INOVASI GTK SKANELA

INOVASI GTK SKANELA

 

Daris Wibisono Setiawan

 

PENERBIT

CV. LICENSI

2024


Sangsi Pelanggaran

Pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

 

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan  sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara  paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

 

Penulis                         : Daris Wibisono Setiawan

Editor                            : Taufik Hidayat

Penyunting                 : Taufik Hidayat

 

ISBN :

 

Copyright © Oktober 2024

Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal: ix + 184

 

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

 

Penata Isi                        : Wahyudi Setiawan

Cover                                : Sofyan Maliki

 

Cetakan I, Oktober 2024

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso-Jawa Timur

Telp: +6282336053336, +6285236555520

 

Email : penerbitlicensi@gmail.com, Web : www.penerbitlicensi.com

 

Didistribusikan oleh CV. LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004 Poncogati, Curahdami, Bondowoso-Jawa Timur

Telp: +6282336053336, +6285236555520

Email: penerbitlicensi@gmail.com

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku kumpulan karya inovasi guru SMK Negeri 1 Klabang Bondowoso ini dapat terwujud. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.

Dengan segala kerendahan hati, kami persembahkan buku kumpulan karya inovasi guru SMK Negeri 1 Klabang Bondowoso. Buku ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami untuk memberikan kontribusi terbaik bagi dunia pendidikan. Kami sangat senang akhirnya bisa berbagi inovasi-inovasi yang telah kami kembangkan selama ini.

Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan, tetapi juga cerminan semangat kami untuk terus belajar dan berinovasi. Harapan kami, buku ini dapat menginspirasi rekan-rekan guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

Kami sadar bahwa tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap masukan dan saran dari Anda semua. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang lebih baik lagi.

 

Bondowoso, September  2024

Tim Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

                                                                                                                         

HALAMAN JUDUL...................................... ...... i

KATA PENGANTAR.................................... ..... v

DAFTAR ISI................................................. ... vii

 

KARYA INOVASI SEGER WARAS .............. ...... 1

·       Dr. Daris Wibisono Setiawan, SS., M.Pd

 

INOVASI PAWANG ADEM SKANELA........... 35

·       Garjito, M.Pd

 

INOVASI FILM PENDEK “SANG PEMBUNUH MIMPI”  ...................................................................... 55

·       Eni Hoirini, S.Pd

 

INOVASI FILM PENDEK “BEDO KAREP”       ...................................................................... 67

·       Sulusianah, M.Pd

INOVASI ALAT PELAJARAN GOOGLE SITES (Pada Pembelajaran Matematika Materi Turunan Fungsi Aljabar Kelas XII SMKN 1 Klabang)................................................ 79

·       Sulusianah, M.Pd

 

BENGKEL HATI SEBAGAI MEDIA PENGUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMKN 1 KLABANG   ...................................................................... 89

·       Novie Ariyanti, S.Pd

 

PEMANFAATAN APLIKASI KINEMASTER (Dalam Pembelajaran Administrasi Pajak

Kelas XI Akuntansi)

......................................................................... 109

·       Fitriani Maulida, SE

 

MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE SITE (MePeGoSi)       ...................................................................... 139

·       Femilia Utami Dewi, S.Pd Ekop

 

INOVASI ALAT PELAJARAN BAHASA INGGRIS NARRATIVE TEXT........................................ 153

·       Diny Rosita Hidayati, S.Pd

 

INOVASI ALAT PELAJARAN BAHASA INGGRIS DESCRIBING PEOPLE................................. 163

·       Agnes Feryza Widiyanti, S.Pd

 

RAPI LITERAL (Raih Mimpi Melalui Literasi Digital)                  ...................................................................... 179

·       SMKN 1 Klabang – 082244266223

diahwidiastuti05@guru.smk.belajar.id


KARYA INOVASI SEGER WARAS

Dr. Daris Wibisono Setiawan, SS., M.Pd

 

LATAR BELAKANG

 

a. Identifikasi, Situasi, dan Tantangan

Karya ini berjudul Inovasi SEGER WARAS Di SMKN 1 Klabang. SEGER WARAS merupakan akronim dari Sekolah Gratis Kwalitas Teratas. Karya inovasi ini akan memberikan kontribusi pada model inovasi tata kelola pembangunan lembaga pendidikan di Jawa Timur untuk menginisiasi sekolah gratis jenjang SMA/SMK dengan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) secara efektif dan efisien. Inovasi SEGER WARAS juga memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan angka partisipasi sekolah masyarakat yang terbentur kondisi ekonomi untuk terus bisa melanjutkan sekolah. 

Kesenjangan pendidikan yang terjadi bukan lagi disebabkan oleh jarak yang jauh antara tempat tinggal dan lokasi lembaga pendidikan, namun kesenjangan pendidikan lebih disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat mendapatkan pendidikan karena komersialisasi pendidikan. Habibie dalam Darmaningtyas (2005), bahwa komersialisasi pendidikan telah mengantarkan pendidikan sebagai instrument untuk melahirkan buruh-buruh bagi sektor industri, bukan sebagai proses pencerdasan dan pendewasaan masyarakat. Komersialisasi pendidikan telah menggambarkan keadaan pendidikan saat ini bahwa pendidikan lebih mengarah kepada praktik pendidikan layaknya lembaga penghasil mesin yang siap mem-supplay pasar industri dan diukur secara ekonomis dengan harga yang sulit terjangkau oleh masyarakat umum.

Komersialisasi pendidikan yang berdampak pada stigma pendidikan mahal saat ini sudah menjadi trend tersendiri di dunia pendidikan. Walaupun terdapat program pemerintah berupa dana BOS dan BPOPP dari Pemerintah Provinsi Jatim yang dicanangkan untuk meringankan beban peserta didik tetapi faktanya kurang membantu meringankan beban peserta didik. Biaya pendidikan yang mahal sebenarnya mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas lembaga pendidikan di Indonesia, apalagi di era globalisasi saat ini segala sesuatu banyak dinilai dengan materi. Akibatnya sekolah negeri favorit saat ini hampir tidak berbeda jauh dengan sekolah swasta dalam masalah biaya pendidikan. Lembaga pendidikan saling bersaing (kompetitif) dalam masalah mutu dan fasilitas untuk menarik peminat yang banyak sehingga biaya pendidikannya pun semakin mahal.

Komersialisasi pendidikan yang semakin tidak terkendali pada dasarnya telah berkontribusi langsung menjamurnya kemiskinan. Logika dasanya adalah ketika kurangnya kesempatan masyarakat menengah bawah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi secara tidak langsung telah membuktikan bahwa rantai kemiskinan semakin mustahil diputuskan oleh pendidikan. Secara sederhana, rantai kemiskinan dapat digambarkan karena miskin orang tidak dapat sekolah, karena tidak sekolah, seseorang tidak dapat pekerjaan yang baik karena tidak dapat pekerjaan sehingga menjadi miskin begitu seterusnya. Pendidikan sebagai alat pemberdayaan yang dapat memutus rantai kemiskinan semakin kehilangan fungsinya. Bentuk komersialisasi pendidikan dilakukan oleh sekolah melalui banyaknya pungutan-pungutan diluar pungutan wajib seperti; buku-buku pelajaran, biaya ujian sekolah, biaya praktik, biaya PKL, biaya wisuda, biaya jam pembelajaran tambahan, kegiatan kesiswaan, maupun kegiatan-kegiatan di luar sekolah menjadi salah satu penyebab masyarakat semakin mengeluh dengan biaya pendidikan yang semakin mahal.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Bondowoso (2015), Angka Partisipasi Sekolah (APS) kelompok usia 7-12 tahun sebesar 98,26%, kelompok usia 13- 15 tahun sebesar 91,13%, dan untuk kelompok umur 16-18 tahun hanya sebesar 40,95%. Data tersebut bisa di lihat dari tabel berikut ini;

Tabel 1.1 Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Bondowoso Tahun 2015

No

Angka Partisipasi Sekolah berdasarkan Usia

Angka Partisipasi

1

Pendidikan SD (7 – 12 th)

100 %

2

Pendidikan SMP (13 – 15 th)

97 %

3

Pendidikan SMA (16 – 18 th)

64 %

Sumber: (BPS Kabupaten Bondowoso Tahun 2020)

          Berdasarkan data tabel tersebut di atas terlihat bagaimana penurunan signifikan angka partisipasi sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK usia 16 hingga 18 tahun yang hanya sebesar 66 % dari lulusan SMP dengan angka partisipasi 97 %. Indikator penurunan jumlah prosentase tersebut salah satunya adalah; (a) rendahnya minat anak melanjutkan sekolah, (b) ketidakmampuan orang tua karena faktor ekonomi untuk menyekolahkan anaknya jenjang pendidikan SMK/SMA, (c) dorongan orang tua agar anaknya cukup lulusan SMP dan langsung bekerja, dan (d) tingginya angka pernikahan dini yang begitu marak di Kabupaten Bondowoso.

Kecamatan Klabang secara administratif merupakan salah satu dari 23 kecamatan di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis Kecamatan Klabang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Botolinggo, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Prajekan, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tamankrocok Kecamatan Tapen, Kecamatan Sukosari dan kecamatan Sumberwringin. Kecamatan Sumber terdiri dari 11 desa antara lain; Besuk, Blimbing, Karangsengon, Karanganyar, Klabang, Klampokan, Leprak, Pandak, Sumber Suko, Wonoyo, dan Wonokerto.

SMKN 1 Klabang merupakan lembaga pendidikan menengah kejuruan yang terletak di Desa Klabang dan berdiri mulai tanggal 13 Juni 2006 dengan nomor SK pendirian 421/701/430.520/2006 oleh Bupati Bondowoso Dr. H. Mashoed, M.Si. SMKN 1 Klabang mempunyai komitmen yang kuat menyelenggarakan sekolah gratis berkualitas berdasarkan  kebijakan Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa melalui skema pemberian Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP).

          Tingginya angka pernikahan dini khususnya di Kecamatan Klabang tentu saja berdampak pada rendanya angka partisipasi sekolah pada lembaga pendidikan SMKN 1Klabang. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data pernikahan dini di Kecamatan Klabang;

 

Tabel 1.2 Data Pernikahan Kecamatan Klabang 2022

No

Umur

Jumlah

Prosentase

1

Kurang dari 20 Tahun

127

75,59 %

2

21 s/d 25 Tahun

26

15,48 %

3

26 s/d 30 Tahun

11

6,54 %

4

Lebih dari 30 Tahun

21

12,5 %

Sumber: Dinas PP dan KB Kab. Bondowoso 

 

          Berdasarkan data tabel di atas, tingginya angka pernikahan dini di Kecamatan Klabang masih sangat tinggi yakni sebanyak 127 pernikahan dengan prosentase 75,59 %.

Potret kondisi ekonomi masyarakat Klabang juga bisa dilihat dari latar belakang kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke SMKN 1 Klabang adalah para keluarga yang kurang mampu. Berikut ini adalah rekapitulasi data mata pencaharian wali murid SMKN 1 Klabang;

 

Tabel 1.2 Mata Pencaharian Orang Tua Siswa kelas X SMKN 1 Klabang Tahun Pelajaran 2022/2023

NO

PEKERJAAN

JUMLAH

PROSENTASE

1

PNS/TNI/POLRI

0

0%

2

Pedagang/wiraswasta

11

8,66 %

3

Tukang Becak

13

10, 23%

4

Petani

19

14, 96%

5

Buruh Tani

64

50, 39%

6

Buruh Bangunan

20

15, 74 %

JUMLAH

127

100 %

(sumber: dokumen SMKN 1 Klabang)

 

Berdasarkan data penulusuran riwayat pekerjaan orang tua seperti terlihat di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang masuk di SMKN 1 Klabang sebagian besar adalah siswa yang kurang mampu. Realitas sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar menunjukkan bahwa biaya pendidikan seringkali masih dirasakan menjadi beban yang sangat berat. Latar belakang kondisi sosial ekonomi orang tua peserta didik SMKN 1 Klabang adalah potret sebagian besar masyarakat Bondowoso yang tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan karena kemiskinan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua komite sekolah H. Surodi (19/07/2023), bahwa pada setiap penerimaan peserta didik baru terlihat kebingungan masyarakat untuk memutuskan lanjut tidaknya pendidikan anaknya. Bagi masyarakat yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan anaknya harus berhutang hingga menggadaikan barang berharganya. Kegamangan masyarakat tersebut juga diperparah dengan banyaknya lulusan SMK di sekitarnya yang menjadi penganggguran baru setelah menamatkan pendidikannya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk menulis karya inovasi yang berjudul Inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang sebagai permasalahan mendasar dan sangat mengganggu keberlangsungan lembaga pendidikan khususnya di SMKN 1 Klabang.

 

b. Tujuan

Berdasarkan pada identifikasi, situasi, dan tantangan di atas, penulis dapat merumuskan tujuan penulisan karya inovasi sebagai berikut:

1.     Mendeskripsikan tentang tata kelola pembangunan kelembagaan dan tata kelola penyelenggaraan pendidikan SMKN 1 Klabang.

2.     Mendeskripsikan tentang tata kelola penyelenggaraan pendidikan SMKN 1 Klabang.

3.     Mendesaign model inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang.

 

c. Manfaat  

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan di atas, maka manfaat inovasi ini adalah sebagai berikut:

1.     secara praktis kegiatan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai bidang kajian ilmu pengetahuan tentang bagaimana inovasi pada tingkat satuan pendidikan sangat bisa dilaksanakan.

2.     Menjadi inspirasi lembaga-lembaga pendidikan untuk merancang inovasi-inovasi yang dibarengi dengan strategi penyelenggaraan inovasi yang efektif untuk mendukung penguatan kapasitas kelembagaan.

3.     secara teoritis diharapkan kegiatan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi landasan teoritik dalam menumbuhkan inovasi dan praktik baik pada satuan pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN INOVASI

 

a. Deskripsi Inovasi

SMKN 1 Klabang sebagai lembaga publik pelayanan pendidikan tentu saja pada proses penyelenggaraan pendidikannya juga berdasarkan produk-produk kebijakan pemerintah, khususnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KemdikbudRistekDikti). SMKN 1 Klabang pada penyelenggaraan pendidikannya tentu saja mendapatkan bantuan dari KemdikbudRistekDikti berupa dana BOS dan bantuan-bantuan lainnya baik fisik maupun non-fisik yang bisa diakses melalui aplikasi Takola. SMKN 1 Klabang sebagai lembaga pendidikan di bawah binaan Pemprov Jawa Timur tentunya juga mendapatkan bantuan berupa dana BPOPP dan bantuan-bantuan lainnya baik fisik maupun non-fisik dari Pemprov Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur. Penyelenggaran pendidikan SMKN 1 Klabang jika merujuk dari pendapat Henry (2004) merupakan skolah yang didirikan oleh pemerintah sehingga dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan pemerintah,masyarakat, dan pihak swasta.

Dasar diberlakukannya pendidikan gratis adalah Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 34 berbunyi;  (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya dan;  (2) Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Undang-undang Nomor 11 tahun 2009, hakekat kesejahteraan sosial adalah menjamin setiap warga negara untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Pendidikan yang layak adalah salah satu kebutuhan dasar bagi warga Negara, namun kebijakan-kebijakan pemerintah ini masih menjumpai kendala.

Kebijakan pendidikan gratis berkualitas (TisTas) yang merupakan kebijakan pertama Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa melalui skema pemberian Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaran Pendidikan (BPOPP) menjadi tanda dibukanya penyelenggaraan pendidikan gratis jenjang SMK/SMA di Jawa Timur. Kebijakan TisTas tersebut dilandasi dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Timur Nomor 33 tahun 2019 bisa dikatakan perwujudan wajib belajar pendidikan 12 tahun bagi masyarakat Jawa Timur.

Eaton (1986), memberikan rincian variabel-variabel tata kelola pada kelembagaan, yaitu:

1.     Kepemimpinan mengacu pada kelompok orang yang secara aktif berkecimpung dalam perumusan doktrin dan program dari lembaga tersebut dan yang mengarahkan operasi-operasi dan hubungannya dengan lingkungan tersebut.

2.     Doktrin dirumuskan sebagai spesifikasi dari nilai-nilai, tujuan-tujuan, dan metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial.

3.     Program menunjuk pada tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan keluaran dari lembaga tersebut.

4.     Sumber daya adalah masukan-masukan berupa keuangan, fisik, manusia, teknologi, dan penerangan dari lembaga tersebut. Sumber daya ini dapat dikelompokkan dalam sumber daya ekonomi, informasi, status, kekuatan, wewenang, keabsahan, dan dukungan.

5.     Struktur internal dirumuskan sebagai struktur dan proses-proses yang diadakan untuk bekerjanya

 

Variabel-variabel di atas digunakan sebagai analisis pada penelitian yang dilakukan di lembaga SMKN 1 Klabang yang mempunyai semangat besar dalam mewujudkan tata kelola baik pada penyelenggraan sekolah gratisnya. Tata kelola di dalam dunia pendidikan memegang peranan penting agar organisasi atau lembaga tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan dari organisasi tersebut tercapai. Tujuan dari tata kelola yang baik tersebut bagi kelembagaan SMKN 1 Klabang tentu saja akan berdampak positif terhadap tujuan pendirian sekolah gratis sampai lulus dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Tata kelola yang tidak dilakukan dengan transparan, akuntabel, partisipatif, dan efektif efisiensi maka sebuah lembaga tidak akan berjalan dengan baik karena akan mendapatkan krisis kepercayaan dari masyarakat.

Tata kelola dalam membangun lembaga SMKN 1 Klabang tentu saja dibutuhkan kepiawaian komunikasi pimpinan lembaga kepada pihak-pihak yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan di lembaganya tersebut. Unsur-unsur yang terlibat dalam tata kelola kelembagaan di SMKN 1 Klabang bisa digambarkan seperti berikut:

SMKN 1 Klabang:

Kepala Sekolah, guru, siswa, tenaga kependidikan

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JATIM

KOMITE SEKOLAH

WALI MURID

KEMDIKBUDRISTEK

CABDIN

BONDOWOSO

MASYARAKAT

IDUKA DAN PT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2.1 Koordinasi unsur dalam tata kelola SMKN 1 Klabang

 

Upaya menciptakan tata kelola yang baik seperti pada gambar di atas, tentu saja menuntut lembaga SMKN 1 Klabang harus mempunya seorang manager yang mampu melakukan komunikasi, koordinasi, koordinasi dan bekerja sama yang baik kepada unsur-unsur yang terlibat tersebut agar berdampak sesuai tujuan sekolah. Disamping itu, dalam mendukung tata kelola lembaga yang baik, peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan dan peningkatan empat kompentensi guru dalam mendukung mutu pendidikan harus dilakukan. Noor dan Rahmatllah (2018) mendeskripsikan asas tata kelola pendidikan menganut prinsip 4 K dan 1 T, yaitu Keterbukaan, Kooperatif, Kolaboratif, Koordinasi, dan Transparansi.

 

b. Proses Inovasi

Proses penentuan inovasi apa yang akan diambil untuk menjawab persoalan mendasar sekolah dilakukan dengan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunities, threaths). Hasil analisis SWOT pada lembaga pendidikan SMKN 1 Klabang terlihat pada tabel berikut ini;

 

Tabel 3.1 Analisi SWOT SMKN 1 Klabang

          INTERNAL

 

 

 

 

EKSTERNAL

 

STRENGTHS

1.     Asas tata kelola pendidikan 4 K 1 T berjalan dengan baik

2.     Kompetensi guru dan kepala sekolah baik

3.     Dukungan penuh dan komitmen GTK SMKN 1 Klabang

WEAKNESS

1.     Tingginya angka drop out

2.     Rendahnya minat anak sekolah

3.     Rendahnya motivasi belajar siswa

OPPORTUNITIES

1.     Banyaknya angka anak usia SMK tidak melanjutkan sekolah karena kondisi perekonomian orang tua dan faktor biaya.

2.     Banyaknya anak putus sekolah jenjang pendidikan SMK karena faktor pernikahan dini

 

STRATEGI SO

1.     Tata kelola pendidikan yang baik dengan penyelenggaraan inovasi SEGERWARAS menjadi solusi cerdas bagi masyarakat untuk terus memberikan kesempatan pendidikan bagi anaknya.

2.     Inovasi SEGER WARAS mendorong banyaknya anak putus sekolah untuk terus bisa melanjutkan pendidikan

STRATEGI WO

Inovasi SEGER WARAS akan menjadi peluang bagi sekolah untuk meminimalisir tingginya angka drop out, banyaknya anak usia SMA tidak sekolah, dan anak putus sekolah karena pernikahan dini.

THREATS

1.     Rendahnya minat masyarakat pada pendidikan

2.     Krisis kepercayaan masyarakat pada lembaga SMK sebagai penyumbang pengangguran

3.     Banyaknya lembaga pendidikan dengan jenjang yang sama yang berdekatan dengan SMKN 1 Klabang

4.     Kultur masyarakat Klabang yang lebih menginginkan anaknya segera menikah dini atau langsung bekerja setelah tamat SMP.

STRATEGI ST

1.     Inovasi SEGERWARAS dilakukan dengan menerapkan prinsip tata kelola  kelola pendidikan yang baik dapat meningkatkan minat masyarakat pada pendidikan SMKN 1 Klabang.

 

 

2.     Asas tata kelola pendidikan, kompetensi guru dan kepala sekolah dan  didukung penuh oleh komitmen semua pihak internal sekolah, berdampak pada peningkatan kuantitas dn kualitas siswa

STRATEGI WT

Inovasi SEGER WARAS dengan sinergitas semua pihak baik internal maupun eksternal mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya pernikahan dini dan pentingnya pendidikan anak untuk masa depan lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, kepala SMKN 1 Klabang melaksanakan strategi inovasi SEGER WARAS sebagai berikut;

1.     Tata kelola pendidikan yang baik dengan penyelenggaraan inovasi SEGER WARAS menjadi solusi cerdas bagi masyarakat untuk terus memberikan kesempatan pendidikan bagi anaknya.

2.     Inovasi SEGER WARAS mendorong banyaknya anak putus sekolah untuk terus bisa melanjutkan pendidikan.

3.     Inovasi SEGER WARAS akan menjadi peluang bagi sekolah untuk meminimalisir ingginya angka drop out, banyaknya anak usia SMK tidak sekolah, dan anak putus sekolah karena pernikahan dini.

4.     Inovasi SEGER WARAS dilakukan dengan menerapkan prinsip tata kelola  kelola pendidikan yang baik dapat meningkatkan minat masyarakat pada pendidikan SMKN 1 Klabang.

 

Tahap selajutnya tentunya adalah menyusun kerangka berfikir sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah. Kerangka berfikir dalam inovasi ini digambarkan sebagai berikut:

 

 

 

 

 

SMKN 1 Klabang

 

 

 

INPUT

PROSES

OUTPUT

FEEDBACK

S

T

R

A

T

E

G

I

BERHASIL

TIDAK BERHASIL

 Model Inovasi SEGER WARAS Berhasil

Tata Kelola Pendidikan

4 K 1 T

1.    Keterbukaan

2.    Kooperatif

3.    Kolaboratif

4.    Koordinasi

5.    Transparansi

 

Tata Kelola Kelembagaan

1.    Kepemimpinan

2.    Doktrin

3.    Program

4.    Sumber daya

5.    Struktur internal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar: 3.1

Kerangka Berfikir Konseptual

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, tata kelola pembangunan kelembagaan dan tata kelola pendidikan tersebut menggambarkan kekhasan bagaimana lembaga SMKN 1 Klabang mendesain inovasi penyelenggaraan sekolah gratis. Gambaran kerangka berfikir konseptual di atas juga menjadi dasar sebagai komitmen, perekat kesatuan pemahaman, sistem bersama bagi anggota organisasi melakukan kerjasama, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya dan bagaimana anggota organisasi diharapkan dalam berperilaku untuk mewujudkan pencapaian tujuan.

Inovasi SEGER WARAS Di SMKN 1 Klabang dilaksanakan dengan menerapkan asas tata kelola pendidikan 4K 1 T Noor dan Rahmatllah (2018) yaitu; Keterbukaan, Kooperatif, Kolaboratif, Koordinasi, dan Transparansi dengan sangat baik. Penerapan tata kelola tersebut dapat terlihat dari diagram seperti berikut ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEPALA SEKOLAH

WAKA KURIKULUM

WAKA KESISWAAN

TIM KREATIF

WAKA HUMAS

GTK

PERANGKAT MENGAJAR

PROSES KBM

Pembina OSIS

SATGAS SKANELA

KONTEN

MEDSOS

MUSPIKA

KEPALA DESA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


         

TOMAS

INOVASI

SEGER WARAS

 

LULUSAN BERKUALITAS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar: 3.2 Tata Kelola Inovasi SEGER WARAS

Berdasarkan diagram di atas, kepala SMKN 1 Klabang melaksanakan inovasi SEGER WARAS dengan prinsip tata kelola pendidikan yang baik dengan memberikan peran struktur organisasi sekolah sesuai dengan tupoksinya. Adapun metode yang dilakukan sesuai dengan pembagian peran di atas adalah sebagai berikut;

 

1. Peran Kepala SMKN 1 Klabang

a.      Melaksanakan program inovasi SEGER WARAS dengan terus bersinergi dengan tiga pilar good governance yaitu pemerintah, masyarakat, dan swasta. Penguatan inovasi dengan membangun sinergi dengan pemerintah seperti; Muspika Kecamatan Klabang dan Kepala Desa wilayah Klabang. Pihak swasta dengan pemanfaatan CSR pendukung inovasi kepala sekolah, sedangkan pihak masyarakat dikoordinasikan dengan waka humas.

b.     Merancang program dan kegiatan inovasi SEGER WARAS dengan melibatkan tim manajemen sekolah yan terdiri dari; waka kurikulum, waka kesiswaan, tim kreatif, dan waka humas.

c.      Melakukan pendampingan langsung pelaksanaan setiap kegiatan dari program inovasi SEGER WARAS yang dilakukan oleh tim manajemen sekolah.

d.     Memberikan tugas tambahan kepada guru Bimbingan Konseling (BK) untuk melakukan pemetaan potensi peserta didik berdasarkan tiga pilihan BMW (Bekerja, Melanjutkan, Wirausaha).

e.      Meminta laporan dan melakukan evaluasi bersama dari setiap kegiatan yang mendukung inovasi SEGER WARAS.

 

2. Peran Waka kurikulum SMKN 1 Klabang

a.      Penanggung jawab kegiatan-kegiatan peningkatan kapabilitas GTK seputar problematika pernikahan dini, angka putus sekolah, dan rendahnya motivasi belajar siswa.

b.     Jaminan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan menuntun peserta didik sesuai dengan potensi kodratnya.

c.      Penekanan sosialisasi problematika pernikahan dini, angka putus sekolah dan rendahnya motivasi belajar siswa beserta dampak negatifnya oleh semua guru pada setiap pelaksanaan tatap muka pembelajaran.

 

3. Peran Waka Kesiswaan SMKN 1 Klabang

Pembentukan Satgas Skanela dengan sumber daya OSIS sebagai upaya preventif dan edukasi dampak putus sekolah dan rendahnya motivasi belajar siswa

4. Peran Tim Kreatif SMKN 1 Klabang

a.      Memproduksi konten-konten kreatif seperti; film pendek, flyer digital, poster, videografi, fotografi, berita, features, dan berbagai konten lainnya tentang kampanye sekolah gratis berkualitas.

b.     Memastikan hasil produksi konten terpublikasi dengan baik sebagai branding lingkungan sekolah dan media sosial.

 

5. Peran Waka Humas

a.      Membangun sinergitas dengan muspika Kecamatan Klabang, komite sekolah dan tokoh masyarakat untuk terus melakukan kampanye sekolah gratis berkualitas.

b.     Membangun komunikasi aktif dengan asosiasi kepala desa se-Kecamatan Klabang untuk ikut bersama-sama mendukung inovasi SEGER WARAS.

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan dokumen kegiatan pelaksanaan inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang tersaji dalam tabel berikut ini;

 

Tabel 4.1 Data Rekapitulasi Kegiatan inovasi SEGER WARAS

NO

NAMA KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN

TEMPAT KEGIATAN

SASARAN

1

Lounching Inovasi SEGER WARAS

25 Januari 2023

Halaman SMKN 1 Klabang

Siswa, Wali Murid, GTK, masyarakat umum

2

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Muspika Kecamatan Klabang

30 Januari 2023

Aula Kecamatan Klabang

Camat dan staff, Kapolsek, Danramil, Puskesmas

3

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Klabang

2 Februari 2023

Balai Desa Klabang

Masyarakat Desa Klabang

4

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Blimbing

6 Februari 2023

Balai Desa Blimbing

Masyarakat Desa Blimbing

5

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Besuk

18 Februari 2023

Balai Desa Besuk

Masyarakat Desa Besuk

6

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Karangsengon

22 Februari 2023

Balai Desa Karangsengon

Masyarakat Desa Karagsengon

7

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Karanganyar

27 Februari 2023

Balai Desa Karanganyar

Masyarakat Desa Karanganyar

8

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Klampokan

8 Maret 2023

Balai Desa Klampokan

Masyarakat Desa Klampokan

9

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Leprak

13 Maret 2023

Balai Desa Leprak

Masyarakat Desa Leprak

10

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Pandak

23 Maret 2023

Balai Desa Pandak

Masyarakat Desa Pandak

11

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Sumbersuko

28 Maret 2023

Balai Desa Sumbersuko

Masyarakat Desa Sumbersuko

12

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Wonoboyo

5 April 2023

Balai Desa Wonoboyo

Masyarakat Desa Wonoboyo

13

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di Desa Wonokerto

10 April 2023

Balai Desa Wonokerto

Masyarakat Desa Wonokerto

14

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 1 Klabang

19 April 2023

Aula SMPN 1 Klabang

GTK dan Siswa

15

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 1 Tapen

4 Mei 2023

Aula SMPN 1 Tapen

GTK dan Siswa

16

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 2 Tapen

8 Mei 2023

Aula SMPN 2 Tapen

GTK dan Siswa

17

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 1 Prajekan

13 Juni 2023

Aula SMPN 1 Prajekan

GTK dan Siswa

18

Sosialisasi Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 2 Prajekan

22 Juni 2023

Aula SMPN 2 Prajekan

GTK dan Siswa

 

c. Dampak Inovasi Yang Dihasilkan

Inovasi SEGER WARAS Di SMKN 1 Klabang mempunyai beberapa dampak positif sebagai berikut;

1.     Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang tentunya juga akan berdampak pada peningkatan IPM di kabupaten Bondowoso dan IPM Jawa Timur.

2.     Peningkatan kuantitas peserta didik SMKN 1 Klabang yang signifikan dari tahun sebelumnya.

3.     Peningkatan kualitas peserta didik SMKN 1 Klabang dengan kepastian lulus sekolah dan memilih tujuan setelah lulus untuk bisa Bekerja, Melanjutkan kuliah, atau Wirausaha (BMW)

4.     Menumbuhkan semangat pentingnya pendidikan anak kepada semua warga masyarakat khususnya Kecamatan Klabang dan Bondowoso pada umunya.

5.     Menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara efektif memutus mata rantai kemiskinan masayarakat Kecamatan Klabang.

Inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang dalam menyelenggarakan sekolah gratis sampai lulus dan gratis seragam untuk mewadahi kebutuhan masyarakat kurang mampu ternyata mempunyai perkembangan yang baik. Perkembangan signifikan jumlah siswa SMKN 1 Klabang dapat di lihat dari grafik berikut ini;

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(Sumber: Dokumen SMK NU Tenggarang)

 

Gambar 3.2 Perkembangan Jumlah Siswa SMK NU Tenggarang

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang, maka dalam bab penutup ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil inovasi yang telah dijalankan oleh kepala SMKN 1 Klabang.

a. Kesimpulan

Pertama, Kepemimpinan transformasional yang dilandasi oleh kekuatan doktrin merupakan dimensi utama penguat tata kelola pembangunan lembaga SMKN 1 Klabang meluncurkan inovasi SEGER WARAS.

Kedua, Transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal menguatkan prinsip tata kelola pendidikan dan menguatkan inovasi sekolah gratis.

Ketiga, Inovasi SEGER WARAS berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah siswa SMKN 1 Klabang yang diikuti dengan penyelenggaraan pendidikan berkualitas.

 

b. Rekomendasi

Untuk lebih memaksimalkan keberlangsungan inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang, maka bersama ini diberikan rekomendasi seperti berikut;

1. Pihak Kepala Sekolah

a.      Terus membangun sinergitas, komunikasi aktif, dan pelibatan pihak pemerintah dan tokoh masyarakat untuk terus menggelorakan inovasi sekolah SEGER WARAS.

b.     Lembaga pendidikan SMKN 1 Klabang harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam menciptakan lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan jaman era revolusi industri 4.0 meskipun menyelenggarakan sekolah gratis sampai lulus.

c.      Menguatkan tim manajemen dan warga sekolah untuk terus menerus melaksanakan kegiatan-kegiatan pendukung inovasi SEGER WARAS.

d.     Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan tim manajemen sekolah terhadap pelaksanaan inovasi SEGER WARAS.

2. Pihak Guru

a.      Lebih menekankan motivasi pentingnya pendidikan kepada peserta didik pada saat pembelajaran di kelas

b.     Aktif melakukan home visit sebagai sarana motivasi kepada siswa, orang tua, dan warga sekitar akan pentingnya pendidikan

c.      Selalu berusaha meningkatkan literasi problematika putus sekolahdan dampaknya untuk selanjutnya disampaikan secara terus menerus kepada peserta didik

3. Pihak Masyarakat

a.      Ikut berperan aktif mengkampanyekan inovasi SEGER WARAS kepada anggota masyarakat lainnya.

b.     Melakukan inventarisasi anak putus sekolah dan selanjutnya diantarkan untuk melanjutkan pendidikannya di SMKN 1 Klabang.

c.      Memberikan kepastian keberlangsungan pendidikan anak-anaknya untuk tetap bisa sekolah gratis sampai lulus di SMKN 1 Klabang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

BUKU

Albury, David. 2003. Innovation in the Public Sector. Discussion paper. The Mall. London

Anatan, L., & Ellitan, L. (2009). Manajemen Inovasi (Transformasi Menuju Organisasi Kelas Dunia). Bandung: CV. Alfabeta.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1990. Riset kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar Ke Teori dan Metode. Terjemahan oleh Munandir. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Dharma, Surya. 2007. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Eaton, Joseph W. 1972. Institution-Building and Development: From Concept to Application, Beverly Hills, Cal., Sage Publications.

Halvorsen, Thomas, et al. 2005. On the Differences between Public and Private Sector Innovations. Oslo: Publin Report.

Handbook Inovasi Administrasi Negara, 2014, Pusat Inovasi Layanan Publik Kedeputian Inovasi Administrasi Negara LAN – RI

Henry, Nicholas.1995. Administrasi Negara dan Masalah-Masalah Publik. Lontoh, De Lusiana (Penerjemah). Jakarta: Raja Grafindo.

Henry, Nicholas. 2004. Public Administration & Public Affairs. Nith Edition USA : Pearson Education. Inc.

Henry, Nicholas. 2018. Public administration and public affairs (13th ed.). New York: Routledge.

Noorkasiani, Heryati, Ismail. R. 2009. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC

Noorr, HM Idris, dan Rahmatllah, N. 2018. Inovasi Tata Sekolah Menengah Atas Dalam Kebijakan Merdeka Belajar. Jakarta: Direktorat SMA.

Surbakti, E. B. (2008). Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Zuhal. 2013. Gelombang Ekonomi Inovasi: kesiapan Indonesia berselancar di era ekonomi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERATURAN

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 33 Tahun 2019. Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP). Surabaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Permata Press.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Yogyakarta: Cemerlang Publisher.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INOVASI PAWANG ADEM SKANELA

Garjito, M.Pd

 

PROFIL USAHA

 

1.1 Visi Berwirausaha

Dalam menjalankan bisnis penulis mengetahui bahwa sangat penting adanya visi dan misi untuk keberlangsungan hidup suatu bisnis di masa depan. Visi adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan apa yang tampak dalam khayal, penglihatan atau pengamatan. Atau kemampuan melihat gambaran atau wawasan masa depan yang diinginkan berdasar penglihatan/pengamatan/perbandingan kondisi yang ada/ keadaan sekarang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Terdapat beberapa unsur untuk membuat visi dalam suatu perusahaan, antara lain visi harus berorientasi ke depan, harus mengekspresikan kreatifitas, tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini, dan visi harus berdasarkan pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat.

Adapun juga beberapa manfaat dari sebuah visi, yaitu:

1.     Menjembatani keadaan perusahaan masa sekarang dan masa depan.

2.     Menumbuhkan rasa kebermaknaan. Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya.

3.     Menumbuhkan standar kerja yang prima. Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.

4.     Menumbuhkan komitmen dan semangat kerja karyawan. Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.

5.     Menumbuhkan standar kerja yang prima. Apabila seorang karyawan memahami bahwa dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, ia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.

 

Melihat pentingnya visi bagi perusahaan, penulis menemukan visi dari usaha yang akan penulis bangun. Visi dari jasa pelayanan AC rumahan dan mobil yaitu “Pawang Adem Skanela Mak Nyes.”

 

1.2 Tujuan Berwirausaha

Tujuan Pawang Adem Skanela Mak Nyes adalah sebagai berikut:

1.     Menyediakan pelayanan jasa perbaikan dan perawatan AC yang murah berkualitas

2.     Menciptakan jasa pelayanan AC panggilan yang memudahkan pelanggan

3.     Sebagai laboratorium kewirausahaan peserta didik

4.     Sebagai unit produksi yang bisa membantu pendapatan sekolah

5.     Menjadi supplier pelayanan AC bagi usaha-usaha yang yang dibangun oleh lulusan/alumni.

 

1.3 Struktur Organisasi

MANAGER

KEPALA TEKNISI

ADMIN

ACCOUNTING

STAFF

STAFF

TEKNISI

TEKNISI

TEKNISI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


1.4 Jenis Usaha

Jenis usaha Pawang Adem Skanela Mak Nyes antara lain sebagai berikut;

1.     Jasa perbaikan dan perawatan AC Mobil dan Perumahan

2.     Jasa Teknik Instalasi Listrik

3.     Jasa Solar Cell

4.     Jasa Perbaikan Alat-Alat Rumah Tangga

 

1.5 Ketercapaian Saat Ini Dan Periode Sebelumnya

Program Periode Sebelumnya yang Tercapai

 

No

Program

Tingkat Capaian

Faktor Penentu Keberhasilan

Peluang Pengembangan

1.

Instalasi listrik rumahan

=

Tersedianya sumber daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)

Banyak sekali pembukaan perumahan-perumahan baru yang membutuhkan jasa instalasi

2.

Penyiraman Tanaman Otomatis

=

Tersedianya sumber daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)

Banyak rumah/lembaga/perkantoran yang membutuhkan jasa tersebut

3.

Pembuatan Running Teks

=

Tersedianya sumber daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)

Banyak rumah/lembaga/perkantoran yang membutuhkan jasa tersebut

4.

Perbaikan alat-alat rumah tangga

=

Tersedianya sumber daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)

Banyak rumah tangga yang membutuhkan

 

Program Periode Sebelumnya yang Tidak Tercapai

No

Program

Permasalahan

Faktor Penentu Kegagalan

1.

Solar Cell PJU

Kurangnya kesadaran stakeholder terkait penerangan jalan umum

Dana

2.

Pengairan Sawah Berbasis Solar Cell

Rendahnya pemahaman masyarakat akan efisiensi penggunaan solar cell

Dana

3

Solar Cell pengganti listrik rumahan

Biaya yang mahal pada awal pengadaan

Dana

 

 

 

 

 

IDENTIFIKASI PELUANG, ANCAMAN, KEKUATAN, DAN KELEMAHAN USAHA ANDA

 

2.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal

 

Tabel 2.1. Identifikasi Lingkungan Internal

Aspek Internal

Indikator/Uraian

KEKUATAN

Manajemen

Proses perencanaan, pengorganisasian (struktur organisasi), proses motivasi, dan proses pengawasan dan tata kelola usaha.

Pemasaran

Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak (komunias) untuk mendukung penjualan

Keuangan

Modal diberikan pinjaman KUR dari BRI dengan bunga rendah

Operasional Kegiatan Usaha

Kegiatan operasional usaha didukung oleh sekolah

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas/kapasitas, Bengkel / RPS tersedia sesuai dengan kompetensi keahlian.

Hubungan jasa  dengan stakeholder

Kerjasama dengan industri dan UMKM, pemerintah, orang tua murid, baik dalam kuantitas maupun kualitas.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi yang diterapkan dalammendukung usaha adalah website dan WA.

Tenaga Teknisi

Kualitas dan kuantitas tenaga teknisi dari jurusan TITL sangat banyak.

Tenaga admin dan accounting

Kualitas dan kuantitas tenaga teknisi dari jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga (AKL) sangat banyak.

KELEMAHAN

Manajemen

Proses manajemen masih perlu banyak pelatihan pendukung

Pemasaran

Pemasaran bersaing ketat dengan usaha yang telah berkembang pesat jauh sebelum Pawang Adem ada

Keuangan

Modal usaha kecil

Operasional Kegiatan

Usaha

Dana pendukung operasional kegiatan usaha masih tergantung dengan sekolah

Sarana dan Prasarana

Peralatan masih jauh dari standart industri

Hubungan Jasa dengan stakeholder

Hubungan Pawang Adem dengan stakeholder masih dibantu sekolah

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi yang diterapkan di sekolah hanya terbatas pada website sekolah dan WA.

 

Tenaga Teknisi

Kompetensi teknisi masih perlu mendapatkan banyak pelatihan

Tenaga Admin dan Accounting

Kompetensinya masih perlu upgrade

 

 

 

 

 

 

 

2.2 Identifikasi Peluang Dan Ancaman Eksternal

 

Tabel 2.2. Identifikasi Lingkungan Eksternal

Aspek Eksternal

Indikator/Uraian

PELUANG

Pengaruh  Ekonomi

Kondisi perekonomian daerah/wilayah secara umum sedang dalam taraf berkembang.

Pengaruh Sosial, Budaya, Demografi

Budaya kekerabatan masyarakat (budaya madura) menjadi peluang bagi sekolah untuk menguatkan minat orang tua untuk sekolahkan anaknya.

Pengaruh Politik, Pemerintahan dan Hukum

Adanya elite politik lokal yang menjadi anggota DPRD dan sangat peduli dengan pendidikan.

 

Pengaruh Teknologi

Perubahan teknologi menuntut jasa Pawang Adem harus upgrade pengetahuan

Pengaruh persaingan industri

Persaingan bisnis jasa perawatan dan perbaikan AC sangat ketat.

ANCAMAN

Pengaruh  Ekonomi

Kondisi perekonomian daerah/wilayah yang  sedang dalam taraf berkembang mengakibatkan masyarakatnya memiliki kondisi yang berragam dan tidak menentu, sehingga menuntut pelaku usaha untuk pandai membaca situasi perekonomian yang kini berlangsung.

Pengaruh Sosial, Budaya, Demografi

Nilai/persepsi masyarakat tentang SMK terkadang masih konvensional dengan menganggap bahwa lulusan SMK hanya terpaku sebagai pekerja, padahal lulusan SMK dicetak juga sebagai wirausaha,

Pengaruh Politik, Pemerintahan dan Hukum

Regulasi yang tumpang tindih

 

 

Pengaruh Teknologi

Perubahan teknologi di dunia pendidikan misalnya berkembangnya pendidikan terbuka dengan distance learning, menuai pro dan kontra bagi beberapa pihak terkait keabsahannya. ardu listrik akibat angin dan pohon roboh.

Pengaruh persaingan industri

Persaingan bisnis baik produk maupun jasa sangat ketat

 

PENENTUAN POSISI STRATEGIS USAHA YANG DIJALANKAN

 

Tabel 3.1 Matrik SWOT

          INTERNAL

 

 

 

EKSTERNAL

 

STRENGTHS

1.     SDM peserta didik TITL banyak

2.     SDM guru TITL banyak

3.     Dukungan penuh dan komitmen GTK SMKN 1 Klabang

WEAKNESS

1.     Sarana prsarana kurang memadai

2.     Rendahnya minat anak wirausaha

3.     Rendahnya kompetensi siswa

OPPORTUNITIES

1.     Banyaknya kebutuhan jasa layanan AC

2.     Cuaca ekstrim musim kemarau berkepanjangan

3.     Tidak adanya layanan jasa panggilan

 

 

STRATEGI SO

1.     SDM guru dan siswa TITL dapat melayani jasa perbaikan dan perawatan AC

2.     Banyaknya kebutuhan layanan AC karena cuaca ekstrim dapat di atasi oleh SDM Skanela

STRATEGI WO

1.     Perlunya pengadaan sarana prasarana layanan jasa sesuai standart idustri.

2.     Meningkatkan kompetensi peserta didik TITL untuk mendukung layanan AC

THREATS

1.     Banyaknya kompetitor layanan AC

2.     Persaingat ketat terkit harga pada jasa layanan AC

 

 

STRATEGI ST

1.     Banyaknya SDM peserta didik TITL yang akan mempercepat pelayanan

2.     Dukungan warga sekolah akan meningkatkan cakupan jumlah pelanggan

STRATEGI WT

1.     Meningkatkan kompetensi SDM dan sarana prasarana untuk mendukung pelayanan prima jasa layanan AC.

 

 

a. Penentuan Posisi Strategis dan Pemilihan Strategi Pengembangan

Berdasarkan alternatif strategi yang tergambar pada matriks SWOT, selanjutnya ditentukan prioritas masalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang tersaji berikut ini;

 

 

Tabel 3.3. Matriks Penentuan Strategi dengan Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)

No

Alternatif Strategi

U

S

G

Total

1

Perlunya pengadaan sarana prasarana layanan jasa sesuai standart idustri.

 

5

5

4

14

2

SDM guru dan siswa TITL dapat melayani jasa perbaikan dan perawatan AC

 

5

5

5

15

3

Banyaknya kebutuhan layanan AC karena cuaca ekstrim dapat di atasi oleh SDM Skanela

5

4

4

13

 

Berdasarkan hasil analisis USG di atas, maka alternatif strategi yang menjadi prioritas untuk dilaksanakn adalah “SDM guru dan siswa TITL dapat melayani jasa perbaikan dan perawatan AC melalui Pawang Adem Skanela Mak Nyes”.

 

 

PEMETAAN MASALAH DAN PENENTUAN PROGRAM BERWIRAUSAHA YANG LEBIH BAIK

 

4.1 Analisis Masalah Usaha Anda

Pawang Adem Skanela Mak Nyes merupakan unit usaha jasa pelayanan servis AC mobil dan ruangan. Hasil analisis terkait Pawang Adem ini adalah sebagai berikut;

1.     Rendahnya kepercayaan masyarakat pada kualitas peserta didik SMK

2.     Turunnya jumlah pelanggan

3.     Seringkali dijumpai komplain pelanggan

4.     Rendahnya intensitas pelatihan yang diberikan kepada teknisi AC

 

4.2 Kondisi Sekarang

Berdasarkan latar belakang dan analisis data SWOT, kondisi sekarang Jasa Pawang Adem Skanela adalah sebagai berikut;

1.     Rendahnya kepercayaan masyarakat akan produk/jasa karya SMK

2.     Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan AC Pawang Adem

3.     Rendahnya kompetensi teknisi AC

4.     Rendahnya jiwa entreprneurship peserta didik

5.     Jarangnya pelatihan AC tingkat mahir

 

4.3 Kondisi yang Diinginkan

Fakta sosial berdasarkan data di atas tentunya menjadi hambatan bagi upaya pengembangan Jasa Pawang Adem Skanela sebagai unit produksi kewirausahaan. Adapun kondisi ideal yang diharapkan yaitu;

1.     Menjadi penyedia layanan jasa AC yang berkualitas.

2.     Menjadi penyedia layanan jasa AC panggilan dengan harga murah berkualitas.

3.     Terwujudnya peningkatan kompetensi teknisi AC yang merupakan peserta didik SMKN 1 Klabang

4.     Terwadahinya kebutuhan masyarakat akan jasa layanan AC secara professional

 

4.4 Permasalahan dan Alternatif Solusi

Tabel 4.1. Masalah dan Alternatif Solusi

Kondisi Sekarang

Kondisi yang Diinginkan

Permasalahan

Alternatif Solusi

Masalah

Indikator Masalah

Rendahnya kompetensi teknisi AC

Peningkatan kompetensi teknisi AC Pawang Adem Skanela

Permasalah an kompetensi

1.      Masih banyaknya teknisi yang kurang berkualitas

2.      Rendahnya jiwa entrepreneurship teknisi AC Pwang Adem

1.      Mndaftarkan teknisi mengikuti pelatihan AC secara berkelanjutan

2.      Penguatan jiwa entrepreneurship

 

4.5 Penetapan Proyek Pengembangan Usaha

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan pengembangan usaha jasa perbaikan AC mobil maupun AC rumahan dengan memanfaatkan melipmpahnya sumber daya manusia (guru dan peserta didik) yang kompeten dalam jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL).

 

 

4.6 Judul: Pengembangan Usaha

Adapun judul pengembangan usaha ini diberikan nama: Pawang Adem Skanela Mak Nyes. Skanela merupakan akronim dari SMKN 1 Klabang.

 

TATA KELOLA

 

6.1 Struktur Organisasi Usaha

Jasa Pawang Adem Skanela dapat terlihat dari diagram seperti berikut ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

MANAGER

KEPALA TEKNISI

ADMIN

ACCOUNTING

STAFF

STAFF

TEKNISI

TEKNISI

TEKNISI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


6.2 Tugas dan Fungsi Elemen

Adapun metode yang dilakukan sesuai dengan pembagian peran di atas adalah sebagai berikut;

1. Peran Manager

a.      Nahkoda usaha jasa Pawang Adem Skanela

b.     Merancang program dan kegiatan usaha Pawang Adem dengan melibatkan semua tim usaha.

c.      Melakukan pendampingan langsung pelaksanaan setiap kegiatan dari program usaha jasa pawang adem.

2. Peran Kepala Teknisi

a.      Penanggung jawab kegiatan-kegiatan usaha Pawang Adem.

b.     Jaminan proses pelaksanaan kegiatan usaha.

c.      Membangun kekuatan tim teknis.

d.     Meningkatkan kerjasama teknisi

e.      Mengatur SOP tekniksi

3. Peran Admin

Mencatat semua kegiatan usaha jasa Pawang Adem

4. Peran Accounting

a.      Membuat buka kas pengeluaran dan pemasukan usaha.

b.     Menjaga arus keuangan.

5. Teknisi

a.      Melakukan kegiatan jasa secara profesional.

b.     Melakukan proses pekerjaan sesuai SOP Jasa Pawang Adem

 

6.3 Kebijakan/Inovasi Yang Dilakukan

Dalam mendukung Jasa Pawang Adem, unit usaha Pawang Adem meluncurkan kebijakan sebagai berikut;

1.     SMK Manunggal BLK dalam rangka penguatan kompetensi teknisi.

2.     Layanan servis gratis untuk pensiunan

3.     Promo spesial untuk para pelanggan secara periodik

4.     Hadiah menarik untuk pelanggan setia

5.     Pelayanan siap meluncur ke pelanggan 24 jam

6.     Jaminan garansi

 

6.4 Monitoring Dan Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian dan keterlaksanaan antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, serta untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi selama pelaksanaan, maka dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring dilakukan pada tahap persiapan dan pelaksanaan. Sedangkan tahap evaluasi hasil kegiatan dilaksanakan setelah pelaksanaan kegiatan usaha.

Selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, dilakukan monitoring dan evaluasi menggunakan instrumen yang telah disiapkan, antara lain:

a.      Instrumen Monitoring kegiatan Usaha jasa pawang adem. Instrumen ini berisi serangkaian ceklis untuk memonitor ketercapaian masing-masing tahapan program, dari mulai persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi hasil. Diisi oleh Tim Pengembang program dengan tujuan, memastikan seluruh tahapan program telah terlaksana dengan baik.

b.     Instrumen Evaluasi Hasil Kegiatan Jasa Pawang Adem. Pengisian instrumen evaluasi ini dilakukan oleh seluruh pelanggan.

Dari Hasil pengisian instrumen kemudian dianalisis dan dievaluasi. Berikut adalah uraian berdasarkan data hasil analisis pengisian instrumen Analisis Instrumen Monitoring Pelaksanaan Program

Berdasarkan pengolahan data instrumen monitoring pelaksanaan program, diperoleh hasil gambaran keterlaksanaan dalam diagram sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dari gambar grafik hasil monitoring pelaksanaan kegiatan diperoleh nilai ketercapaian tahap persiapan adalah 100% kategori Sangat Baik yang berarti seluruh tahapan persiapan pelaksanaan dilaksanakan sesuai rencana, terdiri dari: 1) studi literasi dan kebijakan; 2) koordinasi bersama tim inovasi mengenai rencana program; 3) menyusun Tim Pengembang Program; 4) menyusun dokumen pengembangan program; dan 5) sosialisasi dan koordinasi dengan pihak terkait.

Pada tahap pelaksanaan diperoleh nilai ketercapaian sebesar 100% kategori Sangat Baik. Pada tahap monitoring dan evaluasi diperoleh nilai ketercapaian sebesar 100% kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan bahwa tahapan monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan, terdiri dari: 1) pengisian Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan oleh Tim Pengembang Program; dan 2) pengisian Instrumen Evaluasi. Demikian juga pada tahap refleksi, nilai capaian yang 100% kategori Sangat Baik.

 

KRITERIA KEBERHASILAN

 

Target capaian kinerja Jasa Pawang Adem adalah sebagai berikut :

 

Tabel 7.1. Kriteria Keberhasilan

NO

KRITERIA

JUMLAH SATUAN

BOBOT (%)

TARGET CAPAIAN

 

JANGKA PENDEK

 

 

 

1

Pembuatan ide bisnis

1 keg

10 %

100 %

2

Pembuatan struktur manajerial Pawang Adem

1 Tim

10 %

100 %

3

Pembuatan Dan Distribusi material promo sebagai media sosialisasi inovasi Pawang Adem

1 keg

10 %

100 %

4

Memberikan Promo/kejutan pada pelanggan

1 keg

10 %

100 %

5

Memberikan layanan servis gratis untuk pensunan

1 keg

20 %

100 %

 

 

 

 

 

 

JANGKA MENENGAH

 

 

 

1

Pengiriman Pelatihan Teknisi AC ke BLK

1 keg

10 %

100 %

2

Pemberian hadiah aksesoris untuk pengguna layanan

1 keg

10 %

100 %

 

JANGKA PANJANG

 

 

 

1

Survey kepuasan pelanggan terhadap Pawang Adem

1 keg

10 %

100 %

2

Evaluasi Usaha Pawang Adem

1 keg

10 %

100 %

 

 


INOVASI FILM PENDEK “SANG PEMBUNUH MIMPI”

Eni Hoirini, S.Pd

 

KONSEP CERITA

 

a. Latar Belakang

Menikah di dalam masyarakat kadang masih menjadi tolak ukur kedewasaan, setelah memiliki pekerjaan mapan dan penghasilan sendiri, orang umumnya mulai berpikir untuk berumah tangga dan memiliki keturunan. Tapi bagi banyak orang lain, pekerjaan dan penghasilan layak ternyata bukan parameter yang bisa dijadikan alasan menikah. Sebagian laki-laki yang memiliki tanggung jawab besar dalam rumah tangga memiliki anggapan berbeda-beda mengenai menikah dini, yaitu karena agama apapun menganjurkan segera menikah bila sudah dewasa, karena faktor adat dan budaya yang telah mengajarinya untuk menyegerakan menikah dan menghindari hubungan seks diluar nikah. Hal ini dimaksudkan bahwa pernikahan itu hendaknya berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja (Itares 2015).

Menurut Maryanti dan Septikasari (2009) Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun. Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia remaja dibawah 20 tahun pada wanita dan dibawah 25 tahun pada pria (BKKBN, 2011). Dalam UU No. 1 tahun 1974, pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai usia 19 dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun, usulan perubahan pasal 7 1974 pada ayat (1) perkawinan dapat dilakukan jika pihak laki-laki dan perempuan berusia minimal 19 tahun, ayat (2) melangsungkan pernikahan masing-masing, calon mempelai yang belum mencapai usia 21 tahun, harus mendapat izin kedua orang tua (UU Pernikahan 1974).

Pendidikan adalah salah satu cara untuk peningkatan kualitas hidup warga, sementara pada sebagian besar kasus anak dengan pernikahan dini terhenti pendidikannya. Laki laki yang menikah dini akan kehilangan pondasi perkembangan sesuai usianya karena harus berhadapan dengan dunia keluarga yang jauh dari usia perkembangannya. Akibatnya, anak dengan pernikahan dini akan mengalami tekanan psikis yang akan berakibat pada pernikahannya maupun kepada anaknya untuk memberikan contoh yang baik jika kelak ia memiliki anak (Al-Gifari, 2002). Ketidakmampuan mengendalikan emosi dari masing-masing individu serta menonjolkan egonya sendiri-sendiri memicu timbulnya kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) seperti penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaraan rumah tangga, ancaman untuk melakukan perbuatan, dan pemaksaan baik terhadap istri atau suami. Kepala keluarga yang masih dini akan mempengaruhi kualitas keluarga dan berdampak langsung pada rendahnya kesejahteraan keluarga yaitu seringnya terjadi perpecahan dalam rumah tangga.

Resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi perempuan pada kasus pernikahan dini juga sangatlah banyak, antara lain: aborsi, anemia, bayi prematur, kekerasan seksual, kanker servik, selain itu juga masih banyak resiko ketika ibu melahirkan yaitu persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau turun padahal ketuban sudah pecah maka bisa terjadi tali pusat menumbung, sehingga berdampak pada bayi yaitu kematian, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat (Pinem, 2009).

Upaya dalam menekan kejadian pernikahan dini terutama di lingkungan pedesaan yaitu dengan usaha pemerintah maupun kalangan masyarakat dalam  mengembangkan pendidikan dan membuka lapangan kerja agar remaja laki-laki mempunyai alternatif kegiatan lain sehingga menikah muda bukan satu-satunya pilihan hidup, antara lain dengan mengembangkan program pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus sekolah diberikan pendidikan keterampikan agar tidak segera memasuki jenjang pernikahan (Itares, 2015).

 

b. Tema

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk membuat karya film pendek yang berjudul Sang Pembunuh Mimpi.

 

 

 

c. Ide Gagasan

Ide gagasan karya film pendek ini secara jelas dapat dilihat dari tujuan pembuatan karya film pendek sebagai berikut:

1.     Syiar pentingnya menunda pernikahan dini bagi remaja

2.     Kampanye anti pernikahan dini kepada masyarakat

3.     Upaya penurunan stunting sebagai dampak nikah dini

4.     Membangun gerakan peduli pendidikan dan menunda pernikahan

 

d. Sinopsis

Film ini mengambil latar di sebuah desa kecil di mana tradisi pernikahan dini masih kuat. Cerita ini berkisar pada dua remaja, Eni danMarzuki, yang masih berusia 15 tahun dan masih bersekolah di SMP. Mereka adalah dua anak yang memiliki mimpi besar untuk masa depan mereka, tetapi takdir menghadirkan cobaan yang sulit.

Eni dan Marzuki telah berteman sejak kecil dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka bersama. Namun, hidup mereka berubah secara drastis ketika orang tua mereka menentukan bahwa mereka harus menikah di usia muda sesuai dengan tradisi yang ada di desa mereka. Kedua remaja ini awalnya tidak setuju dengan keputusan ini, tetapi mereka merasa tertekan oleh tekanan keluarga dan masyarakat.

Film ini menggambarkan perjuangan Eni dan Marzuki saat mereka mencoba untuk memahami arti pernikahan, tanggung jawab, dan bagaimana mereka harus menjalani hidup sebagai pasangan yang begitu muda. Mereka berdua menghadapi berbagai konflik internal dan eksternal, termasuk mencari cara untuk tetap melanjutkan pendidikan mereka.

Eni dan Marzuki juga harus menghadapi pertanyaan sulit tentang apakah mereka akan mengikuti tradisi dan mengorbankan masa depan mereka yang cerah atau berjuang untuk mewujudkan impian mereka sambil mencari cara untuk mengubah pandangan masyarakat tentang pernikahan dini.

Film ini mengajarkan pentingnya pendidikan, impian, dan hak asasi individu. Ini juga menggambarkan betapa pentingnya berani berbicara dan berjuang untuk hak-hak kita meskipun dalam situasi yang sulit. Pernikahan dini anak sekolah adalah isu serius yang perlu diperjuangkan untuk mengubah pandangan dan kebijakan yang ada.

 

e. Naskah/Alur Cerita

Latar Belakang:

Film ini berlatar di sebuah desa kecil di pedesaan, di mana tradisi pernikahan dini masih kuat. Kisah ini fokus pada dua anak sekolah, Eni dan Marzuki, yang terjebak dalam situasi pernikahan dini.

 

 

 

Awal Cerita:

Film dimulai dengan pengenalan karakter utama, Eni dan Marzuki, dua remaja yang masih bersekolah di SMP. Eni adalah seorang siswi yang cerdas dan bercita-cita tinggi, sementara Marzuki adalah seorang siswa yang berbakat dalam seni dan bercita-cita menjadi pelukis terkenal. Mereka adalah teman dekat sejak kecil dan saling mencintai.

 

Konflik:

Eni dan Marzuki mendengar bahwa orang tua mereka telah mengatur pernikahan mereka pada usia yang sangat muda. Mereka merasa terjebak dalam tradisi dan ekspektasi orang tua mereka, dan ini mengancam mimpi dan harapan mereka.

 

Klimaks:

Eni dan Marzuki memutuskan untuk berjuang melawan pernikahan dini ini dan mencoba meyakinkan orang tua mereka untuk memberikan mereka kesempatan untuk mengejar impian mereka. Mereka merencanakan sebuah presentasi di depan komunitas desa mereka untuk menjelaskan mengapa pernikahan dini bukanlah jalan yang benar untuk mereka.

 

Puncak Konflik:

Presentasi mereka memengaruhi beberapa orang tua dan warga desa untuk mempertimbangkan kembali tradisi pernikahan dini. Orang tua Eni dan Marzuki akhirnya setuju untuk memberikan mereka waktu untuk mengejar pendidikan mereka dan mengejar impian masing-masing.

 

Akhir Cerita:

Eni dan Marzuki berhasil mendapatkan dukungan dari komunitas mereka dan melanjutkan pendidikan mereka.

 

Pesan Moral

Pesan moral yang disampaikan pada film pendek Terjerat Rabi Dini ini adalah sebagai berikut;

1.     Perlunya mempunyai tekad bulat dan motivasi tinggi untuk terus mengejar mimpi melalui pendidikan dan tidak tergoda nikah dini

2.     Perlunya terbangun kesadaran orang tua untuk mendukung sepenuhnya keinginan anak mengejar cita-cita

3.     Perlunya kesadaran masyarakat untuk meninggalkan tradisi pernikahan dini untuk menekan angka stunting sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

 

KONSEP PRODUKSI

 

a. Directors statement

Ide film ini muncul dari keinginan kami untuk menyampaikan pesan penting tentang masalah pernikahan dini di kalangan anak sekolah. Kami ingin menyoroti ketidaksetaraan gender, tekanan sosial, dan dampak psikologis yang mungkin terjadi pada anak-anak yang terlibat dalam pernikahan dini. Melalui narasi film ini, kami berusaha untuk mengangkat kesadaran tentang masalah ini dan mendorong perubahan dalam masyarakat.

Dalam proses pembuatan film, kami berusaha untuk menciptakan suasana yang autentik dan empatik. Kami ingin penonton merasa terhubung dengan karakter-karakter dalam cerita ini dan merasakan emosi yang mereka alami. Kami percaya bahwa film memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perubahan sosial, dan kami berharap bahwa "Sang Pembunuh Mimpi" dapat menjadi alat untuk memulai percakapan yang penting tentang isu ini. Terima kasih kepada semua orang yang telah berkontribusi dalam pembuatan film ini, termasuk para pemain, kru, dan pendukung. Tanpa kerja keras dan dedikasi mereka, film ini tidak akan mungkin terwujud.

Kami berharap bahwa film ini dapat memberikan pandangan yang lebih dalam tentang pernikahan dini anak sekolah dan menggerakkan hati dan pikiran penonton. Kami berharap juga bahwa film Sang Pembunuh Mimpi ini dapat menjadi panggilan untuk tindakan, agar kita semua dapat bekerja bersama-sama untuk mengakhiri praktik pernikahan dini di kalangan anak-anak.

 

 

 

b. Directors Treatment

Penggambaran Visual:

Film ini akan menggunakan pengambilan gambar yang penuh emosi dan mendalam, dengan pemakaian cahaya yang khas untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan cerita. Sebagian besar adegan akan berlangsung di lingkungan kota kecil di mana Eni dan Marzuki tinggal. Lingkungan ini akan digambarkan sebagai tempat yang keras namun juga memiliki keindahan tersendiri.

Kostum akan mencerminkan kehidupan mereka yang sederhana, dengan sentuhan warna dan aksesori yang mencerminkan kepribadian mereka.

Pengambilan gambar akan fokus pada ekspresi wajah karakter, terutama Eni, yang menghadapi tekanan besar dari orang tuanya.

 

Naskah:

Naskah akan memperhatikan dialog antara Eni dan Marzuki, serta interaksi mereka dengan orang tua mereka. Dialog akan menggambarkan perasaan cinta, ketidakpastian, dan ketegangan yang mereka alami. Film ini akan menyoroti pentingnya pendidikan dan menggambarkan betapa sulitnya menghadapi tekanan pernikahan dini di usia muda.

 

Pesan:

Film ini akan menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya pendidikan, kesetaraan gender, dan hak anak untuk hidup tanpa tekanan pernikahan dini. Ini akan mengajak pemirsa untuk merenungkan masalah sosial yang serius di beberapa komunitas dan mencari solusi yang lebih baik.

 

Penggunaan Musik:

Musik latar akan digunakan untuk memperkuat emosi dalam film ini, tetapi akan dipilih dengan hati-hati untuk tidak mengalihkan perhatian dari cerita. Mungkin ada usic asli atau usic lokal yang mendukung alur cerita dan suasana film.

 

Pemeran:

Eni - [Zuki]

Marzuki - [Priyo]

Orang Tua Eni - [Bambang]

Orang Tua Marzuki - [Huda]

 

Catatan Tambahan:

Pengambilan gambar akan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup untuk memberikan perhatian terhadap detail dan pengembangan karakter. Film ini akan mengandalkan akting yang kuat dari para pemain untuk mengkomunikasikan emosi yang mendalam.

 

 

 

c. Peralatan Produksi dan Properti

Adapun beberapa peralatan produksi dan properti Film pendek Terjerat Rabi Dini antara lain; kamera, lensa, audio, filter, Steadicam or Shoulder Rig, Tripod, lighting, gimbal, Clapper Board, dan peralatan editing.

 

d. Cast dan Kru

Pemeran:

Pemeran Utama, Pemeran Pendukung dan Figur Tambahan.

 

Kru Produksi:

Sutradara, Produser, Penulis Naskah, Sinematografer, Penyunting,  Desainer Produksi, Perancang Kostum, Komposer Musik , Penyanyi dan Penulis Lagu, Penata Rias dan Penata Rambut

 

e. Lokasi dan Waktu Pengambilan Video

Film ini akan berlatar belakang di sebuah desa Klabang Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso. Waktu pengambilan video dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 10 September 2023.

 

f. Budgeting / Pembiayaan

Tidak ada pembiayaan dalam pembuatan film pendek, dilakukan secara gotong royong bersama warga sekolah SMKN 1 Klabang.

 


INOVASI FILM PENDEK “BEDO KAREP”

Sulusianah, M.Pd

 

KONSEP CERITA

 

a. Latar Belakang

Realitas sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar menunjukkan pendidikan seringkali masih dirasakan menjadi beban yang sangat berat. Latar belakang kondisi sosial ekonomi orang tua peserta didik SMKN 1 Klabang adalah potret sebagian besar masyarakat Bondowoso yang tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan karena kemiskinan. Pendidikan menjadi barang mewah yang teramat mahal sehingga tidak dapat dijangkau dengan kemampuan uang yang dimiliki. Setiap penerimaan peserta didik baru terlihat kebingungan masyarakat untuk memutuskan lanjut tidaknya pendidikan anaknya. Bagi masyarakat yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan anaknya harus berhutang hingga menggadaikan barang berhaganya. Kegamangan masyarakat tersebut juga diperparah dengan banyaknya lulusan SMK di sekitarnya yang menjadi peganggguran baru setelah menamatkan pendidikannya.

Kabupaten Bondowoso mempunyai angka tertinggi maraknya pernikahan dini di Jawa Timur,  Hal tersebut juga di dukung dengan hasil laporan analisis data perkawinan usia anak di Indonesia pada tahun 2021 yang menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi dengan jumlah remaja yang pernah menikah yaitu sebesar 236.404 jiwa. Kabupaten atau kota yang memiliki prevalensi tertinggi antara lain Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Kabupaten Bondowoso menempati urutan pertama di Provinsi Jawa Timur tentang pernikahan usia dini dengan jumlah persentase sebesar 35%. Data ini di dukung dengan Laporan Data Teknis KUA Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso tahun 2021, terdapat 271 pernikahan yang telah terdaftar pada bulan Januari sampai dengan Desember.  Pernikahan terbanyak terjadi pada usia 10 sampai 19 di Kecamatan Klabang secara administratif merupakan salah satu dari 23 kecamatan di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Klabang terdiri dari 11 desa antara lain; Besuk, Blimbing, Karangsengon, Karanganyar, Klabang, Klampokan, Leprak, Pandak, Sumbersuko, Wonoboyo, dan Wonokerto.

Masyarakat setempat memiliki sikap religius yang sangat kuat dengan tradisi keagamaan yang baik. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah petani. Animo dan keinginan masyarakat untuk menyekolahkan masih kurang terlalu tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya lulusan putra Sekolah Menangah Pertama yang tidak melanjutkan dan memilih bekerja di luar kota seperti Bali, Kalimatan dan Sumatra. Sedangkan lulusan putrid banyak yang dinikahkan pada usia dini. Selain itu, minimnya kesadaran masyarakat Klabang akan pentingnya pendidikan, membuat banyak masyarakat Klabang yang lebih memilih menyuruh anaknya untuk bekerja setelah lulus sekolah ataupun menikahkan anak putrinya. Hal ini menjadi tantangan eksternal tersendiri bagi perkembangan SMKN 1 Klabang. Bahkan beberapa yang sudah bersekolah di SMKN 1 Klabang dengan sangat terpaksa berhenti sekolah karena orang tua atau tuanangannya memaksa untuk menikah. Hal seperti inilah yang menjadi tantangan eksternal bagi perkembangan SMKN 1 Klabang.

Menariknya lagi, tantangan SMKN 1 Klabang juga terletak pada ancaman pernikahan dini. Tingginya angka pernikahan dini khususnya di Kecamatan Klabang tentu saja berdampak pada rendanya angka partisipasi sekolah pada lembaga pendidikan SMKN 1 Klabang. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data pernikahan dini di Kecamatan Klabang;

 

Tabel 1.2 Data Pernikahan Kecamatan Klabang Januari-Agustus 2023

No

Umur

Jumlah

Prosentase

1

Kurang dari 19 Tahun

42

28 %

2

Kurang dari 20 Tahun

68

45,3 %

3

21 s/d 25 Tahun

14

9 %

4

26 s/d 30 Tahun

12

8 %

5

Lebih dari 30 Tahun

14

9 %

Pakem: Dokumen Kecamatan Pakem 

          Berdasarkan data tabel tersebut di atas, pernikahan dini masih sangat tinggi di Kecamatan Klabang dan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2022. Data kenaikan tersebut terlihat dari data jumlah pernikahan umur kurang dari 19 tahun dan umur kurang dari 20 tahun jika dijumlahkan sebanyak 110 pernikahan dengan prosentase 73, 33 %.

 

b. Tema

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk membuat karya film pendek yang berjudul Bedo Karep sebagai permasalahan mendasar dan sangat mengganngu keberlangsungan lembaga pendidikan khususnya di SMKN 1 Klabang.

 

c. Ide Gagasan

Karya film pendek berjudul Bedo Karep ini sesuai dengan langkah SMKN 1 Klabang dalam rangka peningkatan kuntitas dan kualitas peserta didik melalui penguatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan menyelamatkan angka edukasi melalui penenkanan angka pernikahan dini. Ide gagasan karya film pendek ini secara jelas dapat dilihat dari tujuan pembuatan karya film pende sebagai berikut:

1.     Penguatan kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Klabang terkait pentingnya pendidikan.

2.     Membangun kesadaran masyarakat akan bahaya pernikahan dini.

3.     Sebagai strategi peningkatan partisipasi sekolah yang pada akhirnya mendorong peingkatan IPM di kabupaten Bondowoso.

4.     Peningkatan kuantitas peserta didik SMKN 1 Klabang

5.     Menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara efektif memutus mata rantai kemiskinan masayarakat Kecamatan Klabang.

 

d. Sinopsis

Film Bedo Karep ini melukiskan kisah pilu menyayat hati dari mimpi mulia seorang gadis desa yang mempunyai sepirit of ngeyel untuk terus menggapai mimpinya bisa berseragam sekolah namun terhadang tembok tinggi yang begitu kokoh. Tembok kokoh nan tinggi itu terihat sangat sulit dirobohkannya, bukan karena gadiscantik berhati mulia itu tidak punya kekuatan untuk merobohkannya. Akan tetapi, karena kemuliaan hatinya lah yang membuatnya tak kuasa untuk memukulnya, dan hanya bisa menangis serta merangkulnya.

Tembok tinggi dan kokoh itu tidak lain adalah perwujudan dari sosok ayah dan ibunya, dua sosok yang sangat dihormati dalam setiap harap dan amanatnya. Kenyataan pahit ini memaksa Almira untuk terus hanya bisa menangis tersedu dengan hati yang sangat pilu, berdiri diantara harus tunduk patuh pada keinginan malaikat tanpa sayapnya atau tetap terbang tinggi meraih mimpi meski harus menyakiti.

Suara tangisan Almira tentunya terus bergema menghantam tembok kamarnya yang hanya teruat dari anyaman bambu yang tak rapi. Sadar diri dan posisi sebagai anak yang terlahir dari keterbatasan, di mana sang ayah yang hanya buruh tani dan malaikat tanpa sayapnya yang hanya pembantu rumah tangga lulusan SD kiranya menjadi kelemahan dan ancaman baginya untuk mengurungkan niat terbang ke langit tinggi untuk memetik bintang.

Tangisnya pun semakin tak terkendali, seperti petir halilintar yang datang bertubu-tubi, ketika wujud kasih sayang ayah ibunya diucapkan dengan lirih dan penuh harap, yakni ingin menikahkannya agar tunai sudah kewajibannya di dunia. Lantas, apakah Almira akan terpasung dalam duka di tengah gempuran pernikahan dini atau bahkan akan tetap nekat melesat terbang tinggi mencapai istana bintang sebagai bentuk jihat memutus mata rantai kemiskinan dengan sekolah? 

 

e. Naskah/Alur Cerita

Scene 1 Ext : Almira menyadari banhwa dirinya terlahir dari kehidupan yang penuh keterbatasan, bukan seperti banyak anak lainnya yang terlahir berkecukupan dan tidak pernah bingung mau melanjutkan sekolah kemana, bahkan diarahkan oleh orang tuanya untuk melanjutkan ke sekolah pilihan.

 

Scene 2 Ext : Almira lahir dari seoarang ayah buruh tani yang tidak lulus SD, pekerjaan dan upahnya tergantung orang yang meminta bantuan kepadanya, sementara itu ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga yang hanya lulusan SD.

 

Scene 3 Ext : Awalnya ayahnya ingin anaknya untuk memperoleh pendidikan tapi mearangnya untuk sekolah, tentunya karena keterbatasan biaya. Ibunya hanya bisa menangis tersedu saat Almira mengungkapkan isi hatinya untuk bisa sekolah seperti teman-temannya.

 

Scene 3 Ext : Almira mempunyai semangat tinggi untuk bisa sekolah, harapannya adalah merubah kondisi hidupnya lebih baik pada masa depan nanti, Almira juga yakin bahwa satu-satunya cara memutus mata rantai kemiskinan hidupnya adalah dengan pendidikan.

 

Scene 4 Ext : Almira mencoba untuk tidak menyerah pada keadaan bahwasannya dia harus terus bertekad untuk bisa sekolah dan suatu saat nanti bisa mengangkat derajat orang tuanya.

 

Scene 5 Ext : Keyakinan Almira semakin kuat tatkala membaca profil Presiden Joko Widodo yang terlahir miskin dan penuh keterbatasan namun pada akhirnya bisa sukses seperti sekarang dan semuanya diyakini karena pendidikan.

Scene 6 Ext : Almira menangis hebat, orang tuanya ingin menikahkannya secepatnya sebagai jalan untuk cepat tuntaskan kewajiban orang tua di dunia.

 

Scene 7 Ext : Almira di tengah persimpangan jalan pilihan Bedo Karep antara keinginannya yang mulia namun terasa berdosa karena tidak sesuai dengan keinginan orang tuanya.

Scene 8 Ext : Almira menemukan jalan tengah yang cerdas, menemukan SMKN 1 Klabang yang bisa menjaminnya bisa sekolah gratis sampai lulus, berikut seragam dan perlengkapan lainnya.

 

Scene 9 Ext : kedua orang tuanya menyeka air mata Almira dan mengijinkannya untuk bisa sekolah asalkan benar-benar sekolah gratis.

 

Seene 10 Ext : Almira bahagia, meski awalnya Bedo Karep namun pada akhirnya dia bisa mencampai mimpinya untuk bisa berseragam sekolah.    

 

f. Pesan Moral

Pesan moral yang disampaikan pada film pendek Bedo Karep ini adalah sebagai berikut;

1.     Pentingnya pendidikan untuk perubahan kualitas hidup lebih baik

2.     Pentingnya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan anak bagi orang tua

3.     Pentingnya dukungan orang tua terhadap keberlangsungan pendidikan anak

4.     Pentingnya orang tua untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak dalam upayanya mencapai bahkan melampui mimpinya melalui pendidikan.

5.     Pentingnya orang tua sadar diri akan bahaya pernikahan dini.

 

KONSEP PRODUKSI

 

a. Directors statement

Cerita ini berangkat dari permasalahan sosial yang banyak terjadi di masyarakat sekitar, bahwasannya tentang tingginya budaya pernikahan dini. Pernikahan dini dianggap menjadi solusi cepat bagi orang tua untuk menuntaskan kewajibannya pada anak di dunia, mulai dari melahirkan, memberinya makan, hingga menikahkan.

Langkah instant tersebut tidak disadari akan menjadi malapaetaka awal dari perjalanan hidup anak. Sementara itu, di tengah kencangnya keinginan orang tua tersebut, masyarakat nyaris tidak menemukan sekolah yang dapat menjawab kebutuhan mendasarnya,yakni sekolah yang bisa terjangkau pembiayaannya sehingga tidak memberatkan para orang tua. Di sisi lain, fenomena banyak lulusan SMK yang tidak bekerja padahal telah menghabiskan banyak biaya saat sekolah menjadi penguat orang tua tidak menyekolahkan anaknya.

Penulis cerita dapat memaklumi pandangan pendek para orang tua tesebut, akan tetapi penulis lebih mengajak kepada masyarakat untuk mereduksi tingginya angka pernikahan dini dan semakin menguatkan angka edukasi.

 

b. Directors Treatment

 

 

Pertama dan terutama, saya ingin film ini memberikan kehangatan pencerahan. Tema besar film ini adalah pendidikan. Pendidikan adalah taman yang indah yang menyenangkan, bukanlah tempat mahal penuh persaingan. Oleh karena itu, saya ingin film ini memberikan kesan itu, baik melalui karakternya maupun secara visual. Kedua, saya ingin menyajikan perubahan bertahap di awal dan akhir film pendek ini. Pendekatan ini saya pilih agar penonton bisa merasakan perubahan yang signifikan. Cerita film ini sudah menyajikan pergerakan situasi positif yang diberikan Almira, saya rasa visual film ini juga harus menggarisbawahi itu. Misalnya, penataan rambut/busana/rias di awal film ketika Almira merasa berjuang sendiri dalam mencapai mimpi harus terasa kontras dengan akhir film ketika Almira berhasil menyatukan kembali sebuah keluarga. Terakhir dan tidak kalah penting, saya ingin film ini terasa sinematik. Saya tidak ingin film ini terasa seperti menonton iklan. Saya ingin penonton menonton film pendek yang menyajikan sajian yang sinematik. Misalnya, penggunaan shallow depth of field (kedalaman gambar), aspect ratio 2.35:1, low key lighting, dan sebagainya.

 

c. Peralatan Produksi dan Properti

Adapun beberapa peralatan produksi dan properti Film pendek Bedo Karep antara lain; kamera, lensa, audio, filter, Steadicam or Shoulder Rig, Tripod, lighting, gimbal, Clapper Board, dan peralatan editing.

 

d. Cast dan Kru

Secara garis besar, produksi film pendek Bedo Karep ini dibagi ke dalam beberapa departemen. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh kepala masing-masing. Masing-masing departemen memiliki fungsi dan perannya dan bekerjasama untuk mewujudkan visi sutradara. Departemen-departemen tersebut antara lain departemen produksi (dipimpin produser), departemen penyutradaraan (dipimpin sutradara), departemen artistik (dipimpin penata artistik / production designer), departemen kamera (dipimpin penata kamera), departemen suara (dipimpin penata suara), departemen kostum (dipimpin penata kostum utama), departemen makeup (dipimpin penata rias utama), departemen post-production (dipimpin post-pro supervisor).

 

e. Lokasi dan Waktu Pengambilan Video

Adapun lokasi pengambilan gambar dilakukan di Desa Blimbing Kecamatan Klabang dan di SMKN 1 Klabang. Waktu pengambilan video dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan 15 Agustus 2023.

 

f. Budgeting / Pembiayaan

Tidak ada pembiayaan dalam pembuatan film pendek, dilakukan secara gotong royong bersama warga sekolah SMKN 1 Klabang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INOVASI ALAT PELAJARAN GOOGLE SITES

(Pada Pembelajaran Matematika Materi Turunan Fungsi Aljabar Kelas XII SMKN 1 Klabang)

Sulusianah, M.Pd

 

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Ditengah Pandemi Covid-19, Pendidik dituntut lebih adaptif sesuai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidik diharapkan dapat memanfaatkan dan menggunakan hasil teknologi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran. Alat bantu atau alat peraga dimanfaatkan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.

Alat peraga yang digunakan untuk proses pembelajaran tidak harus memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Penggunaan alat peraga sederhana yang murah dan efisien memudahkan seorang pendidik dalam mengoperasikan alat tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 

B. Tujuan

Tujuan pembuatan alat peraga :

1.     Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar

2.     Membuat peserta didik senang dan Bahagia walaupun harus belajar dari rumah

C. Manfaat 

Manfaat alat peraga :

1.     Meningkatkan kinerja pendidik

2.     Diharapkan proses belajar mengajar menjadi lebih kontekstual, jelas dan menarik

3.     Diharapkan kompetensi dasar yang harus dicapai dapat terlaksana

4.     Meningkatkan prestasi peserta didik

 

PEMBAHASAN

 

A. RANCANGAN DAN DESAIN

Sebelum membuat Google sites kita harus menyiapkan Form Daftar Hadir, Materi, Vidio, Form Tugas serta Quis yang akan ditampilkan dalam Google sites.

 

B. ALAT DAN BAHAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


1.     Form daftar hadir

2.     Materi yang akan disampaikan

3.     Video sebagai penunjang materi

4.     Form tugas yang harus diselesaikan peserta didik

5.     Form Quiz untuk memantau seberapa besar kepahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari

 

C. PROSEDUR PEMBUATAN ALAT PERAGA

1. Kita buka Google Drive

 

 

2. Klik tanda plus (+)→Pilih lainnya→Pilih Google Site

3. Ganti Judul halaman dengan nama Mapel dan pokok Bahasan yang akan kita sampaikan

 

 


4. Klik sisipkan Teks

 

 

 

 

 

 

5. Edit latar belakang

 

 

6. Pasang gambar terkait daftar hadir, materi, video, tugas dan Quiz

link – an daftar hadir, materi, video, tugas dan Quiz dengan file yang telah kita siapkan pada Google drive

 

7. Ganti situs tanpa judul dengan Matematika

 

8. Tambahkan logo

 

9. Ganti logo serta Favicon

10. Klik publikasikan

11. Isi alamat web→Publikasikan

 

D. PENGGUNAAN ALAT PERAGA

1.     Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peserta didik harus menginstal aplikasi Google Sites di androidnya masing-masing.

2.     Peserta didik membuka laman web yang dibagikan oleh pendidik lewat group wa.

 

PENUTUP

 

A. KESIMPULAN

Media tidak selalu identic dengan mahal karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya. Media cangih, yaitu media yang identic dengan mahan dan media sederhana yang tidak memerlukan biaya mahal. Media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri sesuai kreatifitas pendidik. Dalam kesempatan ini kami telah membuat media sederhana yang mudah dan menarik serta mudah dimengerti oleh peserta didik, media ini dibuat dalam bentuk Google Sites.

 

B. SARAN

Saran dari penulis mengenai media ii adalah, semoga kedepannya media-media sederhana seperti ini lebih dikembangkan lagi kepada peserta didik, sehingga peserta didik lebih semangat lagi dalam belajar walau harus dari rumah.

DAFTAR PUSTAKA

 

https://www.slideshare.net/SafridaZukhruf/laporan-alat-peraga-sederhana diakses pada tanggal 5 agustus 2020

https://salamadian.com/pengertian-media-pembelajaran/ diakses pada tanggal 5 agustus 2020

https://www.youtube.com/watch?v=tlAk-CyAqJq diakses pada tanggal 5 agustus 2020

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BENGKEL HATI SEBAGAI MEDIA PENGUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMKN 1 KLABANG

Novie Ariyanti, S.Pd

 

 

PENDAHULUAN

 

1. Latar Belakang

Pada perkembangan zaman yang semakin maju dan boleh dikatakan zaman abad 21, peritiwa yang mendera dunia pendidikan dengan adanya Gaget ( HP ) yang di jual bebas dan dimiliki para generasi muda dari yang masih balita sampai dewasa, sangat mempengaruhi pada perkembangan karakter dan perkembangan peserta didk saat ini.

Akibatnya peristiwa ini mendera bangsa kita yang sudah merambah pada golongan elit sehingga meningkat pula kriminalitas, tingginya kasus korupsi, dan penegakan hukum yang sepertinya masih jauh dari harapan nilai keadilan.

Kejadian tersebut memberi kesan seakan-akan bangsa kita sedang mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri yang berkepanjangan. Peristiwa demi peristiwa di atas menunjukkan segelintir sebuah kegagalan dalam bidang pendidikan.

Fatalnya pendidikan adalah ketika produk didik tak lagi memiliki kepekaan nurani yang berlandaskan moralitas. Padahal substansi pendidikan adalah memanusiakan manusia, menempatkan kemanusiaan pada derajat tertinggi dengan memaksimalkan karya dan karsa. Ketika produk pendidikan berada pada tingkatan terburuk maka pendidikan nilai/moral memang sangat diperlukan atas dasar argumen adanya kebutuhan nyata dan mendesak. Permendiknas N0.45/2006 setiap rumusan SKL secara implisit dan eksplisit termuat substansi nilai/karakter. Dewasa ini dalam masyarakat yang cepat berubah, pendidikan karakter bagi anak merupakan hal yang sangat penting. Pada era global, anak akan dihadapkan pada banyak pilihan tentang nilai yang buruk dianggapnya baik atau sebaliknya. Pertukaran dan pengikisan nilai-nilai suatu masyarakat tersebut akan terjadi secara terbuka. Nilai-nilai yang dianggap baik oleh suatu kelompok masyarakat bukan tak mungkin akan menjadi luntur digantikan oleh nilai-nilai baru yang belum tentu cocok dengan budaya masyarakat. Nilai bagi seseorang tidaklah statis, akan tetapi selalu berubah.

          Oleh sebab itu, sistem nilai yang dimiliki seseorang itu bisa dibina dan diarahkan. Agama dinilai di atas segalanya, maka nilai-nilai yang lain akan bergantung pada nilai agama. Maka dari itu sikap seseorang sangat tergantung pada sistem nilai yang dianggapnya paling benar, dan kemudian sikap itu yang akan mengendalikan perilaku  orang tersebut. Tantangan saat ini dan masa yang akan datang, bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa.

Kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter di sekolah menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa. Kearifan lokal dapat berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang luhur. Dengan kata lain, kearifan lokal bisa menjadi sumur yang tak kunjung kering di musim kemarau panjang, nilai-nilai kebijaksanaan bagi perwujudan cita-cita bangsa yang seimbang, baik secara lahiriah maupun batiniah dan berfungsi sebagai penyaring bagi nilai-nilai berasal dari luar, kearifan lokal dapat juga digunakan untuk meredam gejolak-gejolak yang bersifat intern. Misalnya konflik siswa dengan teman sebaya di sekolah.

Permasalahan yang muncul di sekolah lebih banyak mengarah pada perselisihan antar teman, beda pendapat, adanya group/kelompok tertentu, percintaan dan yang paling dominan permasalahan muncul akibat broken home dan berada pada lingkungan yang salah. Di sekolah siswa dalam mengatasi masalahnya baik ingin curhat (mencurahkan isi hati) atau hal-hal yang timbul menurunnya semangat belajar akan di bantu Guru Bimbingan Konseling bekerjasama dengan wali kelas masing-masing dalam mencari solusinya. Ruang BK/Bimbingan Konseling saya buat istilah lain yaitu Bengkel Hati.

Era globalisasi dan proses demokrasi yang semakin kuat dan beragam disatu pihak, dan dunia persekolahan sepertinya lebih mementingkan penguasaan. Pendidikan karakter bangsa diharapkan mampu menjadi alternatif solusi berbagai persoalan tersebut. Kondisi saat ini tampaknya menuntut pendidikan karakter yang perlu ditransformasikan. Miris dan keprihatinan atas kondisi bangsa kita dengan maraknya peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini, memberi kesan seakan-akan bangsa kita sedang mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri yang berkepanjangan. Dalam kondisi saat ini pendidikan nilai/moral memang sangat diperlukan atas dasar argumen adanya kebutuhan nyata dan mendesak berdasarkan kearifan lokal, dan dapat dilaksanakan melalui pembelajaran afektif di sekolah.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jika dicermati 5 (lima) dari 8 (delapan) potensi peserta didik yang ingin dikembangkan sangat terkait erat dengan karakter. 

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk menulis best practice yang berjudul: “Bengkel Hati Sebagai Media Penguat Profil Pelajar Pancasila Di SMK Negeri 1 Klabang”, dalam menemukan titik relevensinya dengan berbagai hal yang ada kaitannya dengan pendidikan karakter peserta didik.

 

2. Rumusan Masalah Penulisan Best Practice

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan best practice ini adalah sebagai berikut:

1.     Bagaimana Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Klabang terlaksana dengan baik ?

2.     Bagaimana penerapan dan penanaman karakter yang berjiwa Pancasila Guru Bimbingan Konseling ( Konselor ) pada peserta didik di SMK Negeri 1 Klabang?

 

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan best practice di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1.     Untuk meningkatkan mutu dan fungsi Guru Bimbingan Konseling (Konselor) di SMK Negeri 1 Klabang.

2.     Untuk mendeskripsikan penerapan dan penanaman karakter yang berjiwa Pancasila Guru Bimbingan Konseling (Konselor) pada peserta didik di SMK Negeri 1 Klabang?

 

4. Manfaat Penulisan

Best practice ini disusun sebagai bentuk laporan pengalaman penulis dalam merealisasikan manfaat ruang BK di sekolah, dengan demikian manfaat yang diperoleh dengan adanya penulisan ini adalah :

a.      Sebagai bahan masukan bagi Bapak/Ibu Guru di sekolah khususnya juga peserta didik SMK Negeri 1 Klabang tentang pelaksanaan peningkatan pendidikan karakter sesuai dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

b.     Sebagai bahan masukan bagi Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim di Bondowoso dan Instansi yang berkepentingan untuk terus mendorong pengamalan nilai-nilai Pancasila.

c.      Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Propinsi Jatim untuk terus mendukung program peningkatan pentingnya pengamalan nilai-nilai Pancasila khususnya pendidikan karakter yang berjiwa Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

 

PEMBAHASAN

 

1) Visi Sekolah

“Terbentuknya Generasi Yang Beriman, Berdaya, Bermartabat, Berprestasi dan Berbudaya Lingkungan.”

 

2) Misi Sekolah

a.      Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada K13

b.     Meningkatkan mutu pembelajaran dengan strategi Lesson Study

c.      Membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai yang sesuai dengan perkembangan jaman

d.     Meningkatkan  profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan

e.      Melaksanakan pengembangan sarana/prasarana dan fasilitas sekolah

f.      Melaksanakan manajemen sekolah yang partisipatif dan akuntabel

g.     Melaksanakan pengembangan sistem penilaian yang sesuai dengan K13

h.     Mengoptimalkan pemanfaatan dan pembiayaan pendidikan

i.       Mewujudkan kedisiplinan dan kepribadian yang mulia

j.       Melaksanakan pendidikan karakter yang berorientasi pada budaya bangsa dan kewirausahaan.

 

3) Tabel Guru dan Siswa Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Klabang

 

 

 

 

Tabel 3.1 Siswa SMK Negeri 1 Klabang

KELAS

JUMLAH

JUMLAH KESELURUHAN

L

P

X

97

103

200

XI

105

111

216

XII

100

92

192

TOTAL

302

306

608

 

Data diatas adalah jumlah siswa per Rombel (Rombongan Belajar) di SMK Negeri 1 Klabang.

 

Tabel 3.2 Guru BK SMK Negeri 1 Klabang

KUALIFIKASI PENDIDIKAN

PNS

GTT

JUMLAH

S3

-

-

-

S2

-

-

-

S1

2

-

2

TOTAL

2

-

2

 

Dari data guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 1 Klabang tersebut dapat diketahui bahwa :

1. Dari  guru yang mengajar di SMK Negeri 1 Klabang terdapat tiga orang guru yang lulusan S1.

2. Dari jumlah guru BK yang ada memiliki peran masing-masing dalam membimbing dan memberi pelayanan pada setiap tingkatan kelas secara berkelanjutan dari kelas X, XI dan XII agar Bimbingan Konseling dapat terlaksana dengan baik. Guru BK di sekolah kami di antaranya :

a.      Novie Ariyanti, S.Pd

Yaitu guru pembimbing kelas X dan XII dan akan mendampingi kelas tersebut sampai berkelanjutan ke kelas XII.

b.     Wijayanto, S.Pd

Yaitu guru pembimbing kelas XI dan akan mendampingi kelas tersebut sampai berkelanjutan ke kelas XII.

 

4) Standar Guru BK di SMK Negeri 1 Klabang

a. Standar Ruang BK

Memiliki letak lokasi Bimbingan Konseling mudah di akses (strategis) oleh konseli tetapi tidak terlalu terbuka.

1)     Ruang tamu

2)     Ruang Konseling

3)     Ruang data

4)     Ruang staf BK

5)     Ruang BK sangat memenuhi syarat kenyamanan dan keamanan bagi konseli untuk berkonsultasi.

 

b. Standar Isi

1)     Dokumen BK sekolah tersusun lengkap

2)     Pengelolaan kegiatan bimbingan/layanan terlaksana dengan baik

3)     Beban belajar, kalender pendidikan, dan muatan kurikulum sudah disosialisasikan secara memadai

 

C. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Guru BK

1)     Jumlah tenaga pendidik sudah memenuhi rasio banyaknya Rombel

2)     Kualifikasi akademik dari BK 2 guru, 2 guru lulusan S1 sesuai bidang yang diajarkan.

 

5) Peran Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah  Guru yang  di  beri  tugas tambahan. Kepala sekolah  merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan  dalam  meningkatkan  kualitas pendidikan. Mulyasa (2005:24) menyatakan bahwa : “erat hubungannya  antara  mutu kepala sekolah dengan berbagai  aspek  kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, dan iklim sekolah”. Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang kondusif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan di sekolah.  Hal  ini  sesuai dengan  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Sekolah, disebutkan bahwa “Kepala  sekolah  mengelola  guru dan  staf  dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara  optimal,  menciptakan budaya dan iklim  sekolah  yang  kondusif dan inovatif bagi pembelajaran”. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin dan motivator kami sebagai Guru BK di sekolah.

6) Bagaimana Penerapan dan Penanaman Bimbingan Konseling sebagai wadah konseling di sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, penyelenggaraan sistem pendidikan salah satu unsur pendidikan yang penting dan berperan adalah seorang guru. Dalam  pelaksanaan proses belajar mengajar peran guru dalam  mengarahkan dan membentuk situasi belajar siswa sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Karena guru berfungsi sebagai motivator peserta didik untuk mendorong siswa agar belajar lebih rajin dan berhasil atas kesadarannya sendiri. Permasalahan di sekolah peserta didik tidak berhasil dalam prestasi belajarnya namun juga harus memiliki karakter yang tangguh untuk mencapai cita-cita menjadi manusia sukses yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain serta memiliki kesadaran menghargai orang lain.

Pendidikan juga bertujuan untuk membentuk nilai budaya yang menyangkut cara berpikir bebas, tanpa ada tekanan dan paksaan dari berbagai pihak dan kreatif untuk menghasilkan gagasan baru dalam mendekati suatu realitas, inovatif dalam mencari solusi permasalahan.

Disini pendidikan karakter sangat diperlukan dalam mewujudkan peserta didik yang memiliki prinsip-prisip kebenaran, saling menghargai dan kasih sayang antara sesama. Karena pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan secara utuh yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan. Siswa perlu diterapkan pendidikan karakter dengan cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan toleransi, cinta damai dan persatuan. Karakter tersebut ditanamkan kepada siswa melalui proses pendidikan dalam setiap mata pelajaran. Artinya pendidikan karakter tidak perlu berdiri sendiri namun dalam setiap mata pelajaran mengandung unsur-unsur karakter yang mulia yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap peserta didik. Karena guru sebagai agen perubahan dalam lembaga sekolah perannya sangat penting bagi kelancaran proses belajar di sekolah.

Contoh Perilaku yang setiap saat diperhatikan peserta didik adalah bagaimana guru berpenampilan, cara bicara, berperilaku, sikap guru terhadap ilmu dan komitmen guru terhadap apa yang ia katakan. Sikap perilaku guru akan mengimbas pada peserta didik. Peserta didik akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berakhlak mulia tergantung sikap perilaku guru yang memberikan contoh yang baik pula terhadap peserta didiknya, karena guru akan diguguh dan di tiru.

Bengkel Hati merupakan wadah di SMK Negeri 1 Klabang dalam menyelesaikan segala permasalahan peserta didik yang membutuhkan pendampingan dan solusi dalam mengatasi masalah masing-masing peserta didik.

Guru BK harus sigap dan tanggap akan situasi peserta didik yang jadi tanggung jawabnya di sekolah. Segala informasi akan permasalahan siswa bisa di dapat dari wali kelas atau teman-teman yang ada di sekitar lingkungan sekolah, baru guru BK mengembangkan dengan mencari info di luar sekolah untuk memperkuat bukti yang akan di sampaikan pada pihak terkait.

Di SMK Negeri 1 Klabang ruang BK sangat berfungsi dengan baik dan pandangan ruang BK sebagai Polisi Sekolah tidak ada sama sekali, bahkan siswa datang sendiri ke ruan BK untunk curhat tentang masalahnya atau sesekali duduk ngobrol bersama guru BK saat jam istrahat. Kegiatan apapun baik dalam menyelesaikan masalah harus siap dengan bukti fisik seperti dokumen data siswa dan foto selama kegiatan berlangsung. Pembinaan atau konseling bisa di lakukan di tempat atau ruangan manapun yang terpenting konseli merasa nyaman dan aman.

7) Program Kegiatan BK di SMK Negeri 1 Klabang

a. Untuk lebih memperkuat kegiatan Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Klabang, kami bekerjasama dengan Psikologi yaitu Ibu Ika Yuli D, S. Psi, M.Psi untuk bisa membantu kami sebagai guru BK untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang membutuhkan penanganan khusus agar konseli dapat teratasi dengan baik.

Gambar 1. SMK Negeri 1 Klabang bekerjasama dengan Psikologi

 

b. Membangun Pelayanan Bimbingan dan Konseling kami Bersinergi Tim Konselor Sebaya dalam Mencapai Sehat Psikologis Siswa Bermartabat SMK Negeri 1 Klabang.

Kelompok teman sebaya adalah suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status. individu satu dengan individu lainnya yang mana dalam kategori usia, jenjang pendidikan, dan status.Dengan di bentuknya Tim Teman Sebaya di sekolah untuk mempermudah teman sebayanya mengungkapkan masalahanya dan membantu Guru BK mendapatkan informasi-informasi lebih luas lagi dan manfaat hubungan teman sebaya adalah mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan menjalin keakraban, meningkatkan hubungan dengan teman, dan termotivasi untuk berprestasi.

 

Gambar 2. Tim teman sebaya bersinergi dengan Psikologi dan Konselor.

c. Mengadakan pembinaan pada siswa yang melakukan pelanggaran untuk terus memantau akan sikap perilaku yang negatif di bimbing ke perilaku positif dengan sabar dan telaten sampai peserta didik sadar akan kesalahannya dan mau memperbaiki perilakunya. Kegiatan konseling bisa di lakukan di manapun demi kenyamanan peserta didik dengan asas kerahasiaan.Asas kerahasiaan menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien/konseli) yang menjadi sasaran layanan.Guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

 

Gambar 3. Konselor memberikan pembinaan pada konseli

d. Melakukan home visit / kunjungan ke rumah siswa yang sudah lama absen untuk memastikan bahwa siswa tersebut benar-benar sakit  dan memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang suasanan rumah atau keluarga siswa.Demi kelancaran proses belajar dan absensi siswa di sekolah,guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan Walikelas untuk bersama-sama mencari solusi pada permasalahan peserta didiknya.

 

Gambar 4. Home Visit untuk memastikan kondisi siswa yang lama tidak sekolah.

 

Kegiatan di atas sebagian gambaran dari beberapa kegiatan kami sebagai Guru Bimbingan Dan Konseling yang bekerjasama dengan Psikologi,wali kelas dan Tim Teman Sebaya,demi terwujudnya peserta didik yang beriman,bertaqwa dan memiliki moral yang berjiwa Pancasila.

 

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

A. SIMPULAN

 

Peserta didik karakter yang ditanamkan adalah cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan toleransi, cinta damai dan persatuan.

Karena pendidikan yang mengembangkan karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa membantu mengembangkan sikap etika, moral dan tanggung jawab, memberikan kasih sayang kepada anak didik dengan menunjukkan dan mengajarkan karakter yang bagus. Hal itu memberikan solusi jangka panjang yang mengarah pada isu-isu moral, etika dan akademis yang merupakan perhatian dan sekaligus kekhawatiran yang terus meningkat di dalam masyarakat. Peserta didik bisa menilai mana yang benar, sangat memedulikan tentang yang benar, dan melakukan apa yang mereka yakini sebagai yang benar walaupun ada tekanan dari luar dan dalam. Pendidikan akan secara efektif mengembangkan karakter anak didik ketika nilai-nilai dasar etika dijadikan sebagai basis pendidikan, menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif dalam membangun dan mengembangkan karakter anak didik serta menciptakan komunitas yang peduli, baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan yang mengembangkan karakter setia dan konsisten kepada nilai dasar yang diusung bersama-sama.

 

 

 

B. REKOMENDASI

 

Mengacu pada hasil penelitian mengenai best practice Bengkel Hati Sebagai Media Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMK Negeri 1 Klabang , peneliti berharap dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk peneliti selanjutnya antara lain menambah variasi teknik pengumpulan data seperti teknik studi dokumentasi, menambah jumlah subjek penelitian dalam hal ini tidak fokus pada beberapa peserta didik saja. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pendidikan karakter yang berjiwa pancasila di kalangan remaja ,sehingga dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap pelaksanaan Bengkel Hati sebagai wadah penyelesaian masalah klien. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan sumbangan ilmu bagi semua guru dan kalangan masyarakat ditinjau dari Bengkel Hati sebagai wadah konseling bagi peserta didik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMANFAATAN APLIKASI KINEMASTER

(Dalam Pembelajaran Administrasi Pajak

Kelas XI Akuntansi)

Fitriani Maulida, SE

 

PENDAHULUAN

 

1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Faktanya, memang tidak semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya, tetapi jika dilakukan perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh lebih banyak yang bisa mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah mengecap pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal.

Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari teknologi karena salah satu faktor suksesnya pendidikan di Indonesia ialah kemajuan teknologi. Hasil dari itu tidak terlepas dari tangan-tangan peserta didik yang giat belajar menciptakan sesuatu teknologi yang memudahkan seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Dunia pendidikan akan mengalami kemajuan pesat apabila pemanfaatan media di bidang pendidikan dilakukan secara maksimal. Di era globalisasi sekarang ini pendidikan yang lebih menekankan pada kreativitas dan hubungan-hubungan antara manusia yang bernilai ekonomi tinggi menjadi lebih menonjol. Fakta ini membuktikan bahwa pendidikan itu dinamis bukan statis, mengikuti perkembangan zaman, dan peranan pendidikan untuk memajukan bangsa Indonesia terbukti dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam memajukan bangsa jelas terlihat dalam Pembukaan UUD 1945, menyebutkan secara eksplisit untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan yakni lemahnya proses pembelajaran. Pembelajaran dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga memperoleh tujuan yang dipelajari. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Proses belajar pada hakikatnya adalah komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu kepada penerima pesan. Selain itu, masalah yang terlihat dengan jelas di masa sekarang, buku paket hanya menjadi pajangan, di perpustakaan bukan karena peserta didik kurang membaca melainkan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga peserta didik dominan menggunakan smartphone sebagai sarana belajar dalam memperoleh pengetahuan ketimbang menggunakan buku paket.

Media pembelajaran memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut Wibawanto (2017) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah: a) memperjelas penyajian pesan supaya tidak perlu verbalitas, b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar digantikan dengan realita, gambar film bingkai, film atau model. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar. c) dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat di atasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk menimbulkan motivasi belajar, memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan secara seperti nyata, memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. d) dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diantara peserta didik, sementara kurikulum dan materi pelajaran di tentukan sama untuk semua peserta didik dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu, memberikan pembelajaran yang sama mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.

Pendidik bisa mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan teknologi yang setiap masa mengalami kemajuan yang pesat dan tentunya berpengaruh pada dunia pendidikan sehingga terciptalah media yang dapat membantu pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif, dan menyenangkan adalah tujuan dari proses pengajaran dan tujuan pendidikan sekarang bagi pendidik tidak hanya menanamkan pemahaman terhadap disiplin ilmu, tetapi harus mampu melampaui pemahaman tersebut. Memperjuangkan berpadunya kecerdasan dan moralitas, mau berbagi, mengedepankan hidup bersama, berkualitas, berjuang bersama melawan kemiskinan dan kebodohan, menciptakan suatu dunia, tempat beragam manusia yang hidup di dalamnya, merupakan tujuan dari pendidikan di era kekinian.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk menulis best practice yang berjudul: “Pemanfaatan Aplikasi Kinemaster Dalam Pembelajaran Administrasi Pajak Kelas XI Akuntansi Di SMKN 1 Klabang ”, dalam menemukan titik relevensinya dengan berbagai hal yang ada kaitannya dengan akademik sebagai kajian aktual.

 

2. Rumusan Masalah Penulisan Best Practice

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan best practice ini adalah sebagai berikut:

1.     Bagaimana pelaksanaan pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang?

2.     Bagaimana peningkatan hasil belajar pada pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang?

 

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan best practice di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1.     Mengetahui pelaksanaan pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang.

2.     Mengetahui peningkatan hasil belajar pada pemanfaatan kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang.

 

4. Manfaat Penulisan.

Best practice ini disusun sebagai bentuk laporan pengalaman penulis dalam merealisasikan hasil belajar di kelompok kerja, dengan demikian manfaat yang diperoleh dengan adanya penulisan ini adalah :

1.     Secara teoritis, Dengan penelitian ini, diharapkan bisa memperkaya wawasan atau pengetahuan mengenai pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang

2.     Secara praktis

a.      Bagi Kepala Sekolah Dapat meningkatkan mutu pendidikan serta membentuk kemampuan berpikir peserta didik.

b.     Bagi Guru Bisa dijadikan sebagai bahan referensi serta acuan dalam rangka menggunakan metode dalam pembelajaran.

c.      Bagi Peneliti Memberikan pengalaman serta menambah wawasan penelitian mengenai pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang.

 

KAJIAN TEORI

 

A. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya. Dengan adanya media pembelajaran, kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik, selain itu pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan. Pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata construction dan instruction. Construction dilakukan untuk peserta (peserta didik yang pasif), sedangkan instruction dilakukan oleh peserta didik (peserta didik aktif). Namun prinsip konstruktivisme pengetahuan, yang berarti bahwa belajar membutuhkan manipulasi yang dipelajari secara aktif, bukan membutuhkan manipulasi materi yang pelajari secara aktif, bukan secara pasif.

Pembelajaran juga dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga memperoleh tujuan yang dipelajari dengan demikian, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah semua bentuk fisik yang digunakan pendidik untuk penyajian pesan dan memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa bahan yang bersifat tradisional seperti, kapur tulis, handout, gambar, slide, OHP, objek langsung, video tape, atau film begitu pula dengan bahan dan metode terbaru seperti komputer, DVD, CD-ROM, internet dan konferensi video interaktif.

Media pembelajaran berkaitan dengan sumber belajar dan alat peraga. Sumber Peraga dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang dimana peserta didik dapat berinteraksi belajar dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja. Perangkat adalah perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk menciptakan video training, yang kemudian direkam atau dihasilkan sebagai materi atau bahan.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk membantu merangsang pikiran, perasaan, kemampuan dan perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas. Media tersebut dapat berupa alat ataupun bahan mengajar media pembelajaran adalah bahan, alat atau segala sumber daya yang digunakan dalam proses penyampaian informasi pendidik kepada peserta didik baik berbentuk fisik ataupun piranti lunak. Dengan demikan, media pembelajaran memiliki tiga peranan, yaitu peran sebagai penarik perhatian, peran komunikasi, dan peran ingatan/penyimpanan. Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, pendidik dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar.

Media pembelajaran memiliki empat fungsi yaitu atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. 41 Fungsi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang di tampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik. Fungsi kognitif media visual dari temuan visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali, untuk mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi.

Secara umum kegunaan media pembelajaran sebagai berikut: a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual, b) mengatasi keterbatasan ruang waktu, dan daya indra, seperti objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilakan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, c) penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk meningkatkan prestasi belajar, d) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi pserta didik terhadap isi pelajaran, e) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan pendidik, masyarakat, dan lingkungan.

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada peserta didik. Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman peserta didik, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Dengan demikian, fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.

Media diciptakan bukan hanya untuk guru tapi lebih diutamakan kepada peserta didik keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai integral pembelajaran di kelas atau cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut: a) penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, Setiap pendidik yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para pendidik menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada peserta didik sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dam aplikasi lebih lanjut, b) pembelajaran lebih menarik. Media dapat diasosiakan sebagai penarik perhatian dan peserta didik tetap terjaga dan memperhatikan, kejelasan, daya tarik image yang berubah-ubah. Penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan peserta didik berpikir yang menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat, c) pembelajaran menjadi lebih aktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi peserta didik umpan balik dan penguatan, d) lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh peserta didik, e) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas, f) pembelajaran dapat diberikan kapan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu, g) sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, h) peran pendidik dapat berubah ke arah yang lebih positif beban pendidik untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara pendidik dengan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media menurut Rasyid (2018) yang lebih rinci misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu: a) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, b) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, c) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, d) efisiensi dalam waktu dan tenaga, e) meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, f) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. g) media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar, h) merubah peran pendidik ke arah yang lebih positif dan produktif.

Manfaat media pembelajaran yang lebih praktis dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: a) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, b) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik.

 

B. Kinemaster

Kinemaster salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, media yang dapat mempermudah pendidik dalam menjelaskan materi pembelajaran. Kinemaster ini memiliki fitur-fitur sehingga pendidik dapat mengolah materi pembelajaran dalam bentuk sebuah video, dengan adanya media kinemaster ini pembelajaran semakin menarik dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

Indriani dan Tangson (2018) kinemaster merupakan aplikasi untuk mengedit video dengan tampilan komputer dengan tampilan ponsel. Aplikasi ini mendukung banyak lapisan video, audio, gambar, teks, dan efek. Video kinemaster dapat juga langsung dibagikan pada platform media sosial.  Kinemaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus dirancang untuk membantu pengguna Android dan Ios dalam memodifikasi video, dari video biasa menjadi video yang lebih menarik. Aplikasi ini memudahkan pengguna melakukan editing video dengan semua tools yang sudah disediakan di menu tampilan. Dengan hanya beberapa sentuhan, pemaduan tema, animasi, dan efek dapat menghasilkan sebuah karya imajinasi layaknya seorang editor video profesional.

Fajariyah (2018) menegaskan bahwa kinemaster merupakan program penyuntingan video secara profesional yang bisa digunakan di smartphone dengan menyunting video dari beberapa langkah-langkah dalam teks prosedur atau contoh video yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan dari teks prosedur dengan memberikan lagu atau foto agar lebih menarik tergantung isi kata kunci yang terdapat dalam video kinemaster. Peserta didik akan dengan mudah menulis dan membuat teks prosedur jika menggunakan aplikasi kinemaster di dalam smartphone tersebut. Kinemaster adalah salah satu program penyuntingan video secara profesional yang bisa digunakan di smartphone.

Langkah-langkah menggunakan kinemaster sebagai berikut: membuat proyek baru, memasukkan visual/video dari media browser, memasukkan audio recording atau file, memberikan efek dan menyunting timeline, menyimpan save video. Aplikasi kinemaster merupakan salah satu aplikasi pembuat video yang bisa didownload pada play store yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan bagi peserta didik.

Pemanfaatan media handphone dengan menggunakan aplikasi kinemaster diperlukan  strategi yang tepat, hal ini dimaksudkan agar pelajaran tidak terjebak pada sifat monoton guru menjelaskan materi pembelajaraan tetapi diajak untuk ikut berpartisipsi aktif dalam proses pembelajaran yang mengacu kepada keterampilan abad 21 yaitu 4C (communication, collaborative, critical thinking and creativity). Munculnya organisasi pergerakan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dapat diawali dengan penjelasan singkat dari guru tentang cara pembuatan video pembelajaran dengan menggunakan aplikasi kinemaster, pendidik memberikan dan mengajarkan secara singkat bagaimana proses untuk pembuatan video pembelajaran tersebut, sehingga dapat membawa suasana belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, kemudian dilanjutkan meminta peserta didik untuk mendownload kinemaster tersebut pada handphone peserta didik masing-masing dan membagi materi pembelajaran yang akan dibuat videonya (Iryani, 2020).

Kinemaster merupakan aplikasi editor video professional yang sangat lengkap untuk android. Kinemaster menjadi salah satu alasan aplikasi pilihan editor alasan dari aplikasi ini mempunyai gaya artistik dengan berbagai filter yang menarik. Filter dengan gaya yang terinspirasi dari piccasso dan juga mozaik serta terdapat berbagai banyak fitur yang unik dan juga emoji yang memberikan efek lucu dan juga menghibur (Salahudin, 2020).

Dengan adanya kinemaster pendidik dapat menyajikan materi pembelajaran yang dalam bentuk video sehingga pembelajaran semakin menarik. Manfaatnya bagi Pendidik adalah: 1). Kinemaster bisa digunakan untuk pendidik dalam pembuatan video pembelajaran. 2). Kinemaster salah satu media pembelajaran. 3). Menunjukkan kemampuan berfikir dan mengkombinasikannya melewati video animasi. 4) Kinemaster membantu menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses mengajar. Kinemaster juga dapat dinilai mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran sehingga pembelajaran bernuansa menarik dan didalam terdapat sajian berupa animasi yang berbagai macam bentuknya serta terdapat suara atau musik dalam pembuatan video tersebut. Dalam hal ini kinemaster sangat berpengaruh terhadap proses peningkatan kegiatan pembelajaran dan memberikan keefektifan untuk memahami materi yang sudah disampaikan serta meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Media kinemaster digunakan untuk melihat seberapa besar ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, seberapa besar daya pemahaman peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh guru, dan seberapa efektif media kinemaster dalam proses pembelajaran. Selain meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks prosedur yang mereka pelajari, juga dapat meningkat kreativitas mereka dibidang komunikasi dan teknologi (fajariyah, 2018).

Manfaat yang diperoleh dari media kinemaster, selain dapat mendukung proses pembelajaran, menambah minat belajar peserta didik, juga dapat meningkatkan kredibilitas sekolah karena telah menggunakan media kinemaster dalam membuat video dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru dalam hal pengembangan media berbasis video.

 

PEMBAHASAN MASALAH

 

A. Pelaksanaan Pemanfaatan Media Kinemaster dalam Pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang

Peran Pendidik adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Pendidik mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya ke kepala peserta didik dan peserta didik dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima pengetahuan yang dituangkan pendidik kepada mereka. Praktek pendidikan yang berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa, menghalangi perkembangan kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk mencapai higher order thinking.

Media merupakan alat yang digunakan untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran, maka dalam penggunaannya pun harus dipersiapkan secara benar agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Menyangkut tentang masalah pelaksanaan media ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendidik Pendidikan Agama Islam yang dimulai dengan persiapan pendidik pada proses pelaksanaan belajar mengajar.

Perencanaan pembelajaran merupakaan persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas pada setiap tatap muka yang mencakup rumusan, tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber belajar. Perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan proses belajar mengajar. Dalam hal ini perlu memperhatikan kurikulum yang digunakan. Perencanaan pemanfaatan media pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah suatu proses memikirkan dan menetapakan tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu untuk mengelola media pembelajaran pendidikan agama yang baik dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menekankan pada program rencana yang dibuat pendidik pendidikan agama Islam secara sistematis mengenai pengelolaan media pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan kinemaster. Pendidik harus mampu mengelola media pembelajaran dengan menetapkan konsep manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil peningkatan peserta didik. Dengan penerapan kinemaster dapat menjadikan pembelajaran lebih baik dan peserta didik lebih senang pada pembelajaran pendidikan agama Islam. Sejalan dengan itu perencanaan pemanfaatan media kinemaster tidak lepas dari kurikulum yang menjadi tolak ukur utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum K13 memiliki unsur yang terdiri dari skl, isi, proses dan penilaian.

Proses pembelajaran perlu memerhatikan perencanaan atau membuat perangkat pembelajaran yang disusun dengan baik memerhatikan model pembelajaran dan media apa yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis menemukan temuan media kinemaster yakni:

1.     Analisis kebutuhan peserta didik mencakup karakteristik peserta didik ( gaya belajar) kesukaan belajar, gender dan ketersedian sarana dan prasarana. Dalam hal ini gaya bejalar peserta didik memiliki IQ dibawah rata-rata, memiliki IQ sedang dan bahkan memiliki IQ yang sangat tinggi dimana melakukan proses pembelajaran ada peserta didik yang cepat menangkap ada yang lambat merespon. Peneliti melakukan penelitian di kelas XI dengan jumlah peserta didik perempuan sebanyak 23 orang dan laki-laki berjumlah 8 jadi keseluruhan berjumlah 31. Terkait dengan sarana dan prasarana sudah memiliki jaringan wifi sehingga mempermudah dalam mengelolah pembelajaran.

2.     Menyediakan bahan ajar Bahan ajar merupakan modal seorang pendidik dalam menyampaikan materi pembelajarannya kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

3.     Menyediakan Aplikasi kinemaster

 

Langkah-langkanya adalah sebagai berikut;

a.      Mencari Aplikasi di Playstore di handphone   

b.     Mengunduh dan memasang aplikasi

c.      Menjalankan aplikasi kinemaster tersebut.

d.     Membuat video kinemaster, peserta didik melakukan perekeman video atau bisa juga gambar yang berisi materi.

e.      Mengedit animasi pada saat melakukan pengeditan kinemaster.

f.      Dari penjelasan pertama sampai akhir sudah dilakukan maka proses ekspor dilakukan agar dapat menjadi video kinemaster yang utuh.

 

B. Peningkatan Hasil Belajar pada Pemanfaatan Media Kinemaster dalam Pembelajaran Administrasi Pajak Kelas XI di SMKN 1 Klabang.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek yang lain harus diperhatikan dalam memilih media. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dan stimulus terhadap pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik dalam memperjelas materi pelajaran.

Untuk menganalisis sejauh mana efektifitas pemanfaatan aplikasi kinemaster dalam mendukung pembelajaran mata pelajaran ekonomi di Smkn 1 klabang tersaji pada tabel berikut ini.

 

 

 

 

 

 

Tabel 3.1: Hasil Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Kinemaster

No.

Nama Siswa

Hasil Belajar

1

Adam Bifa Alkandiasyah

65

2

Adelia Risky Humayroh

68

3

Agil Suwandi

65

4

Amilia

67

5

Andi Fangky Mohammad Ajis

69

6

Ardiyansa Dimas Saputra

70

7

Arisul Achyar

65

8

Asiseh

67

9

Cindy Audiyatus Sholeha

68

10

Dini Nurhalisa

70

11

Dwi Ayu Febriyanti

67

12

Fitriya

65

13

Halimatus Sa'diyah

68

14

Halimatus Sakdiyah

69

15

Hanif Musayyanah

65

16

Isnin Wardania

68

17

Lailatul Rika Ansori

69

18

Mery Gitavia Hendriani

67

19

Naya Ayu Ramadani

65

20

Nur Kamila

70

21

Nurmayani

69

22

Refy Kartika

70

23

Riski Ernawati

67

24

Riski Haryanto

65

25

Sahkdiya Hup Latul Hasanah

69

26

Selly Virnanda

68

27

Serli Sartika

65

28

Siti Angraini

68

29

Sofia Ningsih

65

30

Yogi Firnanda

67

31

Diki Haerul Hasib

69

(Sumber: Dokumen penilaian)

 

Tabel 3.2: Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Kinemaster

No.

Nama Siswa

Hasil Belajar

1

Adam Bifa Alkandiasyah

80

2

Adelia Risky Humayroh

80

3

Agil Suwandi

82

4

Amilia

80

5

Andi Fangky Mohammad Ajis

80

6

Ardiyansa Dimas Saputra

85

7

Arisul Achyar

83

8

Asiseh

85

9

Cindy Audiyatus Sholeha

90

10

Dini Nurhalisa

90

11

Dwi Ayu Febriyanti

88

12

Fitriya

86

13

Halimatus Sa'diyah

80

14

Halimatus Sakdiyah

80

15

Hanif Musayyanah

86

16

Isnin Wardania

82

17

Lailatul Rika Ansori

85

18

Mery Gitavia Hendriani

82

19

Naya Ayu Ramadani

84

20

Nur Kamila

82

21

Nurmayani

85

22

Refy Kartika

88

23

Riski Ernawati

86

24

Riski Haryanto

85

25

Sahkdiya Hup Latul Hasanah

88

26

Selly Virnanda

84

27

Serli Sartika

80

28

Siti Angraini

80

29

Sofia Ningsih

82

30

Yogi Firnanda

80

31

Diki Haerul Hasib

80

(Sumber: Dokumen penilaian)

 

Berdasarkan kedua tabel di atas terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada disebabkan oleh penggunaan aplikasi kinemaster dalam mendukung pembelajaran administrasi pajak. Hal ini sesuai dengan uraian dalam materi implementasi Kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis aplikasi android itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional dan retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 5070 persen. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, siswa bersikap lebih aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukannya dengan 5 pokok pengalaman belajar yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan/ mencipta, dan mengomunikasikan kelima pengalaman belajar yang dialami siswa secara langsung tersebut meninggalkan retensi yang jauh lebih besar dibanding pembelajaran yang berpusat pada guru seperti penggunaan metode ceramah.

Selain itu, penggunaan aplikasi kinemaster dapat menghadirkan konsep atau wawasan yang tadinya abstrak menjadi lebih konkret.Permasalahan yang akan diangkat sebagai tema pembuatan teks negosiasi lisan maupun tulis, menjadi lebih mudah dipahami bila disajikan dalam sebuah tayangan berbasis kinemaster. Selain itu, hasil kinemaster yang baik juga menyediakan data, contoh, dan argumen yang cukup kuat untuk menyampaikan tesis yang dinyatakan secara tersirat oleh pembuat media. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wawan Sulaeman (2012) dan Nurheni (2013)  yang membuktikan bahwa penggunaan media aplikasi kinemaster dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Penggunaan aplikasi kinemaster dan penerapan pendekatan ilmiah dengan demikian telah mampu menjawab tuntutan Standar Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19 ayat 1 dalam Permendikbud nomor 32  tahun 2013 sebagai perubahan Permendikbug nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan  yaitu “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pembelajar untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik siswa”.

 

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitiann dan pembahasan tentang pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran administrasi pajak di Smkn 1 klabang, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1.     Perencanaan pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran Administrasi Pajak di SMKN 1 Klabang sudah di melihat dokumen RPP, kurikulum, Prota, RPP silabus materi.

2.     Pelaksanaan pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran Administrasi Pajak di SMKN 1 Klabang meningkatkan hasil belajar peserta didik secara signifikan.

3.     Peningkatan pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran Administrasi Pajak di SMKN 1 Klabang merangsang peserta didik untuk selalu menggunakan kinemaster pada mata pelajaran lainnya.

 

 

 

B. Implikasi Praktis

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan, penulis perlu memberikan beberapa rekomendasi atau saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan baik secara akademis maupun empiris sebagai berikut:

1.     Hasil kajian ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi rujukan bagi lembaga pendidikan lainnya dalam rangka menciptakan inovasi-inovasi khususnya bidang pendidikan dan pembelajaran di lembaganya.

2.     Pemerintah, dalam hal ini dinas pendidikan berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan berbagai bentuk inovasi kepada lembaga-lembaga pendidikan lainnya.

3.     Hasil penelitian ini dapat memberikan nilai tambah pada kemajuan organisasi dalam upaya menciptakan beragam inovasi lainnya agar selalu menjadi pembeda dengan organisasi lainnya.

4.     Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini khususnya para peneliti di bidang Ilmu pendidikan sebagai kajian terdahulu.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Cahya, Dewina Ningsih. “Pemanfaatan Aplikasi Videoscribe dan Kinemaster dalam Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Multimedia”. April 01 (2019): h.1

Fawaidur, Mochammad Rochman Afif Kholishon Nashoih. “Efektifitas Media Audio Visual Berbasis Kinemaster dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN 3 Jombang”. Al-Lahjah 2, no. 1 (2019): h.1. Hamid, Mustofa Abi. Media Pembelajaran. Cet. I; Yayasan kita menulis, 2019.

Iryani, Elli.“Penggunaan Handphone Sebagai Media Pembelajaran Melalui Aplikasi Kinemaster Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS di SMP Negeri 2 Banyuasin III”. 2 no. 2 (2020).

Indriani, Eka dan Tangson R. “Efektivitas Penggunaan Media Kinemaster Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Swasta Muhammadiyah 05 Medan”, Basastra 9, no. 2 (2019)

Rima, Ega Wati. Ragam Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena, 2016. Rasyid, Isran Karo-karo dan Rohani Str. Manfaat Media dalam Pembelajaran, 2018.

Salahuddin, Husein. “Efektivitas Video Animasi Berbasis Kinemaster untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Kelas VIII di Sekolah MTs. Nurul Huda Ketambul. Skripsi. Malang: Fak. Agama Islam Universitas Muhammadiyah, 2020.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Cet. I; Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Yogyakarta: Cemerlang Publisher.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara.

Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran. Cet. II; Makassar: Prenadamedia, 2019.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE SITE (MePeGoSi)

Femilia Utami Dewi, S.Pd Ekop

 

A. Deskripsi :

MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE SITE (MePeGoSi) adalah sebuah gagasan kreatif dari saya selaku guru agar pembelajaran menjadi kekinian, menarik, dan menyenangkan. Internet diakui telah banyak membantu meringankan tugas manusia tanpa terhalang oleh jarak dan waktu. Berangkat dari kenyataan diatas, saya mencoba memanfaatkan Internet melalui Google Site yang dimiliki guru dalam membuat sebuah karya inovatif untuk membantu kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dalam artian secara sinkron dan asinkron.

Berkaitan dengan pemanfaatan Media Pembelajaran dengan menggunakan Google Site, perlu dipersiapkan sumber daya yang dapat merencanakan, membuat, melaksanakan, mengevaluasi dan menilai pembelajaran dengan cara daring dan luring pula. Salah satunya dengan pemanfaatan Google Site. Google Site adalah media yang tidak hanya memuat teks saja, namun juga foto, audio dan video dan grafis komputer yang berhubungan dengan topik tertentu.

 

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan MePeGosi adalah membantu peserta didik lebih memahami pembelajaran secara menarik, interaktif dan memberikan pengalaman belajar yang bervariasi sehingga guru berhasil membimbing/mengarahkan/menjadi fasilitator bagi peserta didik.

 

C. Manfaat

Manfaat dari MePeGosi antara lain:

1. Bagi Peserta Didik

a.      Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sebagai pemegang kendali kegiatan pembelajaran

b.     Peserta didik mendapatkan pengalaman pembelajaran menarik berbasis IT

c.      Peserta didik bisa belajar secara sinkron dan asinkron

 

2. Bagi Guru

a.      Guru mengurangi biaya kegiatan pembelajaran dengan lesspaper

b.     Guru meningkatkan kompetensi IT-nya

c.      Guru mempermudah metode pembelajaran dengan media pembelajaran yang kekinian dan menarik bagi siswa

d.     Guru bisa memberikan inspirasi bagi rekan guru yang lain

 

3. Bagi Sekolah

a.      Sekolah berhasil menerapkan pembelajaran dengan pengoptimalan teknologi dalam pembelajaran

b.     Sekolah berhasil menerapkan lesspaper di lingkungan sekolah.

 

D. Rancangan

Rancangan MePeGosi dapat digambarkan sebabagi berikut:

 

 

E. Proses Pembuatan

MePeGosi bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan. Dalam pembelajaran bisa diterapkan pada semua mata pelajaran. Jika belum memahami cara pembuatan google site bisa belajar secara ototidak atau belajar kepada teman yang memahami. Untuk belajar ototidak bisa membuka link https://support.google.com/a/users/answer/9310491?hl=id. Di dalamnya sudah terdapat semua petunjuk cara pembuatan google site dari awal. Google site ini juga merupakan website pribadi guru dengan menggabungkan beragam media lain yang bisa disisipkan, seperti materi pembelajaran dalam bentuk PDF, foto, gambar, video, link video, link google form, link game dan kuis, serta beragam media lain.

Saat membuka link support google akan muncul seperti ini. Di halaman ini terdapat:

·       Membuat situs

·       Menambahkan dan mengatur halaman di situs Anda

·       Menambahkan teks dan gambar ke halaman

·       Mengubah tampilan situs Anda

·       Melihat pratinjau situs

·       Mengizinkan orang lain meninjau situs Anda

 

1. Membuat Situs

 

 

2. Menambahkan Judul Situs

 

 

3. Menambahkan Halaman

 

4. Menambahkan teks dan gambar  ke halaman

 

 

5. Mengubah Tampilan Situs

 

6. Melihat Pratinjau Situs dan Mengijinkan Orang Lain melihat Situs

 

 

Guru sudah membuat beberapa situs untuk beberapa mata pelajaran. Berikut contoh tampilan situ mapel Project Kreatif dan Kewirausahaan

 

 

 

 

 

 

1. Tampilan untuk mapel Project Kreatif dan Kewirausahaan

 

 

2. Halaman Home

 

 

3. Halaman Materi

 

Contoh tampilan Materi 1

 

 

 

4. Halaman Video

 

Contoh tampilan Video

 

 

 

5. Halaman Game

 

Contoh tampilan link jika di klik link TTS

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INOVASI ALAT PELAJARAN BAHASA INGGRIS

NARRATIVE TEXT

Diny Rosita Hidayati, S.Pd

 

A. NAMA ALAT PELAJARAN/PERAGA

Alat Pelajaran ini berbentuk sebuah video pembelajaran berdurasi 18  menit 26 detik yang berjudul “Yuk Belajar Narrative text Secara Online”. Video Pembelajaran ini diunggah ke channel Youtube milik pembuat dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=XTrT-zxJfS8

 

B. TUJUAN

1.     Sebagai media pembelajaran daring karena siswa harus Belajar Dari Rumah (BDR)

2.     Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi “Narrative Text”

3.     Mempermudah guru dan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi “Narrative Text”

4.     Meningkatkan kualitas diri guru dalam melakukan inovasi pembelajaran di masa pandemi COVID -19

 

C. MANFAAT

1. Manfaat bagi siswa

a.      Meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris

b.     Meningkatkan kualitas aktivitas belajar materi “Narrative Text”

c.      Mencegah penularan virus corona

d.     Membantu siswa dalam memahami materi “Narrative Text”

 

2. Manfaat bagi guru

a.      Mencegah penularan virus corona

b.     Memanfaatkan video pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

c.      Mempermudah penyampaian materi kepada siswa (pengganti tatap muka).

d.     Meningkatkan kinerja guru.

e.      Meningkatkan profesionalisme guru dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran.

 

3. Manfaat bagi sekolah

a.      Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris.

b.     Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

 

D. RANCANGAN/DESAIN ALAT PERAGA

Video Pembelajaran ini dirancang sebagai sebuah media pembelajaran daring karena siswa dan guru diharuskan untuk belajar dan bekerja dari rumah sebagai pencegahan penularan virus corona. Video pembelajaran ini berisi materi Narrative Text untuk kelas X SMK. Rancangan pembuatan video ini bisa dilihat dari diagram alir sebagai berikut:

Pembuatan Skenario

Proses Perekaman

Pencarian Ilustrasi

Proses editing

Proses Unggah/Upload

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Diagram Alir Langkah Pembuatan Video Pembelajaran

 

E. PROSEDUR PEMBUATAN

Dalam membuat video pembelajaran, Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:

1. Pembuatan Skenario

Sama seperti membuat film, membuat video pembelajaran juga membutuhkan skenario. Skenario ini berfungsi sebagai pemandu ke mana arah pembicaraan Guru ketika direkam nanti. Dalam tahap ini guru menuliskan ringkasan materi bahan ajar yang nantinya akan dibacakan di depan kamera.

 

2. Proses Rekaman

Karena keterbatasan alat, video ini direkam menggunakan kamera smartphone realme C2.

Gambar 2. Kamera yang digunakan untuk merekam

 

Agar proses rekaman agar lebih bagus dan stabil, sebuah tripod kecil yang diletakkan di atas meja digunakan untuk menyangga smartphone.

Gambar 3. Tripot yang digunakan untuk menyangga kamera

Lighting dan background menggunakan cahaya alami matahari dan tembok polos berwarna hijau. Sebenarnya penggunaan microphone sangat dibutuhkan, karena keterbatasan, proses perekaman hanya mengandalkan voice recorder dari smartphone realme C2.

 

3. Pencarian Ilustrasi pendukung

Dalam pembuatan video pembelajaran ini, ilustrasi pendukung yang dipakai adalah video “the grasshopper and the ant” dari https://www.youtube.com/watch?v=1i6mbw6_2IU.

 

Gambar 4. Ilustrasi Pendukung

 

Selain itu penjelasan-penjelasan lain menggunakan powerpoint template dan gambar-gambar yang mendukung.

 

 

 

4. Proses Editing

Setelah rekaman video dan ilustrasi sudah terkumpul, video pembelajaran ini dedit menggunakan software Wondershare Filmora 9.

 

Gambar 5. Software yang digunakan untuk mengedit video

 

Dalam proses ini, rekaman video dan audio digabungkan dengan ilustrasi yang sesuai sehingga menjadi sebuah video pembelajaran yang seru, menyenangkan, dan tidak membuat jenuh siswa. Siswa juga merasa bertatap muka dengan guru meskipun secara virtual.

Langkah terakhir dalam proses ini adalah render video dalam format mp4 agar dapat diunggah ke YouTube.

 

 

5. Proses Unggah/Upload

Langkah terakhir yang harus dilakukan ialah mengunggahnya ke Youtube. Daftarkan diri terlebih dulu web tersebut, lalu pilih unggah video. Bila proses mengunggah sudah berhasil, maka link / URL video pembelajaran (https://www.youtube.com/watch?v=XTrT-zxJfS8) dibagikan pada siswa melalui media whatsapp.

 

Gambar 6. Video Pembelajaran yang sudah diunggah ke Youtube

 

F. PENGGUNAAN ALAT PELAJARAN/PERAGA DI SEKOLAH

Karena pembelajaran dilaksanakan secara daring, maka proses belajar mengajar dilaksanakan melalui aplikasi whatsapp.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 7. Proses Pembelajaran menggunakan video streaming

 

Gambar 8. Respon Peserta Didik di Youtube

 

G. DAMPAK BAGI PESERTA DIDIK

Penggunaan media pembelajaran menggunakan video streaming di Youtube tergolong baru bagi peserta didik kami. Meskipun mengalami beberapa kendala, peserta didik menerima dampak yang positif yaitu:

1.     Kemampuan literasi teknologi peserta didik meningkat.

2.     Sikap mandiri dan bertanggung jawab terlatih.

3.     Materi dapat dipahami dengan baik meskipun tidak bertatap muka.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INOVASI ALAT PELAJARAN BAHASA INGGRIS

DESCRIBING PEOPLE

Agnes Feryza Widiyanti, S.Pd

 

A. NAMA ALAT PELAJARAN/PERAGA

Alat Pelajaran ini berbentuk 4 set alat permainan untuk materi “Describing People”.  Empat alat permainan ini antara lain matching pair, word search, finding a man, dan who am I.

 

B. TUJUAN

1.     Sebagai media pembelajaran nyata yang digunakan di lingkungan sekolah

2.     Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi “Describing People”

3.     Mempermudah guru dan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi “Describing People”

4.     Meningkatkan kualitas diri guru dalam melakukan inovasi pembelajaran

 

C. MANFAAT

1. Manfaat bagi siswa

a.      Meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris

b.     Meningkatkan kualitas aktivitas belajar materi “Describing People”

c.      Memahami contoh nyata cara mendeskripsikan orang yang dikemas dengan menarik

d.     Membantu siswa dalam memahami materi “Describing People”

 

2. Manfaat bagi guru

a.      Meningkatkan profesionalisme guru dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran.

b.     Memanfaatkan alat pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

c.      Mempermudah penyampaian materi kepada siswa

d.     Meningkatkan kinerja guru.

 

3. Manfaat bagi sekolah

a.      Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris.

b.     Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

 

D. RANCANGAN/DESAIN ALAT PERAGA

4 set alat permaian ini dirancang sebagai sebuah media pembelajaran nyata yang mengintegrasikan lingkungan sekolah ke dalam materi pelajaran. 4 set alat permaian ini antara lain word search, matching pair, finding a man, dan who am I untuk materi “Describing People” kelas X SMK semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. Rancangan pembuatan poster ini bisa dilihat dari diagram alir sebagai berikut:

Pembuatan Rancangan alat permainan

Pemilihan Alat dan bahan

Pembuatan alat permainan

Penggunaan alat permainan di kelas

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Diagram Alir Langkah Pembuatan 4 set alat permainan

 

E. PROSEDUR PEMBUATAN

Dalam membuat 4 set alat permainan, ada empat langkah yang harus dilakukan yaitu pembuatan rancangan alat permainan, pemilihan aplikasi dan bahan, pembuatan alat permainan, dan penggunaan alat permainan di kelas. Empat langkah tersebut akan dielaborasi dalam penjelasan berikut :

 

1. Pembuatan Rancangan Alat Permainan

Dalam setiap pembuatan alat peraga pembelajaran, langkah pertama yang harus diambil adalah pembuatan rancangan. Dalam hal pembuatan rancangan, langkah ini berupa penentuan tema, bentuk alat permaian, alat dan bahan yang digunakan dan bagaimana menggunakannnya di kelas. Di langkah ini penulis merancang RPP untuk materi describing people terlebih dahulu (lampiran 1). Dari rancangan tersebut penulis membuat 4 set alat permainan antara lain: word search, matching pair, finding a man, dan who am I. Keempat set alat permaian tersebut berbentuk print out karena keterbatasan alat di sekolah.

 

2. Pemilihan Alat dan Bahan

a. Matching Pair

Alat permaian ini dirancang menggunakan aplikasi Microsoft word berupa beberapa kotak. Setiap kotak berisi gambar dan kata sifat yang menerangkan gambar tersebut. Setelah itu, alat permainan ini dicetak rangkap 2 di kertas buffalo.

b. Word Search

Dalam pembuatan alat permainan ini, penulis menggunakan aplikasi wordwall di situs www.wordwall.net. Setelah terbentuk alat permaian ini dicetak di kertas buffalo.

 

 

c. Finding a man

Alat permainan ini terdiri dari 1 set foto orang dan 1 set kalimat yang berisi mendeskripsikan orang tersebut. Semuanya di print menggunakan kertas buffalo dari aplikasi Microsoft Word. 

d. Who am I

Alat permainan ini berisi 15 foto orang yang di print di kertas foto.

 

3. Pembuatan Alat Permainan

a. Matching Pair

Alat permaian ini dirancang menggunakan aplikasi Microsoft word berupa beberapa kotak. Setiap kotak berisi gambar dan kata sifat yang menerangkan gambar tersebut. Setelah itu, alat permainan ini dicetak rangkap 2 di kertas buffalo.

 

b. Word Search

Dalam pembuatan alat permainan ini, penulis menggunakan aplikasi wordwall di situs www.wordwall.net.

 

Gambar 2. Halaman Muka www.wordwall.net.

 

Setelah halaman awal terbuka, login terlebih dahulu menggunakan email agar hasil kerja di wordwall tersimpan. Setelah itu, klik create activity dan pilih template game yang akan dipakai. Untuk game word search penulis memilih wordsearch.

Gambar 3. Template yang dipilih di aplikasi wordwall

 

Setelah terbuka masukkan konten yang akan dimasukkan ke dalam permainan. Dalam hal ini penulis memasukkan judul aktivitas (activity tittle) yaitu DESCRIBING PEOPLE. Lalu penulis memilih without clues karena tidak ingin memberikan kata kunci pada siswa. Langkah selanjutnya adalah memasukkan kata yang harus ditemukan di bawahnya. Kata-kata yang dimasukkan oleh penulis antara lain: fat, beautiful, small, tall, slim, black hair, long hair, flat nose, pointed nose, manly, curly hair, bald, middle aged, famous, young, ugly, old, dark skin, handsome, dark skin.

 

Gambar 4. Konten template wordsearch

 

Setelah memasukkan kata, klik Done. Akan tampil seperti berikut. Selanjutnya klik start

 

Gambar 5. Hasil alat permainan wordsearch

 

Sebenarnya permainan ini bisa dimainkan secara interaktif. Akan tetapi, karena keterbatasan alat di sekolah hasil alat permainan wordsearch ini di screenshot dan di cetak di kertas buffalo.

 

c. Finding a man

Alat permainan ini terdiri dari 1 set foto (15) orang dan 1 set (15) kalimat yang berisi mendeskripsikan orang tersebut. Semuanya di print menggunakan kertas foto dari aplikasi Microsoft Word. 

She has brown short hair. She wears blue tank top

He has beard and moustache. He has thick eyebrows

He wears blue hat. He has black beard

He wears glasses. He has orange short hair

He is old. He has white hair

He wears white hat. He wears purple T-shirt

He wears sunglasses. He has yellow hair

She has long black hair. She has dark skin

He is bald. He wears glasses

He has moustache. He wears green T shirt

He is old. He wears glasses

She wears glasses. She has medium black hair

She has flat nose. She has brown curly hair

She has grey short hair. She wears purple tank top

She has yellow short hair. She wears glasses

 

d. Who am I

Alat permainan ini berisi 15 foto orang yang di print di kertas foto yang dipegang oleh seorang siswa sebagai perwakilah grup. Selain itu, kelima belas foto tersebut ditayangkan di depan menggunakan LCD proyektor.

 

 

F. PENGGUNAAN ALAT PELAJARAN/PERAGA DI SEKOLAH

Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, alat peraga ini digunakan sesuai dengan RPP di lampiran 1

Dokumentasi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

 

1. Matching Pair

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2. Word Search

 

 

3. Finding a man

 

 

4. Who am I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 9. Dokumentasi Proses Pembelajaran

 


G. DAMPAK BAGI PESERTA DIDIK

Penggunaan media pembelajaran berupa alat permainan tergolong baru bagi peserta didik kami. Meskipun mengalami beberapa kendala, peserta didik menerima dampak yang positif yaitu:

1.     Aktivitas belajar siswa semakin beragam dan menyenangkan

2.     Sikap mandiri dan bertanggung jawab terlatih.

3.     Materi dapat dipahami dengan baik karena menggunakan contoh nyata.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RAPI LITERAL

(Raih Mimpi Melalui Literasi Digital)

SMKN 1 Klabang - 082244266223

diahwidiastuti05@guru.smk.belajar.id

 

LATAR BELAKANG

u Rendahnya rapot pendidikan SMKN 1 Klabang di bidang Literasi khususnya pada poin memahami isi teks bacaan (DATA ANBK tahun 2022)

u Rendahnya minat baca tulis murid SMKN 1 Klabang

u Mayoritas semua murid memiliki hp android tetapi mereka kurang memahami pemanfaatan gawai dalam hal yang positif (kurang melek teknologi menggunakan gawai)

u Memiliki web sekolah tetapi kurang dimanfaatkan oleh murid (jarang diisi dengan berita/artikel) sehingga dengan pembiasaan literasi digital diharapkan murid aktif mengisi web sekolah sehingga muncul student agency

Sehingga, perlu untuk dilakukan program bertajuk RAPI LITERAL (Raih Mimpi Melalui Literasi Digital).

 

TUJUAN

u Menjadikan murid lebih tahu manfaat positif dari penggunaan gawai, sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi digital.

u CAPAIAN, LANGKAH-LANGKAH DAN HASIL YANG DIHARAPKAN UNTUK TIAP TUJUAN

u Menelaah bersama Tim pengembang kurikulum sekolah, apa yang menjadi penyebab rendahnya raport pendidikan SMKN 1 Klabang di bidang Literasi (Sumber: Data ANBK tahun 2022), di bawah bimbingan pengawas dan Kepala Sekolah. Telah dilaksanakan pada awal tahun 2023.

u Mengamati minat baca tulis murid SMKN 1 Klabang, bersama dengan guru lain. Telah dilaksanakan sepanjang semester genap tahun pelajaran 2022/2023.

u Mengamati semua murid yang memiliki hp android dan pemahaman mereka terhadap pemanfaatan gawai dalam hal yang positif, bersama guru lain. Telah dilaksanakan sepanjang semester genap tahun pelajaran 2022/2023.

u Mengecek eksistensi web sekolah apakah sudah dimanfaatkan oleh murid misalnya, diisi dengan berita/artikel tulisan mereka. Telah dilaksanakan sepanjang semester genap tahun pelajaran 2022/2023.

u Harapannya dengan pembiasaan literasi digital, murid akan aktif mengisi web sekolah dengan tulisan mereka sehingga muncul keberanian bersuara, memilih sesuai minat dan rasa kepemilikan terhadap web sekolah kami.

 

STRUKTUR PROGRAM DAN MITRA

Skala program: murid SMKN 1 Klabang semua fase/kelas.

Ruang dan waktu: di sekolah, pada saat pembiasaan literasi selama 3 hari dalam tiap pekan, dengan durasi 2 jam pelajaran.

Mitra yang dilibatkan adalah Narasumber dari dalam lingkungan sekolah yaitu: Kepala Sekolah, GTK yang aktif di bidang literasi digital, serta orang tua siswa dan mitra Usaha/Industri.

 

PERNYATAAN TENTANG KAPASITAS YANG DIMILIKI KELAS/ SEKOLAH

u GTK yang memiliki kemampuan IT, dilibatkan untuk membimbing pembiasaan literasi digital di sekolah secara terstruktur.

u Kepala Sekolah dan GTK yang aktif di bidang literasi diharapkan dapat menjadi pembimbing dalam kegiatan literasi digital terhadap murid, misalnya melalui pelatihan menulis/jurnalistik, membuat cerpen atau karya limiah secara temporer.

u Fasilitas akun belajar.id yang dimiliki oleh guru dan murid harus diaktifkan dan digunakan seoptimal mungkin untuk kepentingan pembiasaan literasi digital.

u Fasilitas internet dan laptop, PC, tablet yang terdapat di laboratorium komputer dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembiasaan literasi digital.

u Fasilitas web resmi sekolah dapat dimanfaatkan sebagai media informasi, promosi dan dokumentasi sekolah yang dapat diisi oleh seluruh GTK dan murid SMKN 1 Klabang.

 

RENCANA EVALUASI

u Evaluasi jangka pendek dengan cara merefleksi semua kegiatan yang telah dilakukan selama 3 hari dalam sepekan, melalui rapat evaluasi bersama semua GTK yang terlibat dengan memperhatikan hasil pengamatan dan refleksi murid. Sekaligus akan dibuat rencana tindak lanjut atau perbaikan dari praktik yang telah dilakukan setiap pekannya. Hasil rapat evaluasi dikumpulkan kepada masing-masing ketua program keahlian SMKN 1 Klabang.

u Evaluasi jangka panjang dilakukan setiap semester oleh tim kurikulum dengan memperhatikan laporan dari masing-masing ketua program keahlian berdasarkan hasil rapat evaluasi jangka pendek, untuk dijadikan bahan perbaikan di semester berikutnya.

TANTANGAN

u Jaringan yang terkadang kurang stabil bila cuaca kurang mendukung, misalnya musim hujan dan angin kencang yang mengakibatkan seringnya pemadaman listrik dan jaringan wifi sering down. Pemadaman listrik juga berdampak pada signal seluler menjadi tidak stabil.

u Kurangnya kesadaran kerjasama antar warga sekolah untuk membiasakan murid berliterasi dan memanfaatkan gawainya dengan lebih baik.

u Banyaknya pengaruh buruk karena mudahnya akses internet, menjadikan guru pembimbing harus hati-hati dan memberi perhatian ekstra bagi murid saat mereka menggunakan gawainya.

 

 

 

 

 

 

 

 


 


Posting Komentar

0 Komentar