TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH



TAREKAT NAQSYABANDIYAH 
KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 

 
 
SITI MASROHATIN, SE.MM
NURUL FADZILAH





PENERBIT
CV. LICENSI 
2025 
 

Sangsi Pelanggaran 
Pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 
 
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan  sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara  paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 
 
 

 

 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH 
KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 


 
SITI MASROHATIN, SE.MM
NURUL FADZILAH 
 

 
Penulis  
: Siti Masrohatin, Se.Mm dan Nurul Fadzilah 
Editor 
 
: Taufik Hidayat 
Penyunting 
: Taufik Hidayat 
 
ISBN :  
 
Copyright © Juni 2025
Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal: viii + 113

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam
Bahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik
sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit. 
 
Penata Isi 
: Wahyudi Setiawan 
Cover 
: Sofyan Maliki 

Cetakan I, Juni 2025
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004
Poncogati, Curahdami, Bondowoso-Jawa Timur
Telp: +6282336053336, +6285236555520

Email : penerbitlicensi@gmail.com, Web : www.penerbitlicensi.com

Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT.
016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso-Jawa Timur
Telp: +6282336053336, +6285236555520
Email: penerbitlicensi@gmail.com 





 
 
 
iv 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
PENGANTAR PENULIS 
 
Bismillahirrahmanirrahim 
 
Puja dan puji syukur hanya kepada Allah Yang 
Mahakuasa, dan semoga sholawat serta salam tetap tetap
teriring kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
sahabat-sahabatnya, keluarga, dan semua pengikutnya sampai
hingga ke akhir zaman.
Buku ini diterbitkan dengan harapan dapat membantu
dalam mengetahui tentang tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah yang terdapat di Pondok Pesantren
Al-Amien Sabrang Ambulu Jember yang disajikan oleh
penulis dimulai dari sejarah dan perkembangan, ajaran, silsilah
serta latar belakang jama'ah tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien
Sabrang Ambulu Jember.  
Harapan penulis, semoga buku ini akan bermanfaat
bagi pembaca dalam mengetahui lebih mendalam lagi tentang
dinamika perkembangan tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
wal Qodiriyah, silsilah serta ajarannya yang sering
dipertanyakan oleh masyarakat Muslim.  
 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
                                                                                 Penulis, 




Siti Masrohatin, SE.MM,  Nurul Fadzilah
 
 










 
 

 
 
vi 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
DAFTAR ISI
 
HALAMAN JUDUL .............................................  
PENGANTAR PENULIS ....................................  v
DAFTAR ISI .........................................................  vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................  1

BAB II TAREKAT NAQSYABANDIYAH
KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH ...................  12
Pengertian Tarekat ...............................................  12
Macam-macam Tarekat........................................  14
Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah ......  15
Pendiri Tarekat Qodiriyah ....................................  25
Dinamika Perkembangan Tarekat di Indonesia..  39

BAB III SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH
KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH ...................  42
Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang
Ambulu Jember .....................................................  42
Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang
Ambulu Jember .....................................................  48 
 
vii 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang
Ambulu Jember .....................................................  55
Kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang
Ambulu Jember .....................................................  80
Latar Belakang Pengikut Tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok Pesantren AlAmien
Sabrang
Ambulu
Jember
...........................


91

Daftar Pustaka ......................................................  98
Tentang Penulis ....................................................  104
 
 
viii 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
BAB I 
PENDAHULUAN 
 
Tarekat merupakan suatu kelompok organisasi yang 
melakukan amalan-amalan dzikir 
tertentu dan 
menyampaikan suatu sumpah yang formulanya telah
ditentukan oleh pimpinan organisasi tarekat tersebut.
Dalam Islam, tarekat dikenal sebagai lembaga ritual. Hal ini
bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tarekat
mewakili ajaran tasawuf yang berorientasi pada ranah
amaliah spiritual yang dapat dilakukan Mursyid.
1
 
Perkembangan pesat dunia tasawuf dapat dilihat dari
kecenderungan masyarakat yang haus tentang dunia
spiritual. Faktor yang sangat besar dalam hal ini adalah
perasaan hampa dan jiwa yang kosong yang kemudian
mendorong masyarakat untuk aktif dan berpartisipasi
dalam aktifitas tasawuf antara lain menyucikan jiwa,
mengosongkan hati dari permasalahan dunia, dan
memasrahkan diri kepada Tuhan.
2
  
Di era global seperti sekarang ini, dimana dunia 
semakin dipenuhi dengan berbagai perkembangan sains
maupun perkembangan teknologi yang selain membawa 
 
1
 Limas Dodi and Amir Maliki Abitolkha, “FROM SUFISM TO RESOLUTION: EXAMINING THE SPIRITUAL TEACHINGS 
OF TAREKAT SHIDDIQIYYAH AS THE THEOLOGY OF PEACE IN INDONESIA,” Qudus International Journal of Islamic
Studies 10, no. 1 (2022), https://doi.org/10.21043/qijis.v10i1.11260. 
2
 Rizqa Ahmadi and Wildani Hefni, “MOBILITAS MURSYID CUM-AKTIVIS DALAM TRADISI TAREKAT,” Jurnal 
THEOLOGIA 30, no. 2 (2019), https://doi.org/10.21580/teo.2019.30.2.3647. 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dampak positif bagi kehidupan manusia, juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif
yang muncul sebagai efek dari modernisasi diantaranya
manusia mengalami lompatan yang signifikan  dalam
bidang sains dan teknologi sehingga manusia lebih mudah
dalam menjalani kehidupan. Sedangkan efek negatif yang
muncul dari ekses modernisasi diantaranya adalah lahirnya
budaya konsumtif dan semakin jauhnya manusia dari sang
pencipta. Hal yang demikian tentu saja manusia
memerlukan suatu jalan untuk bisa kembali kepada
Tuhannya dan bisa dekat sedekat- dekatnya dengan
Tuhannya.  Salah satu cara yang bisa mengantarkan manusia
untuk kembali kepada Tuhannya adalah tarekat.
3
 Seruan 
dari Allah kepada Manusia untuk selalu menundukkan hati
agar memperoleh kebenaran ini selalu ditekankan,
sebagaimana Allah berfirman dalam alQur’an surat AlHadid
ayat
16
yaitu:
4
 
ۡملأ
  
ۡنأي
  
ۡنيذلل
  
ۡاونماء
  
  نأ
ۡعشخت
  
ۡمهبولق
  
ۡركذل
  
ۡللّٱ
 
امو
  
ۡلزن
 
ۡنم

ۡقحلٱ
 
ۡلو
  
ۡاونوكي
  
ۡنيذلٱك
  
ۡاوتوأ
  
ۡبتكلٱ
  
  نم
ۡلبق
  
ۡلاطف
  
ۡمهيلع
  
ۡدملۡٱ
 
 
3
 A. R. Idham Kholid, “MENUJU TUHAN MELALUI TAREKAT (Kajian Tentang Pemikiran Tasawuf),” JURNAL YAQZHAN: 
Analisis Filsafat, Agama Dan Kemanusiaan 4, no. 1 (2018), https://doi.org/10.24235/jy.v4i1.3187. 
4
 Al-Qur’am 57:16 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
ۡتسقف
  
ۡمهبولق
  
ۡريثكو
  
ۡمهنم
  
ۡنوقسف
 
Artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah
dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada
mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu
hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang-orang yang fasik. 

Kaum sufi meyakini bahwa Tarekat berasal dari
Nabi Muhammad saw. Dalam perkembangannya, tarekat
kemudian diselenggarakan oleh seorang Syeikh yang
mengajarkan semua disiplin ilmunya.
5
 Menurut Harun 
Nasution tarekat adalah menjadikan seseorang lebih mudah
untuk bisa berada di dekat Allah dengan menggunakan jalan
yang dicontohkan atau disiapkan oleh guru tarekat.
Menurut imam nawawi al-Bantani tarekat adalah
melaksanakan amaliah wajib dan amaliah sunnah,
meninggalkan larangan, menghindari perbuatan mubah
yang tidak bermanfaat, sangat berhati-hati dalam menjaga 
 
5
 Muh. Nasir, “Perkembangan Tarekat Dalam Lintasan Sejarah Islam Di Indonesia,” Jurnal Adabiyah 11, no. 1 (2011): 113–26. 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
diri dari subhat.
6
 Menurut Nurcholis Madjid, tarekat adalah 
jalan menuju Allah guna mendapatkan ridha-Nya dengan
mentaati ajaran-ajaran-Nya.
7
  
Sejalan dengan perkembangan tarekat, yang tersebar 
luas di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, terdapat
asosiasi atau organisasi yang membawahi tarekat yang
mu'tabarah Organisasi ini bernama Jam'iyyah Ahl al-Thariqah
al-Mu'tabarah Indonesia (Jatmi) dan Jam'iyyah Ahl al-Thariqah
al-Mu'tabarah al-Nahdliyyah (Jatman). Organisasi tarekat yang
kedua ini menaungi sejumlah tarekat yang berafiliasi pada
organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
8
 
Di antara tarekat yang mula-mula muncul dengan 
pimpinan tokoh besar adalah tarekat Qodiriyah di Baghdad
yang didirikan oleh Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir alJailani.
Mula-mula
ia
seorang
ahli
bahasa
dan
ahli
fikih
dari

madzhab

Hanbali.
9
 Sedangkan tarekat Naqsyabandiyah 
didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din alUwaisi
al-Bukhari
Naqsyabandi.


Setiap

tarekat memiliki ajaran tersendiri, ajaran
tarekat Qodiriyah diantaranya adalah taubat, zuhud,
tawakal, syukur, ridha, dan jujur. Adapun ajaran dasar
tarekat Naqsyabandiyah menurut Najmuddin Amin Al-
 
6
 Abdul Wasik, “Pengontrolan Diri Kaum Remaja dengan Pengamalan Thariqat Qodiriyah Naqsyabandiyah di Kabupaten 
Bandung”. (Jurnal Studi Agama Volume 3 No 2 2020) 
7
https://an-nur.ac.id/tarekat-pengertian-sejarah-dan-aliran-alirannya/ (Desember, 2023) 
8
 Fery Rahmawan, “Reinterpretasi Pemaknaan Tasawuf dan Tarekat Mu’tabarah,” Alashriyyah 4 (2018): 60–78, 
http://jurnal.nuruliman.or.id/index.php/alashriyyah/article/view/41. 
9
 Hartono Ahmad Jaiz, Tarekat, Tasawuf, Tahlilan Dan Maulidan, ed. muhammad albani, 1st ed. (solo, 2006). 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Kurdi dalam kitabnya “Tanwirul Qulub”, terdiri atas 11
kalimat bahasa Parsi, 8 diantaranya berasal dari Syekh
Abdul Khaliq Al-Ghajudwani dan 3 berasal dari Syekh
Muhammad Bahauddin Naqsyabandi. Kalimat 11 itu
adalah: Huwasy dardam, nazhar barqadam, safar darwathan,
khalwat daranjaman, ya dakrad, baz kasyat, nakah dasyat dan bad
dasyat. Untuk 3 lainnya yaitu wuquf zamani, wuquf ‘adadi,  dan
wuquf qalbi.
10
  
Inti ajaran yang dikembangkan dalam tarekat selalu 
berlandaskan Alquran meskipun harus melalui proses
penafsiran yang dipaksakan seperti dalam ajaran zikir dan
bai’at. Ada tiga jenis orang yang berzikir, yaitu: Orang yang
berzikir kepada Allah dengan lisannya sedang hatinya lalai,
orang yang lain berzikir kepada-Nya dengan lisan disertai
dengan hadirnya hati, dan yang ketiga adalah orang yang
berzikir kepada Allah dengan hatinya sedangkan lisannya
tidak mengucapkan apa pun. Satu dari perbedaanperbedaan
yang
sangat
mencolok
antara
tarekat
Qodiriyah

dan

Naqsyabandiyah adalah dalam cara mengucapkan
dzikir, pada Qodiriyah disuarakan keras dan ekstatis
sedangkan pada Naqsyabandiyah dzikir diucapkan dalam
hati. Menurut penjelasan beberapa guru Naqsyabandiyah
hal itu adalah karena Ali merupakan seorang yang periang,
terbuka, dan suka menantang orang-orang kafir dengan 
 
10
 Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiah, 2nd ed. (jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1996). 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
mengucapkan kalimat syahadat dengan suara keras.
Sebalikya, Abu Bakar menerima pelajaran spiritualnya pada
malam hijrah, ketika ia dan Rasulullah sedang bersembunyi
di sebuah gua tak jauh dari Makkah. Karena di sepumtar
tempat itu banyak musuh, mereka tidak dapat berbicara
keras-keras, dan Rosulullah engajarinya untuk berdzikir
dalam hati.
11
 
Tujuan tareka adalah untuk membersihkan jiwa dan 
menjaga hawa nafsu untuk melepaskan diri dari berbagai
bentuk ujub, takabur, riya’, cinta dunia dan sebagainya.
Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah merupakan salah satu
tarekat yang dapat memudahkan bagi para santrinya (murid
tarekat) untuk sampai pada tingkat tauhid, meskipun para
santri tersebut belum sanggup untuk sampai pada tingkatan
ini,hal ini disebabkan karena konsep jazbah yang terdapat
dalam tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah. Jazbah adalah
menyaksikan dengan hati tentang segala kejadian yang
terjadi itu berdasarkan kehendak dari Allah Swt. Suluk
adalah menjalankan semua perintah-Nya, serta
meninggalkan semua larangan-Nya baik secara lahir dan
batin berdasarkan bimbingan dari para Mursyid yang
merupakan ahlu waris Nabi Muhammad Saw.
12
  Tarekat 
Naqsyabandiyah terbagi menjadi beberapa istilah yang 
 
11
 Ecep Ismail, “Landasan Qur ’ Ani Tentang Zik Ir Dalam Ajaran,” Syifa Al-Qulub 2, no. Januari (2017): 195–201. 
12
 Faisal Muhammad Nur, “Kontroversi Jazbah Dan Suluk Dalam Tarekat Al-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah,” Abrahamic 
Religions: Jurnal Studi Agama-Agama 3, no. 1 (2023): 66, https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.15243. 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dikaitkan dengan tokoh Mursyid seperti Naqsyabandiyah
Mazhariyah, Naqsyabandiyah Mujaddidiyah, dan
Naqsyabandiyah Kholidiyah. Dari tiga tersebut tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah memiliki perkembangan yang
pesat ke berbagai daerah di Indonesia.
Secara historis Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
adalah sebuah tarekat yang merupakan hasil penggabungan
dari dua tarekat besar yaitu Tarekat Naqsyabandiyah yang
didirikan oleh Muhammad Bin Muhammad Baha al-Din alUwaisa
al-Bukhari
Naqsabandiyah
dan
Tarekat
Kholidiyah

yang

didirikan oleh Syaikh Maulana Khalid al-Baghdadi.
Penggabungan kedua tarekat tersebut kemudian mengalami
modifikasi dan transformasi, sehingga terbentuk sebuah 
tarekat yang mandiri dan memiliki perbedaan dengan kedua
tarekat sebelumnya yakni Tarekat Naqsyabandiyah dan
Kholidiyah. Penggabungan tarekat lain adalah tarekat
Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) tarekat ini didirikan
oleh Syaikh Ahmad Khatib Sambas. TQN tampil sebagai
sebuah tarekat gabungan karena Syaikh Sambas adalah
seorang Syeikh dari kedua tarekat dan mengajarkannya
dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis dzikir
sekaligus. 
Berbeda halnya dengan Tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah yang ada di Pondok Pesantren
Al-Amien Sabrang, Ambulu Jember. Tarekat 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok
Pesantren Al-Amien Ambulu Jember yang yang pada
awalnya yaitu Tarekat Nasyabandiyah Kholidiyah yang di
dirikan oleh Kyai. Masduqi yang mengembangkan
tarekatnya dan ilmu agama di dusun Kebonsari, Sabrang,
Ambulu, Jember. Setelah Kiai Masduqi wafat pada maka
perjuangan serta kemursyidan-nya dilanjutkan oleh adik
beliau yakni Kyai. Amanu Mustofa. Pada masa KH. Amanu
Mustofa Pondok Pesantren ini mengalami perkembangan
yang cukup pesat, banyak santri yang datang untuk
menuntut ilmu. Setelah Kyai Amanu wafat perjuangan dan
kemursyidan tarekat Pondok Pesantren Al-Amien
dilanjutkan oleh putra alm. Kyai Masduqi yaitu KH. Imam
Ghozali Masduqi dan sejak masa beliau tarekat yang
awalnya Nasyabandiyah Kholidiyah pada masa Kyai
Masduqi dan Kyai Amanu menjadi Tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah karena beliau
mendapat baiat dan ijazah kemursyidan-nya melalui Kyai
Munawir.
13
 Setelah Kyai Imam Ghozali wafat maka silsilah 
kemursyidannya di lanjutkan oleh dewan mursyid
diantaranya adalah Kiai. Moh Jazuli Amanu, Kiai Nur Ali
Amanu, dan Kiai Masduqi Amanu.
Ajaran tarekat yang ada di Pondok Pesantren Al-
 
13
 Siti Masykuroh (Murid Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah Ponpes Al-Amien Ambulu), wawancara 25 Desember 
2023. 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Amien Ambulu Jember adalah suluk, bai’at, dan dzikir.
Perbedaan dari kedua tarekat ini adalah pada tarekat
Qodiriyah tidak terdapat suluk, sedangkan tarekat
Naqsyabandiyah melakukan suluk. Adapun ajaran yang lain
seperti dzikir adalah dengan menggabungkan dzikir atau
melakukan dzikir tarekat Naqsyabandiyah disusul dengan
dzikir tarekat Qodiriyah, hal tersebut dilakukan bagi
jama’ah yang mengikuti kedua tarekat tersebut, apabila
jama’ah hanya mengikuti satu tarekat, maka dzikir yang
dilakukan sesuai dengan tarekat yang diikuti.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan
menemukan bahwa tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
wal Qodiriyah melakukan pertemuan rutin setiap hari selasa
pahing. Dimulai dengan sebelum tawajjugan para murid
laki-laki melantunkan sholawat dengan rebana dan alat
musik yang kemudian dilanjutkan dengan ngaji kitab alhikam

bersama-sama. Adapun haul akbar dilaksanakan
setiap tahun satu kali. Acara haul akbar ini dihadiri oleh
seluruh jama’ah tarekat Pondok Pesantren, bahkan jama’ah
yang bertempat tinggal jauh dari rumah. Ajaran tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok
Pesantren Al-Amien Sabrang, Ambulu Jember lebih
menekankan pada syariat dan memperbanyak dzikir. 
14
 
Adapun latar belakang pengikut tarekat di Pondok 
 
14
 Observasi di Sabrang, Ambulu, Jember 20 Februaru 2024. 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Pesantren Al-Amien adalah santri Pondok Pesantren,
alumni Pondok Pesantren, kalangan akademik, dan
masyarakat sekitar. Tarekat ini dipilih sebagai jalan leluar
atas permasalahan kehidupan baik pribadi atau sosial,
sebagian dari mereka mengikuti tarekat ini juga adanya
ajakan dari jama’ah tarekat tersebut.
15
 Dalam dunia tasawuf 
terdapat konsep zuhud, dalam istilah tasawuf, zuhud adalah
suatu tingkatan dimana seseorang membenci dunia
meninggalkan kehidupan atau kesenangan dunia lebih dan
memilih akhirat. Konsep zuhud yang diterapkan bagi
jama;ah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah
di Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang, Ambulu Jember
adalah zuhud bukan berarti mengharuskan jama’ah untuk
melepaskan apa yang mereka punya sehingga mereka tidak
mempunyai apa-apa bahkan sedikitpun. Tetapi yang
dimaksud zuhud adalah melepaskan segalanya dari hati,
melepaskan kecintaan kepada harta benda atau duniawi.
Adapun lahiriyahnya mereka menerapkan berbeda-beda itu
sudah menjadi tanggung jawab sendiri.
 

 
 
15
 Halimah (Murid tarekat Kholidiyah), Wawancara 19 Februari 2024. 
10 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 















 
11 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
BAB II 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH 
KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH
 
1. Pengertian Tarekat
Tarekat secara harfiah berarti “jalan” mengacu
kepada suatu sistem latihan meditasi maupun amalanamalan

(muraqabah, dzikir, wirid dan sebagainya) yang
dihubungkan dengan sederet guru sufi. Tarekat juga berarti
organisasi yang tumbuh sekitar metode sufi yang khas. Pada
masa permulaan, setiap guru sufi dikelilingi oleh lingkaran
murid mereka dan beberapa dari murid ini kelak akan
menjadi guru pula. Boleh dikatakan bahwa tarekat itu
mensistematiskan ajaran dan metode-metode tasawuf.
Seorang pengikut tarekat ketika malakukan amalan-amalan
tarekat berusaha mengangkat dirinya melampaui batasbatas
kediriannya
sebagai
manusia
dan
mendekatkan
diri
ke

sisi
Allah.
Kata
“tarekat”
disebutkan
Allah
dalam
Al-Qur’an

Siurat
An-Nisa
Ayat
168:
16
  
 
ۡنإ
  
ۡنيذلٱ
  
ۡاورفك
  
ۡاوملظو
  
  ۡمل
ۡنكي
  
ۡللّٱ
  
ۡرفغيل
  
ۡمهل
  
ۡلو
  
ۡمهيدهيل
  
ۡاقيرط
  
 
16
 Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiah.ۡ1-6 
12 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
ءاسنلا
)
    :
168
 )
 
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan
kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni
(dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan
jalan kepada mereka"

Sebuah tarekat biasanya terdiri dari pensucian batin,
kekeluargaan tarekat, upacara keagamaan, dan kesadaran
sosial. Yang dimaksud dengan pengsucian jiwa adalah
melatih rohani dengan hidup zuhud, menghilangkan sifatsifat

jelek yang menyebabkan dosa, dan mengisi dengan
sifat-sifat terpuji, taat menjalankan perintah agama,
menjauhi larangan, taubat atas segala dosa dan muhasabah
intropeksi, mawas diri terhadap semua amal-amalnya.
Kekeluargaan tarekat biasanya terdiri dari Syaikh tarekat,
Syaikh Mursyid (khalifahnya), mursyid sebagai guru tarekat,
murid dan pengikutnya tarekat, serta ribath (zawiyah)
tempat latihan, kitab-kitab, sistem dan metode dzikir.
Upacara keagamaan bisa berupa baiat, ijazah atau khirqah,
silsilah, latihan-latihan, amalan-amalan tarekat, talqin,
wasiat yang diberikan dan dialihkan seorang syaikh tarekat
kepad murid-muridnya. Dari unsur tersebut, salah satu yang
sangat penting bagi sebuah tarekat adalah silsilah. Silsilah 
13 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
itu bagaikan kartu nama dan legitimasi sebuah tarekat, yang
akan menjadi tolak ukur sebuah tarekat itu mu’tabarah
(dianggap sah) atau tidak. Silsilah tarekat adalah “nisbah”,
hubungan guru terdahulu sambung-menyambung antara
satu sam lain sampai kepada Nabi. Hal itu harus ada sebab
bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru itu
harus benar-benar berasal dari Nabi. Kalau tidak demikian
halnya berarti tarekat itu terputus dan palsu, bukan warisan
dari Nabi.
17
 
 
2. Macam-macam Tarekat
Menurut jumhur ulama, pada abad ini terdapat 41
macam tarekat yang masing-masing mempunyai syaikh,
kaifiat dzikir dan upacara ritual. Antara lain sebagai berikut:
1) Tarekat Qodiriyah
2) Tarekat Syadziliah
3) Tarekat Tijaniah
4) Tarekat Sanusiah
5) Tarekat Rifa’iah
6) Tarekat Sahrawardiah
7) Tarekat Ahmadiah
8) Tarekat Maulawiah
9) Tarekat Naqsyabandiah 
 
17
 Sri Mulyati, Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia, 3rd ed. (jakarta: Kencana, 2004). 
14 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
10) Tarekat Haddadiah
Diantara tarekat yang paling terkenal dan terbesar di
Indonesia adalah tarekat Qodiriyah dan tarekat
Naqsyabandiyah. Keanggotaannya kedua tarekat itu
tersebar luas. Dalam kasus Naqsyabandiyah, penggabungan
dengan tradisi lain juga terjadi, seperti Naqsyabandiyah
Khalidiyah, Naqsyabandiyah Mazhariyah, Naqsyabandiyah
Sammaniyah, dan Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN).
18
 
 
3. Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
Sejarah tarekat Naqsyabandi adalah gelar yang
diberikan kepada Baha al-Din, yang bermakna ”penulis atau
pengukir”. Sebutan tersebut dicantumkan sebagai tokoh
yang berhasil mengukir sifat kesempurnaan dalam hati
manusia sebagai nilai tertinggi dalam dunia sufisme.
Berawal dari hal demikian Tarekat ini dinamakan Tarekat
Naqsabandiyah. Adapun nama asli Beliau adalah
Muhammad Bin Muhammad Baha al-Din al-Uwaisa alBukhari
Naqsabandiyah.
Beliau
dilahirkan
di
Desa
Qashul

Arifah
sekarang
wilayahnya
bernama
Rusia
pada
tahun
717

H/1317

M. dan merupakan keturunan yang terhormat di 
masyarakat dan wafat pada tahun 1389 M.
19
 Tarekat 
Naqsyabandiyah adalah tarekat terbesar di Indonesia yang 
 
18
 Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyah, 1st ed. (jakarta: Kencana, 2010). 
19
 Cahaya demanik Muhammad zein, “Kajian Thoriqot Al Kholidi Naqsabandiyah Implementation of Islamic Counseling 
Embedded in The Study of Thoriqot Al Khalidi Naqsabandiyah,” in ACIEH, 2022, 245–60. 
15 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
memiliki tiga cabang, yaitu Naqsyabandiyah Kholidiyah,
Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, dan Naqsyabandiyah
Muzhariyah.
20
 
Istilah tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah adalah 
gabungan dari dua istilah dalam tarekat yaitu
“Naqsabandiyah” dan “Khalidiyah”. Secara etimologi istilah
Naqsabandiyah berasal dari dua buah suku kata dalam
bahasa Arab, yaitu “Naqsy dan Band”. Naqsabandiyah
adalah pengikut Syaikh Naqsyabandi yang senantiasa
berdzikir mengingat Allah SWT secara terus menerus
sehingga lafadz Allah SWT terukir melekat ketat di dalam
kalbunya. 
Sementara nama Kholidiyah merupakan cabang
tarekat Naqsyabandiyah yang dinisbatkan kepada Syaikh
Maulana Khalid al-Baghdadi. Karena beliau mempunyai
peranan yang penting di dalam perkembangan tarekat ini
maka keturunan dari para pengikutnya dikenal sebagai
kaum Kholidiyah, disamping alasan tersebut, beliau Syaikh
Maulana Khalid Al-Baghdadi juga merupakan ulama
“pembaharu” (Mujaddid) Islam pada adab ke-13, sehingga
pengikut Syaikh Maulana Khalid Al-Baghdadi disebut
dengan Istilah kaum Khalidiyah. Dari penjelasan tersebut
maka dapat dipahami bahwa tarekat Naqsyabandiyah  
 
20
 Nur Kasanah, “Mursyidah Tarekat: Kesetaraan Gender Dalam Otoritas Keagamaan Di Madura,” Ansoruna: Journal of Islam and 
Youth Movement 1, no. 2 (2022): 137–51, http://ansoruna.org/index.php/ansoruna/article/view/12. 
16 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Khalidiyah adalah tarekat yang dinisbatkan kepada Syaikh
Maulana Muhammad Bahauddin An-Naqsyabandi dan
Syaikh Maulana Khalid Al-Baghdadi. Tarekat
Naqsyabandiyah Khalidiyah adalah sebuah varian baru dari
ajaran pangkalnya yakni Naqsyabandiyah. Tarekat ini
merupakan tarekat yang muncul lebih belakangan
dibanding tarekat lain.
21
 
Dalam sejarah perkembangannya, 
tarekat 
Naqsyabandiyah sesungguhnya memiliki nama atau
pergantian penyebutan tersendiri sesuai dengan zamannya
masing-masing, hal ini  di dasarkan atau dinisbatkan kepada
tokoh mujadid yang membawa pada zamannya. Perubahan
tersebut dapat kita lihat dalam silsilah Sanad keilmuan
tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah. Periode antara
Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq, Salman al-Farisi, sampai
Sayyidina Syaikh Abu Yazid al-Bistami yang dalam silsilah
tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah menduduki urutan ke5
dinamakan
Tarekat
Shiddiqiyah.
22
 
Jika dilihat dari silsilah tarekat Naqsyabandiyah 
Kholidiyah dari masa Rasulullah hingga masa Syekh Baha’
al-Din. Tarekat Naqsyabandiyah baru dikenal pada masa
Syekh Baha’ al-Din, dan juga tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah baru dikenal pada masa Syeikh Khalid Kurdi. 
 
21
 Arif Krisna, “Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Dan Eksistensinya Di Plosokuning Tahun 1954-1995,” Prodi Ilmu Sejarah 3, 
no. 4 (2018): 201. 
22
 Mashuri Mazdi, Tafsir Sufi Nusantara, Yayasan Omah Aksoro Indonesia, 2018, http://www.nber.org/papers/w16019. 
17 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Rincian perubahan nama-nama tarekat Naqsyabandiyah
dapat dilihat di bawah ini :
23
 
 
1) Dari masa Abu Bakr hingga masa Abu Yazid al-Bustami
disebut Siddiqiyah
• Abu Bakr 
• Salman al-Farisi 
• Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr 
• Ja’far al-Sadiq 
• Abu Yazid al-Bustami

2) Dari masa Abu Yazid hingga masa ‘Abd al-Khaliq alFajdiwani
dinamai
Taifuriyah



Abi al-Hasan al-Kharqani 
• Abi ‘Ali al-Farmadi 
• Abi Ya’qub Yusuf al-Hamdani 
• ‘Abd al-Khaliq al-fajdwani

3) Dari masa ‘Abd al-Khaliq al-Fajdiwani hingga masa
Syekh Baha’ al-Din dinamai Khaujakaniyah
• ‘Arif al-Riykuri
• Mahmud al-Anjiri 
 
23
 Chairullah, “Naskah Ijazah Dan Silsilah Tarekat: Kajian Terhadap Transmisi Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Di 
Minangkabau” (2018). 
18 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
• ‘Ali al-Ramitani
• Muhammad Baba al-Samasi
• Amir Kulal
• Baha’ al-Din

4) Dari masa Syekh Baha’ al-Din hingga masa Syekh
‘Ubaid Allah dinamai Naqsyabandiyah
• ‘Ala al-Din al ‘Attar
• Ya’qub al Hasari
• ‘Ubaid Allah al-Ahrar al-Samarqandi

5) Dari masa Syekh ‘Ubaid Allah hingga masa Imam
Ahmad alFaruqi al-Sirhindi dinamai dengan
Naqsyabandiyah Ahrariyah
• Muhammad al-Zahid
• Darwish Muhammad
• Khaujaki al-Samarqandi
• Muhammad Baqi
• Imam Ahmad al-Al-Faruqi

6) Dari masa Imam Ahmad al-Faruqi hingga masa Syekh
Khalid al-Kurdi dinamai dengan Naqsyabandiyah
Mujaddidiyah dan Muzahiriyah
• Imam Muhammad Ma’sum 
19 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
• Imam Sayf al-Din
• Muhammad Badwani
• Sham al-Din Habib Allah Jan Janan
• ‘Abd Allah al-Dahlawi
• Khalid al-Kurdi

7) Dari masa Syekh Khalid hingga saat sekarang ini
dinamai dengan Naqsyabandiyah Khalidiyah. 
a) Ajaran  Pokok Tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah
Dalam hal ini ada beberapa ajaran pokok
dalam tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah, antara
lain sebagai berikut:
1. Berpedoman pada Ahlu Sunnah yang amalannya
tidak telepas dari hukum yang ada dalam AlQur’an
dam
Hadis.

2.

Tidak memanadang remeh ibadah seperti hanya
mengambil keringanan (rukhsah) saja, namun
lebih baik melaksanakan ibadah secara utuh dan
paling sempurna. 
3. Senantiasa muraqabah atau merasa selalu diawasi
oleh Allah baik dalam perbuatan, ucapan,
maupun niat dan cita-cita yang ada dalam hati. 
4. Senantiasa mengingat Allah. 
20 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
5. Menjauhkan diri dari segala hal yang dapat
mengalihkan perhatiannya dari Allah sehingga
hatinya dapat terbiasa menghadirkan Allah
dalam setiap aktivias yang dilakukan.
6. Melakukan hal-hal yang bermanfaat sehingga
dapat mengambil dan memberi kemanfaatan
kepada diri sendiri maupun orang lain.
7. Menyamarkan zikir yaitu dengan cara berzikir
dalam hati. 
8. Melakukan segala hal dengan akhlak yang baik
sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW
b) Praktik Peribadatan Tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah 
 
Pada dasamya praktek peribadatan penganut 
tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah tidak berbeda
dengan peribadatan yang dilakukan oleh umat Islam
pada umumnya. Dengan demikian pembahasan
pada kesempatan ini akan dikemukakan tentang
praktek peribadatan yang ditentukan untuk
dilakukan di kalangan penganut 
tarekat 
Naqsabandiyah Kholidiyah. Praktek peribadatan
dimaksud meliputi salat, dzikir, suluk, tawajuhan,
dan bai' at.
1) Shalat 
21 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Selain salat wajib, di kalangan tarekat 
Naqsabandiyah Kholidiyah ditekankan untuk
melaksanakan beberapa jenis salat. Salat sunat
yang dilaksanakan oleh para pengamal Tarekat
Naqsabandiyah Kholidiyah yakni salat sunat
wudlu, salat fajar, salat israq, salat dhuha, salat
sunat lifadilah, salat sunat taubah, salat liridlo
illah, dan salat sunat sukrilah. Salat sunat ini
dilakukan oleh pengikut tarekat ada yang secara
berjamaah dan ada yang dilakukan sendirisendiri.

Para pengamal tarekat ini apabila
melaksanakan secara berjamaah mereka
melaksanakan salat sunat berjamaah di masjid.
Sedangkan para pengamal tarekat dari golongan
perempuan mereka melaksanakan salat sunat
berjamaah bertempat di mushala.

2) Dzikir 
Para pengamal 
tarekat 
dalam 
melaksankan dzikir dengan sir atau tidak dengan
jahr. Adapun yang mereka baca adalah suratsurat

tarekat. Mereka membaca dzikir ini
biasanya dilaksanakan setelah salat maghrib.
Para pengamal 
tarekat Naqsabandiyah 
Kholidiyah 
biasanya mereka 
setelah 
22 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
melaksanakan salat maghrib salat sunat dan
membaca wirid, kemudian mereka mulai
membaca dzikir yang menjadi amalan tarekat.
Dzikir bagi jamaah tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah ini melipuuti dzikir ismu dzat, dzikir
nafi isbat, dan dzikir muroqobah. Dzikir ismu
dzat mempunyai 7 lataif: latifah qolbi sanubari,
latifah ruhi, latifah sirri, latifah khafi, latifah ahfa,
latifah nafsu natoqoh, dan latifah jami'ul badan.
Dzikir nafi isbat. Kemudian berikutnya adalah
dzikir muroqobah. Dzikir ini ada lima yaitu
muroqobah ahadiat af' al, muroqobah mangiyah,
muroqobah aqrabiyah, muroqobah ahadiyatul dzat, dan
muroqobah shirfi wabuhti.
24
 
 
3) Suluk
Suluk adalah menempuh jalan menuju
kepada Allah. Bisa juga suluk dimaknai sebagai
khalwat, yaitu berada ditempat yang sunyi agar
dapat beribadh dengan khusuk dan sempurna.
Suluk dapat juga berarti iktikaf. Seseorang yang
melaksanakan suluk disebut juga dengan salik.
Orang yang suluk dapat beriktikaf di masjid atau 
 
24
 Romzan Fauzi, “Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah Di Slemanan Kabupaten Blitar,” Analisa XV, no. 01 (2008): 33–50. 
23 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
surau. Lamanya waktu suluk 10 hari, 20 hari atau
40 hari. Orang 161 161 yang melaksanakan suluk
dalam tradisi tarekat wajib dibawah bimbingan
seorang Mursyid.
25
  
 
4) Tawajuh
Tawajuh sangat berkaitan dengan
aktifitas suluk. Mengupas permasalahan zikir
tawajuh juga menjelaskan bagaiman zikir dalam
bersuluk. Dalam Tawajuh itu  boleh dilakukan
tanpa ada bersuluk. Namun bila dilakukan dalam
bersuluk itu akan ada tata cara tersendiri.
Tawajuh harian atau mingguan hanya berzikir
dengan zikir ”ismu zat”. Sedangkan bentuk zikir
lain itu semuanya dipraktikkan dalam bersuluk.

5) Bai’at
Dalam 
tarekat Naqsabandiyah 
Kholidiyah terdapat kegiatan bai' at. Menurut
Gus Dhiya’ (khalifah) yang dirnaksud bai'at
adalah janji murid kepada guru mursid untuk
mengamalkan 
ajaran-ajaran Tarekat 
Naqsabandiyah Kholidiyah. Bai'at 
ini 
 
25
 Syawaluddin Nasution, “Nasionalisme Dan Negara Dalam Pandangan Kaum Tarekat (Studi Terhadap Tarekat Naqsyabandiyah 
Khalidiyah Babussalam),” Disertasi, 2018, 1–283. 
24 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dilaksanakan dihadapan guru mursid. Dengan
demikian seseorang yang akan mengajukan bai'
at terlebih dahulu telah memenuhi syarat untuk
berbai'at, karena setelah berbai'at mempunyai
kewajiban untuk memenuhi amalan tarekat. Cara
bai'at yaitu seseorang atau lebih menghadap
Mursyid, kemudian murid tarekat tersebut
diberikan wirid atau bacaan dzikir. Dalam
kegiatan ini ia didampingi oleh khalifah dan
dituntun oleh mursyid untuk membacanya.
Bacaan ini di ikuti oleh murid sampai benar
bacaan serta tata caranya.

4. Pendiri Tarekat Qodiriyah
Nama tarekat ini dinisbatkan kepada seorang sufi
besar yang sangat legendaris, dengan sekian banyak sebutan
kehormatan, antara lain: Qutub al-auliya’, Sahib al-karamat,
dan Sultan al-auliya’. Ia diyakini sebagai pemilik dan pendiri
tarekat ini. Sufi besar itu adalah Syekh Muhyiddin Abd
Qadir al-Jailani.  Syekh Abd. Qadir al-Jailani dilahirkan pada
tahun 470 H (1077 M) di Jilan dan meninggal di Baghdad
pada tahun 561 H (1166 M). Beliau adalah seorang sufi
besar kealiman dan kepribadiannya banyak mendapat
pujian dari para sufi dan ulama’ sesudahnya. Syekh Abd.
Qadir al-Jailani adalah juga seorang ulama’ besar sunni yang 
25 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
bermadzhab Hambali yang cukup produktif. Ia telah
menulid beberapa karya, satu di antaranya berjudul “AlGunyah
li
Talibi
Tariq
al-Haq”.
Syaikh
Abd.
Qadir
al-Jailani

memimpin

madrasah dan ribatnya di Baghdad.
Sepeninggalnya, kepemimpinannya dilanjutkan oleh
anaknya yang bernama Abd. Wahab (552-593 H/11511196

M) dan setelahnya Abd. Wahab wafat, maka
kepemimpinannya dilanjutkan oleh puteranya yang
bernama Abd. Salam (w. 611 H/ 1241 M). Madrasah dan
ribat (pemondokan para sufi), secara turun temurun tetap
berada dibawah pengasuhan keturunan Syekh Abd. Qadir
al-Jailani. Hal ini berlangsung sampai hancurnya kota
Baghdad oleh ganasnya serangan tentara Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan (1258 M/656 H). Serangan
Hulagu Khan inilah yang menghancurkan sebagian besar
keluarga Syekh Abd. Qadir al-Jailani, serta mengakhiri
eksistensi madrasah dan ribatnya di kota baghdad.
Perkembangan tarekat ini ke berbagai daerah kekuasaan
Islam di luar kota Baghdad adalah suatu hal yang wajar.
Karena sejak zaman Syekh Abd. Qadir al-Jailani, sudah ada
beberapa muridnya yang mengajarkan metode dan ajaran
tasawufnya ke berbagai negeri Islam. Di antaranya ialah: Ali
Muhammad al-Haddad di daerah  Yaman, Muhammad alBata’ihi
di
daerah
Balbek
dan
di
Syiria,
dan
Muhammad
ibn

Abd.
Shamad
menyebarkan
ajarannya
di
Mesir.
Demikian
26 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
juga karena kerja keras dan ketulusan putera-puteri Syekh
Abd. Qadir al-Jailani sendiri untuk melanjutkan tarekat
ayahandanya, sehingga pada abad 12-13 M, tarekat ini telah
tersebar ke berbagai daerah Islam, baik di Barat maupun di
Timur. Menurut Trimingham, Tarekat Qadiriyah sampai
dengan sekarang ini masih merupakan tarekat yang terbesar
di dunia Islam, dengan berjuta-juta pengikutnya. Mereka
tersebar di berbagai penjuru dunia, seperti Yaman, Mesir,
India, Turki, Syiria, dan Afrika. Trimingham juga mencatat,
ada 29 jenis tarekat baru yang merupakan modifikasi baru
dari Tarekat Qadiriyah. Ini terjadi karena dalam tarekat
Qadiriyah ada kebebasan bagi para murid yang telah
mencapai tingkat mursyid, untuk tidak terikat dengan
metode yang diberikan oleh mursyidnya, dan bisa membuat
metode riyadat tersendiri. 
26
 
Nama lengkap dan silsilah Syaikh ‘Abd al-Qadir 
sampai ke Nabi Muhammad SAW. adalah Abu Muhammad
‘Abd al-Qadir Jilani ibn Abi Shalih ibn Musa ibn Janki
Dusat (Janka Dusat) ibn Abi Abdillah ibn Yahya al-Zahid
ibn Muhammad ibn Dawud ibn Musa ibn ‘Abd Allah alMahdi
ibn
Hasan
al-Musanna
ibn
Hasan
al-Sibthi
ibn
‘Ali

ibn

Abi Thalib dan Fatimah al-Zahra ‘al-Batul binti
Rasulullah SAW. Silsilah ini amat penting artinya dalam
tradisi tarekat karena ‘darah biru’ spiritual harus 
 
26
 Kharisudin Aqib, AL-HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah, n.d. 
27 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
bersambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Di
samping itu, bersambungnya silsilah tersebut merupakan
indikator bahwa tarekat tersebut dianggap muktabar.
Makanya di Indonesia terutama di kalangan Nahdlatul
Ulama, ada kumpulan tarekat yang mu’tabarah , yaitu
tarekat yang mempunyai silsilah yang bersambung kepada
Nabi Muhammad SAW.
27
 
 
a. Ajaran dan Praktik Tarekat Qadiriyah
1) Aspek Ajaran
Ajaran syeikh ‘Abd al-Qadir  Jilani tidak ada
perbedaan yang mendasar dengan ajaran pokok
Islam, terutama golongan Ahlussunnah Wal
Jama’ah. Sebab, Syeikh ‘Abd al-Qadir adalah sangat
menghargai para pendiri madzhab fiqih yang empat
dan teologi Asy’ariyah. Beliau sangat menekankan
pada tauhid dan akhlak yang terpuji. Menurut alSya’rani
bahwa
bentuk
dan
karakter
tarekat
Syaikh

‘Abd

al-Qadir Jilani adalah tauhid, sedangkan
pelaksanaanya tetap menempuh jalan syariat lahir
dan batin. Menurut Syaikh ‘Ali ibn al-Hayti menilai
bahwa tarekat Syaikh ‘Abd al-Qadir Jilani adalah
pemurnian akidah dengan meletakkan diri pada
sikap beribadah. Sedangkan ‘Ady ibn Musafir 
 
27
 Mulyati, Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia. 
28 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
mengatakan bahwa karakter tarekat Qadiriyah
adalah tunduk dibawah garis keturunan takdir
dengan kesesuaian hati dan roh serta kesatuan lahir
dan batin. Memisahkan diri dari kecenderungan
nafsu, serta mengabaikan keinginan meilhat
manfaat, mudarat, kedekatan maupun perasaan
jauh.
28

Adapun ajaran spiritual Syaikh ‘Abd al-Qadir
Jilani berakar pada konsep tentang dan
pengalamannya akan Tuhan. Baginya Tuhan dan
tauhid bukanlah suatu mitos teologis maupun
abstraksi logis, melainkan merupakan sebuah
pribadi yang kehadiran-Nya merengkuh seluruh
pengalaman etis, intelektual, dan estetis seorang
manusia. Ia selalu merasakan bahwa Tuhan
senantiasa hadir. Kesadaran akan kehadiran Tuhan
di segenap ufuk kehidupannya merupakan tuntunan
dan motif bagi kebangunan hidup yang aktif
sekaligus memberikan nilai transeden pada
kehidupan. Nasihat Rasulullah dalam hadist, “
Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan
jika engkau tak dapat melihat-Nya, ketauhilah bahwa ia
melihatmu,” yang merupakan semboyan hidupnya,
yang diterjemahkan dalam praktik kehidupan sehari-
 
28
 Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia, 3rd ed. (Jakarta: Kencana, 2006). 
29 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
hari. Khotbahnya menggambarkan keluasan
kesadarannya akan kehadiran Tuhan yang serba
meliput. Ia meyakini bahwa kesadaran ini
membersihkan dan memurnikan hati seorang
manusia, serta mengakrabkan hati dengan alam
roh.
29

Ajaran Syaikh 
‘Abd al-Qadir selalu 
menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia.
Dalam tarekat Qadiriyah ada beberapa petunjuk
untuk mencapai kesucian diri yang tertinggi. Adapun
beberapa ajaran tersebut adalah taubat, zuhud,
tawakal, syukur, ridha, dan jujur. 
a) Taubat
Taubat adalah kembali kepada Allah
dengan mengurai ikatan dosa yang terusmenerus
dari
hati
kemudian
melaksanakan
setiap

hak

Tuhan. Syaikh ‘Abd Qadir menganggap
taubat bagaikan air yang menghilangkan najis,
begitu juga taubat menghilangkan dosa dan
kotoran maksiat. Menurut Syaikh ‘Abd al-Qadir
Jilani, taubat itu ada dua macam, yaitu:
30
 
1. Taubat yang berkaitan dengan hak sesama
manusia. Taubat ini tidak terealisasi, kecuali 
 
29
 Mulyati. 37 
30
 Mulyati. 39 
30 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dengan menghindari kezaliman, memberikan
hak kepada yang berhak, dan
mengembalikan kepada pemiliknya. 
2. Taubat yang berkaitan dengan hak Allah.
Taubat ini dilakukan dengan cara selalu
mengucapkan istighfar dengan 
lisan, 
menyesal dalam hati, dan bertekad untuk
tidak mengulanginya lagi di masa mendatang. 

b) Zuhud
Zuhud secara bahasa adalah zahada fihi,
wa zahada ‘anhu, dan wazahadan, yaitu berpaling
darinya dan meninggalkannya karena
menganggapnya hina atau menjauhinya karena
dosa. Secara istilah zuhud merupakan gambaran
tentang menghindari dari mencintai sesuatu yang
menuju kepada sesuatu yang lebih baik darinya.
Menurut Syaikh ‘Abd al-Qadir Jilani, bahwa
zuhud ada dua yaitu: zahid hakiki (mengeluarkan
dunia dari hatinya) dan mutazahid shuwari/
zuhud lahir (mengeluarkan dunia dari
hadapannya). Namun hal ini tidak berarti bahwa
seorang zahid hakiki menolak rezeki yang
diberikan Allah kepadanya, tetapi dia
mengambilnya lalu digunakan untuk ketaatan 
31 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
kepada Allah. Zuhud memang membawa
kesucian kepad diri si Salik. Zuhud mengajarkan 
betapa si Salik harus menahan hawa nafsu
(sesuatu yang kita sayang) serta menolak semua
tuntutannya.
31
 
 
c) Tawakal
Tawakal artinya berserah diri (dalam
bahasa Arab, tawakkul), yakni salah satu sifat
mulia yang harus ada pada diri ahli sufi. Bila ia
benar-benar mengenal Tuhannya melalui
makrifat yang telah dicapainya, tidak mungkin
sifat tawakal tersisih dari dirinya. Sebab, mustahil
jika seorang sufi yang selalu berada di sisi Tuhan
tidak memiliki jiwa tawakkal. Syaikh ‘Abd Qadir
menekankan bahwa tawakal berada di antara
pintu-pintu iman, sedangkan iman tidak terurus
dengan baik kecuali dengan adanya ilmu, hal dan
amal. Tawakal akan terasah dengan ilmu dan
ilmu menjadi pokokm tawakal, sementara amal
adalah buah tawakal. Adapun hal adalah buah
dan maksud tawakal itu sendiri.

 
 
31
 Mulyati. 40 
32 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
 
d) Syukur
Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih
atas nikmat yang diterima, baik lisan, tangan,
maupun hati. Menurut Syeikh ‘Abd al-Qadir
Jilani hakikat syukur adalah mengakui nikmat
Allah karena Dialah Pemilik karunia dan
pemberian sehingga hati mengakui bahwa segala
nikmat berasal dari Allah dan patuh kepada
syariat-Nya. Syeikh ‘Abd al-Qadir Jilani
mengatakan bahwa hakikat syukur adalah
mengakui nikmat Allah karena Dialah pemilik
karunia, sehingga hati mengakui bahwa segala
nikmat berasal dari Allah SWT. Dengan
demikian, syukur adalah pekerjaan hari dan
anggota badan. Syeikh ‘Abd al-Qadir Jilani
membagi syukur menjadi tiga macam, pertama
syujur dengan lisan, yaitu dengan mengakui
adanya nikmat dan merasa tenang. Dalam hal ini
si penerima nikmat mengucapkan nikmat Tuhan
dengan segala kerendahan hati dan ketundukan.
Kedua, syukur dengan badan dan anggota
badan, yaitu dengan cara melaksanakan dan
pengabdian serta melaksanakan ibadah sesuai
perintah Allah. Dalam hal ini si penerima nikmat 
33 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
selalu berusaha menjalankan perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-Nya. Ketiga, syukur dengan
hati yaitu beritikaf/berdiam diri di atas tikar
Allah dengan senantiasa menjaga hak Allah yang
wajib dikerjakan.
32
 
 
e) Sabar
Sabar adalah tidak mengeluh karna
sakitnya musibah yang menimpa kita kecuali
mengeluh kepada Allah. Menurut Syaikh ‘Abd
al-Qadir Jilani sabar ada tiga macam yaitu: 
1. Bersabar kepada Allah dengan melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
2. Bersabar bersama Allah, yaitu bersabar
terhadap ketetapan Allah dan perbuatan-Nya
terhadapmu dari berbagai macam kesulitan
dan musibah.
3. Bersabar atas Allah, yaitu bersabar terhadap
rezeki, jalan keluar, kecukupan, pertolongan,
dan pahala yang dijanjikan Allah di akhirat. 

f) Ridha
Ridha adalah kebahagiaan hati dalam
menerima ketetapan (takdir). Secara umum para 
 
32
 Mulyati. 41 
34 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
salik berpendapat bahwa orang yang ridha
adalah orang yang menerima ketetapan Allah
dengan berserah diri, pasrah tanpa menunjukkan
penentangan terhadap apa yang dilakukan oleh
Allah. 

g) Jujur
Jujur secara bahasa adalah menetapkan
hukum sesuai dengan kenyataan. Menurut para
sufi dan Syaikh ‘Abd al-Qadir Jalani jujur adalah
mengatakan yang benar dalam kondisi apapun,
baik menguntungkan maupun merugikan.
Kejujuran merupakan derajat kesempurnaan
manusia tertinggi dan seseorang tidak akan
berlaku jujur, kecuali jika dia memiliki jiwa yang
baik, hati yang bersih, pandangan yang lurus,
sifat yang mulia lidah yang bersih, dan hati 'yang
dihiasi keimanan, keberanian dan kekuatan.
Sikap jujur sangat diperlukan dalam ajaran
tasawuf karena seseorang tidak akan berdekatan
dengan Allah kecuali dengan sikap jujur dan
bersih.
33
 
 
2) Aspek Praktis 
 
33
 Mulyati. 43 
35 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Diantara praktik spiritual yang diadobsi oleh 
tarekat Qadiriyah adalah zikir 
(terutama 
melantunkan asma’ Allah berulang-ulang). Dalam
pelaksanannya 
terdapat berbagai 
tingkatan 
penekanan dan intensitas. Ada zikir yang terdiri dari
satu, dua, tiga, dan empat. Zikir dengan satu gerakan
dilaksanakan dengan mengulang-ulang asma’ Allah
melalui tarikan nafas panjang yang kuat, seakan
dihela dari tempat yang tinggi, diikuti penekanan
dari jantung dan tenggorokan, kemudian dihentikan
sehingga nafas kempali normal. Zikir dengan dua
gerakan dilakukan dengan duduk dalam posisi shalat,
kemudian melantunkan asma’ Allah di dada sebelah
kanan, lalu di jantung, dan kesemuanya dilakukan
berulang-ulang dengan intensitas tinggi. Hal ini
dianggap efektif untuk meningkatkan konsentrasi
dan menghilangkan rasa gelisah dan pikiran yang
kacau. Zikir dengan tiga gerakan dilakukan dengan
duduk dan bersila dan mengulang pembacaan asma’
Allah dibagian dada sebelah kanan, kemudian
sebelah kiri, dan akhirnya di janrung. Zikir empat
gerakan dilakukan dengan duduk bersila, dengan
mengucapkan  asma’ Alah berulang-ulang di dada
sebelah kanan, kemudian disebelah kiri, lalu ditarik
ke arah jantung, dan terakhir di baca ke depan dada. 
36 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Zikir adalah kunci dan sekaligus menempati posisi
yang amat penting dalam tradisi tarekat, termasuk
tarekat Qadiriyah karena zikir bagaikan anak kunci
yang mempu membuka pintu gerbang dunia
spiritual yang tidak terbatas.
34
 
Adapun seseorang yang akan memasuki 
tarekat Qadiriyah, selain memepersiapkan
pembersihan diri juga harus menempuh dua fase,
yaitu: Fase pertama: diawali dan diakhiri dalam satu
kali pertemuan. Jika dikerjakan dengan sungguhsungguh,
memakan
waktu
tidak
lebih
dari
setengah

jam.
Fase
ini
memiliki beberapa
tahapan
antara
lain:


1.

Pertemuan pertama antara murid dan syaikh.
Dalam pertemuan ini dilakukan beberapa
keharusan, 
seperti perjanjian, 
taubat, 
permohonan ampun kepada Allah, taat, dan
dzikir.
2. Wasiat berupa pesan-pesan syaikh kepada sang
murid untuk diamalkan. Pesan-pesan tersebut
antara lain, menanggung derita, pemaaf, tidak
menyakiti 
saudara, bersungguh-sungguh 
mengekang hawa nafsu, menghindari
kedengkian, iri hati, dusta dan perbuuatan keji 
 
34
 Mulyati. 46 
37 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
lainnya. Memelihara wudhu, beristighfar, dan
mengucapkan sholawat Nabi. 
3. Baiat, yang berarti sang murid diterima
memasuki ajaran tarekat. Pada saat ini syaikh
mengatakan: “aku telah menerimamu sebagai
murid, aku telah membaiatmu atas penerimaan
ini. 
4. Doa syaikh yang dibacakan dihadapan yang
murid. 
5. Segelas minumamn untuk sang murid oleh
syaikh dengan dibacakan penggalan ayat
alQur’an. Kemudian syaik membaca surat alFatihah

dan al-Ikhlas tiga kali, lalu syaikh
memberikan gelas yang berisikan minuman
untuk diminum sang murid.
Setelah selesai fase ini sang murid telah resmi
menjadi anggota dan berkewajiban mengikuti ajaran
syaikh yang telah mengambil sumpah darinya. 
Fase kedua: sang murid memasuki tahapan
perjalanan menuju Allah dengan bantuan syaikh
untuk membimbingnya dan menyertainya selama
proses perjalanan. Fase ini dapat memakan waktu
bertahun-tahun. Hal itu akan berakhir ketika sang
murid telah nyata-nyata mandiri dari bantuan
gurunya, ia akan dianugerahi “ijazah” sebagai bukti 
38 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
keluhuran jiwanya. at Pada saat itulah ia diakui dan
sah menjadi bagian dari para syaikh.
35
 
5. Dinamika Perkembangan Tarekat di Indonesia
Tarekat yang pada awalnya hanyalah dimaksudkan
sebagai metode, cara, dan jalan yang ditempuh seorang sufi
menuju pencapaian spiritual tertinggi, pensucian diri atau
jiwa, yaitu dalam bentuk bentuk intensifikasi dzikrAllah,
berkembang secara sosiologis menjadi sebuah institusi
sosialkeagamaan yang memiliki ikatan keanggotaan yang
sangat kuat. Esensi dari institusi tersebut misalnya berupa
interaksi guru-murid, interaksi antar murid atau anggota
tarekat, dan norma atau kaidah kehidupan religius yang
melandasi pola persahabatan di antara mereka. Sejarah
perkembangan tarekat mencatat bahwa tarekat-tarekat itu
secara natural mengalami perjalanan panjang, dengan
meminjam teori Darwin struggle for life (perjuangan keras
untuk mempertahankan eksistensi) dari natural selection. Hal
itu benar secara historik, bahwa banyak tarekat-tarekat yang
secara organisatorik lenyap ditelan masa karena tidak
terdapat pendukung yang memperjuangkannya,
sebagaimana tarekat-tarekat yang dinisbatkan kepada sufi
besar, yaitu ibn Sab’in. Namun demikian, terdapat pula
fenomena tarekat-tarekat yang mengalami perkembangan
luar biasa seperti tarekat Qadiriyyah, Naqshabandiyyah, 
 
35
 Mulyati. 48 
39 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Khalwatiyyah, dan lain-lain. Perkembangan tarekat-tarekat
tersebut tidak lepas dari upaya perjuangan para
pengamalnya, dengan pola-pola, strategi, dan model-model
tertentu yang patut dipahami. Di lain pihak, perjuangan
tarekat-tarekat tersebut tidak luput dari peran-peran sosial,
budaya, politik dan sebagainya yang niscaya diambil oleh
tarekat sebagai suatu keniscayaan empirik, karena tarekat
adalah organisasi sosial yang praktis bersentuhan dengan
kehidupan sosial kemasyarakatan.
36
 
Tarekat mulai masuk dan berkembang di Indonesia 
pada abad ke-16 M sebagaimana dibahwa dan diajarkan
oleh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nuruddin
Raniri dan lain-lain. Semua itu berlanjut hingga abad ke-19
M. Terdapat beberapa tarekat yang berkembang dan masuk
ke Nusantara seperti Tarekat Syattiriyah, Tijaniyah,
Khalwatiyah, dan tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.
37
  
Tarekat-tarekat itu banyak sekali, ada tarekat-tarekat 
yang merupakan induk, diciptakan oleh tokoh-tokoh
tasawuf aqidah, dan ada tarekat-tarekat yang merupakan
perpecahan dari pada tarekat induk tersebut, yang sudah
dipengaruhi oleh 
syekh-syekh 
tarekat yang 
mengamalkannya. Dan diantara perpecahan tarekat-tarekat
itu disusun dalam atau diberi istilah-istilah yang sesuai 
 
36
 Agus Riyadi, “Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf (Melacak Peran Tarekat Dalam Perkembangan Dakwah Islamiyah) Oleh : 
Agus Riyadi *),” Jurnal At-Taqaddum 6 (2014): 359–85. 
37
 Abd Syakur, Tarekat Dan Gerakan Sosial Keagamaan, Arti Bumi Intaran, vol. 2, 2021, https://www.ptonline.com/articles/how-
to-get-better-mfi-results%0Amuhammadkahfi16060474066@mhs.unesa.ac.id. 
40 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dengan 
tempat perkembangannya. Dan dalam 
perkembangannya di Indonesia sekarang, sudah tercatat ada
45 tarekat mu’tabarah. Untuk menghindari penyimpangan
sufisme dari garis lurus yang diletakkan para sufisme dari
garis lurus yang diletakkan oleh para sufi terdahulu, maka
NU meletakkan dasar-dasar tasawuf sesuai dengan khittah
ahlussunnah wal jamaah. Dalam kerangka inilah JATMAN
(Jam’iyyah Ahl Tarekat Al Mu’tabarah ah Nahdiyah) dibentuk,
yaitu untuk memberikan rambu-rambu kepada masyarakat
tentang tarekat yang mu’tabarah dan ghairu mu’tabrah.
Sebelum terbentuk JATMAN, ulama-ulama Indonesia yang
berpaham Ahlussunnah wal jama’ah dan aktif di dunia tarekat
telah membentuk organisasi tarekat dengan nama Jam’iyyah
ahlaTarekat al Mu’thabarah Indonesia (JATMI). Kata
“nahdiyyah” ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa
feredasi tarekat ini harus tetap berafiliasi kepada NU.
38
 
 
38
 Awaludin, “Sejarah Perkembangan Tarekat Di Nusantara,” El-Afkar 5, no. 11 (2016). 
41 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
BAB III 
SEJARAH TAREKAT
NAQSYABANDIYAH
KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH
 
1. Sejarah berdiriya tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
wal Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang
Ambulu Jember
Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang Ambulu
Jember pertama kali didirikan oleh Kiai. Masduqi dan Kiai
Mustofa. Kiai  Masduqi merupakan merupakan adik dari
Kiai Jaiz Nawawi, Kiai Jaiz Nawawi pada saat itu
mendapatkan perintah dari Kiai Mustofa untuk mencari
satu tempat di daerah jember guna untuk mengembangkan
ajaran tarekat. Namun oleh Kiai Mustofa tidak diberikan
ciri-ciri khusus tempat seperti apa dan bagaimana yang
cocok untuk dijadikan sebuah Pondok Pesantren, hanya
Kiai Mustofa yang sudah mengetahui gambaran tempat
tersebut. Setelah Kiai Jaiz berpindah dan menetap di
Jember yaitu di daerah Sruni dan sudah memiliki kehidupan
ekonomi yang mencukupi beliau menawarkan kepada adikadiknya
untuk
ikut
menetap
di
Sruni.
Salah
satu
adik
beliau

yang
ikut
adalah
Kiai
Masduqi,
setelah
beberapa
tahun
adik
42 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
bungsunya Kiai Masduqi yaitu Kiai Amanu diikutsertakan
untuk ikut ke Sruni. Setelah itu keesokan harinya Kiai
Masduqi berjalan dari arah utara menuju ke arah selatan di
daerah jember lalu kembali lagi ke arah utara hingga sampai
ke belakang Pondok Pesantren tepatnya di sebelah sungai
belakang Pondok Pesantren. Saat beliau merasa kelelahan
dan berniat untuk beristirahat di pinggiran sungai terdapat
seseorang warga sekitar yang memhampiri beliau dan
memberikan pertanyaan maksud dan kedatangan Kiai
Masduqi ke daerah tersebut. Setelah itu Kiai Masduqi
menjawab “saya mau mencari tempat untuk bisa
membangun sebuah masjid” warga setempat menjawab
“kalau njenengan purun manggen mriki mangke kulo aturaken teng
tiyang seng gadah (kalau anda berkenan menetap disini, nanti
saya sampaikan kepada orang yang punya tanah). 
Sebelumnya sudah terdapat bangunan mushola di
daerah tempat tersebut, nama dari pemilik tersebut adalah
Kiai Hasbullah berasal dari lumajang. Setelah Kiai
Hasbullah wafat maka mushola tersebut sudah tidak
terawat dan rubuh sehingga saat itu sudah menjadi hutan
dan tidak terawat. Setelah mendapat kabar tersebut Kiai
Masduqi tidak langsung menjawab setuju kepada warga
sekitar, karna yang dilakukan Kiai Masduqi adalah perintah
dari Kiai Munawwir. Setelah Kiai Masduqi kembali ke Sruni
dan menyampaikan berita tersebut kepada Kiai Munawwir 
43 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
beliau langsung menyetujui dan menjawab “yowes panggonono
kui (ya sudah ditempati saja disitu)”. Setelah beberapa bulan
Kiai Masduqi berpindah ke tempat tersebut yaitu di desa
Sabrang Ambulu, hingga saat ini menjadi Pondok
Pesantren Al-Amien Sabrang Ambulu Jember. 
Pondok Pesantren yang terletak di Jl. K. Masduqi
03/03 Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu merupakan
lembaga yang memberikan ilmu dan pendidikan keagamaan
yang diberikan oleh pengasuh Pondok Pesantren kepada
santri. Selain itu Pondok Pesantren ini juga melakukan
perkembangan 
ajaran 
tasawuf yakni 
tarekat 
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah. Salah satu
tempat yang menjadi cikal bakal berdirinya Pondok
Pesantren ini adalah masjid dimana masjid ini merupakan
awal diadakannya pembelajaran santri dengan
menggunakan metode sorogan atau membaca materi kitab
kuning di hadapan guru yang dibimbing langsung oleh Kyai
Masduqi Mustofa.
Setelah Kyai Masduqi wafat kepemimpinan Pondok
Pesantren dilanjutkan kepada adik beliau yaitu Kyai Amanu
Mustofa. Pada saat kepemimpinan Kyai Amanu Mustofa
Pondok Pesantren mengalami beberapa perkembangan 
salah satunya yaitu semakin banyaknya santri yang
berdatangan untuk menimba ilmu. Karena banyak santri
yang menimba ilmu disana maka Pondok Pesantren 
44 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
melakukan perubahan kebijakan yang berkaitan dengan
sistem pendidikan, sistem pendidikan yang pada awalnya
hanya menggunakan metode sorogan lalu ditambah lagi
dengan menggunakan metode bandongan. Semua metode
tersebut tidak dibedakan dalam kelas-kelas, jika kitab yang
dipelajari sudah khatam, maka santri telah mengalami
kenaikan tingkat pendidikan, materinyapun khusus tentang
pengetahuan agama Islam, ilmu syariat dan ilmuu tasawuf.
Kyai Amanu Mustofa wafat lalu diteruskan oleh Kyai Imam
Ghozali Masduqi yang merupakan putra pertama Kyai
Masduqi Mustofa. Pada masa kepemimpinan beliau sistem
pendidikan diterapkan sistem klasikal dengan membangun
madrasah diniyah manba'ul ulum. 
Perkembangan tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
wal Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu
Jember tidak hanya di daerah jember saja, melainkan hingga
sampai ke luar kota bahkan hingga ke luar pulau jawa seperti
kota Palembang, Jambi, dan Yogyakarta. Perkembangan
tarekat tersebut tidak lepas dari peran dan kontribusi
seorang mursyid yang memperkenalkan sebuah ajaran
sufisme kepada masyarakat. Kegiatan 
tarekat 
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah yang berada di
luar jember hingga luar pulau jawa dipimpin oleh santri atau
paraalumni yang dahulu pernah mengikuti tarekat tersebut
di Pondok Pesantren Al-Amien, para alumni yang sudah 
45 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
diberikan kepercayaan dan diberikan amanah oleh mursyid
untuk mengimami jama'ah tarekat Naqsyabadiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah. Pernyataan ini dikuatkan oleh
informan Kiai Moh. Jazuli Amanu yang mengatakan
bahwa:
39
  
"Jika diluar al-amien yang menjadi imam abah
jazuli dan kakak beliau. Yang di sumber rejo. Kalau
di luar daerah / luar pulau maka jama'ah tarekat
dipimpin oleh santri-santri tarekat itu sendiri, di
sumatera, palembang, jambi, jawa tengah, jogja
yang mengimami para alumni yang mengikuti
tarekat ini dan sudah di amanahkan untuk
mengimami jama'ah yang ada di luar kota/pulau."

Dari banyaknya santri yang di bai'at Kiai Munawwir
tegal arum memberikan izin kepada sebagian santrinya
untuk mengamalkan ajaran tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah setelah santri yang mendapatkan
izin sehingga di anggap mampu untuk mengamalkan ajaran
tarekat tersebut maka nantinya seorang santri atau murid
tersebut diberikan kepercayaan untuk dijadikan sebagai
Mursyid meskipun hanya di tentukan beberapa orang saja.
Salah satu santri atau murid yang di berikan kepercayaan
hingga diangkat menjadi Mursyid adalah Kiai Moh. Jazuli 
 
39
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
46 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Amanu yang langsung mendapatkan amanah dari Kiai
Munawwir tegal arum. Dari murid atau santri yang sudah
dijadikan Mursyid oleh Kiai Munawwir juga diperbolahkan
untuk mengangkat Muryid dibawahnya, namun amanah ini
hanya diberikan kepada beberapa orang saja. Pernyataan ini
diperkuat oleh informan Kiai Moh. Jazuli Amanu yang
mengatakan bahwa:
40
 
 
"Kalau yang dibaiat oleh yai munawwir itu banyak.
Yai munawwir membaiat santri agar santri itu ingin
mendapatkan 
ilmu atau amalan tarekat 
naqsyabandiyah kholidiyah atau qodiriyah dari
mbah yai munawwir itu. Terus kemudian dari
beberapa santri ini yang mungkin dianggap mampu
oleh yai munawwir, lalu kemudian oleh yai
munawwir diberi izin untuk mengajarkan tarekat
naqsyabandiyah atau qodiriyah, istilahnya diizinkan
kemudian sebagai mursyid. jadi tidak semuanya
mengamalkan tarekat naqsyabandiyah kholidiyah
wal qodiriyah ini diizinkan menjadi mursyid, tetapi
hanya beberapa saja. Termasuk abah jazuli yang
langsung mendapatkan amanah dari mbah yai
munawir. Dari murid-murid mbah yai munawwir
yang oleh mbah yai munawwir diangkat menjadi 
 
40
 Wawancara 27 Maret 2024 
47 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
mursyid ini juga diizini oleh mbah yai munawwir
untuk mengangkat mursyid dibawahnya. Karna
ada sebagian yang mursyid sudah sekian tahun
baru diizini oleh mbah yai munawwir untuk
mengangkat santrinya sebagai mursyid."

2. Silsilah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu
Jember
Adanya silsilah kemursyidan dalam tarekat
merupakan hal yang sangat penting hal ini menunjukkan
bahwa kemu'tabarahan sebuah tarekat dapat dilihat dari
silsilah mursyid. Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah merupakan tarekat yang mu'tabarah karena
silsilah tarekat ini bersambung hingga kepada Nabi
Muhammad SAW.
Adapun silsilah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
wal Qodiriyah adalah sebagai berikut: 
41
 
 
a. Silsilah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah di
Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu Jember.  
Allah SWT 
 
 
41
 Dokumentasi buku silsilah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu Jember 
48 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Malaikat Jibril AS 

Nabi Muhammad SAW

Abu Bakar as-Shiddiq

Salman al-Farisi
Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr as-Shiddiq

Ja'far Shiddiq

Abi Yazid al-Bustami

Abi al-Hasan al-Kharaqani

Abi Ali Hasan al-Kharqani

Abi Ali al-Fadli

Yusuf Hamdani

'Abd Kholiq al-Fajdawani

'Arif ar-Rigwari
 
49 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Mahmud Anjir Faghnawi 

'Ali al-Ramitani

Muhammad Baba as-Samasi

Amir Sayyid Kulal al-Bulhari

Muhammad Baha’ al-Din Naqsyabandi

   Ya'qubal-Jarkhi                                      AlauddinAl-Aththar

Ubaidillah al-Akhrari

Muhammad Zahid

Darwis Muhammad As-Samarqandi

Muhammad Al-Khawajaki

Muayyiddin Muhammad al-Baqi

Ahmad al-Faruqi

Muhammad Ma'sum 
50 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 

Muhammad Saifuddin

Nur Muhammad al-Badwani

Habibullah Syamsuddin

Abdullah al-Dahlawi                            Maulana Kholid alBaghdadi

                
           
       
                
    
Abdullah
Afandi
Makin

                
           
       
                
    

Sulaiman
Afandi
Qorin



    
Ismail
Burwishi



    
Sulaiman
Afandi
Jabal
Qubais



   
Syeikh
Muhammad
Shalih
Kuthaharja



 
Syeikh
Minhaj
Kebonsari



       
Syeikh
Mustofa
Tegal
Arum



       
Syeikh
Amnan
Talok
Ngawi



    
Syeikh
Munawwir
Tegal
Arum


51 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
       Syeikh Imam Ghozali 

Dewan Mursyid
1. Kyai Moh.
Jazuli Amanu
2. Kyai Nur Ali
Amanu
3. Kyai Marzuki
Amanu 















 
52 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
 











Gambar 4.1 : Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah

b. Silsilah tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah
Pondok Pesantren Al-Amien Sambrang Jember

Tabel 4.1
Silsilah Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah 
No. 
Silsilah 
No 
Silsilah 
Nabi Muhammad SAW 
21. Syeikh Syarifuddin 
1. 
 
2. 
 Ali bin Abi Thalib 
22.  
Syeikh Nuruddin 
3. 
 Husain ibn Fatimah  
23. 
Syeikh Waliyuddin 
4. 
 Syeikh Imam Ali Zainal
Abidin
24. 
Syeikh Yahya 
53 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
5. 
 Syeikh Muhammad al-Baqir 25. 
Syeikh Abu Bakr 
6. 
 Syeikh Imam Ja'far Shadiq 26. 
Syeikh Abd ar-Rohim 
7. 
 Syeikh Musa Kadhim 
27. 
Syeikh Utsman 
8. 
 
Syeikh Abi al-Hasan Ali Ibn
Musa
28. 
Syeikh Abd al-Fattah 
9. 
 Syeikh Ma'ruf Kharhi 
29. 
Syeikh Muhammad Murod 
10. 
 Syeikh Sirri Sakthi 
30. 
Syeikh Syamsuddin 
11. 
 Syeikh Abi Qosim al-Junaidi 31. 
Syeikh Khotib Sambasi 
12. 
 Syeikh Bakhri al-Syibali 32. 
Syekh Abd al-Karim Banten  
13. 
 Syeikh Abd Wahid at-Tamimi 33. 
Syeikh Zarkasyi Berjan 
14. 
 Syeikh Abi al-Faraj at-Turtusi 34. 
Syeikh Umar Payaman 
15. 
 Syeikh Abi al-Hasan Ali alHukkari

35.
Syeikh Ali Sempu 
16. 
 Syeikh Abi Sa'id al-Mubarak 36. 
Syeikh Izzuddin 
17. 
 Syeikh Abd Qodir al-Jailani 37. 
Syeikh Munawwir Tegal Arum 
18. 
 Syeikh Abd Aziz 
38. 
Dewan Mursyid:
1. Kyai Moh. Jazuli Amanu
2. Kyai Nur Ali Amanu
3. Kyai Marzuqi Amanu 
19. 
 Syeikh Mugammad Hannan 
20. 
 Syeikh Syamsuddin 
21. 
 Syeikh Syarifuddin 


 
54 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 

















Gambar 4.2 Silsilah Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Pondok
Pesantren Al-Amien Sabrang, Ambulu Jember

3. Ajaran tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu
Jember 
Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah 
merupakan penggabungan dua tarekat yang berbeda yaitu 
55 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah dan Tarekat Qodiriyah.
Namun dua terakat ini berada di salah satu Pondok
Pesantren Al-Amien Ambulu Jember, 
tarekat 
Naqsyabandyah Kholidiyah wal Qodiriyah bukan tarekat
yang memunculkan formula ajaran baru namun ajaran yang
berada di dalam kedua tarekat ini berbeda, hanya saja
mereka yang ingin mengamalkan ajaran tarekat salah satu
dari kedua tarekat tersebut juga diperbolehkan atau mereka
mengamalkan kedua tarekat tersebur juga diperbolehkan.
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh
Kiai Moh. Jazuli seperti berikut:
42
 
 
"Tidak, jadi disini itu tidak sama dengan tempat
yang lain. Ditempat lain itu ada istilahnya qodiriyah
naqsyabandiyah, itu memang formula baru. Kalau
disini tidak. Kalau disini naqsyabandiyah
kholidiyah itu sendiri, qodiriyah sendiri. Jadi kalau
mau mengamalkan naqsyabandiyah saja juga bisa,
mau mengamalkan qodiriyahnya saja juga bisa.
Atau keduanya sama-sama diamalkan juga bisa.
Karna bukan gabungan dalam artian menjadi satu
atau modifikasi tarekat itu bukan. Meskipun
diamalkan bareng oleh orang yang sama tapi tetep
sendiri-sediri. Sehingga jalurnya pun juga sendiri-
 
42
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
56 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
sendiri, artinya sanad dan silsilanya pun juga
sendiri-sendiri."

Adapun ajaran yang seorang murid amalkan apabila
mereka mampu mengambil dua ajaran tarekat sekaligus
seperti Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah
maka mereka mengamalkan ajaran kedua tarekat tersebur
yaitu tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah selanjutnya
mengamalkan tarekat Qoidiriyah. Namun apabila murid
hanya mampu mengambil ajaran tarekat Qodiriyah maka
mereka hanya mengamalkan ajaran pada tarekar Qodiriyah
saja. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Kiai Moh.
Jazuli Amanu, beliau menyatakan:
43
 
 
"Tarekat disini ada 2 yaitu Tarekat naqsyabandiyah
kholidiyah dan tarekat qodiriyah. Kalau disini itu
kan orang macam-macam ya, ada orang yang
mampu mengamalkan keduanya. Lalu kemudian
hanya mampu satu. Biasanya yang dipilih pertama
yaitu qodiriyah yang lebih ringan untuk
mengamalkan." 
Beberapa ajaran yang dilakukan pada jama’ah tarekat 
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok 
 
43
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
57 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Pesantren Al-Amien Sabrang Ambulu Jember diantaranya
adalah:  
 
a. Suluk 
Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah terdapat
ritual suluknya yang memakan waktu 10 sampai 40 hari,
sehingga ada beberapa kalangan yang hanya mengambil
amalan tarekat Qodiriyahnya saja, maka Pondok
Pesantren Al-Amien mengadakan beberapa tempat
khususiyah yang hanya mengamalkan tarekat Qodiriyah.
Pernyataan ini diperkuat oleh informan kedua, beliau
menyatakan:
44
 
 
"Waktu suluk 10 hari, 20 hari, dan 40 hari.
Kalau masih dalam tahap awal suluk dilakukan
selama 10 hari, kalau  masuk tahap ke 2 suluk
dilakukan selama 40 hari." 

Suluk adalah kegiatan menyepi untuk sementara
waktu dari kesibukan duniawi selama 10 hingga 40 hari.
Adapun jama'ah yang melakukan suluk di harapakan
untuk tidak sedang meninggalkan tanggungan atau
masalah, baik masalah sendiri atau masalah keluarga.
Hal ini bertujuan agar melakukan suluk dengan tengan 
 
44
Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
58 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dan khusyu'. Para jama'ah suluk sebelumnya diharapkan
sudah menyelesaikan segala masalah yang akan
ditinggalkan nantinya, sehingga tidak adanya korban
yang ditinggalkan. Pernyataan ini sesuai dengan
informan ke 2 yang menyatakan bahwa:
45
 
 
"Ada beberapa jama'ah yang mengikuti suluk
karena banyaknya masalah, namun di berikan
wejangan bahwa apabila ingin mengikuti suluk
dianjurkan tidak ada masalah apapun, termasuk
secara materi ada, yang dirumah sudah
ditinggali, tidak boleh ada korban disitu. Kalau
belum mampu maka belom diperbolehkan
mengikuti suluk. Segala urusan diselesaikan
terlebih dahulu." 
Saat ini jama'ah suluk tarekat Naqsyabandiyah 
Kholidiyah al-Amien dapat melakukan suluk sembari
dengan bekerja, baik bekerja sebagai guru ataupun
sebagai pedagang. Dalam hal ini jama'ah suluk hanya
diperbolehkan untuk berkepentingan bekerja saja,
setelah itu diharapkan untuk melanjutkan suluk kembali
pada tempat yang sudah ditentukan. Adapun jadwal
untuk kembali melakukan suluk adalah jam 5 sore 
 
45
 Wawancara 3 Mei 2024 
59 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
dengan catatan tidak meninggalkan sholat wajib
berjama'ah serta tanggungan wirid dan dzikirnya sudah
terselesaikan, sehingga hal tersebut tidak memberatkan
jama'ah yang melakukan suluk tersebut. Pernyataan ini
sesuai dengan informan 2 yang menyatakan bahwa:
46
 
 
"Bahkan sekarang suluk bisa dilakukan sambil
bekerja. Semisal ada jama'ah yang mengajar di
sekolah, atau seseorang usaha, yang terpenting
mulai dari jam 5 sudah ngumpul disini setelah
itu paginya bisa bekerja. Yang penting
sholatnya jama'ah dan tanggungan wiritannya
sudah selesai. Jadi tidak ada yang sifatnya
memberatkan." 
Salah satu tempat yang diperbolehkan untuk 
melakukan berkegiatan suluk tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah adalah masjid Al-Amien yang terletak di
desa Ambulu Jember.  
 
 
 
 
46
 Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
60 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
 
 
 
 





Gambar 4.3: Masjid Al-Amien Ambulu Jember

Masjid tersebut merupakan salah satu tempat
yang diizinkan untuk melakukan kegiatan suluk. Jama'ah
yang melakukan suluk di masjid berkisar empat orang
dengan usia 30 tahun keatas. Adapun tempat yang
digunakan untuk suluk dikhususkan di ruangan sebelah
kanan masjid, sehingga tidak mengganggu jama'ah yang
hendak sholat didalam masjid seperti musafi. Hal ini
disampaikan oleh informan ke 2 yang menyatakan
bahwa:
47
 
 
 
47
 Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
61 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
"Kalau disini yang mengikuti suluk paling
banyak 4 orang. Tempat Jama'ah tarekat yang
mengikuti suluk di masjid tersebut ruangannya
dikhususkan berada di masjid sebelah kanan.
Kalau biasanya orang suluk dimasjid, karena
orang suluk tidak boleh sampai kelihatan orang
ditakutkan mengganggau musafir, beda kalau di
masjid pondok pesantren al-amien jember yang
mana masjidnya tertutup. Karna suluk itu
niatnya i'tikaf." 
 

  
 
 
 
 





Gambar 4.4: Ruangan suluk tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
Masjid Al-Amien Ambulu Jember 
62 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Waktu untuk melakukan suluk tarekat 
Naqsyabandiyah Kholidiyah cukup lama, jika ditotal
keseluruhan hingga mencapai 1 tahun waktu suluk
sampai selesai. Jumlah waktu suluk yang harus
dilakukan oleh jama'ah tarekat Naqsyabandiyah adalah
10 hari dilakukan selama 6 kali suluk sehingga total
keseluruhan adalah 60 hari. Sedangkan waktu suluk 40
hari dilakukan selama 6 kali suluk sehingga total
keseluruhan adalah 240 hari. Terdapat beberapa jama'ah
yang dapat menyelesaikan suluk sampai 5 hingga 10
tahun., karena melakukan suluk tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah dapat dicicil sehingga tidak memberatkan
jama'ah. Pernyataan ini di perkuat oleh informan ke 2
yang menyatakan bahwa:
48
 
 
"Jumlah suluk yang dilakukanpun tergolong banyak
jika di total keseluruhan/kahatamnya bisa mencapai
1 tahun suluk. Total suluk dilakukan selama 10 hari
selama 6x suluk = 60 hari, 40 hari selama 6x suluk
= 240 hari. Dan Suluk ini bisa dicicil, makanya
jama'ah terkadang hatam suluk sampai 10 tahun
bahkan 15 tahun." 
 
48
 Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
63 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Dalam suluk terdapat amalan yang paling berat 
yaitu pada 20 hari terakhir sebelum menyelesaikan
suluk. Amalan tersebut adalah diharuskan kepada
jama'ah suluk untuk menebus api neraka sebanyak 10
orang. Maksud dari menebus api neraka tersebut adalah
jama'ah suluk membaca dzikir la ilaha illa Allah sebanyak
70 kali dengan dikhususkan kepada 10 orang, itu berarti
jama'ah suluk membaca sebanyak 700 kali dzikir.
Adapun 10 orang yang dikhususkan adalah kedua orang
tua, kedua mertua, kedua guru, diri sendiri, istri, dan
kedua gurunya guru. Dalam hal ini apabila jama'ah
merasa tidak mampu menyelesaikan selama 20 hari
dalam suluk maka dzikir tersebut dapat diselesaikan atau
dilanjurkan di rumah mereka masing-masing.
Pernyataan ini disampaikan oleh informan ke 2 yang
menyatakan:
49
 
 
"Puncaknya suluk paling berat itu adalah 20
hari terakhir itu midak'i orang sepuluh. Mida'i
adalah nebusi api neraka orang 10. Jadi jamaah
suluk 20 hari membaca dzikir la ilaha illa Allah
70x dikhususkan kepada orang 10 berarti 700x.
Dkhususkan kepada kedua orang tua, kedua
mertua, kedua guru, diri sendiri, istri, kedua 
 
49
 Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
64 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
gurunya guru 2 orang itu dtempuh selama 20
hari, itu kalau orang tidak kuat bisa mengalami
sakit perut. Apabila selama 20 hari tidak selesai
maka bisa dilanjutkan dirumah." 
Dalam melakukan suluk terdapat berapa 
pantangan yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan
bagi jama'ah salah satunya adalah memakan makanan
yang berbau ikan. Menurut pendapat ustad Umar Faruq
selaku pengurus tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
wal Qodiriyah Al-Amien adalah dikarenakan semua
hewan ikut serta mendo'akan, sehinga hukum tersebut
menjadi mutlak untuk dilakukan. Sedangkan jama'ah
yang hendak membeli makan ataupun minum mereka
diizinkan untuk keluar dari masjid dengan catatan izin
kepada pengurus tarekat tersebut. Pernyataan ini
disampaikan oleh informan ke 2 yang menyatakan:
50
 
 
"Jama'ah tarekat nasqyabandiyah kholidiyah
yang mengikuti tarekat kalau untuk makan
bebas, asalkan tidak berbau ikan. Boleh keluar
untuk membeli makanan atau minuman
dengan syarat harus izin. Jadi tidak bisa bebas
tanpa berkepentingan. Jika makan makanan 
 
50
 Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
65 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
berbau ikan hukumnya mutlak. Seperti minyak
yang dibuat menggoreng ikan, lalu dibuat
menggoreng tempe, maka tempe itu tidak
boleh dimakan. Yang dinamakan mutlaq adalah
itu. Menurut saya maksud dari tidak
diperbolehkannya memakan ikan ataupun
makanan yang berbau ikan adalah karna semua
hewan itu mendo'akan." 
  Sebelum melakukan suluk terdapat beberapa 
persyaratan yang harus dilakukan oleh jama'ah tarekat
diantaranya adalah melakukan mandi taubat, melakukan
mandi sebelum suluk, setelah itu melakukan sholat
sunnah 2 rakaat. Pernytaan ini disampaikan oleh
informan ke 2 yang menyatakan bahwa:  
 
"Syarat sebelum suluk adalah pertama mandi
taubat, mandi manjing suluk, lalu melakukan
sholat sunnah 2 rakaat."

Suluk yang dilaksanakan di Pondok pesantren
Al-Amien Sabrang dilakukan untuk yang mengikuti
tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah, tidak dengan
tarekat Qodiriyah. Tarekat Qodiriyah di Pondok
Pesantren Al-Amien Sabrang merupakan tarekat yang
menjadi tambahan dari tarekat Nasqsyabandiyah 
66 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Kholidiyah. Pernyataan ini disampaikan oleh informan
ke 2 yang menyatakan bahwa:
51
 
 
"Suluk itu dikhususkan untuk tarekat
Naqsyabandiyah kalau qodiriyah tidak terdapat
suluk. Langsung dibaiat tanpa melakukan
suluk."

Pernyataan diatas deperkuat oleh informan ke
3, informan ke 3 merupakan salah satu jama'ah yang
mengikuti tarekat Qodiriyah. Beliau menyatakan
bahwa tidak pernah melakukan suluk tetapi langsung
di bai'at oleh kiai Moh. Imam Ghozali pada tahun 2020
lalu. Pernyataan ini disampaikan oleh informan ke 3
yang menyatakan bahwa:
52
 
 
"Saya dulu tidak melakukan suluk dan langsung
di bai'at oleh Kiai Imam tahun 2020 waktu
masa-masa kuliah. Dibaiat oleh kiai Imam
langsung saat itu bersama teman-teman yang
ikut tarekar Qodiriyah." 
Suluk merupakan metode atau cara untuk 
mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak 
 
51
 Bapak Umar Faruq (Pengurus Masjid Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 3 Mei 2024 
52
 Siti Masykuroh (Jamaa’ah tarekat Qodiriyah Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 1 Mei 2024 
67 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
ibadah wajib serta memperbanyak ibadah sunnah. Suluk
juga diartikan sebagai kegiatan rutin yang dilakukan
pada waktu tertentu dengan tujuan untuk memperdalam
ilmu agama dengan cara berdzikir, berpuasa dan
mengurangi tidur guna untuk semakin mendekatkan diri
kepada Allah. 
 
b. Bai’at
Selain ajaran suluk juga terdapat bai'at yang harus
dilakukan oleh jama'ah tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok Pesantren AlAmien

Sabrang. Bai'at merupakan sebuah janji untuk
melakukan ibadah kepada Allah, agar hati semakin
mantab, dzikir dan do'a yang diamalkannya bersambung
kepada mursyid atau gurunya, gurunya kepada gurunya
lagi, dan seterusnya hingga sampai kesilsilah paling atas
yaitu Rosulullah Saw.
Ajaran bai'at di pondok pesantren Al-Amien
Sabrang dilakukan oleh seluruh jama'ah tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah karna hal ini
merupakan salah satu ajaran yang wajib dilakukan
sebelum masuk dalam ajaran tarekat. Kegiatan tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah dilakukan
pada hari selasa dan hari jum'at. Sebelum melakukan
bai'at jama'ah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah di 
68 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
anjurkan untuk melakukan puasa satu hari sebelum
melakukan bai'at, namun untuk jama'ah tarekat
Qodiriyah tidak terdapat anjuran apapun sebelum
melakukan bai'at tarekat Qodiriyah. Pernyataan ini
disampaikan oleh informan ke 2 yang menyatakan
bahwa: 

"Syarat sebelum mengikuti tarekat qodiriyah
tidak ada. Kalau naqsyabandiyah sebelumnya
harus puasa terlebih dahulu satu hari, untuk
baiat tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah
dilakukan pada hari selasa atau hari jum'at,
kalau baiatnya hari selasa berarti hari senin
melakukan puasa, kalau bai'at hari jum'at
berarti hari kamis melakukan puasa."

Pada saat melakukan bai'at tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah
terdapat beberapa amalan yang harus dilakukan
oleh jama'ah ketika menjelang bai'at adapun
amalannya adalah:
53
 


 
 
53
 Dokumentasi Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah Kholidiyah wal Qodiriyah Al-Amien Ambulu Jember 
69 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 















Gambar 4.5: Amalan Menjelang Bai'at tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah 
1. Membaca kalimat syahadat sebanyak 3x
2. Membaca sholawat sebanyak 3x
3. Membaca niat taubatan nasuha dari semua dosadosa
dan
kesalahan
kepada
Allah

4.

Membaca niat taubat dengan taubat yang murni dari
dosa dan kesalahan dari Allah
5. Membaca kalimat Istighfar sebanyak 7000x 
70 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
6. Melakukan mandi dengan diniatkan taubat dari
semua kesalahan secara dhahit dan bathin kepada
Allah
7. Melakukan mandi dengan diniatkan memasuki suluk
karena Allah
8. Melakukan sholat sunnah taubat dari semua
kesalahan dhahir maupun bathin 2 rakaat sebanyak
3x
9. Melakukan sholat sunnah hajat 2 rakaat sebanyak 3x
10. Melakukan Sholat sunnah istikharah 2 rakaat
sebanyak 3x
11. Melakukan sholat sunnah memasuki suluk 2 rakaat
sebanyak 1x. 
Santri Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu 
yang mengikuti tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah merupakan santri yang terlah di bai'at oleh
seorang mursyid. Mursyid pertama yang membaiat
tarekat jama'ah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien adalah Kiai
Munawwir tegal arum kakak dari pendiri Pondok
Pesantren Al-Amien. Banyak santri yang di bai'at oleh
Kiai Munawwir tegal arum dengan tujuan agar santri
mendapatkan ilmu dan amalan tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah langsung dari Kiai Munawwir 
71 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
tegal arum. Salah satu santri yang telah mendapatkan
bai'at langsung dari Kiai Munawir tegal arum adalah Kiai
Moh. Jazuli Amanu namun yang mendidik atau
mentarbiyah adalah KH. Imam Ghozali. Pernyataan ini
disampaikan oleh informan ke 1 yang menyatakan
bahwa:
54
 
"Saya dulu baiatnya dari mbah yai munawwir,
lalu kemudian izin kemursyidan juga dari mbah
yai munawwir hanya 
saja yang 
mendidik/mentarbiah saya itu mbah yai imam
gozali." 
Salah satu santri yang mengikuti dan 
mendapatkan bai'at langsung dari KH. Imam Ghozali 
adalah saudari Maskuroh, hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh saudari Maskuroh:
55
  
"Dulu rombongan angkatan saya banyak yang
mengikuti tarekat dan langsung mendapatkan
bai'at dari abah Imam Ghozali. Ketika belajar
dengan beliau, beliau selalu memberikan
nasihat dan juga belajar tentang tasawuf,
awalnya saya tidak tertarik, namun lamakelamaan

saya mulai tertarik untuk mengikuti 
 
54
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
55
 Siti Masykuroh (Jamaa’ah tarekat Qodiriyah Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 1 Mei 2024 
72 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
tarekat ini. Saya mengikuti tarekat Qodiriyah
saja, karna yang saya mampu masih tarekat itu,
jadi saya dan teman-teman saya dibai'at
langsung dengan abah Imam Ghozali"














Gambar 4.6:  Wawancara bersama jama'ah tarekat Qodiriyah
Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu Jember 
Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang terdapat 
beberapa mursyid yang diberikan amanah oleh Kiai
Munawwir tegal arum adalah Kiai. Moh Jazuli Amanu,
Kiai Nur Ali Amanu, dan Kiai Marzuki Amanu. 
73 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Sedangkan untuk guru yang diberikan amanah
membai'at tarekat Qodiriyah adalah Bapak Umar Faruq
yang merupakan pengurus anggora 
tarekat 
Naqsyabandiyah Kholidiyah sekaligus pengurus masjid
Al-Amien Ambulu Jember. Pernyataan ini disampaikan
oleh informan yang ke 2 yang menyatakan bahwa:

"Saya diberikan amanah untuk bisa membaiat
tarekat Qodiriyah saja, kalau qodiriyah tidak."
  
Dalam tarekat, baiat merupakan kontrak belajar
antara murid dengan mursyid. Murid berjanji terhadap
dirinya untuk mengamalkan ajaran yang diajarkan guru
dengan sebaik-baiknya. Namun, janji itu pada
hakikatnya adalah janji kepada Allah, bukan kepada
mursyid, sebagaimana para sahabat berjanji kepada
Rosulullah Saw. Karena itu, seorang calon pengamal
tarekat diisyaratkan harus berbaiat atau ikrar setia
dihadapan mursyid bahwa dirinya akan mengamalkan
segala bentung tunrunan dan amalan.

c. Dzikir
Dzikir yang dilakukan sama seperti dzikir tarekat
Naqsyabandiyah, tarekat Kholidiyah dan tarekat
Qodiriyah pada umumnya, namun bagi murid yang 
74 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
sudah masuk kedalam tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah maka seorang murid
mengkolaborasikan amalan tersebut. Pernyataan ini
sesuai dengan pernyataan Kiai Moh. Jazuli Amanu,
beliau menyatakan:
56
 
 
"Kalau tarekat yang sudah digabung maka
praktiknyapun juga beda, jadi praktik
mengamalkan juga beda. Ya tetep ada
kelebihannya. Kalau yang tarekat digabung ini
berarti begitu seseorang ini masuk berarti
langsung mendapatkan dua, setiap hari orang
ini langsung mengamalkan keduanya, karna
sudah ada penggabungan itu. Satu langkah, satu
aktifitas itu sudah mengamalkan keduanya. Itu
kalau yang mengikuti tarekat qodiriyah wa
naqsyabandiyah." 

Tarekat di Pondok Pesantren Al-Amien
merupakan gabungan dari dua tarekat yaitu tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah dan 
tarekat 
Qodiriyah. Terdapat beberapa orang yang ingin
mengikuti tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah dan
Qodiriyah namun merasa keberatan, maka mereka 
 
56
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
75 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
diperbolehkan mengikuti salah satunya. 
Dzikir yang dilakukan oleh jama'ah tarekat
Qodiriyah Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang
diantaranya adalah:
 
1. 
 x 7 
نيفراعلا
ۡحوتفب
 
 يل
 حتفا
 
مهللا
ملاسلاو
2. مسب
ةلاصلاو
 
للهدمحلا
 
ميحرلا
  
نمحرلا
 
 
 بيبح

يلعلا
 ىلع
ۡالل 
ۡميقتسم
.
اللرفغتسا
طارص
 
ىداهلا
ندمحم
 
انديس
 
ميظعلا
 
 
 ىلا
 
ۡميحرروفغ
ميظعلا
 
ۡالل 
. نا 
  x3 
هبحصو

كرابو
ۡىلعو
3. 
ۡيملۡا
 
ۡيبنلا
 
ندمحم
 
ۡانديس
 
 ىلع
 
 هلا
 
 لص
مهللا
ملسو
x 3 
 
4. 
الللا
هلالآ
 
ۡركذ
 : 
ۡىلون
 
  x 
165
 
 نطاب
 
ارهاظ
عيمج

لاوهلۡا
اهب
انيجنت
5. 
 
ةلاص
 
دمحم
 
انديس
 
 ىلع
 
 نم
 
 لص
مهللا
اهب
انرهطتو

نم
 
تاجاحلا
 
عيمج
 
اهب
ۡىضقتو
 
تافلۡاو
 
 
انل 
 
انغلبتو

اهب
تاجردلا
 
ۡىلعأ
 
ۡكدنع
 
ۡاهب
انعفرتو
 
 
تآئيسلا
ۡعيمج
 
 
دعبو

تامملا
تايحلا
 
تاريخلا
عيمج
 
ۡنم
 
تاياغلا
 
 ىصقأ
 
 يف
 
Pernyataan di atas sesuai dengan dokumentasi 
yang di ambil oleh peneliti sebagai berikut: 
 
76 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 4.7: Dzikir harian tarekat Qodiriyah 
77 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
 
Dalam melakukan dzikir jama'ah tarekat 
Qodiriyah dilakukan setiap setelah selesai shola wajib,
dzikir dilakukan dengan cara duduk tawaruk kiri yaitu
duduk dengan cara betis kaki kanan dibawah paha kiri
dan menjadikan betis kaki kiri dibawah paha kanan
kemudian meletakkan dua telapak tangan diatas
lututnya. Adapun gambaran gerakan simbolik ketika
melakukan dzikir la ilaha illa Allah adalah:
57
 
 
 











 
 
57
 Dokumentasi Tarekat Qodiriyah Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu Jember 
 
78 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Gambar 4.8:  Cara dzikir lafadz la ilaha illa Allah
Jika digambarkan maka gerakan sombolik
seperti gambar dibawah ini:
58
 





 
 
 
 
 

Gambar 4.9:  Simbolik dzikir la ilaha illa Allah

Penjelasan:
A. Pusat          C. Pundak Kanan 
B. Otak           D. Hati Sanubari 
Praktik pengucapan lafadz La ilaha illa Allah 
dilakukan dengan mata terpejam sembari melakukan 
 
58
 Marwan Salahudin, “Amalan Tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah Sebagai Proses Pendidikan Jiwa Di Masjid Babul Muttaqin 
Desa Kradenan Jetis Ponorogo,” Esoterik: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf 2, no. 1 (2016): 65–79. 
79 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
gerakan meggelengkan kepada ssesuai dengan arah
simbolik yang sudah ditentukan. Gerakan simbolik
tersebut dimaksudkan agar semua latifah (pusat-pusat
pengendalian nafsu dan kesadaran), teraliri dan terkena
panasnya kalimat nafi isbat tersebut. Mulai dari yang ada
di tengah-tengah dada, di tengah-tengah kening, di atas
dan bawah susu kanan, dan susu kiri. Sedangkan bawah
pusar adalat start penarikan kalimat nafi isbat, karena
merupakan pusat dari proses penciptaan tubuh
manusia. Pelaksanaan dzikir ini selain dengan gerakan
tersebut, setelah hitungan ke 3 dilafalkan dengan ritme
yang cepat dan hampir-hampir tidak ada sela dan nada
yang tinggi. Semakin lama ritme maka nadanyapun
semakin tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk menekan
dan menghindari masuknya khatir (lintasan pikiran dan
hayalan) ke dalam hati sanubari, sehingga yang diingat
dan dirasakan dalam hati para jama'ah hanya Allah
semata.

4. Kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu
Jember
Jama'ah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien Ambulu Jember
memiliki kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari selasa 
80 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
pahing dan kegiatan haul akbar tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah. Untuk pertemuan rutin jama'ah
tarekat dilakukan setiap hari selasa pahing. Sebelum
kegiatan tawajjuhan dimulai para murid laki-laki
melantunkan sholawat menggunakan alat rebana, kemudian
dilanjutkan dengan mengkaji kitab Al-Hikam bersama-sama
dengan di imami oleh Kiai Moh. Jazuli, setelah selesai
istirahat dilanjutkan dengan sholat qobliyah dzuhur, sholat
dzuhur berjama'ah, sholat ba'da dzuhur, sholat ghoib,
sholat taubat, sholat hajat, dan sholat-sholat sunnah lainnya,
hingga kemudian ditutup dengan sujud syukur, do'a hajat,
kemudian sholat tasbih 4 rakaat, setelah itu membaca alfatihah,
tasbih
dilanjutkan
dengan
mauidhoh
yang
diawali

dengan

melantunkan syi'ir tarekat yang bertujuan sebagai
pengingat jamaah atau salik mengenai kewajiban-kewajiban
bertarekat. Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan
Kiai Moh. Jazuli Amanu, beliau menyampaikan:
59
  
 
"Kegiatan tarekat disini dilakukan setiap selasa
pahing. Jam 10 mulai ada kegiatan, setelah itu ngaji
hikam, yang membaca abah jazuli sendiri. Setelah itu
melaksanakan jama'ah dzuhur dan sholat sunnah,
yang mengimami kakaknya abah jazuli. wiridan ritual
khusus untuk tarekatnya yang mengimami kakaknya 
 
59
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
81 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
abah jazuli. Lalu setelah itu ada pengarahanpengarahan,
tausiyah."

Lantunan

syi'ir atau sholawat tarekat adalah
sebagai berikut: 




















Gambar 4.10:  Sholawat Tarekat 
82 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Kegiatan khususiyah selasa pahing dimulai pukul 
10.00 WIB, diawali dengan mengkaji kitab Al-Hikam oleh
Kiai Moh. Jazuli. Kegiatan mengkaji kitab dilakukan sampai
sholat dzuhur lalu dilanjutkan dengan sholat dzuhur
berjama'ah, setelah itu dilanjutkan dengan sholat-sholat
sunnah, lalu kemudian mengamalkan dzikir tarekat. Dzikir
tarekat memakan waktu sekitar satu jam, setelah itu
dilanjutkan dengan makan siang bersama.










 



Gambar 4.11:  Jama'ah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah
 
83 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Kegiatan khususiyah selasa pahing diberlakukan 
untuk umum, baik bagi pengikut tarekat naqsyabandiyah
kholidiyah ataupun pengikut tarekat qodiriyah, namun yang
khususiyah tarekat qodiriyah itu diadakan 3 kali dalam 1
tahun (triwulan khususiyah qubro tarekat qodiriyah). Yang
menghadiri biasanya ada sekitar 500 jama‘ah. Tarekat di
Pondok Pesantren Al-Amien mengadakan kajian beberapa
kitab-kitab tasawuf yaitu, yang umum adalah kitab bidayatul
hidayah, kitab ihya’ ulumuddin, kitab minhajul abidin, kitab alhikam,
sedangkan
yang
khusus
naqsyabandiyah
kholidiyah

adalah
kitab
tanwirul
qulub
dan
kitab
risalatul
mubarokah.
60
 
Dalam rangkaian acara tarekat yang yang diadakan 
berjama'ah di Pondok Pesantren Al-Amien tidak lupa
mursyid mengimami bacaan khususiyah silsilah tarekat
kepada para jama'ah yang hadir, adapun bacaan khususiyah
silsilah tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah al-Jadidiyah
adalah sebagai berikut:

1. Alfatihah dikhususkan kepada Nabi Muhammad Saw
2. Alfatihah dikhususkan kepada Abu Bakr as-Siddiq,
Salman al-Farisi, Syaikh Qosim Ibn Muhammad Abi
Bakr as-Siddiq, dan Syaikh Abu Yazid al-Bustami 
3. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Abi Hasan alKharqani,

Syeikh Abi 'Ali al-Fadly, Syeikh Yusuf al-
 
60
 Dokumentasi Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah PONPES Al-Amien Ambulu Jember 
84 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Hamdani, Syeikh Khawwaj Abd al-Kholiq alGhuzdawani, dan
Syeikh
Khawwaj
'Arif
ar-Ribwikri

4.

Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Muhammad alAnjirifghunwi,
Syeikh
Khawwaj
'Ali
al-Ramitani,
Syeikh

Khawwaj

Muhammad Baba as-Samasi, dan Syeikh
Khawwaj Amir Khilali
5. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Khawwaj
Muhammad Baha' ad-Din an-Naqsyabandi
6. Alfatihah dikhususkan kepada 'Alauddin al-Atthori,
Syeikh Ya'qub al-Jarokhi, Syeikh Ubaidillah al-Ahrori,
Syeikh Muhammad al-Zahidi, Syeikh Darwis
Muhammad
7. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Khawwajiki alAmkani,
Syeikh
Mu'ayiddin
Muhamman
Al-Baqi
Billah,

Syeikh

Ahmad al-Faruqi as-Sirhindi, Imam Rabbani
Mujaddid Alfi as-Sani, Syeikh Ma'sum, dan Syeikh
Saifuddin
8. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Nur al-Budwani,
Syeikh Habibullah Syamsuddin Jana Janaan, Syeikh
Abdullah al-Dahlawi, Syeikh Maulana Kholidi alBaghdadi, dan
Syeikh
Abdullah
Afandi
Makin


9.

Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Sulaiman Afandi
Quraimi, Syeikh Ismail al-Burwisi, Syeikh Sulaiman
Afandi al-Zuhdi Jabal Qubaisi 
85 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
10. Alfatihah dikususkan kepada Syeikh Kiai Sholih
Kutaharja, Syeikh Kiai Minhaj, Syeikh Kiai Imam
Mustofa, Syeikh Kiai Amnan, Syeikh Kiai Munawwir,
Syeikh Kiai Mustofa, Syeikh Kiai Amanu, dan Syeikh
Kiai Imam Gozali.














Gambar 4.12 : Bacaan Khususiyah silsilah tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah al-Jadidiyah

Sedangkan untuk bacaan bacaan khususiyah silsilah
tarekat Qodiriyah adalah sebagai berikut:
1. Alfatihah dikhususkan kepada Nabi Muhammad Saw 
86 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
2. Alfatihah dikhususkan kepada Ali bin Abi Tholib,
Husain, Imam Zain al-Arifin, Syeikh Muhammad alBaqir, dan
Syeikh
Ja'far
Soddiq

3.

Alfatihah dikhususkan kepada Musa al-Khadim, Syeikh
Abi al-Hasan Ali Ibn Musa, Syeikh Ma'ruf al-Karahi,
Syeikh Sar as-Sakhti, dan Syeikh Abu Qosim al-Junaidi
al-Baghdidi
4. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Abu Bakr asSyibl,

Syeikh Abdul Wahid al-Tamimi, Syeikh Abi alFarj
al-Turtusi, dan
Syeikh Abu
Sa'id
al-Mubarak

5.

Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Abd al-Qodir alJilani
6. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Abd Aziz, Syeikh
Muhammad al-Hattaki, Syeikh Syamsuddin, Syeikh
Syarifuddin, Syeikh Nur al-Din
7. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Waliyuddin,
Syeikh Hisyam an-Din, Syeikh Yahya, Syeikh Abi Bakr,
dan Syeikh Abd ar-Rahim
8. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Utsman, Syeikh
Abd al-Fattah, Syeikh Muhammad Murod, Syeikh
Syamsuddin, dan Syeikh Khatib as-Sambasi 
9. Alfatihah dikhususkan kepada Syeikh Abd Karim
Banten, Syeikh Kiai Zarkasyi Barjan, Syeikh Kiai Umar
Payaman, Syeikh Kiai Ali Sempu, Syeikh Kiai Nawwir,
Syeikh Kiai Romli Tamim, dan Syeikh Kiai Izzuddin 
87 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
10. Al-fatihah dikhususkan kepada Kiai Munawwir dan Kiai
Imam Jazuli  
Dalam tarekat Qodiriyah terdapat amalan yang
dilakukan pada setiap pertemuan selasa pahing, adapun
amalan tersebut adalah:
1. Mambaca sholawat:  
ملسو
 x  
100
كرابو
 
هبحصو
 
ۡهلا
ۡيبنلا
ندمحم
 
انديس
 
 ىلع
 
 ىلعو
 
 
 يملۡا
 لص
ۡمهللا
 
2. Membaca surat an-Nasr sebanyak 79x
3. Membaca surat al-Ikhlas sebanyak 100x
4. Membaca kalimat: 
100
تاجاحلا
 x 
 اي يضاق
 
ۡمهللا
 
5. Membaca
ۡمهللا
تامهملا
  x 
 اي ىفاك
 
 
 100
6. Membaca
ۡمهللا
100
تاجردلا
 x 
 اي عفار
 
   
7. Membaca
ۡمهللا
100
تايلبلا
عفاداي
 
 
 
8. Membaca
ۡمهللا
100
تلاكشملا
 لحم
 
 
9. Membaca 
88 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
100
تاوعدلا
بيجم
 
 اي 
ۡمهللا
 
10. Membaca
ۡمهللا
100
 ضارملۡا
 اي ىفاش
 
11. Membaca
ۡمهللا
100
نيمحارلا
ۡمحرأاي
 
 
 
12. Membaca 
ۡمهللا
ۡملسو
x
100
كرابو
 
هبحصو
 
ندمحم
انديس
 
 ىلع
 
 هلا
 ىلعو
 
 يملۡا
 يبنلا
 لص
 
13. Membaca
ىلإ
ةحتافلا
ناكجاوخ
ۡمامإ
 
ۡةرضح
 
 
x 1 
14. Membaca
ىلإ
 x 2 
 
15. Membaca 
ةحتافلا
ىنلايجلا
رداقلا
 
دبع
خيشلا
 
 
انديس
 
ءايلولۡا
 
ناطلس
 
ۡةرضح
 
 
ۡملسو
x
100
كرابو
 
هبحصو
 
ندمحم
انديس
 
 ىلع
 
 هلا
 ىلعو
 
 يملۡا
 يبنلا
 لص
ۡمهللا
 
16. Membaca 
اللانبسح
400
ليكولا
ۡمعنو
 
 
 
17. Membaca 
89 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
كرابو

ۡملسو
هبحصو
 
ۡندمحم
انديس
 
 ىلع
 
 هلا
 ىلعو
 
 يملۡا
 يبنلا
 لص
ۡمهللا
100
 
18. Membaca 
ىلإ
 x 2
19. Membaca  
ةحتافلا
ىنلايجلا
رداقلا
 
دبع
خيشلا
 
 
انديس
 
ءايلولۡا
 
ناطلس
 
ۡةرضح
 
 
ةحتافلا
ىنابرلا
ۡماملإا
 
ۡةرضح
 
ىلإ
 
x 1 
20. Membaca
ۡمهللا
ۡملسو
x
100
كرابو
 
هبحصو
 
ندمحم
انديس
 
 ىلع
 
 هلا
 ىلعو
 
 يملۡا
 يبنلا
 لص
 
21. Membaca
ۡمهللا
ناعتسملا
ىكتشملا
كيلإو
 
ۡكنمو
دمحلا
 
 كل
 
 جرفلا
 
 تنأو
 
 لوح

ۡةوقلو
. لو
كتبحم

كتفرعمو
ىنطعأ
 
ىبولطم
كاضرو
 
ىدوصقم
 
ۡمهللا
اللاب
 لإ
 
 تنأ
 
22. Membaca
ةحتافلا
ةينلا
ۡهذه
 ىلع
 
 
x 1 
23. Membaca
لوحل
100
ۡميظعلا
للهاب
ۡةوق
 لو
 
 لإ
 
 يلعلا
 
 
24. Membaca
 
ۡملسو
x
100
كرابو
 
هبحصو
 
ۡندمحم
انديس
 
 ىلع
 
 هلا
 ىلعو
 
 يملۡا
 يبنلا
 لص
ۡمهللا
 
25. Membaca  
90 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
16641
اي فيطل
 x 
 
26. Membaca Do'a 














Gambar 4.13 : Bacaan Khususiyah silsilah tarekat Qodiriyah

5. Latar belakang pengikut Tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok Pesantren AlAmien
Ambulu
Jember

Latar

belakang pengikut tarekat Naqsyabandiyah
Kholodiyah wal Qodiriyah di Pondok Pesantren Al-Amien
Ambulu Jember di bagi menjadi 3 bagian diantaranya
adalah: 
91 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
1. Santri dan alumni Pondok Pesantren Al-Amien
Ambulu Jember
Santri yang mengikuti tarekat dimulai dari kelas
11 dan 12, keinginan mereka untuk mengikuti tarekat ini
adalah bermacam-macam salah satunya adalah karena
perintah orang tua dan ingin mendapatkan barokah dari
Kyai. Seperti yang di sampaikan oleh Kiai Moh. Jazuli:
61
 
 
"Disini ada beberapa santri dari kelas 11 dan 12
yang mengikuti tarekat, dan itu tidak ada
paksaan, siapa saja yang mau. Dan biasanya itu
tergerak dari orang tua, mungkin dulu
mbahnya, orang tuanya pernah mengikuti
tarekat. ada beberapa yang dari mbahnya, orang
tuanya belum pernah ikut tarekat tapi anaknya
malah sudah suluk. Jamaah suluk juga ada yang
dari bali, bukan santri tetapi kenalan2 ngopi.
Terus akhirnya tertarik terus kemudian selang
beberapa tahun bapak ibunya kesini terus suluk
kesini sekeluarga."

Pernyataan ini diperkuat oleh informan saudari
diana yang menyatakan bahwa: 
 
61
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
92 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
"Saya di baiat tarekat Naqsyabandiyah
Kholidiyah wal Qodiriyah sejak usia 18 tahun,
alasan saya mengikuti tarekat karna tertarik
juga ingin mendapatkan barokah dari Kiai." 

Pernyataan diatas diperkuat dengan adanya
informan dari saudari sabila yang menyatakan bahwa:

"Alasan saya mengikuti tarekat ini pengen
ngalap barokahnya kyai, saya juga ingin lebih
mendekatkan diri kepada Allah.”

Berbeda dengan pernyataan informan dari
saudari Ridwan yang mengikuti tarekat karena anjuran
dari guru-guru. Ridwan menyatakan bahwa:

"saya mendapatkan anjurkan dari guru-guru
yang pernah mengajar saya untuk mengikuti
tarekat, karena saya sejak berada di Madrasah
Al-Amien sampai lulus masih mengaji tentang
tasawuf." 
 
Adapun menurut informan Makin yang 
memberikan alasan mengikuti tarekat ini karena keluarga
dari Makin sendiri juga bergabung dan mengikuti 
93 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
tarekat, hal ini diperkuat dengan pernyataan Makin yang
menyatakan bahwa:

"Alasan saya mengikuti tarekat ini adalah
karena mendapatkan saran dari keluarga,
keluarga saya rata-rata bergabung dalam
tarekat. selain itu mengikuti tarekat ini juga
salah satu keinginan saya sendiri. Karna saya
yakin ketika saya mengikuti tarekat perilaku
saya akan lebih terarah lagi agar menjadi
pribadi yang lebih baik, serta memiliki
kesibukan yang dapat menambah pahala."

2. Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren
Para pengikut tarekat didominasi oleh orangorang

yang berusia 40 tahun keatas, namun seiring
berjalannya waktu santri-santri Al-Amien yang berusia
18 sampai 20 tahun keatas juga mulai bergabung pada
tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah di
Pondok Pesantren Al-Amien. 
Latar belakang pengikut tarekat ini adalah dari
orang-orang biasa, karena awal pergerakan tarekat ini
bermula di desa-desa. Awal tarekat ini diperkenalkan
oleh Kiai Masduqi, beliau memperkenalkan tarekat ini
kepada tetangga dan teman, hingga saat ini sudah 
94 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
memiliki cabang sampai di luar pulau jawa. Seperti yang
disampaikan Kiai Moh. Jazuli:
62
   
 
"Kalau untuk pengikut tarekat disini itu orangorang
biasa,
tetangga
pondok,
hingga
melebar

ke
teman.
Istilahnya
disini
jama'ahnya
kanggo

wong

deso. Ada beberapa jama'ah yang lebih
dari itu tapi tidak terlalu banyak. Kar na dari
dulu pergerakannya dari situ. Pengasuh
pertama mbah yai masduki pada saat itu disaat
belum ada tahun 54/53 maka yang banyak ya
tetangga/teman itu. Jadi menjadi ciri khas
tersendiri."

Pengikut tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah wal
Qodiriyah tidak hanya santri dan warga sekitar Pondok
Pesantren saja, namun pengikut tarekat ini juga sampai
ke tetangga desa seperti Desa Gumuk Mas, Sabrang,
Sumberejo. 
Para pengikut tarekat ini mengakui bahwa pada
awalnya merasa kesulitan untuk mengamalkan
rangkaian-rangkaian tarekat seperti dzikir dan wirid,
namun seiring berjalannya waktu mereka terlalu
menikmati sehingga merasa tenang serta tidak merasa 
 
62
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 27 Maret 2024 
95 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
terpaksa dalam melakukan amalan-amalan tarekat
tersebut. Karena untuk mencapai ketenangan batin dan
terbukanya jalan untuk mencapai jalan tuhan mereka
harus mengamalkan apa yang harus dilakukan oleh
seorang murid.

3. Kalangan  Akademisi
Terdapat beberapa pengikut 
tarekat 
Naqsyabandiyah Kholidiyah wal Qodiriyah di Pondok
Pesantren Al-Amien Ambulu Jember adalah dari
kalangan akademik. Meskipun mereka mempelajari ilmu
tasawuf khususnya tarekat tetapi mereka juga di
perbolehkan untuk bekerja, seperti guru, pedagang,
polisi, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini tidak ada
perintah kepada seseorang ketika melakukan tarekat
untuk tidak boleh bekerja sehingga mereka
meninggalkan kewajiban duniawinya. Pernyataan ini
seperti yang disampaikan oleh Kyai Jazuli:
63
 
“Kalau mengikut disini bisa dikatakan merata
yang pertama santri, alumni, asalnya tidak ngaji
kitab disini, taoi sudah merasan perlu ada
amalan tarekat kemudian masuk disini,
masyarakat ada, kalangan akademik ada.
Meskipun tidak banyak.” 
 
63
 Kiai Jazuli (Dewan Mursyid Tarekat Al-Amien Ambulu Jember), Wawancara 29 Juni 2024 
96 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 















 
 
97 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Agus Riyadi. “TAREKAT SEBAGAI ORGANISASI
TASAWUF 
(Melacak Peran Tarekat Dalam 
Perkembangan Dakwah Islamiyah) Oleh : Agus Riyadi *).”
Jurnal At-Taqaddum 6 (2014): 359–85. 
Ahmadi, Rizqa, and Wildani Hefni. “MOBILITAS MURSYID
CUM-AKTIVIS DALAM TRADISI TAREKAT.” Jurnal
THEOLOGIA 
30, 
no. 
(2019). 
https://doi.org/10.21580/teo.2019.30.2.3647. 
Aqib, Kharisudin. AL-HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat
Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah, n.d. 
Awaludin. “SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT DI
NUSANTARA.” El-Afkar 5, no. 11 (2016). 
Bruinessen, Marlin Van. Tarekat Naqsyabandiyah Di Indonesia.
2nd ed. Banda Aceh: Penerbit Mizan, 1994. 
Burke, Peter. Sejarah Dan Teori Sosial. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2016. 
Chairullah. “NASKAH IJAZAH DAN SILSILAH
TAREKAT: Kajian Terhadap Transmisi Tarekat
Naqsyabandiyah Khalidiyah Di Minangkabau,” 2018. 
98 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
demanik Muhammad zein, Cahaya. “KAJIAN THORIQOT
AL KHOLIDI NAQSABANDIYAH Implementation of
Islamic Counseling Embedded in The Study of Thoriqot
Al Khalidi Naqsabandiyah.” In ACIEH, 245–60, 2022. 
Dodi, Limas, and Amir Maliki Abitolkha. “FROM SUFISM
TO RESOLUTION: EXAMINING THE SPIRITUAL
TEACHINGS OF TAREKAT SHIDDIQIYYAH AS
THE THEOLOGY OF PEACE IN INDONESIA.”
Qudus International Journal of Islamic Studies 10, no. 1 (2022).
https://doi.org/10.21043/qijis.v10i1.11260. 
Ecep Ismail. “Landasan Qur ’ Ani Tentang Zik Ir Dalam
Ajaran.” Syifa Al-Qulub 2, no. Januari (2017): 195–201. 
Fauzi, Romzan. “TAREKAT NAQSABANDIYAH 
KHALIDIYAH DI SLEMANAN KABUPATEN
BLITAR.” Analisa XV, no. 01 (2008): 33–50. 
Jaiz, Hartono Ahmad. Tarekat, Tasawuf, Tahlilan Dan Maulidan.
Edited by muhammad albani. 1st ed. solo, 2006. 
Kasanah, Nur. “Mursyidah Tarekat: Kesetaraan Gender Dalam
Otoritas Keagamaan Di Madura.” Ansoruna: Journal of Islam
and Youth Movement 1, no. 2 (2022): 137–51.
http://ansoruna.org/index.php/ansoruna/article/view/
12. 
99 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Kholid, A. R. Idham. “MENUJU TUHAN MELALUI
TAREKAT (Kajian Tentang Pemikiran Tasawuf).”
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama Dan
Kemanusiaan 
4, 
no. 
(2018). 
https://doi.org/10.24235/jy.v4i1.3187. 
Krisna, Arif. “Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Dan
Eksistensinya Di Plosokuning Tahun 1954-1995.” Prodi
Ilmu Sejarah 3, no. 4 (2018): 201. 
Mazdi, Mashuri. Tafsir Sufi Nusantara. YAYASAN OMAH
AKSORO 
INDONESIA, 
2018. 
http://www.nber.org/papers/w16019. 
Mulyati, Sri. Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah 
Di Indonesia. 3rd ed. jakarta: Kencana, 2004. 
———. Peran Edukasi Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyah. 1st
ed. jakarta: Kencana, 2010. 
———. Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia. 3rd ed.
Jakarta: Kencana, 2006. 
Nasir, Muh. “Perkembangan Tarekat Dalam Lintasan Sejarah
Islam Di Indonesia.” Jurnal Adabiyah 11, no. 1 (2011): 113–
26. 
Nasution, Syawaluddin. “Nasionalisme Dan Negara Dalam
Pandangan Kaum Tarekat (Studi Terhadap Tarekat 
100 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Naqsyabandiyah Khalidiyah Babussalam).” Disertasi, 2018,
1–283. 
Nur, Faisal Muhammad. “Kontroversi Jazbah Dan Suluk
Dalam Tarekat Al-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah.”
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama 3, no. 1
(2023): 66. https://doi.org/10.22373/arj.v3i1.15243. 
———. “Muraqabah Dalam Perspektif Tarekat
Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Al-Kurdiyah.” Jurnal
Pemikiran Islam 1, no. 1 (2021): 16–29. 
Rahmawan, Fery. “Reinterpretasi Pemaknaan Tasawuf Dan
Tarekat Mu’tabarah.” Alashriyyah 4 (2018): 60–78.
http://jurnal.nuruliman.or.id/index.php/alashriyyah/arti
cle/view/41. 
Said, Fuad. HAKIKAT TARIKAT NAQSYABANDIAH. 2nd
ed. jakarta: PT. Al Husna Zikra, 1996. 
Salahudin, Marwan. “Amalan Tarekat Qadiriyah Wa
Naqsabandiyah Sebagai Proses Pendidikan Jiwa Di Masjid
Babul Muttaqin Desa Kradenan Jetis Ponorogo.” Esoterik:
Jurnal Akhlak Dan Tasawuf 2, no. 1 (2016): 65–79. 
Syakur, Abd. Tarekat Dan Gerakan Sosial Keagamaan. Arti Bumi
Intaran. 
Vol. 
2, 
2021. 
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-
101 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
mfiresults%0Amuhammadkahfi16060474066@mhs.unesa.ac
.id.
Zahra, Vinola Syawli. “TRADISI SULUK (Studi Pada Jama’ah
Tarekat Naqsyabandiyah Di Desa Gunung Sahilan,
Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar).” JOM
FISIP 7, no. 1 (2020): 1–15. 
















 
102 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 























 
103 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
TENTANG PENULIS I 
 
Dr. SITI MASROHATIN, S.E, M.M
Ketertarikan penulis terhadap ilmu
manajemen pendidikan di lanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di
Rogojampi selama 3 tahun,segala suka duka
dalam menuntut ilmu dari sekolah sebagai
bekal melangkah ke masa depan sangat
dirasakan. Tamat dari sekolah ini pata tahun
1995, pendidikan dilanjutkan ke Universitas Muhammadiyah
Jember di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Pada tahun
1999 berhasil menamatkan S-1 dengan Predikat Cumlaude.
Tidak lama setelah itu pada tahun 2003 penulis diberi
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S-2 dengan
beasiswa dari DIKTI, setelah sebelumnya juga menjadi asisten
dosen di almamater  Berdasarkan pilihan penulis
berkesempatan melanjutkan selama dua tahun di Program
Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang. Pada tahun 2005
berhasil memperoleh gelar Magister Manajemen Sumberdaya
Manusia. Lalu S-3 Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jember Prodi Ilmu Manajemen dan memperoleh gelar Doktor
Ilmu Manajemen dengan Predikat Pujian dan Cumlaude Lulus
2022. 
104 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
 Setelah menamatkan Program Pascasarjana, penulis 
langsung mengabdi sebagai Dosen di Universitas
Muhammadiyah Jember, pada tahun 2009 penulis diterima
menjadi Dosen Tetap di STAIN Jember. Selain pengalaman
mengajar penulis juga aktif di kegiatan kemasyarakatan. Penulis
pernah menjadi konsultan manajemen, konsultan UMKM di
Jember. 
Beberapa karya Ilmiah penulis, diantaranya 2012); 
Peranan Koperasi Pondok Pesantren AN-NUR Dalam
Memberdayakan  Ekonomi  Masyarakat  Di  Desa Wonosobo
Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi; Pemberdayaan
Kewirausahaan Terhadap Santri Di Pondok Pesantren
Bustanul Ulum Bulugading Bangsalsari Jember. Strategi
Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui
Usaha Kerajinan Alat-Alat Dapur  Di Desa Suci Kec Panti
Jember (2015). Budaya Komunikasi Masyarakat Osing (Studi
Pada Komunitas Osing di Desa Kemiren Kecamatan Glagah
Kabupaten Banyuwangi) (2017). Spending Habits: Dimensi
Sosial EkonomiPemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Masyarakat Pesisir Pantai Selatan Muncar Banyuwangi (2018).
Peran Lembaga keuangan dalam Inklusi Keuangan Pada
Beberapa UMKM Industri Krupuk Masyarakat Karangmluwo
Mangli Kaliwates Jember (2019). Optimalisasi Potensi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Lokal Melalui
Rekonstruksi Pariwisata Syariah Di Indonesia (Stidi Empirik 
105 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Wisata Syariah Pulau Santen Banyuwangi) (2020), Manajemen
Kinerja Sumberdaya Manusia pendekatan Islamic Value (2022).
Optimalisasi Potensi Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Lokal melalui Rekonstruksi Pariwisata Syariah Pulau Santen
Banyuwangi Jawa Timur (2023). Pengembangan Industri
Kreatif Berbasisi Lokal Sektor Kerajinan Monte Dengan
Model Triple Helix Di Blimbingsari Banyuwangi (2023).The
influence of halal label, price, and brand image on cosmetic
product purchase decisions among female students at FEBI
UIN KHAS Jember (2024). Analysis of the Impact of
Productive Zakat in Empowering Mustahiq's Economic
Welfare in Jember Regency (2024). The Future of Islamic
Finance (2024). Liberation Theology and Gender (Asghar Ali
Engineer's Thoughts) (2024). The Influence of Brand Image,
and Sharia Label on Savings Decisions of Customers at PT
Bank Syariah Indonesia Tbk KCP Jember Gajah Mada (2024).
Linguistik dan Heritage Tourism bagi Bisnis Ekonomi
Kemasyarakatan di Banyuwangi (2025) 







 
106 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 






























 
107 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
TENTANG PENULIS II 
 
NURUL FADZILAH 
Penulis bernama lengkap Nurul 
Fadzilah. Penulis lahir pada tanggal 13
April 1998 di Palembang. Riwayat
pendidikan dimulai dari umur 7 tahun di
SDN 02 Jatisari pada tahun 2006-2012.
Kemudian melanjutkan ke MTs Al-Anwar
Raman Agung pada tahun 2012-2014, dan melanjutkan ke MA
Nurussalam Sidogede Belitang OKU Timur pada tahun 20142017.

Setelah lulus di MA Nurussalam Sidogede penulis
melanjutkan pengabdian di Pondok Pesantren Modern
Nurussalam Sidogede selama 1 tahun pada tahun 2018. Selama
pengabdian di Pondok Pesantren Modern Nurussalam Sidogede
penulis menjadi bagian dari Staff KMI Pondok Pesantren Modern
Nurussalam Sidogede Belitang OKU Timur.
Setelah selesai mengabdi penulis melanjutkan
pendidikannya studi Strata 1 di Universitas Kiai Haji Achmad
Siddiq Jember (UIN KHAS Jember). Penulis mengambil Fakultas 
108 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH 

 
    
 
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bidang Studi Pendidikan Bahasa
Arab pada tahun 2018-2022. Setelah lulus penulis langsung
melanjutkan Program Magister di kampus yang sama yaitu UIN
KHAS Jember Program Studi Studi Islam pada tahun 2022-2024.  
109 
 
TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH WAL QODIRIYAH
Pondok Pesantren Al-Amien Sabrang Ambulu Jember 
      
 
 

Posting Komentar

0 Komentar