulum beserta seluruh keluarga besar. Semoga beliau selalu di dalam kesehatan petunjuk serta rahmatnya untuk terus mampu membimbing Manbaul Ulum dalam agama Islam sesuai teladan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Hidup adalah kisah. Banyak potongan-potongan kejadian yang merupakan adegan dalam kehidupan ini. Karena setiap kita mempunyai berjuta kisah dengan variasi genrenya Tetes air mata yang terjatuh di pipinya memiliki beragam kisah di dalamnya. Sama halnya seperti seutas senyum di bibirnya juga memiliki beragam kisah dibaliknya. Baik itu karena orang tua dan kondisi keluarga yang kurang harmonis, ataupun karena sahabat yang karenanya kita menjadi hebat
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH vi
atau karenanya kita berkarat. Bisa jadi karena cinta yang menggores luka atau cinta yang membawa hati berbunga.
Lembar demi lembar foto kehidupan para santri ini tercetak dan terlukis dalam goresan tangannya. Buliran kalimat-kalimat sederhana dan mudah dimengerti menghiasi kisah hidup yang mereka alami. Keunikan nama-nama tokoh dan interaksinya menunjukkan gerbang kisah dalam angan mereka. Menjadikannya teman duduk yang layak.
Para penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada sekolah terutama kepala SMK Manbaul Ulum yang telah memberikan kesempatan dan ruang bagi para siswa untuk berpartisipasi dalam program SMK PK terutama penulisan buku ini. Walaupun disadari bahwa mereka bukanlah orang yang ahli di dalam bidang ini. Buku ini ditulis sebagai dokumenter salah satu karya siswa. Juga sebagai salah satu bukti bahwa jika kita mau kita pasti bisa dengan satu langkah mula, maka kita akan bisa melanjutkan ke langkah selanjutnya. Jadi jangan takut untuk berkarya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
PRAKATA
PRAKATA .......................................................................................................................... vv
DAFTAR ISI ......................................................... vii
CINTA UNTUKMU YANG COMPLICATED .. 1
HIJRAH KU ......................................................... 7
JANGAN MENCINTAI KAKTUS BERDURI ... 15
ROMANSA ANAK SMA ...................................... 21
BIG DREAM! ....................................................... 31
DOA YANG TERKABULKAN ........................... 37
TAKDIR BISA DIUBAH ..................................... 47
BELUM TENTU TAKDIR ................................. 53
PENJAGA HATI .................................................. 61
AKU YAKIN BISA! ............................................... 71
ANTARA CINTA KEHIDUPAN DAN IMPIAN ............................................................................... 75
DIARY YANG TAK TERBACA .......................... 83
NAMANYA ABEL ............................................... 89
TULISAN SASTRA .............................................. 95
KANVA NARENDA ............................................ 101
DIA SAHABATKU ............................................... 107
BIODATA PENULIS ........................................... 111
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 1
CINTA UNTUKMU YANG COMPLICATED
Karya Wahyu Indah Kumalasari
“yaya” panggil bu Sari mengabsen siswinya.
“ yaya ke kamar mandi bu, sama cika” jawab seorang siswi.
Bu Sari pun melanjutkan mengabsen siswinya. Namun tiba-tiba ada seorang siswi maju untuk melapor. “bu, sebenarnya yaya tidak ke kamar mandi, tapi ketemuan bu.” Ucap Sisi setengah berbisik.
“begitukah? Baiklah, nanti ibu akan bicara dengan Yaya.
Saat istirahat, bu saripun memanggil Yaya. Mereka duduk di sudut kantor ruang guru, yang memang tempat biasa untuk membimbing dan mendidik siswa. Yaya pun sedikit gugup memandang bu Sari, yang terlihat biasa saja. Yaya tahu, di dalam hatinya bahwa dia salah.
“Yaya, kamu tahu kenapa ibu panggil ke sini?” ucap bu Sari lembut.
“iya bu, Yaya sadar, Yaya salah. Yaya pacaran.” Ucap Yaya tertunduk dengan suara lemah.
“Yaya… bukannya ibu mau ikut campur kehidupanmu, tapi… kamu tau kan bahwa di sekolah ini tidak boleh pacaran.” Jelas bu Sari.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 2
Yaya hanya terdiam memainkan jemarinya.
“lalu, apa Yaya masih akan terus pacarana?”
Air mata yaya, menetes dipipinya “tidak bu, Yaya baru putus. Dia selingkuh!” ucap Yaya sambil tersedu.
Melihat hal ini, bu Sari mengelus punggung Yaya berusaha menenangkannya. Yaya pun berkata lagi “kenapa Yaya selalu disakiti cowok ya bu? Sertiap kali pacaran, yaya pasti diselingkuhi.” Serunya dengan derai air mata.
Bu Saripun berusaha membuka pandangan Yaya “Yaya… itu karena yaya memberikan kesempatan pada lelaki menyakiti Yaya. Jika yaya tidak pacaran, maka hati Yaya tidak akan tersakiti.”. Yaya terdiam, memikirkan ucapan bu Sari. Hatinya masih meronta “tapi Yaya, butuh perhatian, Yaya kan pondoan bu, setiap harinya terkekang. Yaya juga ingin menikmati masa SMA Yaya seperti teman lainnya.” Seru Yaya tidak setuju.
Bu Sari tersenyum mendengar argument Yaya, dengan tatapan hangat dia mengambil tangan yaya dan menggenggamnya.
“Yaya, orang tuamu mengirim yaya ke madrasah ini, ingin agar Yaya paham agama. Ingin agar Yaya tidak terjerumus dalam hasutan setan. Ingin agar yaya menjaga kesucian yaya. Ingat! Jangan dekati zina! Itu perintah Allah.”
Bu sari diam sejenak memerhatikan ekspresi Yaya yang masih ada guratan tidak terima.
“Yaya sekarang putus, itu berarti Allah saying sama Yaya, Allah menyelamatkan yaya dari bahaya setan. Coba
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 3
bayangkan jika dia tidak ketahuan selingkuh, dan yaya tetap pacarana. Lalu kalian terhasut setan hingga kesucian Yaya hilang. Maka hidup yaya saat itu akan hancur. Yaya malu, orangtua malu, nama sekolahpun tercoreng” Jelas bu Sari tegas.
Yaya pun manggut-manggut memahami apa yang dikatakan bu Sari. “iya bu alhamdulillah, Allah masih jaga Yaya.”
“Ketika hatimu sedang galau, ingatlah Allah, karena dengan Nya lah hati menjadi tenang. Dan Allah akan selalu Bersama kamu dan mengawasimu.” Tandas bu Sari
Setelah menenangkan hatinya yaya pun Kembali ke kelasnya. Yaya menyadari apa yang disampaikan bu Sari benar. Bagaimana jika pacarnya telah menyentuhnya. Baru setelah itu, ketahuan selingkuh. “naudzubillah himindzalik…” gumam yaya.
Saat membereskan jurnalnya, tiba-tiba tiga siswinya mendatanginya dengan wajah ketakutan dan cemas. Mereka juga celingukan melihat sekitarnya. Seolah-olah takut ada yang mengikutinya. Dengan sabar dan santai, bu sari menanyakan kepentingan mereka. Berusaha tidak memperkeruh suasana.
“kalian ini kenapa? Habis melihat hantu ya?” candanya berusaha memecah suasana.
“bu….bu…. tika takut bu” ucapnya sambil gemetar dengan mata nanar.
“hm… ayo duduk dulu, dan ceritakan dengan detail.”
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 4
Pinta bu Sari. Merekapun menyeret beberapa bangku kosong yang berada di sekitar meja bu Sari.
Dea mulai bercerita “ ini bu, si tika dapat ancaman!” ucapnya tertekan
“tenang dulu, Tarik napas… lalu ceritakan dengan benar.” Seru Bu Sari.
Setelah melakukan apa yang diperintahkan bu sari, tika pun mencoba menjelaskan. “ini, bu, saya diancam adit bu, dia mau culik saya bu. Karena saya tidak mau menerima cintanya.” Jelas tika dengan ketakutan.
“adit si 3 ipa 1 itu?” celetuk bu Sari mencoba mencari kemungkinan.
“benar bu! “ kata diah menegaskan
“mungkin itu hanya candaannya…”
“tidak bu, bukan hanya tika yang diancam, namun kami berdua juga. Karena kami tidak pernah meninggalkan tika sendirian.” Ucap diah menjelaskan masih dengan ketakutan.
“hm… apa kalian punya bukti?” tanya bu Sari menatap serius.
“ada bu!ini wa kami sebagai bukti! Sudah 3 hari ini kami di terror terus!” tandas Dea sambil memberikan handphnennya.
Bu Saripun membaca, mengamati dengan seksana pesan-pesan yang ada di hp mereka bertiga.
“tenang ya anak-anakku, yakinlah, bahwa Allah pasti menjaga kalian! Allah tidak akan memberikan ujian pada
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 5
hamba Nya, melebihi batas kemampuannya.” Tegas bu Sari menguatkan mereka.
“tapi kami takut bu…” ucap tika mulai menangis.
“ ingat anakku, apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki Nya, tidak mungkin terjadi. Ayo, kita ke BK untuk melaporkan kasus ini.” Perintah bu Sari.
Merekapun pergi ke BK untuk melapor.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 6
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 7
HIJRAH KU
Karya Bunga Yuliantika
Namaku adalah Cindy Dwi Ariana sekarang aku telah menginjak kelas 2 SMK. Sudah terbiasa hidupku tidak ada tujuan. aku selalu melanggar peraturan sekolah, berani kepada orang tua itu sudah merupakan kebiasaanku. tanpa memikirkan kata penyesalan hingga di suatu malam aku diajak oleh teman-teman lelakiku untuk bersenang-senang di dunia malam.
"Sin"
"Nambah sin, masih banyak tuh" ucap lagi itu kepada Cindy sambil menunjuk minuman keras yang ada di atas meja. Cindy hanya menggeleng pelan mungkin Cindy sudah pusing karena Cindy minum 3 gelas minuman keras
"Pulang yuk, udah 1 jam nih" ajak Cindy kepada kedua temannya
"Lu yang nyetir Yasin, gue udah oleng nih" ucap Raisa dan diangguki oleh Elsa dan Cindy
"Ayo cepetan" ucap Cindy
Setelah mengantar kedua temannya Cindy langsung pulang dengan ngebut-ngebutan karena malam ini begitu sepi mungkin karena sudah jam 01.00.
Setelah sampainya di rumah Cindy langsung mengetuk pintu.
"Tok tok tok" tidak berselang lama ada Arya yaitu kakak Cindy. Tidak lama kemudian Arya membuka pintu
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 8
untuk Cindy karena tahu kalau Cindy sering pulang larut malam.
"Mau jadi apa lo, pulang malam, pakaian berantakan, mulut juga bau, lu minum lagi sin?" Tanya Arya kepada Cindy.
"Gak bang, ah udahlah jangan banyak ngomong, gue ngantuk!" Jawabnya tak bertenaga lalu pergi meninggalkan Arya menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar Cindy langsung terbaring di atas kasur tanpa mengganti pakaiannya. Lalu keesokan harinya
"Sin bangun ini udah jam 07.00" ucap laudya Mama Cindy. Cindy langsung buka matanya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07.00 lewat. Sini langsung bergegas untuk siap-siap ke sekolah selesai siap-siap Cindy keluar dari kamarnya tanpa berpamitan
"Lu udah telat sin, mending lo nggak usah sekolah, izin aja daripada Mama sama papa dipanggil ke sekolah gara-gara lu telat hampir tiap hari" ucap Arya setelah Cindy nggak nunggu buka pintu.
"Terserah gue bang, lu selalu ikut campur urusan gue sih" lalu pergi meninggalkan Arya.
Sesampainya di sekolah gerbang sekolah sudah ditutup karena sudah 07.30. sini langsung berlari ke gerbang belakang sekolah lalu memanjat gerbang tersebut. namun setelah turun ke bawah Bu Desi melihat kehadirannya dan menghampirinya.
"Ikut Ibu sini! "Sentak Bu Desi dengan mata melotot, diikuti oleh Cindy
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 9
"berdiri di sini sampai jam istirahat! Sampai kapan kamu kayak gini terus? udah telat! Pakai rok pendek banget! Baju ketat! Mau jadi apa kamu sendiri?! "Ucap Bu Desi dengan nada bicara tinggi.
Bu guru akan panggil orang tua kamu "ucapnya dengan ada sedikit merendah lalu pergi meninggalkan sedih
"Cindy "panggil Raisa dan Elsa
"Kenapa ?! "Jawabnya ketus
"Udah jangan ke sini, gue masih mau sendiri "ucap Cindy lalu membelakangi Raisa dan Elsa. Mereka pun meninggalkan Cindy sendiri.
"Sin lu dipanggil Bu Desi di ruang BK" ucap teman kelasnya
"Mau ngapain?"jawab Cindy dengan wajah sedikit kesal
"Setau gue di sana ada ortulo"dengan wajah berkerut lalu cindy berjalan lesu ke ruang BK.
Cindy pun sampai di ruang BK. Terlihat Bu Desi dan kedua orang tuanya sedang duduk di kursi tamu ruang BK itu.
Cindy merasa enggan melangkah maju namun Bu Desi melihatnya dan memanggilnya.
"Duduk sini Cindy" panggil Bu Desi.
Cindy pun berjalan dengan enggan duduk di salah satu kursi tamu itu.
"Mau sampai kapan kamu begini terus sendiri?! Mau sampai kapan kamu mempermalukan mama sama papa!"ucap papa Cindy padanya dengan kecewa.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 10
Cindy hanya menunduk diam mendengar ocehan papanya. Melihat tidak adanya reaksi di wajah Cindy sang papa pun kembali berbicara.
"Mana kunci mobil kamu?! Papa nggak mau tahu kamu pulang sama siapa!"ujar sang papa jengkel terhadap kelakuan Cindy sembari pergi meninggalkan ruang BK tersebut. Sang ibu, laudya hanya bisa terpaku melihat kejadian tersebut tidak sempat berpikir panjang dia pun berlari menyusul suaminya.
"Pa tunggu Mama pa! ". Cindy pun hanya melihat kedua orang tuanya pergi berlalu.
Matahari sudah beranjak turun, sudah lebih dari 30 menit dia berjalan sejak sepulang sekolah. Dia berjalan enggan menyusuri pinggiran aspal panas. Hati dan pikiran yang tanpa arah memapah langkah kakinya pada masjid yang biasa dia lihat dari kaca mobilnya. Dalam keadaan kosong itu entah kenapa langkah kakinya membelokkannya ke teras masjid itu. Dia pun duduk di sana. Suasananya memang sedikit ramai karena ternyata sedang ada pengajian di dalamnya. Tapi dia tidak peduli entah dia tidak kenal siapapun di sana. Terdengar suara pak ustad yang sedang menyampaikan ceramahnya dengan nada lembut dan sangat hangat.
"Para ikhwah yang dirahmati Allah, dosa anak kita itu mengalir pada kita, karena kita orang tua, sebagai ayah adalah pemimpin. Yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita pimpin. Jadi jika istri kita, anak kita, tidak kita didik sesuai perintah Allah maka itu akan membawa kita ke jurang neraka. Demikian pula ya ikhwah pahala apa, yang sudah kita
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 11
berikan pada orang tua kita? yang mencurahkan hidupnya untuk hidup kita. Bahkan jika kita menggendong orang tua kita dari sini sampai selesai haji itu tidak bisa membalas semua jasa-jasa orang tua kita di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala".
Tiba-tiba saja air mata Cindy menetes, Cindy pun merasa heran pada dirinya sendiri. Teringat bagaimana dia sering melakukan dosa selama ini, tidak menutup aurat bahkan suka di dunia malam. "Berarti aku hanya memberikan dosa pada orang tuaku" pikirnya dalam hati. Ucapan Pak ustad itu meresap ke dasar hatinya memberikan kehangatan yang melelehkan air matanya.
Dia pun mengusapnya karena malu jika ada orang yang melihatnya. Namun tak berapa lama ada seorang wanita seumuran dengannya yang menghampirinya.
"Assalamualaikum nama saya Aisyah nama kamu siapa ya? "
"Nama saya Cindy "manoleh pada Aisyah dengan malu.
"Oh Cindy, Saya baru pertama melihat Cindy di sini. Tapi kenapa Cindy menangis? "Tanya Aisyah lembut lalu duduk di samping sini.
"Iya memang baru pertama ke sini, itu pun tidak ada niatan, namun apa yang disampaikan Pak ustad barusan membuatnya disadar akan kesalahan Cindy selama ini. Dan sekarang Cindy ingin taubat" ucap Cindy sesak dan air matanya menetes.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 12
"Alhamdulillah jika memang itu yang Cindy inginkan. berarti Allah telah memberikan hidayahnya untuk Cindy. Cobalah untuk menutup aurat dan mulailah untuk berhenti mengerjakan hal-hal yang selama ini merupakan dosa yang Sindi berikan untuk orang tua Cindy." Ucapnya dengan hangat seraya memeluk pundak Cindy.
"Ya Aisyah insya Allah sini mau untuk hijrah semoga itu bisa memberikan pahala untuk orang tua Cindy ucap Cindy dengan suara bergetar.
Kemudian Aisyah tiba-tiba berdiri dan meninggalkan Cindy sendiri. Cindy melihatnya pergi masuk ke dalam masjid. Cindy pun tertunduk malu melihat Aisyah yang begitu anggun mengenakan hijabnya. Tak lama Aisyah kembali kenapa yang di atas dengan membatas kertas di tangannya. "Aku punya sesuatu untuk kamu Cindy, jangan dilihat dari mereknya ya semoga bermanfaat "ucapannya dengan senyum manis seraya memberikan bingkisan itu pada pangkuan Cindy.
Cindy pun menatapnya dengan penuh tanya namun Aisyah hanya tersenyum. Lalu Cindy membuka tas kertas itu ternyata isinya adalah hijab. Cindy merasa bahagia hingga setetes air mata jatuh di pipinya.
"Terima kasih Aisyah. Padahal aku tidak kenal kamu sampai berapa saat lalu. Tapi kamu memberi aku sebanyak ini. Alhamdulillah, mungkin hanya Allah yang bisa balas kebaikan kamu. "Seru Cindy sambil menggenggam tangan Aisyah hangat.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 13
"Mungkin sudah takdir dari Allah kita dipertemukan di masjid ini dan semoga kita masih tetap bisa bertemu di kajian-kajian selanjutnya . "Balas Aisyah hangat.
Hampir 10 menit sudah Cindy berdiri di depan pintu rumahnya. Dia ragu mau masuk atau tidak mengingat betapa marah papanya padanya. Di tengah keraguannya tiba-tiba pintu rumahnya terbuka.
"Masya Allah, Cindy? "Matahari terbelalak melihat Cindy mengenakan hijab.
"Mama, papa! cepetan ke sini lihat sindi!"teriaknya istri bahagia, lalu memeluk Cindy "Alhamdulillah, akhirnya adik Abang sadar ".
Mama dan ayahnya dan setengah berlari lalu tertegun. Melihat perubahan Cindy. Dengan haru mamanya berkata "ini kamu nak?"
Cindy pun beralih pada suara itu, lalu berlari bersimpuh di hadapan mama dan papanya.
"Maafin Cindy, Cindy selama ini udah berani sama mama dan papa titik sini janji Cindy akan berubah ucap Cindy sambil menangis. Mamanya pun langsung memeluk Cindy"Alhamdulillah anak mama sudah sadar Mama doakan kamu semoga selalu Istiqomah ya nak ya".
"Dukung Cindy ya mama papa, supaya Cindy selalu Istiqomah untuk hijrah. Menyesal pa h sama apa yang sudah Cindy perbuat. Cindy berjanji akan berubah menjadi jauh lebih baik lagi. "Ucap Cindy sambil tersedu.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 14
"Iya sayang, papa akan selalu mendukung kamu. "Yang ayah beli ucap sang papa sambil mengusap kepala anaknya dengan sayang.
Sejak itu Cindy selalu datang ke kajian di masjid Al Fatah. Dia mendapatkan lingkungan baru dan sahabat baru hingga hidupnya jauh lebih baik dan istiqomah. Dengan dukungan dari orang tuanya serta sahabat barunya jalan hijrahnya penuh dengan keistiqomahan.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 15
JANGAN MENCINTAI KAKTUS BERDURI
Karya Safina Islamiyah
"Dir, ayo cepat kamu jadi ikut nggak?"
"Iya jadi, ini udah selesai kok" jawabku sambil nyengir.
Setelah menghabiskan waktu selama liburan di rumah, kini aku sudah kembali lagi menginjakkan kaki di pondok tercinta. puas? Tentu tidak, karena waktu liburan ku hanya sebanyak 30 hari.
"Gimana liburan mu seru tidak?" Tanya Aisyah teman sekamar ku.
"Ya, gitulah seru, tapi gak terlalu seru sih, kan liburannya cuma sebentar. Banyak kegiatan yang tidak terlaksana."
"Kau masih enak, aku sih cuma 20 hari d rumah, sisanya habis di perjalanan PP pesantren " sahutnya terdengar sedih.
Ya, begitulah nasib yang dialami oleh teman teman ku. Waktu liburan mereka terpotong oleh pesantren dan masa perjalanan pulang pergi.
10 menit terlalu akhirnya kami berdua sampai di asrama yang dulu kami pun setelah berapa langkah aku melihat teman teman yang satu daerah denganku titik tengah duduk melamun di serambi surau. aku melihatnya namun ku urungkan niatku untuk pergi menghampirinya. Kulanjutkan
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 16
menata barang-barangku di kamar kami. Setelah itu aku keluar lagi untuk melihat teman-temanku yang baru datang. Namun cinta masih di tempatnya semula duduk melamun di serambi surau.
"Hei sin! "Sapaku sambil menepuk pundaknya.
"Eh Nadira, kirain siapa titik Kamu kapan nyampe pondok? "Tanyanya sambil membenarkan posisinya menghadap ke arahku.
"Tadi pagi, ini aku baru selesai menata barangku "jawabku sambil duduk di sebelahnya "Kau kenapa?
Sepertinya sudah mikirin sesuatu? Lanjutku penasaran
"Biasalah dir, namanya juga baru balik. Raga memang sudah di pondok tapi jiwa dan pikiran masih ketinggalan di rumah "jawabnya disertai dengan tawa. akupun tertawa bersamanya.
"Ah... Alasan, kau sudah 3 tahun mondok di sini sin. Tahun-tahun kemarin juga kau biasa saja. Sepertinya aku tahu deh sebabnya, pasti gara-gara si Roy itu kan? "Godaku sambil mencubit pipinya. Dia tersenyum kecut.
Roy adalah lelaki yang disukai oleh Sinta. Tapi Roy juga dekat denganku. Kami semua adalah teman baik.
Walaupun aku juga menyukainya, bahkan sampai detik ini. Saat perasaan yang dia miliki padaku juga sudah kadaluarsa. Aku masih ingat perkataannya "aku menyukaimu". Namun saat itu, aku masih terlalu pengecut untuk hal-hal yang akan kita hadapi nantinya seharusnya dulu aku sampaikan perasaan yang sama padanya. Mungkin sekarang kita akan
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 17
bahagia dengan hubungan yang menyatukan kita titik tidak seperti saat ini yang bisa kulakukan adalah menyesali itu semua.
Cinta kemudian mulai bercerita "ia dir benar, dia yang telah membuatku uring-uringan begini titik awalnya aku kira cuma kamu yang deket sama dia, ternyata ada banyak lagi."
"Kau tahu dari mana kabar itu?" Tanya aku heran
"Jadi gini dear, waktu kami berangkat ke sini Roy kan masih ada di rumah nah di perjalanan dia mengirim pesan ke Nadia ke keluarga kamu itu ya isinya tentang ungkapan perasaan gitu lah, tapi tahu nggak jawabannya si Nadia?"
Tanyanya padaku lalu kujawab dengan gelengan kepalaku.
"Dia bilang maaf ya aku lagi nggak pengen berhubungan sama lelaki, karena lagi itu memiliki banyak tipu muslihat. "Seraya menirukan nada Nadia yang acuh.
Melihatnya aku jadi teringat sebelumnya Nadia juga pernah berkata padaku, tapi aku tahu alasan sebenarnya Nadia melalak Roy karena dia sedang dekat dengan santriwan dari pondok pesantren lain.
"Parahnya lagi ya dir, setahuku bukan hanyalah Dia yang pernah dikirami pesan seperti itu masih ada banyak lagi". Ungkapnya dengan nada sedih yang mendalam.
"Oh.. jadi ini masalah membuat kamu terlihat galau. eh, bukan terlihat sih, tapi memang sudah galau jutek "candaku sambil menggodanya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 18
"Jadi gini sin, aku tahu kamu masih menyukai Roy dan aku yakin kau sudah tahu apa jawaban dia, meski tidak menolak secara langsung. Tapi indikasi-indikasi bahwa dia tidak mau sama kamu itu menurutku sudah jelas sekarang. Aku tanya padamu, apa kau masih bersedih karena tidak diterima olehnya?"
"Iya dir "jawabnya sedih
Begitu besar cintamu pada Roy itu? Padahal kau tahu rasa lelah, sedih karena perasaan yang tidak berbalas itu adalah sifat egois dan menzalimi diri sendiri?! "Sahut Nadira hampir sedikit emosi
"Egois, egois dari mananya? "Tanya Cindy bingung
"Jadi gini sin, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang hanya memiliki kuasa untuk mencintai tidak dengan dicintai titik lalu bagaimana dengan dicintai? Dicintai bukanlah kuasa seseorang yang mencintai, melainkan itu adalah hak dari orang yang kita cintai. sampai di sini paham kan? "Nadira memperhatikan raut wajah Cindy dengan seksama kemudian melanjutkan "nah, ketika manusia bersedih gara-gara cintanya tidak dibalas, secara tidak langsung dia memaksa agar dirinya itu dicintai balik oleh pasangannya padahal yang benar ketika perasaan kita utarakan, lalu tak pernah terbalas ya sudah tidak usah bersedih. kita cari aja yang lain. "Ucapnya sambil menepuk bahu Cindy lalu dia melanjutkan kembali "sin kau harus tahu, bahwa mencintai itu bebas kepada siapapun. Dan tidak tertentu hanya tertuju pada
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 19
satu orang saja bahkan apa yang dilakukan Roy itu benar titik namun dia salah ketika mengekspresikannya."
"Lantas aku harus bagaimana dir?" Ungkapnya bingung
"Menurutku kau tak perlu bersedih, perihal dia membalas cintamu ataupun tidak. Ingatlah karena orang yang bijak adalah dia yang mencintai seseorang namun membiarkannya mencintai pilihannya. "Ucapnya dengan senyum hangat
"Insya Allah, insya Allah aku akan berusaha merelakannya jika memang bukan aku yang dia inginkan."
Ucapnya sedikit menekan dengan berusaha baik-baik saja.
Di satu sisi melihat Cindy berusaha melepasnya, aku lega. Namun di sisi lain aku juga tidak bisa membohongi diriku bahwa perasaanku pada Roy pun belum sepenuhnya bisa aku hilangkan. Bahkan sampai titik ini aku juga mengharapkannya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 20
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 21
ROMANSA ANAK SMA
Karya Nailatul Hasanah
Pagi ini di SMA voucher terjadi keriuhan dan teriakan seluruh siswi di sana.
"Rangga...... Rangga! "Teriakan sebagian siswi
"Astaga tampan sekali ! "Ucap salah seorang siswi sampai hampir pingsan
"Lihatlah Azra, dia benar tampan!" Ucap wanita di sebelahnya sambil memegang lengan temannya yang berteriak tadi.
"Tidak, Rangga lebih tampan! "Belanya
"Astaga! Kelvin senyumanmu membuat jantungku berhenti! " Seru salah seorang gadis yang baru saja bergabung dengan mereka
"Lihatlah wajah datar William cool tapi dia lebih tampan dengan pesonanya yang seperti itu."takut gadis lain menimpalinya.
Begitulah kira-kira teriakan sistem sekolah SMA pujer, dan reaksi pangeran-pangeran sekolah dengan suara cempreng mereka. Namun apakah para pangeran sekolah itu peduli dengan teriakan gadis-gadis itu? Oh tentu saja tidak! Yang ada mereka merasa risih dengan hal-hal tersebut. Namun ternyata ada satu orang dari pangeran sekolah itu yang menyukainya.
Dia Rangga dia menikmati pujian itu. Rangga dan tiga sahabatnya adalah pangeran di SMA pujer.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 22
Sementara itu di depan gerbang sekolah, seorang gadis bergigi kelinci baru saja turun dari mobil yang mengantarnya.
Dia adalah Helena yang merupakan sisi baru di sekolah itu titik ya karena itu pindahan dari sekolah yang ada di Bondowoso. Helena kini sudah berada di koridor depan ruang guru dirinya sedang mencari ruangan kepala sekolah namun belum juga menemukannya padahal sudah 15 menit berkeliling-keliling sekolah itu.
"Hais! Di mana sih ruangannya? "Gerutunya dengan bibir mengerut lucu, manyun.
Helena memang tidak cantik namun sikapnya cukup membuat orang di sekitarnya sadar bahwa dia itu lucu dan imut titik walaupun dia tidak menyadarinya bahwa saat ini dia menjadi pusat perhatian karena hal itu. Setelah lamanya Helena berkeliling mencari ruangan kepala sekolah namun tidak menemukannya akhirnya dia bertemu dengan seorang gadis baik yang rela mengantarnya menuju jalan kepala sekolah.
Diantar oleh Kepala Sekolah Helena berjalan di belakang pria setengah baya itu menuju kelas yang akan didiaminya lalu mereka berhenti di kelas 11 B.
"Nah ini kelasmu nak "ucap bapak kepala sekolah sambil membuka pintu kelas itu
Tampak di dalamnya seorang guru wanita yang masih muda tersenyum menyapa bapak kepala sekolah
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 23
"Selamat pagi Bu, sebelumnya minta maaf karena mengganggu waktu mengejar anda" ucap bapak kepala sekolah
"Iya, selamat pagi juga pak titik tidak apa-apa, ini juga masih baru mau mulai. "Ucap Bu Tia sambil memperhatikan siswi baru itu. Dengan pandangan ramah Bu Tia pun menyapa Helena "wah siapa ini Pak?"
"Perkenalkan Bu, Dia Helena siswi pindahan dari SMA Bondowoso". Sambil menyuruh Helena untuk masuk kelas itu "dan mulai hari ini dia akan bergabung di kelas ini . "
"Oh begitu mari masuk Helena dan perkenalkan dirimu pada teman barumu. "Ucap Bu Tia
Helena pun mengganggu lalu masuk ke kelas. "Halo teman-teman, perkenalkan namaku Helena pindahan dari SMA Bondowoso mohon bantuannya ya semoga kita bisa berteman baik. "Ucap Helena dengan senyuman manis dan tingkah lucunya
"Nahelena sekarang perkenalkan nama ibu, Bu Tia, dan ibu adalah wali kelas di kelas ini sekarang herina boleh duduk bersama abel ya."seraya menunjukkan tempat duduk di sebelah Abel yang kosong Helena pun berjalan ke tempat yang ditunjuk bu Tia.
"Kamu Abel ya? Salam kenal aku Helena "sapanya sambil duduk di bangkunya.
"Ya salam kenal juga. Nanti istirahat aku ajak lihat sekolah ini deh sekalian kita makan di kantin ya. "Sahut Abel ramah
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 24
Bel istirahat pun berbunyi para siswa berhamburan keluar dari kelasnya begitupun Helena dan Abel. Abel mengajaknya berkeliling sekolah dan menunjukkan tempat-tempat penting di sekolah tersebut lalu mereka pun berjalan ke kantin. Setelah memesan makanan mereka duduk di sebuah meja kosong menunggu makanan datang. Abel bercerita panjang kali lebar Helena menyimaknya dengan penuh semangat dengan mata berbinar dan ekspresi yang lucu. Sesekali matanya berkeliling menyapu sekitarnya. Bahkan dia sempat bertatap mata dengan seorang lelaki tampan yang duduk di seberangnya. Iya dia Rangga. Sikap Helena biasa saja tidak menunjukkan ketertarikan dia malah lebih tertarik pada abel yang sedang bercerita.
Di sisi lain hal ini menggelitik hati Rangga. Baru sekali ini adik-adik yang tidak tertarik pada wajahnya dan ini membuatnya memandang helena dengan seksama.
"Apa yang kau lihat Rangga? "Sambil ikut melihat ke arah mata Rangga menatap.
"Ah tidak ada, sudahlah habiskan saja makananmu. " Ucapnya santai lalu kembali menyantap makanannya. Namun pikirnya masih terusik pada gadis yang duduk di seberangnya itu. Matanya kembali menatap Helena melihat ekspresinya yang lucu membuat Rangga tersenyum. Ia pun heran pada dirinya sendiri. Setelah makanannya habis dia langsung menghampiri Helena.
"Hai" sapa Rangga dengan senyum termanisnya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 25
Senyuman yang membuat seluruh wanita di sekolah itu histeris bahkan pingsan. Namun tidak dengan gadis satu ini
"Hai juga"jawab Helena lucu bersama gerakan tangannya.
Melihat hal ini abel membeku. Dia tidak menyangka salah satu pangeran sekolah akan datang ke meja mereka.
Melihat reaksi Helena yang lucu Rangga tertawa tak bisa menahannya. Dan dia mulai merasa tertarik padanya.
Rangga memiliki satu kursi kosong dan menaruhnya di sebelah Helena. Dia pun duduk di sana sambil berpose yang paling tampan menurutnya dan menatap Helena "boleh kenalan nggak?"
Helena menatapnya aneh "boleh namaku Helena"ucapnya lugu sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Rangga" sahut rangga dengan mata penuh ketertarikan melihat tingkahnya yang sama sekali tak terpengaruh oleh pesona Rangga.
Sejak saat itu Rangga selalu menyingkirkan Helena.
Wajahnya yang imut sikapnya yang lucu serta tak terpengaruh oleh bias tanpa Rangga, membuatnya berbeda dari wanita lainnya. Dan akhir-akhir ini Rangga sering mencari-cari waktu untuk berpura-pura berpapasan dengan Helena. Namun seperti usaha itu sia-sia karena Helena tidak pernah melihatnya atau menyadari keberadaannya. Padahal jika garis lain dari jauh saja mereka sudah menyadari bahwa Rangga akan lewat di depannya, pasti sibuk mempersiapkan dirinya untuk menyapa Rangga. Tidak dengan gadis imut satu
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 26
ini. Dunianya seolah-olah hanya berjarak 1 m melingkari dirinya. Lebih dari itu dia tidak begitu ambil peduli. Sampai suatu saat dia sengaja membawa teman sebaiknya untuk makan di kantin dekat duduk dengan Helena. Namun tetap Helena tidak terpengaruh akan ketampanan para lelaki itu. Dia tetap menikmati makanannya tanpa sedikitpun ada keinginan untuk menyapa Rangga dan teman-temannya. Hal ini membuatnya spesial terutama di hati Rangga. Sebulan sudah Rangga berusaha mendekati Helena walaupun tidak dihiraukan. Akhirnya Rangga mencoba untuk memberanikan diri menunggu Helena pulang sekolah.
"Helena!" Seru Rangga menyapa Helena yang berjalan dengan Abel sahabatnya.
"Iya, kamu manggil aku? "Sahut Helena berbalik melihat pada rangga dengan wajah lugu dan imutnya.
"Helena aku duluan ke depan ya aku tunggu kamu di depan ya soalnya aku ada perlunya nih " ucap Abel yang menyadari bahwa selama ini Rangga mencari kesempatan untuk mendekati Helena
Helena hanya menatap kepergian Abel dengan wajah cemberut. Tapi justru sikapnya ini membuatnya semakin terlihat imut.
"Helena, e... Mau nggak aku ajak makan siang sekarang? "Seru Rangga sedikit malu dan agak ragu, sambil mengamati tingkah Helena.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 27
"Tapi Helena sudah makan siang kak Rangga. Lagian sebentar lagi papa Helena sudah jemput. "Sahut herdana tanpa ragu dengan nada bicaranya seperti anak kecil
"........."tanda speechless tidak tahu harus bicara apa dia salting galfok bingung harus bereaksi bagaimana agar mampu menarik perhatian Helena
"Loh kok diam kak? Sudah? Kalau gitu Helena mau pulang dulu ya? " Ucap Helena sambil menatap Rangga yang terpaku
"Tunggu dulu Helena" sahut Rangga dengan terburu, takut gadis itu pulang, sulit sekali menaklukkan gadis satu ini pikirnya. Dia bingung harus berbuat apa agar Helena mau ngedate dengannya. "Lalu kira-kira kapan ya kita bisa keluar makan bareng atau nonton gitu? "Ucapnya dengan wajah penuh harap.
"Maaf kak Rangga, kata papa Helena nggak boleh keluar dengan cowok. "jawabnya lugu
"Kenapa tidak boleh? Lagian hari gini? " Ucap Rangga bingung dan tidak menyangka bahwa keluarga Helena begitu overprotektif.
"Iya, kata papa laki-laki itu berbahaya. " Ujar karena menjelaskan
Tak habis pikiran kak dengan ucapan Helena sambil menggaruk kepalanya. Lalu ayah Helena tiba-tiba muncul di ujung koridor.
"Helena papa tunggu dari tadi kok tidak muncul-muncul, ternyata kamu di sini. "Panggil ayah Helena.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 28
"Papa, assalamualaikum papa ini nih kak Rangga masih ngajak ngobrol Helena ada perlu katanya. "Ucap Helena menghampiri ayahnya lalu mencium tangannya.
Papa Helena mengusap kepala Putri tersayangnya lalu menatap pada Rangga. Rangga yang sedari tadi terkejut atas kehadiran papa Helena, tiba-tiba tersadar lalu menghampirinya. Seperti ada yang menggerakkan tubuhnya dia otomatis mencium tangan ayah Helena yang penuh intimidasi itu.
"Perkenalkan Om, saya Rangga. "Sapa Rangga berusaha mengambil hati
"Saya ayahnya Helena, kalau boleh tahu ada apa ya anak mas ini ingin berbicara dengan putri saya? "Ucapnya sambil mengurutkan kening
"Oh ini Om tadi saya mau ajak Helena makan siang" ucapnya jujur
"hm.... Saya lihat anak emas ini cukup pemberani juga.
Jujur, berani mengutarakan niatnya. Saya sangat menghargai itu nak Rangga" sambil menepuk bahu Rangga
"Terima kasih Om " jawab Rangga bangga
"Namun begini anak mas, saya tidak memperbolehkan Helena ini keluar dengan laki-laki, karena saya tidak mau anak saya ini berpacaran yang dilarang agama. Namun jika anak Rangga ingin mengenal Helena, silakan main ke rumah bahkan mungkin bisa makan siang atau makan malam bersama keluarga kami. Begitu ya nak Rangga. "Setelah mengakhirinya dengan senyum Helena dan ayahnya pun pergi.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 29
Rangga masih di sana diam terpaku. Dia sibuk dengan pikirannya. "Apakah aku ditolak sebelum bertindak?! Sungguh tak habis pikir! Namun jika aku jadi orang tua, mungkin aku juga akan bersikap seperti ayah Helena. Iya, aku memang merindukan kehangatan keluarga yang seperti itu. Tidak seperti orang tuaku yang selalu sibuk bahkan tidak punya waktu untukku. Aku menginginkan orang tua yang seperti orang tua Helena."
Sejak saat itu Rangga memutuskan untuk mengenal keluarga Helena dia pun sering bermain ke rumah Helena ketika ayahnya sedang berada di rumah. Oleh karenanya Rangga benar-benar yakin keluarga inilah yang diinginkan. Apapun yang terjadi dia berusaha menjadi yang terbaik, untuk bisa pantas berada di keluarga itu kelak.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 30
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 31
BIG DREAM!
Karya Vina Handayani
Sebut saja namaku menalisa yup!
Rasa seperti nama ini adalah nama lukisan? Tepat sekali nama ini adalah nama lukisan penuh misteri dan teka-teki karya Leonardo da Vinci. Sama halnya juga seperti hidupku yang penuh teka-teki rumit. Biasa dipanggil Lisa jangan panggil Mona! Karena Mona adalah si tukang rujak di rumah tetangga. That's right! Untuk menjadi terkenal sejagat raya itulah tujuanku dengan bodyguard kekar yang siap siaga di sampingku, dengan mobil Lamborghini yang mewah sedunia, dengan istana dilengkapi taman bak bayangan surga yang membuat hati ikut bahagia. Aneka makanan yang selalu membangkitkan selera. Oh..... Betapa indah mewah hidupku nanti.
"Tok tok tok, tok tok tok" terasa ada yang menggoyang-goyang pahaku dan mengetuk sudut bangkuku.
"Sa! Bangun sa! "Dengan suara lirih menancap di gendang telinga. Aku tahu suara siapa itu Dinda teman sebangku. Sambil menggeliat dan muka cemberut aku buka mataku namun aku langsung terpanjat karena yang ada di depanku adalah Pak dana.
"Hehehe Pak dana "ucapku salting.
Ku perkenalkan almamaterku terlebih dahulu ya titik di sini aku masih seorang pelajar dengan seragam putih abu-abu bukan berdasi ungu dan seorang santri itu dengan banyak
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 32
impian yang harus dicapai. Dengan mimpi terbesarku yang ingin ku dapat. Dan ketiduran bukanlah niatanku titik sekalipun kegiatan ini adalah rutinitas yang asik yang selalu menemaniku.
"Lisa! Kalau waktunya jam pelajaran jangan tidur! Bapak baru masuk kelas kamu sudah tidur. "Ucap pak dana memperingatkan.
"Maaf Pak, semalam saya begadang jadinya ketiduran deh... Tapi beneran Pak saya tidak niat tidur di waktu Bapak!"ucapnya cengengesan "tadi saya tidurnya di jam pelajaran kedua Pak pelajaran ekonomi"
"Jangan diulangi lagi kalau tidak bapak suruh berdiri kamu! "Ucap pak dana memperingatkan lalu meninggalkan meja Lisa
"Siap Pak dana!" Ucap Lisa sigap
"Rasain! Kena kan kamu Lisa! Makanya dibangunin tuh ya mbok ya bangun! Eh ini malah tetap molor. "Seru Dinda setengah berbisik
"Kamu nggak tahu sih aku lagi jadi artis terkenal dan orang kaya raya bagai Putri di dalam mimpiku! "Ucap Lisa sangat bersemangat
Wajah pak dana mulai kesal melihat Lisa masih tetap gaduh di kelas. Akhirnya beliau naik pitam. "Kalian semua bapak hukum lari keliling lapangan 5 putaran!"
"Tapi itu tidak adil pak!" Teriak seorang siswa
"Lisa yang salah, kenapa kita juga dihukum!" Teriak lainnya
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 33
"Kami tidak mau dihukum juga pak!" Sahut lainnya
"Kalian juga bersalah karena tidak membangunkannya!
Sebagai teman yang baik kalian harusnya saling mengingatkan! Sekarang semua lari!" Melihat pak dana marah, mereka semua takut. Dia adalah guru killer di sekolah, namun tidak pernah menghukum jika tidak salah.
Akhirnya mereka pun lari mengelilingi lapangan.
Mereka juga marah pada Lisa dan tidak menghiraukannya.
Emang aku pikirin teman-teman cuekin aku? Ya gak lah, kata pak dana mereka kan juga salah, ya udah. Lagian Dinda pasti dah gak marah sama aku. Diakan sahabat terbaikku.
"Dinda, lari seperti ini enak juga ya, menyehatkan dan hilangin ngantuk beneran loh" ucapnya tanpa rasa bersalah
Dinda tidak menghiraukannya dan mempercepat larinya meninggalkan Lisa.
Eh kok dinda tidak menjawab ya, kok aku malah dicuekin, ditinggalin lagi. Wah jangan-jangan Dinda ikut marah juga nih. Aduh bahaya nih aku nggak mau Dinda marah juga.
"Dinda maafin aku Kamu jangan marah juga dong "rayu Lisa mengejar Dinda
"Kamu itu sadar diri dong! Gara-gara kamu temen-temen kita semuanya dihukum coba kamu nggak begadang baca novel pasti nggak bakalan kayak gini kan jadinya!
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 34
"Dengan wajah dingin dan sinisnya Dinda menjawab Lisa
"Ya tapi kan ini sudah takdir kita Din..."jawab Lisa santai
"Ih kamu ini Lis, kamu ingat tidak tanda tanya pelajaran kaidah fiqih yang kemarin kita hafalkan? "Sahut Dinda kesal
"Yang mana tuh Din? Banyak soalnya....."berusaha mengingat-ingat pelajaran itu
"Bagian tidak boleh memudharatkan diri sendiri ataupun orang lain!" Ungkap Dinda dengan kesal "seperti kamu nih yang terlalu banyak baca novel, terlalu terhanyut dengan dunia novel hingga bawa mudharat ke dirimu sendiri dan sekarang malah kita sekelas juga kena mudharatnya!"
"Iya deh maaf, Jangan marah lagi ya... Janji gak baca sampai malam lagi" rengek Lisa
"Bukan hanya minta maaf padaku, tapi teman lainnya. Mau, kamu ditagih diakhirat sama teman sekelas?" Jelasnya menakut-nakuti nya
"Ih jangan gitu dong, serem tau! Iya iya aku juga akan minta maaf ke teman teman lainnya. Tapi kamu maafin aku dulu ya..." Rengek Lisa
"Iya deh, tapi janji jangan diulangi lagi."
Akhirnya kita pun baikan dan setelah aku minta maaf sama teman sekelas. Mereka pun memaafkanku walau dengan terpaksa. Yah gara-gara mimpi besarku ternyata bukan
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 35
kebaikan yang aku dapat tapi malah mudarat. ya itu semua sih karena salahku sendiri.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 36
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 37
DOA YANG TERKABULKAN
Karya Dhaify A.R.A
Malam itu ia menangis memeluk lututnya disudut gelapnya kamar. Dia menangis tersedu-sedu tak kunjung berhenti. Walau umurnya masih 5 tahun, namun ia sudah mengerti apa itu kesedihan yang mendalam. "Ya Allah...Tuhanku...kapan aku bahagia?" Ucapnya lirih sambil terisak-isak.
***
"Ibu, Nadia boleh ke rumah bapak gak?" Ucapnya sambil ketakutan.
"Kamu emang mau ngapain sih pergi ke sana? Ayah kamu itu udah gak sayang sama kamu! Kamu ngerti gak sih?!" Bentak sang ibu emosi.
Nadia yang ketakutan, langsung masuk ke kamarnya. Hanya bisa kembali menangis tersedu-sedu. Dia tidak pernah tau bagaimana keadaan ayahnya sejak malam itu. Ibunyalah yang bekerja keras membanting tulang untuk membiayai hidup dan sekolahnya. Setelah lulus SD ibunya memasukkan Nadia ke pesantren berharap pendidikan yang lebih baik untuk puteri tercintanya. Di pesantren Nadia tak berhenti untuk berdoa agar dia bisa bertemu lagi dengan ayahnya. Rasa harap itu disembunyikan dari ibu tercintanya. Dia tak ingin memilih antara keduanya.
Hari itu dia dipanggil oleh salah seorang banser yang menjaga pesantren.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 38
"Nadia kamar D3 ada kiriman!" Ucap Banser itu memberitahukan dari luar.
"Mungkin bapak salah kamar, karena saya sudah mendapat kiriman kemaren lusa." Jawabnya sambil keluar dari kamarnya.
"Tapi ini benar, bapak-bapak itu bilang bahwa Nadia anaknya ada di kamar D3." Jawab banser itu.
"Bapak bapak?..." Tanyanya terputus, terheran-heran.
Hal itu tidak mungkin, karena Nadia tidak tahu dimana ayahnya berada.
"Apakah bapak bapak itu masih ada di luar?" Tanyanya penuh harap
"Iya dia masih di luar menunggu, katanya dia mau bertemu kamu" ucapnya sambil mengisyaratkan Nadia untuk turun.
"Baiklah pak, saya siap-siap dulu" kata Nadia seraya masuk dan mengganti seragamnya.
Nadia pun mengikuti kemana Banser itu membawa untuk menemui si bapak bapak itu.
"Itu dek, orangnya. bapak ke pos dulu ya" setelah menunjukan seorang bapak-bapak berpakaian hitam duduk dan terlihat gelisah, Banser itu pun pergi.
Nadia menghampiri orang itu dan menyapanya.
"Maaf bapak siapa ya? Katanya mencari saya?" Ucapnya sedikit ragu.
Bapak itu mendongak pada Nadia yang menghampirinya. Melihatnya, Nadia merasa seperti pernah
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 39
melihat bapak itu. Ada perasaan hangat yang tiba-tiba menelusup masuk di dadanya.
"Nama bapak Aziz....." Jawabnya dengan sedikit ragu dan harap
Mendengar namanya, Nadia merasa tak asing lagi, karena itu adalah nama ayahnya. Ayah yang selama ini dirindukannya. Namun Nadia tidak mau terlalu berharap lagi, karena ayahnya tidak pernah tahu bahwa dia masuk pesantren.
"Nadia, ini ayah nak...." Ucap bapak itu dengan rasa penuh rindu.
Air mata itu kini membanjiri pipinya meluapkan rindu yang selama ini ditahan dan akhirnya harapan pun terkabulkan. 9 tahun lamanya Nadia tidak berjumpa dengan ayahnya. Dan akhirnya kini dia dapat kembali menemui sosok yang selama ini dirindukannya.
"Apakah ini benar-benar bapak? "Ucapnya terbata dan masih tidak percaya ada apa yang terjadi.
"Iya nak, ini bapak. Bapak sangat merindukanmu selama ini titik maafkan bapak yang baru bisa sekarang menemuimu. "Ucap sang ayah sambil memeluk anaknya
"Nadia juga! Nadia juga sangat merindukan bapak titik Bapak ke mana saja selama ini? Kenapa Bapak tidak pernah memberikan kabar untuk Nadia "mengungkapkan seluruh perasaannya.
"Bapak kerja di Bali nak. Tapi bapak tidak pernah melupakan Nadia. Bapak selalu tanyakan kabar Nadia lewat Bu Tuti, tetangga sebelah." Ungkap sang ayah menjelaskan.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 40
"Apa bapak sudah berkeluarga lagi?" Tanyanya memberanikan diri.
"Tidak nak, bapak belum menikah lagi. Memangnya kenapa?" Sahutnya pasti
"Tidak apa-apa bapak, Nadia hanya tidak mau Bapak dan Ibu punya anak selain Nadia "ucap Nadia terdengar sedih
"Memangnya kenapa kalau bapak punya anak lagi?
"Ucapnya sambil tersenyum dan mengelus punggungnya dia.
"Gak mau! Melihat bapak sama ibu bisa saja nanti yang nangis nggak berhenti-berhenti! Apalagi tambah kalian berdua punya anak lagi, pasti lebih sayang sama anak barunya!
"Ucapnya dia sambil merengek dan memanyunkan bibirnya seperti anak umur 3 tahun.
"Tidak begitu juga, bapak tetap sayang sama dia aku mah tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya.
"Ucapnya sambil mengelus kepalanya dia
"Nggak boleh! Pokoknya nggak boleh! "Seru Nadia penuh manja
"Iya deh iya, ngomong-ngomong sekarang Nadia sekolah apa ya? SMP atau MTS?"
"Nadia sekolah SMP bapak"
"Oh baiklah, kalau ada tanggungan apapun minta sama Bapak ya jangan sama ibu. "Jawab ayah Nadia dengan penuh harap
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 41
"Nanti kalau Ibu nanya Nadia dapat dari mana uangnya terus Nadia mau jawab apa tanda tanya "ungkapnya bingung
"Bilang saja Nadia dapat bantuan dari sekolah"
"Baik bapak "ucapnya patuh dengan senyum bahagia
"Jadi anakmu yang baik ya sayang, nurut sama Ibu, nggak boleh ngebantah kalau dibilangin"
"Ya Pak, tapi..... Ibu selalu marah-marah sama Nadia
"ucapnya merengek meminta perlindungan dan pembelaan
"Ibu itu sayang sama kamu, Nadia pernah dengar tidak kalau orang marah pada kita itu tandanya orang itu sayang sama kita, peduli sama kita, dan masih perhatian sama kita karena itu berarti dia ingin mengingatkan kita untuk kembali kepada jalan yang benar. Begitu juga dengan ibu."penjelasan ayah dengan hangat dan sejuk
"Iya sih Bapak, dan dia juga tahu hal itu. Nadia tahu Nadia memang salah makanya Nadia dimarahin tapi kadang dia masih kesel kalau dimarahin. "
"Ya.... Tapi Nadia tidak boleh benci ibu ya, nadia harus selalu patuh sama ibu."
"Baik ayah Nadia akan patuh selalu sama ibu "
"Ya udah ya nak, Bapak pulang dulu, insya Allah nanti bapak akan jenguk Nadia lagi. Simpan nomor bapak jika Nadia butuh sesuatu hubungi ya."ucap sang ayah sambil berdiri
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 42
"Ya ayah, hati-hati ya ayah "sahut Nadia sambil mencium tangan ayahnya
Sesampainya di kamar, vivia sahabatnya yang selalu kepo, mencoba untuk mengintrogasi Nadia.
"Dikirim siapa tadi nad? Katanya.... Cowok ya? Jangan jangan kamu udah tunangan ya? Cie...cie..." Tegurnya ingin tahu.
"Enggaklah.... Mana mungkin aku tunangan, aku masih mau fokus sekolah dulu. Udah ah, aku mau mandi dulu" jawabnya santai dan meninggalkan vivia sendiri.
"Eh, dia malah kabur... Aku jadi tambah curiga nih, perlu diselidiki ini." Ucapnya lirih melihat kepergian Nadia.
Hal itupun berlalu. Namun melihat tingkah Nadia yang setiap harinya selalu tambah ceria vivia tetap curiga padanya. Saat hari kiriman orangtua tiba. Vivia tahu Nadia dikirim ibunya.
"Mau kemana nad?" Serunya cepat cepat memakai sandalnya untuk mengejar Nadia.
"Ini, aku dikirim sama ibu." Jawabnya dengan senyuman.
"Aku ikut ya, lama gak ketemu ibu mu" rayunya sambil merangkul satu tangan Nadia.
"Boleh saja" sahut Nadia tanpa curiga.
Merekapun berjalan ke aula pertemuan. Duduk di tikar karpet seorang wanita sebaya yang anggun mengenakan busana muslim coklat muda. Menata barang bawaannya berupa makanan dan minuman. Mereka pun menghampirinya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 43
"Assalamualaikum ibu" sapa Nadia sambil mencium tangan ibunya.
"Waalaikumsalam," sahut ibu Nadia sambil memeluk anaknya
"Assalamualaikum Bu dhe," ucap vivia menyapa ibu Nadia sambil mencium tangannya.
"Waalaikumsalam, eh vivia, lama tidak ketemu ya" sapanya hangat.
"Iya Bu dhe, ngomong ngomong vivia penasaran ni Bu dhe, apa Nadia sudah tunangan ya? " Tanyanya memberanikan diri.
Hal ini membuat Nadia dan ibunya sama sama terkejut.
"Kamu ini apaan sih vivia, kan sudah ku bilang aku g tunangan" jelas Nadia sedikit mengerutkan keningnya.
"Memangnya kenapa kok vivia bilang begitu? " Ucap ibu Nadia meminta penjelasan
Nadia, mencubit kecil vivia dan memberikan isyarat untuk tak memperpanjang hal itu. Namun itu tak diindahkan olehnya.
"Itu Bu dhe, beberapa Minggu lalu, Nadia di jenguk cowok. Makanya vivia penasaran." Jelasnya dengan sedikit meringis akibat dicubit Nadia.
"Gak Bu, jangan dengerin omongan vivia" sela Nadia dengan cepat
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 44
"Nadia, apa yang kamu sembunyikan? Ibu kenal anak ibu, kamu gak mungkin gelisah kalau tidak ada apa-apa." Ucap sang ibu sedikit mengintimidasi.
"Iya ibu, maaf Nadia gak Jujur, beberapa Minggu lalu bapak kesini, ngirim Nadia." Sahutnya lemah dan menundukkan wajahnya, takut menyakiti hati ibunya. "Nadia gak cerita takut menyinggung ibu." Lanjutnya sambil memperhatikan wajah sang ibu.
"Ibu tidak marah karena Nadia sudah jujur. Lagian Nadia sudah besar sekarang, itu hak Nadia bertemu bapak." Ucap sang ibu hangat.
"Ibu beneran gak papa? Gak marah Nadia ketemuan bapak lagi?" Ucap Nadia meminta ketegasan.
"Iya, ibu sudah baik-baik saja. Malah ibu bersyukur bapakmu masih mau bertanggung jawab padamu Nadia."
Sambil memeluk anaknya.
"Alhamdulillah... Terimakasih ibu" ucap Nadia bahagia.
"Sama sama " jawab sang ibu
"Em.... Bu dhe, nadia maafkan vivia ya, karena vivia kepo, jadi hampir salah paham deh .." ucapnya penuh rasa bersalah
"Tidak apa vivia, sekarang semua sudah jelas, tidak usah dipikirkan. Yuk kita makan yuk" ajak ibu Nadia.
Merekapun makan bersama dan bercanda menghabiskan waktu yang dimilikinya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 45
Waktu pun berlalu, kini telah sepertiga malam yang kedua. Vivia membuka matanya, namun Nadia tidak ada d kasurnya. Ternyata dia telah berada dalam munajat malamnya. Vivia pun menghampirinya
"Tidak biasa kamu bangun lebih awal nad" serunya masih terkantuk duduk disamping Nadia.
"Iya vi, aku bersyukur banget sama Allah, karena doaku selama ini terkabulkan. Aku bisa bertemu bapak lagi, dan ibu tidak marah. Mereka sudah baik baik saja." Ucapnya sambil terisak-isak.
"Jangan nangis nad, nanti aku jadi sedih... " Ucapnya sambil memeluk sahabatnya itu.
"Aku tidak bersedih vi, ini adalah airmata bahagia, ..."
"Aku juga ikut bahagia mendengarnya nad"
"Iya vi, walau doaku terkabulkan setelah bertahun-tahun tapi aku bahagia sekali akhirnya hari ini datang. Dan aku berdoa kembali agar orangtuaku bisa rujuk. Walau tak tahu kapan, namun aku yakin suatu saat Allah subhanahu wa ta'ala pasti akan mengabulkan doaku. Karena Allah akan mendengar doa hamba-nya yang berdoa penuh harap dan yakin."
"Iya nad, aku doakan semoga terkabul"
Merekapun hanyut dalam haru.
Seminggu kemudian, di ruang pertemuan
"Bapak, ibu?" Nadia kaget melihat bapak dan ibunya duduk bersama dalam 1 tikar karpet. Dengan makanan yang sudah tertata.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 46
Merekapun tersenyum melihat Nadia yang terpaku.
"Ayo Nadia duduk dulu disini." Panggil sang ayah.
Nadia pun duduk di tempat yang telah tertata rapi itu.
Dia bingung melihat ibu dan bapaknya yang duduk berdampingan. Dan keduanya tampak bahagia.
"Nadia, ibu dan bapak sudah rujuk kembali..." Ucap sang ibu bahagia, dibarengi dengan pelukan sang ayah pada ibunya.
Mendengar hal itu, sontak Nadia langsung sujud syukur. Airmatanya meleleh membasahi pipinya.
"Alhamdulillah.... Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.... Akhirnya Allah mengabulkan doa doa Nadia."
Ucapnya sambil terisak. "Semoga ini bukan mimpi ya Allah..."
Sang ayah langsung memeluk Nadia. "Ini bukan mimpi putriku, mulai sekarang kita akan menjadi satu keluarga lagi"
Mereka pun berpelukan bahagia dan hanyut dalam haru.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 47
TAKDIR BISA DIUBAH
Karya Effah Fahmadia Wm
Kelulusan kita memang sudah lama, 4 tahun lalu. Aku masih merindukan momen masa putih abu-abu bersama sahabatku Nayla baskara langit. Iya, aku Eva Ardiansyah WP seorang cewek introvert, pendiam. Namun entah mengapa hanya di hadapannya lah aku bisa cerewet bawel yang sebenarnya itulah sifatku. Tapi...... Sekarang kita sudah tidak bertemu lagi sejak kelulusan masa putih abu-abu yang indah namun seperti senja yang hanya sebentar kata Nayla. Aku merindukannya, yang selalu berbicara ketus, egois dan yah bucin dengan pacarnya si Imron. Tapi di sisi lain dia dewasa di saat aku membutuhkan kedewasaannya aku belajar banyak darinya titik ada perjanjian di antara kami yaitu kami akan terus bersama selamanya tapi takdir berkata lain. Aku membenci kenyataan ini, aku berpisah dengan sahabatku di hari kelulusan dan di hari itu juga kita lost contact. Aku hanya dengar kabar bahwa dia pergi ke negara impiannya yaitu Paris. Namun kenapa dia tidak memberitahuku? Mungkin pikirnya aku akan kecewa, tapi nyatanya aku lebih kecewa saat ini saat aku mendengarnya dari orang lain.
"Hei, Eva masih melamun lagi? "Sapa seorang pria dengan suara agak serak yang begitu ku kenali
"....." Hanya menatap aditya dengan sedih
"Hei kamu kenapa? "Tanyanya padaku dengan nada khawatir
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 48
"Nggak papa dit aku hanya kangen Nayla saja."
"Udahlah FA, jangan dipikirin terus apalagi sekarang kamu sudah semester akhir fokus aja sama skripsimu agar bisa mengejar wisuda bulan Juli ini. oke"ucapnya sambil menepuk bahuku
Setelah Nayla, Aditya adalah satu-satunya orang yang bisa mengerti aku. Dia adalah mahasiswa S2 sedang aku masih di tahap skripsi S1 ku. Kami bertemu di perpustakaan dari sanalah kami saling mengenal dan memahami. Tak disangka waktu sudah berlalu hingga hari wisudaku pun sudah di depan mata.
Besok adalah hari di mana aku akan wisuda titik menandakan bahwa aku telah menyelesaikan S1 ke farmasianku. Jujur aku bahagia namun juga sedih karena memikirkan seorang sahabat yang masih tanpa kabar sampai saat ini. Aku berharap Nayla bisa hadir di hari bahagiaku.
Selama ini aku terus mencari universitas atau lab farmasi di Paris yang cocok dengan S1 ku disini. Aku masih berkeinginan untuk menyusulnya agar kita bisa bersama lagi.
Sekarang aku tinggal menunggu apakah lamaranku di salah satu lab farmasi Paris diterima atau tidak.
"Ting"notifikasi ponselku membayarkan lamunanku layarnya menyala dan ada pesan di sana dari nomor asing sempat muncul kata assalamualaikum namun aku tidak meresponnya dan males untuk menanggapinya. Lalu notifikasi itu berbunyi lagi "Ting" kali ini adalah pesan dari Adit. dia memberitahuku untuk membuka pesan dari nomor asing itu.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 49
Aku sempat berpikir, jangan-jangan adik ini cenayang ya? Itu kenapa dia bisa tahu bahwa aku sedang dikirimi pesan oleh nomor asing. Karena hal itu aku membalas pesan dari nomor asing tersebut aku balas "waalaikumsalam kamu siapa?
"Aku sampaikan seperti itu sempat terdiam hp-ku membisu. Lalu notifikasi hp-ku berbunyi lagi dan satu pesan yang membuat jantungku berdegup "Nayla "aku sedikit tidak percaya benarkah ini Nayla sahabat yang kutunggu-tunggu? Aku membalasnya dengan pertanyaan "jangan bercanda! Apa kau benar Nayla? "Kembali hp-ku terdiam. Lalu sebuah pesan masuk lagi "kamu akan tahu jawabannya besok."
Aku berharap ini adalah kenyataan namun di sisi lain aku berusaha untuk tidak terlalu mempercayainya, karena aku sudah kecewa selama 4 tahun ini tidak ada kabar sedikitpun darinya walaupun hal itu karena aku sangat merindukannya.l besok adalah hari dimana aku akan S1 ku. Walau tidak mungkin aku selalu berdoa pada Allah agar Nayla bisa hadir di acara wisudaku. Setelah semua usaha yang aku kerjakan agar bisa menyusulnya ke universitas di Paris melanjutkan S2 nya.
Tok tok tok suara ketukan pintu kamarku lalu terdengar suara umiku "Eva sini dulu! "
Ya umi Eva keluar "jawabku berlalu keluar kamar menghampiri umiku yang sedang duduk di kursi ruang tamu bersama abiku. Kemudian aku duduk di satu kursi sebelah umiku.
"Eva bagaimana hasil pengumuman S2 mu di Paris? "Tanya abinya
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 50
"Eva belum melihatnya abi umi " sahutnya lesu
"Coba kamu periksa Eva mungkin sudah muncul sekarang "pinta uminya
"Baiklah akan Eva periksa "jawabnya sambil mengutak-atik hp-nya. Eva membuka emailnya. Dan ada notifikasi dari salah satu universitas yang berada di Paris. Lebih tepatnya dari cloude Bernard university Lyon 1. Eva pun membuka email tersebut.
Congratulation! You are accepted in cloude Bernard university Lyon 1.
Please confirm if you want to continue this program.
Setelah membaca email itu Eva merasa bahagia sampai air matanya menetes di pipinya titik cita-citanya untuk menyusul Nayla ke Paris akhirnya terkabul.
"Abi umi Alhamdulillah Eva keterima di Bernard university"
"Alhamdulillah anak umi bisa kuliah ke luar negeri, umi bangga sekali nak "ucap uminya sambil memeluk Eva bangga
"Alhamdulillah, mungkin memang itu sudah jalan dari Allah. Ingat Eva di manapun kamu berada jangan pernah tinggalkan sholat, dan jangan pernah buka aurat. Juga jaga dirimu, karena Paris gaya hidup bebas tidak sesuai syariat Islam. "Nasehat ayahnya setulus hati.
"Iya Abi, Eva pasti akan selalu mengingat pesan Abi". Jawab Eva dengan bahagia.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 51
"Ya sudah sekarang Eva istirahat dulu ya, besok kamu kan masih harus wisuda. "Perintah sang umi pada Eva
Prosesi wisuda pun berjalan sebagaimana mestinya titik ketika namanya dipanggil Eva pun maju dengan bangga. Lalu di akhir Eva berfoto dengan orang tuanya juga Adit sahabatnya. Lalu ketika hendak pulang menuju ke mobilnya. Terlihat sosok wanita yang begitu aku kenali titik sosok wanita yang selama ini aku rindukan. Nayla. Wanita yang sedang berdiri di samping mobilku seperti Nayla. Dengan membawa buket bunga dan memakai baju merah marun tanpa anggun sekali. Di tengah keraguanku apakah Nayla itu benar dia atau bukan. Wanita itu memanggilku
"Eva i miss you! " Wanita itu dengan suara yang sangat ku kenali
"Nayla! Aku kangen! Aku rindu! "Serunya sambil berlari menuju Nayla.
Nayla pun berlari menyambut Eva dan memeluknya.
"Kamu banyak berubah ya nay, gaya pakaian kamu cara bicara kamu dandananmu"
"Apanya yang berubah nggak kok, aku masih tetap Nayla sahabat kamu yang terbaik."
"hm.... Benarkah begitu ? tapi kamu jahat banget! Nggak pernah ngabarin aku selama ini! "
"Iya maafkan aku dan sekarang pun aku cuma sebentar di Indonesia besok aku sudah harus kembali ke Paris "jelasnya dengan sedih
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 52
"Ih kok gitu banget sih, tega kamu sama aku nay! Aku sudah nunggu kamu selama 4 tahun, tapi besok kamu sudah harus balik lagi? "Tanyanya dengan sedih
"Ya begitulah, memang seperti itu keadaannya, mau bagaimana lagi. Oh ya bagaimana kabar S2 mu di Paris?" Tanyanya penuh harap
"Entahlah nay, mungkin sepertinya aku tidak diterima, karena kemarin ada beberapa persyaratan yang belum bisa aku selesaikan. "Jawab Eva berpura-pura sedih.
Kamu telah memprank aku di hari wisudaku, sekarang gantian aku yang akan prank kamu. Pikir Eva titik Mereka pun menghabiskan sisa waktu itu bersama dengan keluarga Eva sampai akhirnya Nayla kembali ke Paris.
Sebulan kemudian Eva mempersiapkan keberangkatannya ke Paris diantar oleh kedua orang tuanya dan Adit ke bandara.
Kini aku akan benar-benar menyusulnya aku akan memberikannya kejutan bahwa kita masih tetap bisa bersama. Keyakinanku bahwa takdir kita untuk berpisah, itu bisa diubah dengan ikhtiar dan doa kini terbukti. Allah memang sayang padaku dan adil pada seluruh umatnya.
"Nayla baskara langit! Tunggu aku di sana." Ucap Eva sambil menyeret kopernya menuju pesawat.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 53
BELUM TENTU TAKDIR
Karya Nailatus Saadah
Hai namaku Nayla laskar langit titik aku terlahir dari keluarga broken home aku sekarang pada masa putih abu-abu yang katanya seperti senja "sebentar tapi indah"aku sekarang duduk di bangku 12 A farmasi di sekolah SMK Manbaul Ulum dan di sana aku bersama sahabat SMP ku meneruskan pendidikan sahabat itu bernama Eva Ardiansyah WP aneh namanya tapi dia asik dan mudah dimengerti. Dia yang kau anggap seperti saudara walaupun kadang orang lain juga menganggap begitu tapi tanggapan orang lain agak berbeda. Kita sering dibilang kembar padahal tidak ada sedikitpun kemiripan di antara kita baik dari segi fisik maupun sifat yang sangat bertolak belakang
"Hei! "Teriak sebuah suara yang sangat ku kenali
"Ih, apaan sih bikin kaget aja! "Ucapku pada sahabatku Eva yang dengan tiba-tiba merangkul lenganku.
"Lu sih bengong mulu, gue panggil dicuekin "ucap Eva manja
"Iya deh iya, terserah "ucapku
"Lu mah gitu lo mah orang udah isya itu banget, eh sama lu nya dikacangin! Pasti lu nggak denger kan?! "Ucapnya panjang kali lebar
"Ya deh maaf-maaf "ucapku agak malas
"Oke deh, sekarang gue maafin "ucapnya dengan bahagia. Eva anaknya memang penyabar walau kadang ketika
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 54
dia marah malah dia yang nangis. Dia emang cengeng banget sih dan juga introvert. Tapi anehnya kalau bareng aku dia jadi ekstrovert.
"Ya udah kita ke kelas aja yuk, besok ulangan, apa lu udah belajar? "Ucapnya ingin tahu.
"Nggak, ngapain juga ah males! "Ucapku yang memang saat itu aku sedang merasa malas, egois dan sedang tidak ingin mengalah dan akhirnya hal itu membuatnya mengoceh
"Eh udah gue bilangin harus belajar, katanya mau masuk unej di Jember, bla.....bla....bla....." Ucapnya panjang kali lebar kali tinggi, yang membuatnya sangat bawel gak ketolong. Sampe capek aku dengerinnya. Telingaku sampe panas melebihi panas kompor. Bayangin aja dari gerbang depan sampe kelas yang jauhnya kayak keliling lapangan sepakbola dia terus bicara gak berhenti-berhenti. Bikin moodku yg males lebih males lagi. Kadang aku heran masa iya anak kayak gini introvert. Itu lah keunikan sahabatku yang sama sama punya mimpi menjadi dokter ini.
"Hi besty!" Panggil sahabat yang selalu excited kalau ke aku
"Apaan sih teriak mulu dah siang nih hampir dhuhur" ucapku ketus
"Lu lagi PMS apa? Kok judes amat sih!" Ucapnya yang saya heran
"Nggak tuh "ucapku pura-pura heran sejujurnya ini membuatku malas padanya yang selalu cerewet, Untung saja
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 55
dia sahabatku jika bukan pasti sudah aku tinggalin. Sahabat yang selalu duduk denganku sebangku dari SMP lalu dia tiba-tiba bertanya sesuatu yang di luar prediksi BMKG ha...ha...ha.... Mentang-mentang sekarang jam kos, nggak ada guru yang jelasin eh malah si dia yang bawel.
"Besti..."
"Apalagi? Dari tadi lu manggil mulu, tapi nggak ada yang dibicarain" ucapku dengan nada kesal
"em.... Kita buat perjanjian yuk? "Ajaknya penuh harap
"Perjanjian apa? "Tanyaku sambil tetap fokus pada HP yang sedang ku mainkan, karena aku sedang chat dengan pacarku.
"Janji ya, kita nggak boleh pisah sampai kapanpun!
"Ucapnya sambil mengambil jari kelingking ku
"hm...." Sahutku malas
"Ih gitu banget sih jawabnya, yang benar dong Nayla, katanya kita sahabatan...." Ucap memelas
"Iya janji deh janji " ucapku sambil menautkan jari kelingking ku ke jarinya. Dan kami pun tertawa bersama.
***
Hari ini adalah hari kelulusan. Aku dan Eva, kami sudah menyelesaikan masa putih abu-abu kami yang kenangannya katanya paling indah. Pada masa sekolah memang paling indah sih, yang sedihnya itu cuma sebentar dan sekarang sedihnya bertambah karena aku berniat untuk tidak kuliah di Jember dan tidak bisa bersama sahabatku. Aku yakin dia kecewa, karena aku tidak akan memberitahunya
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 56
tentang hal ini. Bahkan pacarku juga tidak aku beritahu. Aku akan pergi dari mereka sejauh mungkin yaitu ke Paris negara impianku impian disambut baik oleh sahabat ku Eva, kami sama-sama bermimpi untuk bisa S2 di sana bersama. Tapi ternyata orang tuaku memintaku untuk kuliah di sana sekarang. Dan aku tidak bisa menolaknya namun aku juga tidak bisa menyakiti hati Eva dan pacarku. Oleh karena itu aku memilih untuk diam dan menghilang begitu saja agar mereka tidak terlalu sedih. walau aku tahu mereka pasti kecewa. Aku berjanji aku pasti akan kembali dan berdoa agar aku bisa pulang dengan cepat. Aku tidak tahu takdir bisa dirubah atau tidak tapi aku berusaha agar itu bisa.
"Besti! " Seru teriakan Eva yang sudah biasa ku dengar
"Ada apa va? Astaga, jangan lari!" Ucapku heran melihatnya begitu excited dan terburu-buru dengan membawa selembar kertas di tangannya.
"Aw... Nayla! Kita lulus, kita di terima di UNEJ! Gue bahagia banget!" Ucapnya sambil memelukku dan memperlihat surat pemberitahuan di tangannya.
"Eh kok lu diem aja sih?! Lu lulus juga kan? Mana surat lu, sini gue liat?!" Pintanya melihat ku yang terdiam.
"Pasti lulus lah, kita kan dah janji bakal ke UNEJ barengan!" Ucapku sambil balas memeluknya sambil tertawa, menyembunyikan wajah sedihku yang terpaksa harus menipunya. Ya, aku tak pernah mendaftar di unej. Dan dia tidak pernah tahu hal itu.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 57
"Yuk kita foto yuk sambil pegang surat pemberitahuan ini" pintanya. Dan kamipun berfoto beberapa kali.
Foto-foto itu kini yang menemaniku berangkat ke Paris. Ya malam ini aku akan terbang kesana.
"Mbak, tolong hp nya dinon-aktifkan ya, selama penerbangan, karena sebentar lagi kita akan lepas landas." Ucap salah seorang pramugari mengingatkan ku yang masih memegang handphone. Aku mengirim pesan pada Imron pacar ku bahwa sekarang aku akan pergi ke Paris. Dan ketika dia membacanya mungkin aku sudah di luar jangkauan. Akupun titip pesan padanya jika Eva bertanya, tolong bilang bahwa aku sedang mengejar impianku. Setelah selesai, ku matikan handphone ku. Lalu ku pejamkan mata. Pesawat pun lepas landas.
4 tahun kemudian.
Akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di tanah kelahiran ku lagi. Tanah yang ku rindukan beserta orang-orang yang ku rindukan. Setelah menghabiskan waktu 3 hari mengurus berbagai hal, aku baru sempat menghubungi Eva yang nomornya ku dapat dari Adit. Pria yang diam diam mencintai Eva. Imron yang memberi tahuku.
Aku sengaja lost contact agar kami tak terlalu terhanyut dalam kekecewaan karena perpisahan kami. Awalnya Eva tak percaya bahwa aku yang menghubungi nya. Namun ku katakan bahwa semua akan terbukti esok dinhari wisudanya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 58
Aku memang menuggu saat acara wisudanya selesai, aku tak ingin mengganggu kebersamaan beserta keluarganya. Melihatnya keluar dari gedung. Akupun keluar dari mobilku dan berdiri di depan mobilnya, dimana dia masih berjalan di sebrangku. Dengan buket bunga di tangan ku aku tersenyum padanya. Tak lama dia menatapku, sekolah masih bertanya-tanya. Akupun tersenyum dan melambaikan tanganku padanya.
"Naila!" Serunya sambil teriak dan berlari padaku. Akupun berlari menyambutnya dan memeluknya. "Eva akhirnya aku bisa melulnkamu lagi aku kangen banget sama kamu!" Ucapku rindu.
"Lu banyak berubah ya nay, gaya pakaian lu, cara bicara, dandanan lu juga"
"Apanya yang berubah nggak kok, aku masih tetap Nayla sahabat kamu yang terbaik."
"hm.... Benaran gitu ? tapi lu jahat banget! Nggak pernah ngabarin gue selama ini!"
"Iya maafkan aku dan sekarang pun aku cuma sebentar di Indonesia besok aku sudah harus kembali ke Paris "jelasku dengan sedih
"Ih kok gitu banget sih, tega lu sama gue nay! Gue sudah nunggu lu selama 4 tahun, tapi besok lu dah harus balik lagi? "Tanyanya dengan sedih
"Ya begitulah, memang seperti itu keadaannya, mau bagaimana lagi. Oh ya bagaimana kabar S2 mu di Paris?" Tanyaku penuh harap
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 59
"Entahlah nay, mungkin sepertinya gue nggak ketrima, karena kemarin ada beberapa persyaratan yang belum bisa gue selesaikan. "Jawab Eva terlihat sedih.
Akupun kecewa mendengar nya "yah... Mau gimana lagi, mungkin memang takdir kita tak bisa diubah. Memang harus berpisah."
"Padahal gue pengen banget S2 ke Paris sama lu nya" rengeknya
"Udah deh, kita nikmati waktu kita yang sedikit aja yuk" pintaku padanya. Kamipun pulang ke rumah Eva dan bercerita panjang kali lebar. Sosok yang sangat ku rindukan selama 4 tahun ini, yang tak bisa ku dapat gantinya di Paris. Sahabat yang melebihi saudara sendiri. Kamipun harus berpisah lagi.
Sesampainya di Paris, aku melihat foto-foto kebersamaan kami kemaren. Terasa menyesakkan, karena kebersamaan kami yang sebentar. Namun memang takdir kami tak bisa diubah. Dan kami harus menerimanya. Tak terasa sebulan telah berlalu. Namun moment itu masih jelas di mataku.
Seperti biasa aku melangkahkan kakiku ke kampus. Saat seorang muslimah menyapaku dari belakang.
"Assalamualaikum Miss, can you help me please?" Pintanya. Seorang muslimah yang memakai jaket wol tebal, ya karena sekarang sedang winter sih. Sampai-sampai dia juga mengenakan masker. Mungkin dia mahasiswa baru pikirku.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 60
Namun ada rasa aneh di hatiku. Seperti aku mengenalnya sejak lama. Namun itu tidak mungkin.
"Yes. What can i do for you?" Jawab ku
"Can you be my besty again Nayla!" Jawabnya sambil melepas maskernya,
"Eva!" Seruku sambil berteriak bahagia. Langsung ku peluk dirinya. "Aku gak nyangka kamu disini!" Seru ku sambil memperhatikan penampilannya.
"Iya lah gue kan juga mau jadi dokter dokter cantik yaa kan..." Jawabnya sambil tertawa
Kamipun tertawa bersama dan kembali berpelukan.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 61
PENJAGA HATI
Karya Kurnia Hidayati
Pagi ini di SMA teratai merah kedatangan murid baru yang bernama lyora nista Anggita queen zerland yang kerap di panggil lyora. Gadis cantik, putih, tinggi, berambut panjang bergelombang yang berwarna pirang dengan mata berwarna biru yang menjadi ciri khasnya sungguh menarik mata yang memandangnya.
Dia pindahan dari luar negeri yaitu benua biru atau yang biasa disebut Eropa. Sebenarnya dia lahir di Eropa dan dibesarkan di Indonesia sampai kelas 3 SD kemudian dia pindah lagi ke Eropa sampai kelas 7. Lalu dia melanjutkan di Irlandia hingga kelas 9. Dan sekarang dia melanjutkan di SMA teratai merah ini di kelas 12. Hal ini karena perbedaan tingkatan sekolah antara Indonesia dan luar negeri. Sehingga dia kembali ke tanah air melanjutkan sekolahnya yang tahap akhir. Pekerjaan ayahnya lah yang menjadi faktor perpindahan pendidikan di orang ini titik tak heran jika Liora tumbuh menjadi gadis yang amat pintar dan mudah bersosialisasi.
Sekarang dia sedang berada di ruang Kepala Sekolah mengurus berkas perpindahannya titik di waktu yang sama tempat yang berbeda 7 remaja laki-laki sedang berkumpul di taman belakang sekolah sambil merokok salah satu dari mereka berbicara muka topik diantara keenam cowok itu.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 62
"Eh bro, kalian tahu nggak tanda tanya di SMK kita ini kedatangan siswi baru loh. Pindahan dari luar negeri!" ucap Leon memberitahu
"Murid baru? Siapa? "Tanya Rei penasaran
"Ya nggak tahu juga, tapi dengar-dengar sih katanya cewek "jawab Leon dengan cengengesan
"Kalau cewek pasti cantik nih, gue yakin 100% Arga yang 11 12 dengan Rei Playboy cap dugong.
Mereka bertiga masih asik dalam pembahasan murid baru itu sedangkan keempat teman mereka hanya geleng-geleng kepala memperhatikannya. Mereka berempat adalah Brian, Billy, Aiden dan yang terakhir adalah akzlar yang merupakan sosok laki-laki yang sangat tampan di seantero sekolahnya.
Mereka ber 7 merupakan anggota inti geng lazagion dengan akzlar Rayan bratirez lichen sebagai ketua gengnya titik dilanjut dengan Rasya Aden Sergio sebagai wakil ketua geng lalu reiga dharma Pradipta dan Arga Saka wardian sebagai pelindung atau perisai geng lezaGion. Lalu ada Brian Lorenzo riano dan Leon Adiba sekarang aja sebagai pengatur serangan atau strategi dan yang terakhir ada briliano putra arsenio sebagai ahli pertama sistem keamanan lawan berasa jadi klub sepak bola ya. Tapi bukan ya ini adalah geng bergengsi di sekolahan kami.
Di kelas 12 IPA 1 sedang melangsungkan pembelajaran, tapi tak berselang lama wali kelas datang dan membawa siswi baru yang masih di luar.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 63
"Permisi Pak maaf mengganggu Saya ingin memperkenalkan murid baru di kelas ini . "Ucap Cindy kepada Pak Joko guru bahasa Indonesia.
"Oh iya Bu silahkan" jawab Pak Joko mempersilahkan
"Terimakasih pak," ucap Bu Cindy memasuki ruangan sembari melanjutkan "baiklah anak-anak kalian sekarang kedatangan teman baru, ayo Liora masuk! "Suruh Bu Cindy kepada Liora pun memasuki kelas dengan anggun sehingga semua mata tertuju padanya tak ada seorangpun yang berkedip berpanah akan kecantikan Liora yang seperti bidadari.
"Baik nak, perkenalkan nama kamu pada teman kelasmu. "Perintah Bu Cindy
"Halo, hai nama gue Liora lista anggira Queen zerlan, panggil aja gue Liora gue pindahan dari Eropa dan sekarang gue di kelas terakhir gue yakni kelas 12. Semoga kita bisa berteman baik ucapnya dengan senyum memperkenalkan diri pada teman kelasnya.
"Baiklah Liora kamu boleh duduk di bangku kosong di sebelah Akzlar. "Ucap Bu Cindy menunjukkan bangku kosong yang berada di sebelah kanan belakang sendiri.
Liora pun melihat ke tempat yang ditunjuk oleh bu Cindy. Melihat Akzlar Liora sempat tertegun sejenak karena teringat pada salah satu teman kecilnya di SD dulu. Namun tidak banyak pikir dimanapun berjalan mendekati tempat yang ditunjuk oleh Bu Cindy.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 64
Di pojok kelas tepat di sebelah bangku kosong itu Akzlar yang juga seperti terpana menatap Liora berjalan ke arahnya tanpa berkedip. Dalam hatinya Dia berkata "gue nggak bisa munafik, desas-desus itu memang benar Liora emang cantik, tapi kenapa sepertinya gue kenal ya? "
"Eh Ra, duduk sama gue aja sini! "Panggire yang berada di depan akzlar hingga hal ini membuat lamunan Akzlar terpecah tanpa sadar pun dia mengambil tipe-x dan melempar ke kepala Rei titik satu kelas pun menyoraki Rei."huuuuuu..... Dasar playboy cap Dugong lu! "
Apa salahnya sih, ngajak duduk bareng gue ? Kan niat gue tuh baik, kasihan lioranya duduk sendirian di belakang enggak ada yang nemenin titik kan lebih baik sama gue aja iya gak?! "Jelas si rai dengan percaya diri lalu menoleh pada akzlar yang melipat tangannya memandang dingin pada Rey."lu juga zlar, sakit tahu kepala gue! " Sambil mengelus bagian kepalanya yang terkena tipe-x
"Kalau lu sih Rei, bukan kasihan tapi modus! "Ucap Nita salah satu siswi kelas itu.
"Plak! "Suara pukulan di bahu Rey oleh Arga. "Kalau Liora duduk di sini terus gue mau duduk mana Rey? "Ucap Arga sambil melotot
"Ya di tempat Liora lah kok Maya kali di bangku guru!
"Jawab Rey cengengesan
"Udah lari, Liora aja nggak tertarik tuh sama lo! "Ucap Leon membuat satu kelas tertawa."lagian di belakang juga dah
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 65
ada akzlar kali, yang siap menjaga menemani dan menyayangi liora, iya kan zlar?" Jelas Leon menggoda azlar.
"Iya" jawab Azlar otomatis lalu dia sempat bingung pada tindakannya tersebut. Tidak biasanya dia menjawab tanpa berpikir seperti itu. Jawabannya yang refleks dijawab heboh oleh teman-teman sekelasnya.
"Akhirnya temen gue punya pendamping, setelah sekian lama menutup hatinya."ucap Leon mendramatisir keadaan
"Apaan sih? Berisik!"ucap azlar mengalihkan perhatian
"Sudah sudah, ayo diam semua, bapak masih di sini loh! Sekarang masih waktunya pelajaran bukan waktunya membahas percintaan! "Ucap Pak Joko menenangkan para siswa
"Sekarang kita akan bentuk kelompok biar tidak berebut bapak saja yang bentuk kelompoknya ya titik coba Nita tolong tuliskan nama-nama kelompoknya di papan kamu sekretarisnya kan?!" Perintah pak Joko pada Nita.
Ternyata Liora, Azlar,Leon, Rey dan Nita satu kelompok. Mereka pun janjian untuk melakukan kerja kelompok keesokan harinya.
Bel jam terakhir pun berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelasnya untuk pulang. Kecuali ke7 siswa gank lezaGion itu, yang selalu pulang terahir demi melakukan tugasnya, yakni rutinitas yang selalu mereka lakukan yakni memastikan keamanan sekolah mereka dari musuh.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 66
Ketika mereka sudah menyelesaikan rutinitasnya, merekapun bergegas keparkiran. Mereka mendapati seorang gadis sedang berdiri memandangi mobil merahnya. Perempuan itu ternyata Liora. Ketika Leon mau memberitahukan hal itu pada azlar "eh, zlar itu kan si Lio...." Belum sempat selesai perkataan Leon azlar sudah berjalan meninggalkan mereka menuju pada Liora.
"Ra kenapa? "Tanya Azhar
"Oh lu zal ini ban mobil gue bocor kayaknya. "Jawab diora bingung
Ya udah pulang sama gue aja dek "aja azlar
Emang boleh? Nanti kalau gue di labrak cewek lo gimana? " Ucap Liora sambil menggoda
"Tenang aja aku mah gue nggak punya cewek kok!
"Ucap Azhar santai
"Tenang aja Liora kalaupun ada, orangnya juga udah pergi kok bertahun-tahun yang lalu. "Menanggapi Azhar
"Apaan sih lo. "Sahut Azhar pada Aiden yang mengganggunya
Liora hanya tersenyum melihat tingkah keduanya
"Oh ternyata gitu oke deh."
Azhar bergegas mengambil motornya Dia memberikan helm pada Liora dan Liora pun naik motornya.
"Eh, zlar kita ditinggalin begitu aja nih?! " Sela Brian yang melihat azlar mengegas motornya.
“Tadi aja sok cuek lo sekarang kita yang ditinggalin” sahut Billy ikut menggodanya
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 67
“Itu mah namanya mau tapi mau” serunya menggoda lagi
Tanpa memperdulikan celoteh mereka azlar pun mengegas motornya.
Selama perjalanan mereka hanya terdiam membisu. Hanya suara derum motor yang menemani. Namun azlar yang penasaran pada Liora berani membuat permintaan.
“Ra gimana kalo kita ngecafe dulu. Ada tempat favorit gue dekat sini.”
“Boleh juga”, sahur Liora mengiyakan
Merekapun berhenti di depan sebuah cafe yang nyaman sekali, dan memutuskan duduk dekat jendela yang darinya taman bisa terlihat jelas, namun juga tidak jauh dari panggung cafe itu.
Azlar pun mempersilahkan Liora duduk dan menanyakan pesanannya
“Lu mau makan apa Ra?” Tanya azlar
“Chesee spaghetti bologne no pedes dan minumnya orange juice Not too cold n.dont to sweet. lo sendiri minum apa az?”
“Gue sih ngikut lo aja” jawab akzlar santai namun dia memikirkan bahwa terlalu banyak kemiripan antara Liora dan teman kecilnya dulu
“Gue ngerasa kenal tempat ini deh seperti pernah di sini gitu ucap” Liora sambil memandang sekitar
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 68
“Benarkah begitu Ra? Tempat ini lumayan terkenal sih mungkin lu sering lihat di Instagram atau di media sosial lainnya karena sering dijadikan untuk live mereka” jelas Akzlar
“Nggak gitu juga cuma rasanya tuh gimana ya silit ngejelasinnya pokoknya familiar aja” jelas leora pada akzlar lalu matanya tertuju pada panggung yang membuatnya langsung berdiri dan menuju ke sana. namun akzlar menghentikannya dengan menggenggam lengannya.
“Lo mau ke mana Ra?” Sembari menatapnya bingung
“Entahlah rasanya gue ingin ke panggung itu aja “
“Oh bilang aja kalau pengen nyanyi “
“Ehm..... Nggak juga sih tapi mungkin ya coba ah gue nyanyi mau nggak temenin“
“Oke gue temenin. duet deh, boleh?” jawab azlar menggoda
Mereka berdua pun jalan ke panggung dan mengatakan bahwa ingin menyanyikan sebuah lagu
Mas-mas yang memainkan piano pun menanyakan pada leora ingin menyanyikan lagu apa
“Mau nyanyi lagu apa dek?“
“Tak perlu keliling dunia, Gita Gutawa mas” ucap Liora santai
Hal ini membuat Akzlar tertegun, lagu ini adalah lagu yang biasa teman kecilnya nyanyikan dulu. Mungkin Liora memang Ara yang dulu. Aku jadi semakin yakin.
“Eh, gue belom tanya lu az, apa lu bisa lagu ini” tanya nya penuh harap
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 69
“Tenang aja Ra, gue suka banget lagi ini. Bahkan mungkin lu aja yang gak inget”
Merekapun tertawa dan mulai bernyanyi
Kapur putih yang pucat
Terasa penuh warna
Dan pelangi yang enggan datang pun berbinar
Kertas putih yang pudar
Tertulis sribu kata
Dan ku ungkap semua yang sedang ku rasa
Dengarkanlah kata hatiku
Bahwa ku ingin untuk tetap di sini
Tak perlulah aku keliling dunia
Biarkan ku di sini
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna ku tak mau jauh darimu
Dunia boleh tertawa
Melihatku bahagia
Walau di tempat yang kau anggap tak biasa
Biarkanlah aku bernyanyi
Berlari, berputar, menari di sini
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 70
Tak perlulah aku keliling dunia
Karna kau di sini
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagiku di dunia...
Tak perlulah aku keliling dunia
Kaulah segalanya bagiku... di dunia...
Selama menyanyikan lagu itu mata akzlar tak lepas dari Liora. Diapun berucap dalam hatinya. Ra gue akan tunggu lu sampe lu inget gue. Seperti selama ini gue nunggu lu kembali dan gak pernah lupain Lo.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 71
AKU YAKIN BISA!
Karya Nailatul Rohmah
Hai hai namaku Nailatul Rohmah. biasa dipanggil Nayla. Aku sekarang duduk di bangku SMP tepatnya di kelas 9. Aku anak bungsu dari 3 bersaudara. Hidup di keluarga yang biasa-biasa saja, dan sekarang ekonomi keluargaku sedang buruk. Cita-citaku ingin menjadi seorang dokter tapi mungkin cita-citaku ini tidak akan tercapai karena ekonomi keluargaku yang tidak mendukung. Tidak hanya itu impianku yang ingin kuliah di luar kota pun pupus sudah aku tidak ingin menambah bantuan orang tuaku karena keinginanku
Man Jadda wajada.
Semua akan mungkin jika kita berusaha tapi aku tidak putus asa aku yakin bisa
Bel sekolah berbunyi semua murid berhamburan masuk ke kelas
“Baiklah anak-anak, Ibu hanya ingin mengingatkan bahwa besok Senin, kalian akan menghadapi UNAS. jadi rajinlah belajar agar kalian memuaskan” kata Bu Tina dengan penuh perhatian .
“Eh nay belajar kelompok yuk nanti siang mau kan?” Tanya Amel
“Boleh aku ijin ortuku dulu ya”
***
“Assalamualaikum, Amel... “ Sapa naila sambil mengetuk pintu rumah Amel
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 72
“Waalaikumsalam, ayo masuk nay, tumben kamu telat?” katanya sambil sambil sedikit merengut
“Iya tadi aku masih harus bantu ibu dulu soalnya, maaf ya lama.”
“Nggak kok, nggak papa yang penting kita bisa kerja kelompok. aku udah seneng. yuk langsung aja yuk, kita bahas latihan soal yang diberikan Bu Tina tadi.”
Kami pun belajar membahas tuntas dan mengerjakan latihan UNAS yang diberikan bu tina. kami berdua merupakan jurusan IPA . Kami selalu berbagi. Amel juga mengajari tentang bahasa Indonesia yang aku kurang paham dan aku sering mengajari amel tentang fisika karena dia kurang dalam pelajaran itu. Amel berasal dari keluarga kaya. Ayahnya memiliki sawah yang luas sekali, meskipun begitu cita-citanya ingin jadi psikolog.
“Naila nanti kalau sudah lulus, kamu mau kuliah Jurusan apa rencananya ? “ tanya Amel
“inginnya sih aku ambil kedokteran, tapi sekarang aku ragu karena biayanya mahal! Kamu tahu kan kondisi keluargaku seperti apa.” jawab Nayla terdengar sedih sambil tetap mengerjakan soal-soalnya.
“Eh nggak boleh gitu. Kenapa kamu tidak yakin? kamu kan selalu dapetin yang terbaik, mungkin kamu bisa kan dapat beasiswa dan jangan lupa berdoa kepada Allah pasti bisa dan pasti dikabulkan jika kamu yakin” kata Amel memberikan semangat
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 73
“Iya sih tapi saya kan yang banyak banget tahu sendiri seperti apa sekarang“
“Coba aja dulu kali ada rejeki. Oh ya ada kabar pameran pendidikan hari Minggu ini. Bagaimana kalau kita lihat-lihat, siapa tahu kamu dapat inspirasi di sana.” Kata Amel sambil meletakkan pensilnya lalu dia melanjutkan “kita bisa pergi bareng, aku juga mau cari informasi tentang sekolah di luar kota” kata Amel.
Aku sangat tertarik dengan apa yang dikatakan amel tadi. Kenapa ya aku tidak kepikiran ya. aku ingin sekolah mewujudkan cita-citaku ini. Aku ingin memperbaiki ekonomi keluargaku. benar dengan keyakinan dan doa, Allah pasti mengijabah doaku.
Ujian UNAS pun datang. Senin adalah awal yang berat, namun kubawa tas sekolahku dengan mantap aku sudah berusaha, belajar Bersama. Berdoa pun sudah, minta restu orang tua juga, tinggal Allah akan tunjukkan jalan bagiku. Saat aku mengerjakan soal, aku yakin dan aku akan berusaha teliti serta memahaminys. Soal yang aku anggap sulit, setelah selesai, aku akan periksa lagi jawabanku dengan tunas. Mungkin menjadi momok selama ini tapi aku takkan putus asa apalagi, aku sudah mempersiapkannya sejak awal.
Masa UNAS pun sudah berlalu. hari ini, hari Minggu, amel mengajakku ke pameran pendidikan itu. dia berjanji untuk menjemputku. Namun ini sudah jam 09.00 dan dia belum datang juga. “Apa tidak jadi ya?” aku akan menghubunginya. Teleponnya berdering namun tidak
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 74
diangkat. Tak lama setelah itu sebuah mobil merah berhenti di hadapanku dan amel keluar darinya.
“Ayo Nayla cepat masuk“.
“Eh aku baru telepon kamu. kamunya udah muncul. oke-oke aku masuk“
Kami pun meluncur ke pameran pendidikan itu ternyata. Di sana, ada mahasiswa dari kedokteran yang juga mengikuti pameran pendidikan itu. Dia menjelaskan tentang jurusannya. Di sana aku bisa bertanya-tanya tentang bagaimana suasana kuliahnya dan biaya pendidikannya. Aku merasa bersyukur sekali Amel mengajakku ke pameran ini, karena di sini aku punya pandangan tentang impianku dan bahwa beasiswa yang disediakan pun banyak dan beragam, hingga aku yakin aku pasti bisa melangkah ke sana.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 75
ANTARA CINTA KEHIDUPAN DAN IMPIAN
Karya Failida Ustania
Cinta adalah. Perasaan berarti memilih. Akhirnya cinta adalah pilihan antara rindu dan cemburu, antara keindahan dan penderitaan, antara harapan dan ketakutan, antara cita-cita dan kenyataan.
“Nak, ini demi masa depanmu. Kalau kau akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anakmu dan kesalehan anakmu tergantung kesalehan dirimu. Jadi bunda harap kau tak menolak hal ini “ ucap bunda kepadaku menjelaskan bahwa betapa pentingnya ini semua bagiku.
“Iya bunda, Zahira akan berangkat besok pagi” aku pun bergegas pergi menuju kamar meninggalkan bunda sendiri di ruang tamu. Ku rebahkan diri ini di atas tempat tidur, memikirkan sosok ayah. Hanya dialah yang bisa meyakinkanku, aku menyayanginya melebihi diriku sendiri. Walaupun beliau jarang pulang karena jarak antara rumah dan tempat kerja jauh. Masalah rindu itu pasti meronta dan bertubi-tubi aku sangat merindukannya.
“Zahira segera membereskan pakaianmu nak” perintah bunda yang membangunkanku. aku langsung menata barang yang diperlukan. Matahari beranjak, menunjukkan sinarnya perlahan. Aku mulai membuka mata. Tak kusangka dan benar adanya hari ini aku akan pergi. segera aku bereskan diri dan
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 76
langsung memasukkan barang-barang ke dalam mobil. Dalam beberapa menit kami sampai di pesantren, aku langsung menyelami bunda dan berpamitan.
Kulangkahkan kaki menuju gerbang pesantren yang bertulis pondok pesantren Nurul hidayah. ketika itu, bayangan ayah hadir. Segera membersihkan niat, Ku kuatkan tekad semuanya hanya karena Allah.
“Assalamualaikum” salamku di depan pondok dalam
“Waalaikumsalam, sini nduk masuk” sapa bu nyai dari dalam
“Innjih bu nyai” aku pun memasuki ruangan itu dan duduk di lantai yang tak jauh dari sisi bu nyai.
“Assalamualaikum” kudengar suara lelaki dari belakangnya bangkitkanku
“Waalaikumsalam wah kapan datangnya anak mas” baru bu nyai menatap sayang pada laki-laki itu
“Baru saja umi” jawab laki-laki itu sambil mencium tangan Bu nyai
Jantungku tiba-tiba berdegup kencang dan aku jadi salah tingkah rasanya aku ingin menjerit laki-laki ini manggilnya umi jadi dia??? Gus Fahri tiar Al matlubi yang sering dibicarakan santri itu. Masya Allah subhanallah, tabarakallah aku jadi santriwati pertama yang melihat wajahnya. Alhamdulillah aku pun senang sekali.
***
Lentingan jam terus terdengar. Bumi terus berputar dan siang berhenti malam. Begitupun dengan kehidupan.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 77
Sekarang adalah hari kelulusanku. Dia menunjukkan angka 07.45. Acara ini akan dimulai jam 8.00 tapi bunda masih belum ketemui hadirnya, rasa cemas mulai kurasakan.
07.51 terlihat bunda bersama keluarga yang lainnya datang. Aku pun senyum ke mereka. melihat semua datang di acara yang penting ini, tapi aku merasa ada yang aneh.
“Bunda kenapa menangis?” tanya aku saat mengetahui air mata bunda yang jatuh “ada apa bunda kenapa bunda tidak menjawab pertanyaan Zahira“
“Sabar ya nak” ucap bunda dengan derai air mata
“Apa maksud bunda? kenapa Zahira harus sabar? bunda terharu ya karena zahira sekarang wisuda?”
“Maaf zahira, apa yang akan bunda sampaikan mungkin merusak hari bahagiamu, namun sekali lagi Kamu harus kuat ya”
“Eh bunda aku jadikan tempat penasaran apa sih, ada apa sebenarnya ini?”
“Zahira ayahmu ayahmu telah tiada“
Seketika itu juga rasanya aku seperti tersambar petir!
Mulutku bisu, mataku terbelalak, tubuhku melemah dan seluruh sel yang ada di tubuhku, seakan berhenti berfungsi. “innalillahiwainnailaihirojiun! Ya Allah benarkah ayahku telah tiada?” tiba-tiba dunia menjadi gelap dan aku tak merasakan badanku.
Bruk!
Semua sulit untukku definisikan. Antara cinta, kehidupan dan Impian. Semenjak hari itu, kehidupanku
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 78
seram, tanpa tujuan. Jika begini rasanya, aku tak sanggup menerima kenyataan. impianku telah hilang entah ke mana.
Aku rekom dari pesantren untuk berhenti mondok dan semuanya sudah siap untuk aku pergi, kembali bersama bundaku.
“Ra, sudah jangan murung terus, sabar nak. Ingatlah innallaha ma'ashobirin.” ucap Najwa kepadaku, sahabat suka duka ku.
“Apakah kau percaya pada kaidah yang pernah kita pelajari dulu? aja bi qodiidtaab, bahwa kadar jernih payah seseorang itu, akan sesuai dengan hasilnya.”
“Ya aku percayalah Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-nya“
“Tapi apa aku pantas mengeluh tentang kenyataan ini kenyataan? bahwa cinta, kehidupan dan impian yang tak bisa aku dapatkan. ketika semuanya hilang sekaligus.” tak terasa air mataku menganak sungai hingga membasahi jilbabku
“Begini ra, Kita sebagai manusia harus pintar berpikir kita tak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Bahkan sedetik lagi. kamu sedang diuji ra, karena Allah ingin menaikkan derajatmu dan kamu tidak boleh berburuk sangka kepada Allah.”
“Aku tidak ingin tahu apa yang akan terjadi di cerita selanjutnya wa, aku terlalu takut takut untuk berharap dan takut untuk kecewa“
“Allah selalu memiliki cara untuk menunjukkan hal yang tak ingin kau lihat. semakin kamu nolak, maka hal
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 79
tersebut akan semakin nampak.” lalu dikagetkan oleh suara laki-laki di belakangku ini
Aku dan Najwa pun menoleh pada laki-laki itu ketika itu pun kami langsung berdiri dan menyambut kedatangannya
“Astagfirullah Gus Fahriz maafkan kami yang tidak mengenali jenengan“
“tidak perlu kaget dengan kedatangan saya di sini Saya turut berduka Namun ada satu yang harus saya katakan jadi mari ikut saya ya” pintanya padaku sambil memberikan isyarat untuk mengikutinya
Aku pun mengikutinya dan berikan isyarat mata pada Najwa, bahwa aku akan meninggalkannya. Najwa pun memberikan isyarat dengan matanya “iya pergi sana“
Entah mengapa ku rasakan, tak kuasa untuk menjawab setiap kata yang terlontar dari gus fahriz. namun mendengar itu semua tak kusadari kaki ini melangkah mengikutinya.
Kulihat banyak orang yang berada di masjid itu, termasuk salah satu dari mereka adalah Ibu nyai, bunda, juga Paman. Semua ini membuatku bingung ada apa sebenarnya.
Setelah aku dipersilahkan duduk berdampingan dengan bu nyai, aku dengar kata-kata yang mengubah seluruh duniaku yang gelap Ankahtuka wazawajtuka makhtibakatal mahzulah Zahira fidya Anastasya Qobiltu nikahaha watazwijaha bimahrilmadzukurhailah.
Aku terkejut dengan apa yang kudengar. Aku memandangnya, aku baru sadar bahwa tadi aku baru saja mendengar kata ijab-qobul untuk menghalalkanku. Memang
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 80
sejak dulu bu nyai sangat perhatian padauk. Dan aku sempat ada kecurigaan bahwa beliau menginginkan ku. namun aku ragu. Aku takut ge’er karena aku yakin bahwa kyai sangat menginginkan menantu yang fasih dalam agama. Sedangkan aku, jauh dari itu. aku sadar diri lah namun dengan kenyataan yang sedang aku hadapi sekarang ini, aku tidak tahu apa yang aku rasa sekarang. Aku hanya tersenyum dengan setiap orang yang memberikan salam dan selamatnya pada ku. mereka semua pergi. Gus Fahri menghampiriku dan aku pun bertanya padanya.
“Bagaimana ini semua bisa terjadi Gus?” tanyaku dengan wajah meminta penjelasan
“Dengan ridho Allah tentunya Zahira dan ridho kedua orang tua kita. Maka hal ini sudah terjadi” ucapnya dengan tenang sambil mengurus kepalaku.
Sontak aku merasa seperti ada rasa hangat merayap di tubuhku dan aku rasanya wajahku merah, hingga aku langsung menundukkan wajahku dengan sedikit bergetar, aku pun memberanikan diri untuk bertanya.
“Tapi kenapa gus tidak bertanya dulu pada saya dan juga saya kan belum fasih dalam ilmu agama. Saya tidak pantas untuk bersanding dengan Gus Fahri “ kataku terbata-bata.
“Karena saya yakin kamu juga akan bahagia dengan semua ini dan sekarang kamu sudah menjadi makmum saya Zahira. Jadi sudah sepantasnya kita saling melengkapi, dan aku sudah bertanya pada orang tuamu sebelumnya, bagaimana tentang perasaanmu pada ku. Beliau menjelaskan bahwa kamu
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 81
pernah cerita, bahwa kamu pun sebenarnya ada rasa padauk, begitu kan?” ucapnya sambil menggenggam tanganku
Aku hanya tersipu malu mendengar perkataannya. Namun apa yang dikatakannya semuanya benar. Aku memang menyukainya sejak dulu tapi aku sadar diri, karena itu aku tidak pernah mendekatinya sedikitpun.
“Sudahlah kamu menjaga dirimu dengan baik selama ini, sudah pasti Allah menunjukkan hatiku padamu juga. Oh iya Neng itu hadiah pernikahan kita dari umi.”
Aku sempat terkejut dengan panggilannya “neng?” Oh iya aku sekarang sudah jadi istrinya. Aku mengambil hadiah itu dari tangannya dan membukanya aku terkejut melihat isinya
“Ini ini tiket untuk kita Gus?” tanyaku dengan hati girang
“Iyalah neng, memang untuk siapa lagi?” namanya juga hadiah pernikahan. ana uhibbuka fillah, ya Zahir” ucapnya sambil memelukku dan mengecup keningku.
Dan secara spontan aku pun balasnya “ahabbakallah dziahbabtanilahu ya hubbi” sampai aku sendiri jadi kaget, sejak kapan aku fasih bahasa Arab seperti ini? Aku pun merasa malu dan menutupi wajahku. Saat bersamaan aku melihat wajah suamiku yang tersenyum bahagia menetapku.
Kini bahagiaku telah lengkap. Bunda, paman, umi nyai, Abi kyai dan keluarga lainnya sedang berkumpul bersamaku.
Begitu juga dengan suamiku bang fahris. Yang hingga detik ini pun masih ada rasa tak percaya dalam hati ini, cinta
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 82
ku dapat, kehidupanku lengkap. Impianku tercapai bersamanya. Dan ku langit kan kalimat-kalimat tasbih, syukur atas semua Rahmat yang diberikan Allah. Atas semua ganti kebahagiaan, walau telah diambil satu kebahagiaan untuk kembali padanya. Namun Allah menggantikannya dengan kebahagiaan yang berlipat-lipat. karena kesabaran ku selama ini. Alhamdulillah ya Allah izinkan aku menjaga amanahmu ini.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 83
DIARY YANG TAK TERBACA
Karya Silatul Fitri
Kubuka diaryku yang menggambarkan tokoh kartun favoritku. Langsung kutulis sesuatu yang terjadi di hari ini. Tujuanku menulis diari, hanya untuk mengenang apa yang telah terjadi. Jika nanti aku ingin membacanya lagi. Namun di saat aku lagi enak-enak menulis diary, ada seseorang yang mengintip dari belakang dan ingin merebut diary yang ada di tanganku.
“Eits! ini privasi aku Lala! kenapa kamu kepo banget sih!” seruku menyembunyikan diari itu di balik badanku
“Kapan kamu mau kasih baca aku? Apa gunanya berteman selama ini tapi kamu nggak mau kasih tahu apa isi dari kamu itu” ucapnya kecewa
Kami memang sudah berteman sejak sebelum masuk madrasah ulumul Quran, hingga sekarang kami menginjak kelas 9 tsanawiyah dan aku pun sudah tahu bagaimana sikapnya.
“Oke deh, kalau kamu penasaran, aku akan kasih tahu kamu”
“Oke. tapi kamu janji kan?”
“Ya aku janji “
Kami pun mengaitkan jari kelingking kami seperti kebanyakan teman-teman lain ketika membuat janji sambil mengatakan.
“Sahabat?”
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 84
“Yes sahabat!“
Hari pertama UN pun berlangsung. Udara pagi yang tidak begitu cerah menemani. Kami kami pun berjalan diiringi dengan butir-butir bening yang jatuh mengenai wajah dan tubuh kami. Di cuaca yang seperti ini, kami malah harus menjalankan ujian nasional dan mata pelajaran matematika pula. Sungguh memusingkan!
“Del kerjasama yuk?! Kita bagi nyari jawaban ke teman-teman” ajakku untuk menjawab soal matematika yang memuyengkan ini
“Ayo aku mau banget! aku juga bingung nih kepala udah puyeng!” ternyata Delia menyetujuiku dan dia pun sibuk mencari jawaban dari soal ini. Kepalaku rasanya sudah mau pecah saja! Apalagi waktu sudah tinggal 5 menit lagi! setelah mendapatkan jawaban kami pun berbagi dan pas sekali waktunya. Setelah 30 soal selesai kami kerjakan, ada berapa soal yang belum terpecahkan.
“Del tinggal 5 menit lagi nih, gimana ini?! 10 soal belum aku isi!” ucapku kebingungan
“Sama dong aku juga! gimana ya? udah kita asal-asalan aja deh yang penting kita isi !”
Akhirnya kami pun mengerjakannya asal-asalan dan akhirnya kami mengumpulkannya pada detik-detik terakhir.
Kenapa aku tidak bekerjasama dengan Lala sahabatku yang paling dekat? Iya karena kami beda ruang ujian sih selama UN ini. Namun kamipun selalu pelang Bersama.
“Kamu bisa?” tanyaku dengan sedikit kelelahan.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 85
“Alhamdulillah aku bisa kok, kamu gimana?“
“Aduh….! tadi itu rambut aku rasanya mau rontok semua! Soalnya susah banget sih ….” gumamku sambil cengar-cengir
“Kamu sih, tadi malam bukannya belajar eh…. nulis diary aja.”
“Ya Karena aku tahu, kalau aku itu buntu kalau udah masalah matematika!”
“Gimana mau masuk stan kalau kamunya seperti itu…”
Setelah itu pun kami beristirahat dan aku pun langsung melemparkan badanku ke kasur kesayangan. Waktu inilah yang aku tunggu-tunggu. Tidur bersama guling dan bantal yang adalah teman terbaikku saat ini. Aku pun terbang ke dunia impianku. Lalu terbangunkan karena adzan zuhur dari speaker yang menyeruak ke telingaku. Aku pun mengambil air wudhu kamar mandi untuk melaksanakan salat zuhur. Tapi karena aku lelah jadi aku salat di kamar saja.. Untung saja ustadzah tidak datang saat aku salat di kamar. Jika tidak aku pasti sudah dimarahi. Karena kan kami harus salat di mushola.
Setelah dzuhur, aku kembali menulis diari. Kejadian yang kualami tadi, aku tuliskan di diariku. Buku itu tebal sekarang. Sudah hampir terisi dengan coretan tintaku yang menari-nari di atasnya. Menceritakan sesuatu yang Istimewa, yang tak terceritakan pada orang lain. Aku menulis diari ini dengan sepenuh hati. Walau sedikit bingung sih, karena aku nulisnya dengan dua Bahasa, yakni bahasa Indonesia dan
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 86
bahasa Inggris. Yah…. walau dalam menulisnya, aku selalu buka kamus. Karena menurutku, untuk bisa menarik pembelajaranku dalam bahasa Inggris, aku harus sering-sering membuka kamus dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka itu aku tulis diariku dengan bahasa Inggris.
Lagi-lagi Lala datang menggangguku. Ia mengingatkan bahwa aku sudah berjanji jika terakhir UN maka aku akan mengizinkannya untuk membaca diariku dan dia takut kalau aku akan berpura-pura lupa.
“Awas ya jangan pura-pura lupa nantinya. izinkan aku baca diarimu” gumamnya sambil memanyunkan bibirnya
“Tenang aja! Palingan kamu juga nanti yang lupa” Elak ku
“Ya udah aku tunggu di malam terakhir UN ya ! Baca sama-sama nanti oke?”
“Oke deh “
Lalapun berlalu dari tempatku dan aku pun kini melanjutkan nulis diaryku. Sekitar satu lembar lebih sudah kubuat. Wah sepertinya aku sudah bisa ini. Sudah mulai lihai dalam bahasa Inggris.
UN pun sudah berlalu malam ini adalah janjiku pada Lala. Apalagi malam ini indah banget! Bintang bertebaran.
Rencananya ingin kuberikan buku diariku ini pada Lala jam 10.00 malam ini. Namun kulihat di tempat tidurnya, dia tidak ada. Lalu di mana dia sekarang ini?
“Del kamu lihat Lala nggak?” tanyaku pada Delia yang sedang menahi bajunya, karena besok setelah UN kami
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 87
langsung meninggalkan Ma'had ini. Pulang ke rumah orang tua masing-masing.
“Aku nggak lihat Lala” jawab delia kemudian melanjutkan menata barangnya.
Aku pun pergi ke beberapa teman untuk menanyakan. Namun hasilnya nihil. Lala tidak terlihat di manapun. Akhirnya aku putuskan untuk menunggu.
“Mungkin sebentar lagi dia akan kembali ke kamar kali ya” tak terasa menunggunya aku pun terlelap hingga alarm berbunyi jam 12.30 malam. Namun aku belum melihat Lala kembali ke kamarnya. Aku lanjutkan untuk tidur lagi. Tidak ingin begitu memikirkannya.
Paginya aku melihat Lala sedang berberes-beres. Aku pun menghampirinya
“Semalam aku cariin! kamu ke mana aja? kan kita udah janji katanya kamu membaca diari aku, eh, malah kamunya nggak ada! apa kamu lupa?”
“Aku bukannya lupa, tapi aku ada urusan penting lala…”
“Ya udah kalau gitu, aku nggak mau kasih baca lagi! Waktunya kan sudah habis. Perjanjian kita harusnya kan semalam!” aku pura-pura ngambek dan meninggalkan Lala sendiri di sana. Setelah itu aku pun membereskan barang-barangku untuk pulang ke rumahku. Waktu pun berlalu. Setelah aku siap untuk berangkat, aku melihat ada selembar surat di tempat tidurku. Di dekat buku-buku yang sudah aku kemas untuk ke bawa pulang. Karena orang tuaku sudah
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 88
dating, aku pun tidak keburu untuk membacanya. Aku bawa saja surat itu pulang. Aku tidak tahu surat itu dari siapa.
Bahkan aku lupa berpamitan dengan teman-temanku.
Sesampainya di rumah, aku baca surat itu. Karena surat itu terjatuh dari tumpukan buku yang aku bawa pulang.
Dear Friends
Maafin aku ya… Karena udah lupa sama janji kita untuk baca diarimu. Tapi serius! Aku benar-benar tidak bisa saat itu, karena aku dipanggil bu nyai saat itu. Maaf ya udah menyia-nyiakan waktu-waktu terakhir kita berdua. Harusnya kita membuat kenangan yang indah di pertemuan terakhir kita. Tapi bagiku, kamu tetap sahabat terbaikku. Semoga kamu juga tetap menganggap aku sebagai sahabat terbaikmu dan aku harap kita akan tetap jadi sahabat selamanya
Sincerely your best friend Lala
Tidak terasa air mataku menetes membaca surat dari Lala ini. Suratnya memang singkat dan sebenarnya tidak penting. Namun kebersamaan kami adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh waktu. Aku pun memeluk suratnya sambil bergumam “aku juga minta maaf lah nggak bisa kasih kamu baca di hariku “
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 89
NAMANYA ABEL
Karya Aminatus Zuhriyah
Pagi ini cuaca cukup cerah. Suasana riuh di depan kampusku mulai terdengar. Aku sudah siap bersama teman-temanku untuk membagi-bagikan bantuan sembako, ke rumah-rumah warga sekitar yang dianggap kurang mampu. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap kali usai masa orientasi mahasiswa baru di kampusku. Aku yang ditunjuk sebagai ketua panitia dalam kegiatan ini pun, wajib hadir lebih awal dibanding yang lain.
Semua mahasiswa kini sudah berkumpul di depan gedung kampus. Ku lirik jam tanganku nyatanya sudah menunjukkan pukul 07.15 WIB. Sebentar lagi kita akan terjun ke rumah-rumah warga. Namun belum juga kujumpai, ia, yang biasanya hadir lebih dahulu dariku, tak nampak dipenglihatanku, gimana iya? Tidak biasanya dia datang terakhir begini.
“Maaf-maaf aku datang terlambat,” suara itu akhirnya mendarat juga di telingaku. Aku segera membalikkan badan mengikuti asal suara itu dan aku menghangat mendapatinya kini sudah di hadapanku. Tak terasa sudah bibirku terangkat dengan sendirinya. Akhirnya aku dapat dia yang kunanti hadirnya juga di sini.
“Maafkan aku ya tadi aku masih ada kerjaan” ucapnya langsung dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Kerudung yang ia kenakan pun tak serapi biasanya, mungkin karena ia
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 90
masih berlarian di jalan. Aku menanggapi permintaan maafnya dengan anggukan saja, tanda aku telah memaafkannya .
“Bagaimana Ki sudah siap untuk berangkat?” Tanyanya antusias
“Iya bel, ayo umumkan agar semua bersiap-siap” kataku sembari menyerahkan toa apa adanya agar ia mengumumkan hal-hal seperti ini memang aku tugaskan kepadanya suaranya cukup tegas dan lantang jadi ia cocok di bidang ini.
“Baiklah ini memang tugasku “ ucapnya sambil merebut toa di tanganku.
“Perhatian-perhatian semuanya kelompok akan segera diberangkatkan harap berkumpul dengan kelompoknya masing-masing“
Lontaran katanya yang seperti petir yang menggelegar dan dengan semangat perang badar, membuatku tersenyum melihatnya yang kian kentara. 2 Tahun lalu aku menjadi temannya, tidak pernah aku dapati mendung duka di wajahnya. Ia selalu baik-baik saja, meski tengah menghadapi masalah serius sekalipun. Mungkin hal itu yang menempatkannya sebagai perempuan yang cukup istimewa di mataku.
“Rifki kita satu kelompok kan?” tanyanya menghentakkan lamunanku.
“Iya kita satu kelompok” jawabku singkat sambil menyembunyikan perasaan hangat yang merayapi dadaku.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 91
“Ya sudah. Yuk, sudah waktunya berangkat” ujarnya sembari memberiku 3 bungkus sembako dan aku pun berangkat menyusulnya.
Nama gadis itu Abel. Aku mengenalnya sejak aku menjadi mahasiswa baru di kampusku STAI Al-Azkia. Kebetulan kita satu jurusan. Ia cukup ramah, aku pun senang. Sering kali satu kelompok tugas dengannya. Dia berasrama di pesantren yang tak jauh dari kampus, sementara aku tinggal di kosan khusus mahasiswa di belakang gedung kampusku. Ku dengar sudah 8 tahun ia mondok di sana. Aku pernah bertanya, kenapa ia tidak berangkat kuliah dari rumahnya saja. Ia pun menjawab santai. Aku sudah berjanji pada orang tuaku, sebelum selesai, aku masih akan terus di pesantren.
“Banyak tugas di pondok pesantren Ki dan aku harus membantu kyaiku” putusnya waktu itu. Awalnya aku mengira, kita tidak akan berteman. Mengingat duniaku dan dunianya kontras berbeda. Aku juga sempat berpikir, mungkin ia tak mau berteman dengan laki-laki sepertiku. Tapi ternyata tidak seperti itu. Tidak seperti yang kau pikirkan. Justru dia welcome menerimaku sebagai temannya. Darinya, aku banyak mendengar dunia tentang pesantren. Dengan begitu, mungkin aku dapat mengetahui agama lebih dalam dari abel. barangkali dengan begitu, aku punya keberanian bertemu orang tuanya kelak. Lalu memintanya untuk menjadi teman hidupku.
“Ki besok aku tidak bisa kuliah” ujarnya di tengah perjalanan, pikiranku sedang melesat kemana-mana. Sontak ku hentikan langkahku yang mulanya sejajar dengannya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 92
“Kenapa?” tanya ku mengurutkan dahi.
“Ada acara di pesantrenku dan aku tidak bisa meninggalkannya” tandasnya.
“Oh oh.....” Seruku sambil menganggukkan memahaminya. Ia yang kini berjalan di hadapanku. Aku merasa lega, tiap kali mendapatinya masih dalam jangkauan pandanganku. Aku tahu sejak lama, ada semilir angin di dalam dadaku tiap kali melihatnya. Namun aku tahu aku, tidak baik untuknya. Di hadapannya aku akan bersikap sekolah tidak ada apa-apa. Aku akan abaikan apa yang dibisikkan hatiku sendiri. Selama ia menganggapku sebagai temannya, aku akan tahan rasa yang tiap hari tumbuh subur itu. Untuk kebaikannya, untuk kebaikan kita. Aku tahu ia pasti punya kriteria ketat untuk pasangannya kelak dan kriteria itu pasti tidak akan ada dalam diriku, yang hanya anak kosan. Sementara soal agama tidak punya pengetahuan apapun tentangnya.
“Bel tumben tadi kamu datang terakhiran” kataku kemudian kembali menyadarinya kini hanya tinggal satu bungkus sembako di tanganku. Itu berarti harus mencari satu warga lagi. Sementara 3 bungkus sembako yang abel bawa dari tadi, sudah tandas dibagi-bagikan.
“Aku masih punya tugas mengajar di TPQ, untuk anak TK di pesantren ku ki” jelasnya dengan mata menerawang.
“Kegiatan TPQ di pesantren ku dimulai sejak ba'da subuh hingga pukul 06.00 pagi”. Lanjutnya. Angin pun numpang lewat menyapu kerudungnya. Membuatku tak ingin
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 93
melepaskan pandangan darinya. Aku merasa beruntung sekali menjadi temannya.
“Bel kamu miliki kesibukan yang cukup padat di pesantrenmu. Kenapa kamu masih aktif saja mengikuti kegiatan BEM? yang cukup juga menyita tenaga seperti sekarang ini” tanyaku meneliti dan memperhatikan raut mukanya. Lalu ia menggeleng kembali tersenyum.
Almata'Alli afdolu minal qosiro
"Bahwa menjadi bermanfaat untuk orang luas, itu lebih baik dari sekedar bermanfaat untuk diri sendiri. " Tuturnya menghadapku. Aku mematung mendapatinya seperti itu, detak jantungku mulai tidak beraturan. Tidak biasanya dia memandangku lama seperti itu, ya kemudian beranjak memutuskan langkah sementara kakiku sudah terpaku. Aku tidak tahu banyak tentang kaidah fiqih, tapi kaidah yang dilisankannya barusan amat menusuk di ruang dalam dalam diriku. Disusul bara matanya yang sepertinya terlalu membongkar segenap pertahananku.
“Karenanya aku akan melanjutkan apa yang aku bisa selama itu berguna untuk diriku terutama bagi orang lain “ lanjutnya kemudian.
Mendengarnya berkata demikian, semakin rasa harapku terhadapnya kian besar. Ia lah yang ku inginkan selama ini perempuan berhati bening, yang senantiasa berkeinginan untuk menebar manfaat pada orang lain. Tuhan bolehkah orang seperti ku berharap menjadi lelaki beruntung yang dipilihnya, untuk mengakhirkan sisa hidupku dengannya?
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 94
Meski aku hanya sedikit debu di luas langit semesta. Bolehkah aku tidak hanya sekedar menjadi teman kuliahnya?
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 95
TULISAN SASTRA
Karya Musrifatul Komariah
Di luar hujan tidak begitu deras namun cukup lama. Ada berapa alasan kenapa adinata memilih untuk tidak lagi menyukai hujan. Pertama, karena dia tidak suka udara dingin saat musim penghujan tiba. Sejak awal dia memang cukup sensitif dengan udara dingin jadi ini cukup masuk akal, kenapa tiba-tiba dia tidak menyukai hujan. Kedua dia tidak bisa mengeksplor banyak tempat gara-gara hujan. Padahal kalau bisa dia ingin pergi kemana saja langkah kakinya berlari, mencari tahu tentang segala makna hidup yang belakangan ini selalu ia pertanyakan. Ketiga, hujan selalu identik dengan kesedihan. Ada beberapa waktu segalanya berubah muram dan teduh. Nana tidak pernah memahaminya dengan baik, hanya saja kadang dia merasa seperti kehilangan sesuatu dalam dirinya. Kemudian dia merasa kosong. Keempat, nana tidak suka suara petir yang menggelegar, suaranya persis kak Ros saat sedang mengomel.
Hujan membawa banyak kebohongan. Sebab ada yang berkata dengan sajak romantis menghibur Nana. Katanya setelah hujan akan ada Pelangi. Omong kosong! Pelangi tidak selalu muncul setelah hujan bahkan sebelum hujan deras, kadang pelangi muncul terlebih dahulu. Atau istilah lain yang mengatakan hujan adalah alasan kenapa pelangi itu ada. itu juga omong kosong! Pelangi bisa muncul tanpa hujan. Keenam, hujan selalu membuat bertengkar dengan seta.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 96
Masih belum jelas sebenarnya, sejak kapan kebiasaan ini dimulai. Seperti yang terjadi sore ini di ruang tengah misalnya, Mas Nana pelangi itu terbentuk karena udaranya, pembiasan sinar matahari yang dibelokkan. Sinar ini berpindah arah, dari perjalanan satu medium ke medium lainnya. Oleh tetesan air yang ada di atas atmosfer. Prosesnya ketika sinar matahari membentuk hujan, sinar tersebut dibiaskan oleh butiran air di udara. Adanya perbedaan panjang gelombang dan perbedaan sudut ketika sinar matahari dibiaskan menyebabkan warna-warna pada sinar matahari menyebar dan berpisah. Ternyata pada sinar matahari yang memantul kembali atau lebih tepatnya dipantulkan.
Nah saat sinar matahari datang lagi menembus air saat hujan, cahaya tersebut dibiaskan lagi dan jadilah. Imajinasi jaya tiba-tiba menghanyut, saat seta hendak membuat setengah lingkaran di atas kepalanya. Pelangi jaya. Ini nih gara-gara kebanyakan nonton SpongeBob! Tapi anak itu hanya cengengesan lalu bersikap seolah-olah kesal. Anak itu membanting keripik alot buatan Mama di atas meja dengan mata melotot.
“Eh Aliando, Aliando“
Nana hanya mencibir “rumus pelangi apa coba? Sinar matahari ketemu air kan bisa yang dihasilkan disebut Pelangi.
Tapi air kan nggak terus dari hujan bisa juga dari awan yang terbentuk dari butir-butir air.”
“Mana ada?!”
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 97
Nana menarik napas panjang tepat saat Jovan duduk di sebelahnya dan mengambil toples keripik alot di atas meja
“Jelas ada fenomena alam. Kayak itu juga sering terjadi. Nih ya pelangi bisa aja terbentuk di sekitar awan tanpa adanya hujan. Itu karena cahaya matahari masuk ke dalam awan yang banyak mengandung partikel air.
Jovan manggut-manggut sementara Eros, yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan itu dari dapur membuka mulut, laki-laki ituberkata “aku tidak tahu jika ada fenomena alam seperti itu“
“Bertemunya cahaya matahari dengan awan-awan yang tercipta dari butiran-butiran air itu, akan membuat reaksi yaitu awan akan memantulkan, membiaskan dan membelokkan cahaya dengan cara-cara yang sama. Dengan begitu muncullah cahaya dengan warna-warna dan juga panjang gelombang berbeda-beda dari warna, dari panjang gelombang yang berbeda-beda ini maka terbentuklah ….”
Imajinasi jaya menyahut lagi hanya untuk membuat Jovan dan Eros terbahak-bahak
“Pelangi!”
Sementara seta dan Nana membenarkan dengan nada berapi-api. Keduanya melotot berbeda dengan Jovan dan Eros yang justru tertawa terbahak-bahak.
“Pokoknya istilah hujan adalah alasan pelangi muncul itu salah gue menolak statement itu“
“Tapi kan emang bener pelangi itu muncul sehabis hujan ?”
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 98
“Eh jangan salah, kadang belum ada hujan juga pelangi udah nongol duluan. Nggak usah ke makan narasi romantis deh lu! Seta mencibir. Lantas dengan gaya songong andalannya anak itu bangkit berdetak pinggang di hadapan Jovan dan Eros, yang baru saja mengambil alih tempat duduknya di sampingnya. Jaya menatapnya susah payah.
“Sekarang kita telah lebih jauh siapa yang kerjanya bikin narasi romantis tiap hari?” orang-orang yang ada di sana serempak menunjuk Nana.
“Loh kok jadi gue“
“Kan lu penulisnya” Jovan menjawab sekenanya dan detik berikutnya dia kesedak bumbu balado dalam keripik yang tengah ia makan. Yang lain setuju, tapi Nana jelas menolak “Gue nggak pernah tuh nulis-nulis picisan kayak gitu“
“Oh ya? di buku kabut cemburu halaman 124, bab pengakuan dermaga. Ingat waktu Arjuna bertemu sama Mega di dermaga? apa yang cowok itu bilang ke Mega? Waktu itu mega bilang, kalau dia manusia keras kepala dengan melankolisnya. Si Arjuna bilang maka aku akan menjadi hujan Mega, biar menebus keras kepalamu menjadi perkara mudah. Tidak apa-apa meski sekilas dan berbekas. Jika itu kamu maka segalanya cukup .”
“Kok lu hafal“
“Segala menyebut halaman sama babnya lagi! lu baca novel gue?” seta menggeleng “tidak dikasih tahu sama Karina kemarin “
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 99
“Ngaku aja!” Jovan mendesak
“Dia bilang nggak ya nggak”
“Sama seperti kamu sekarang. Nah Jefri juga merasa begitu! Kamu mungkin merasa bersalah karena nggak pernah melakukan apa-apa untuk sastra selama dia masih hidup.”
Dan mungkin saat ini, Nana mulai mengerti kenapa Mama memilih untuk mencabut tuntutan itu dan memaafkan Jefri. Seorang yang secara teknis penyebab anaknya mati. Karena mama berpikir tidak ada manusia yang berhak menghakimi manusia lainnya
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 100
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 101
KANVA NARENDA
Karya Fitriatus Zahro
Kanva narendra biasa dipanggil kanva cowok kelahiran 31 Agustus 2004 mempunyai 6 sahabat 5 sahabat cowok dan 1 sahabat cewek. Mereka adalah Samuel, arexa, Marvel, Marvin, farzan dan liona. Canva adalah laki-laki yang kuat, baik, sabar, rajin. Kanva adalah anak yang kuat karena dia bisa menjalani kehidupan tanpa seseorang tua. Dia dari kecil tinggal bersama neneknya, karena ibu dan ayahnya pergi bekerja. Orang tua kanva berjanji bahwa dia bakal pulang dan membawakan mainan pesawat. Tetapi sampai usianya 17 tahun, mereka tak pernah pulang. Katanya mereka akan pulang kalau canva lulus SMA.
Dari kecil kanva tinggal bersama neneknya. Namun ketika kanva berumur 14 tahun, neneknya meninggal dunia. Kanva hidup sebatang kara. Orang tuanya tidak pernah memikirkan kanva. Juga tidak pernah memikirkan bagaimana perasaannya. Untung saja ada sahabatnya yang selalu ada untuk menemaninya.
Kanvas masa SMA, berjualan pulsa dan kadang ikut lomba balapan motor untuk mendapatkan uang, agar bisa makan. Karena dia juga tidak mau merepotkan kedua orang tuanya. Kanva juga memiliki cewek yang bernama Ayi Cantika. Seorang cewek yang nggak bisa melihat. Namun kanva sangat menyayangi dan mencintainya. Kanva memiliki penyakit kanker stadium akhir yang harus membuat kanva
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 102
cuci darah setiap minggunya. Dia cuci darah ditemani oleh salah satu sahabatnya yang bernama Marvel. Marvel adalah satu-satunya orang yang tahu keadaan dan kondisi canva. Marvel yang selalu ada buat kanva. Marvel yang selalu menghibur kanva saat dia sedih dan menolong saat ia kesusahan. Kanva selalu bilang gini “kalau gue nggak diizinin bahagia itu artinya gue yang harus bikin orang-orang tersenyum dan Bahagia”
Kemudian ada satu kejadian yang bikin orang-orang nggak nyangka dan orang tua kanva menyesal, yaitu kanva mengalami kecelakaan pada saat hari kelulusannya. Kanvas kecelakaan, dikarenakan dia terlalu bersemangat untuk bertemu kedua orang tuanya. Sehingga dia tidak memperhatikan jalan dan menabrak pembatas jalan. Kemudian canva dibawa ke rumah sakit. Setelah sadar yang pertama kali lihat adalah orang tuanya. Kanva senang sekali. Karena sudah sekian lama dia tidak bertemu orang tuanya. Namun ada satu berita yang membuatnya sedih dan kecewa. Yaitu bahwa kedua orang tuanya berpisah atau bercerai sejak lama. Kanva awalnya tidak percaya namun ketika diberikan bukti-bukti barulah ia percaya. Karena itulah kedua orang tua kanva tidak pulang dan menemui canva. Mereka takut tanpa akan marah dan kecewa pada mereka.
Pada tanggal 31 Agustus 2021 sosok lelaki hebat, kuat, baik, menemui neneknya dan sang pencipta. Kanva narendra meninggal. Dia pergi meninggalkan kita semua dan meninggalkan banyak sekali kenangan. Sahabat, orang tuanya,
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 103
mereka semua tidak percaya bahwa kanva pergi untuk selamanya. Mereka semua terpuruk, sedih. Marvel, ketika mendengar kabar bahwa kanva meninggal. Dia sedih dan marah, kecewa pada kanva karena kanva tidak menepati janjinya. Ayi Cantika, cewek kanva tidak diberitahu bahwa kanva telah meninggal. Karena orang tua Ayi tidak mau Ayi sedih. Setiap hari ayi menunggu kanva di depan rumahnya untuk menemuinya. Hingga setelah 2 hari pemakamannya, Ayi mendapat kabar bahwa ada seseorang yang mau mendonorkan matanya untuk ayi. Ayi senang sekali dan Ayi melakukan operasi. Ayi, tidak tahu siapa orang yang mau mendonorkan matanya. Namun setelah seminggu operasi selesai. Barulah Ayi dikasih tahu bahwa yang mendonorkan mata untuk ayi, adalah canva.
Ayi sedih sekali, dia meronta, tidak mau menggunakan mata canva. Karena ketika ia melihat matanya, ia merindukan sosok kanva dan merasa bersalah. Ayi marah karena kanva berbohong dia berbohong bahwa dia akan melihat bintang bersama ayi. Dan sebelum kanva meninggal dia sempat berpesan kepada Marvel untuk menjaga Ayi dan mendonorkan matanya untuk ayi ketika dia sudah meninggal. Karena kanva tahu bahwa keinginan terbesar Ayi adalah melihat bintang-bintang dan kanva juga menitipkan surat kepada Marvel untuk diberikan kepada Ayi ketika dia sudah meninggal. Saat Ayi membaca surat tersebut Ayi menangis terharu dan merasa bersalah.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 104
My dear Ayi Cantika
Halo cantiknya kanva
Gimana kabarnya udah melihat bintang yang kamu mau kan? Gimana senang nggak? Maaf ya…. kanva nggak bisa nepatin janji buat lihat bintang-bintang bersama kamu Ayi. Mungkin ketika kamu baca surat ini aku udah nggak ada di samping kamu. Maaf ya ay, kanva harus ninggalin kamu.
Maaf karena aku nggak pernah bilang kalau aku punya penyakit, aku takut kamu sedih dan kepikiran. Aku kira, aku bakal sembuh dari penyakit ini ternyata aku salah. Ayi, maaf ya sekali lagi. Sebenarnya aku nggak mau ninggalin kamu, tapi mau gimana lagi udah takdirNya. Aku juga udah kangen banget sama nenekku. Kanva udah capek di sini aku sendirian ai. Ayah sama bunda enggak pernah pulang. Aku kangen sama mereka. Ayi kamu enggak boleh sedih ya kamu harus selalu tersenyum dan Bahagia. Ayi kalau kamu lagi kangen sama kanva, ayo lihat mata di cermin. Ayo lihat ada bintang-bintang, Kanva ada di situ kok. Ayi enggak boleh sedih ya. Kanva, enggak suka kamu nangis, apalagi itu gara-gara kanva. Kanva bakal selalu ada di samping Ayi. Kanva bakal ada jaga Ayi dari kejauhan. ayi kanva titip mata ya. Jangan pernah nangis. Kalau ai nangis, kanva sedih lihatnya. Semoga kamu dapat cowok yang bisa bahagiakan kamu, jaga kamu, enggak nyakitin kamu. Ayi kamu adalah wanita pertama dan terakhir yang aku cintai setelah ibuku. Semangat ya cantiknya kanva.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 105
Yang menyayangi kamu sampai akhir nafasku Kanva Narendra.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 106
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 107
DIA SAHABATKU
Karya Rika Hamdana Balqis
Hiduplah dua orang sahabat yang bernama Rika hamdana Balqis dan aura Dewi. Kami bersahabat sudah 10 tahun lamanya. Kami saling menyayangi satu sama lain, bahkan banyak orang-orang yang menyangka kami kembar dan merupakan saudara kandung. Padahal tidak demikian.
Dari TK hingga SMP kami satu sekolah, hingga pada akhirnya lulus SMP kami berdua berpisah. Saya masuk di SMK Manbaul Ulum dan sahabat saya masuk di MA Manbaul Ulum.
Dulu waktu masih SMP kamu berdua selalu berangkat ke sekolah bersama pada hari itu saya pergi ke rumah sahabat saya untuk berangkat sekolah bersama sebelum berangkat sekolah saya ingin merencanakan untuk merayakan ulang tahun adiknya yang bernama anggun dwitasari setelah pulang sekolah nanti.
Pada siang harinya setelah pulang sekolah, kami pergi ke toko kue. Setelah pergi ke toko kue kami berdua pergi ke toko mainan untuk beli hadiahnya. Setelah membeli kue dan hadiah kami pun pulang ke rumahnya. Tiba di rumah sahabat saya langsung pergi ke kamar adiknya untuk memberikan surprise untuk adiknya itu. Sang adik merasa senang sekali ia pun langsung memeluk kakaknya dan menangis sambil mengucapkan terima kasih.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 108
Dewi itu orangnya baik dan ramah. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dewi tinggal bersama ayah, ibu dan adik, sedang kakaknya yang pertama sudah menikah dan ikut pulang ke rumah suaminya. Dewi juga punya nenek yang sangat sayang kepada cucunya nenek. Nenek Dewi adalah orang yang sangat baik ia selalu baik dan ramah kepada Dewi dan saya walaupun Dewi itu bukan cucu kandung dari sang nenek.
Bukan hanya itu nenek Dewi juga terkadang memberikan nasehat dan uang saku yang tidak seberapa kepada Dewi. Akan tetapi Dewi sering menolaknya, karena Dewi kasihan ke neneknya yang hanya tinggal sendiri di rumahnya. Rumah Dewi dengan nenek agak jauh sedikit, tapi Dewi dan aku sering ke sana di waktu libur dan setelah pulang sekolah. Agar sang nenek tidak merasa kesepian, keesokan harinya kami berencana setelah pulang sekolah mau pergi ke rumah nenek. Setelah pulang sekolah kami berdua pulang dulu ke rumah masing-masing untuk meminta izin ke rumah nenek. Setiap kami ke sana kami berdua selalu membawa makanan untuk nenek dan kami berdua juga makan bersamanya. Sebelum berangkat ke rumah nenek Dewi bertanya “eh kita mau bawa apa ya ke sana?”
“Sebentar aku berpikir ya” ya kita bawa apa ya tanyaku dalam hati “gimana kalau kita bawa nasi mie sama telur ceplok” tanyaku. “Oke deh, aku setuju jawab Dewi dengan senang”. Setelah itu kami pun pergi ke warung untuk membeli mie, telur dan kerupuk. kamipun pergi ke dapur untuk
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 109
memasak. kami berdua berbagi tugas untuk membuat bekal yang akan dibawa ke rumah nenek.
Sesampainya di rumah nenek kami berdua pun langsung masuk dan bersalaman kepada nenek. Nenek senang sekali, karena cucunya datang ke rumahnya. Kami pun makan bersama di sana, mendengarkan nenek yang bercerita tentang keluarganya yang sudah meninggalkannya. Sambil bersih-bersih rumah, nenek berpesan kepada kami.
“kalian harus jadi anak yang sholehah, rajin, baik, nurut kepada orang tua kalian ya. Apa yang mereka suruh, dilakukan. tidak boleh males-malesan” gitu pesan nenek pada kami.
“Iya Nek kami akan selalu ingat pesan nenek,” setelah membatu nenek telah bersih-bersih kami pun pamit kepadanya untuk pulang karena hari pun sudah sore.
Sesampainya di rumah Dewi kami disambut oleh keluarganya. Keluarga Dewi adalah orang-orang yang sangat baik dan ramah begitupun dengan Dewi. Keluarga Dewi menganggap saya sebagai keluarganya. Karena saya sudah selalu bersama Dewi dan selalu menemaninya setiap hari.
Bukan itu saja keluarga kami sangat terharu karena, dewi dan keluarganya selalu berbuat baik kepada semua keluarga yang ada di sekitarnya.
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 110
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 111
BIODATA PENULIS
Nama :
Wahyu Indah Kumalasari
Alamat :
Smks Manbaul Ulum
Email :
Wahyuindah.Mohammadhabibillah@Gmail.Com
Riwayat Pendidikan:
S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah Universitas Jember 2011
Riwayat Pekerjaan:
Pernah Mengajar Di Ma Bahrul Ulum Pada 2009-2016, Dan Sekarang Aktif Mengajar Sebagai Guru Bahasa Indonesia Di Smks Manbaul Ulum Sejak 2010
Karya:
Hijab Istri Yang Berkarir, Penerbit Group Pustaka Media Guru 49 Alumni Sagusabu Bondowoso, Lukisan Kala Pandemi, Penerbit Group Pustaka Media Guru
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 112
Nama : Rika Hamdana Balqis
Alamat : Desa Tangkil Wetan Wonosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 21 September 2007
Memiliki Hobi Memasak
Nama : Nailatul Rohmah
Alamat : Desa Dawuhan Tenggarang Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 15 Agustus 2007
Memiliki Hobi Membaca
Nama : Dhaify Amelia Tur Rizkiah Aziz
Alamat : Desa Kretek 02 Wonosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 11 Januari 2008
Memiliki Hobi Menulis Bernyanyi Dan Membaca
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 113
Nama : Bunga Yuliantika
Alamat : Mandiro 2 Tegal Ampel Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 2 Juli 2008
Memiliki Hobi Membaca Memasak Dan Bermimpi
Nama : Effah Farmadiyah Wulan Maulidi
Alamat : Pelalangan Wonosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 12 Maret 2008
Memiliki Hobi Menulis Dan Membaca
Nama : Nayla Terus Saadah
Alamat : Nogosari Panggang Timur Sukosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 21 Mei 2008
Memiliki Hobi Membaca Menulis Dan Berenang
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 114
Nama : Kurnia Hidayati
Alamat : Desa Pakuwesi Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 20 Juli 2007
Memiliki Hobi Membuat Kaligrafi Dan Mengarang Novel
Nama : Failida Ustania
Alamat : Tangsil Wetan Wonosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 17 Agustus 2007
Memiliki Hobi Membaca Dan Memasak
Nama : Safina Islamiyah
Alamat : Sukoparsi Wono Sari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 3 Juli 2008
Hobi Menulis
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 115
Nama : Musrifatul Qomariah
Alamat : Sukosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 14 Mei 2008
Memiliki Hobi Membaca Dan Memasak
Nama : Vina Handayani
Alamat : Jurang Sapi Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 27 Agustus 2007
Hobi Membaca Dan Bermimpi
Nama : Silatul Fitri
Alamat : Desa Pasar Rejo Wonosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 17 Juli 2007
Memiliki Hobi Memasak Dan Mendengarkan Musik
ANTOLOGI CERPEN GERBANG KISAH 116
Nama : Fitriatus Zahra
Alamat : Patemon Tlogosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 11 Juni 2008
Memiliki Hobi Membaca
Nama : Nailatul Hasanah
Alamat : Randu Cangkring Pujer
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 3 Maret 2008
Memiliki Hobi Memasak Dan Menulis
Nama : Aminatus Zuhriyah
Alamat : Jebung Kidul Tlogosari Bondowoso
Tempat Tanggal Lahir : Bondowoso 10 September 2008
Memiliki Hobi Membaca
Posting Komentar
0 Komentar