INOVASI GTK SKANELA
INOVASI GTK
SKANELA
Daris Wibisono Setiawan
PENERBIT
CV. LICENSI
2024
Sangsi Pelanggaran
Pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penulis :
Daris
Wibisono Setiawan
Editor : Taufik Hidayat
Penyunting :
Taufik
Hidayat
ISBN :
Copyright © Oktober 2024
Ukuran: 14 cm X 20 cm; Hal: ix + 184
Hak Cipta dilindungi oleh
undang-undang. Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia
oleh Penerbit LICENSI. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian
ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Penata Isi :
Wahyudi
Setiawan
Cover : Sofyan Maliki
Cetakan I, Oktober 2024
Diterbitkan
pertama kali oleh Penerbit LICENSI Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004
Poncogati, Curahdami, Bondowoso-Jawa Timur
Telp: +6282336053336,
+6285236555520
Email : penerbitlicensi@gmail.com, Web : www.penerbitlicensi.com
Didistribusikan oleh CV.
LICENSI (Library Centre Indonesia) Jalan Letnan Rantam RT. 016 RW. 004
Poncogati, Curahdami, Bondowoso-Jawa Timur
Telp: +6282336053336,
+6285236555520
Email: penerbitlicensi@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku kumpulan
karya inovasi guru SMK Negeri 1 Klabang Bondowoso ini dapat terwujud. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan seluruh umatnya.
Dengan segala kerendahan hati, kami persembahkan buku
kumpulan karya inovasi guru SMK Negeri 1 Klabang Bondowoso. Buku ini merupakan
wujud nyata dari komitmen kami untuk memberikan kontribusi terbaik bagi dunia
pendidikan. Kami sangat senang akhirnya bisa berbagi inovasi-inovasi yang telah
kami kembangkan selama ini.
Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan, tetapi juga cerminan
semangat kami untuk terus belajar dan berinovasi. Harapan kami, buku ini dapat
menginspirasi rekan-rekan guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Kami sadar bahwa tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat terbuka terhadap masukan dan saran dari Anda semua. Semoga buku ini
bermanfaat dan dapat menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang lebih baik
lagi.
Bondowoso, September 2024
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...................................... ...... i
KATA PENGANTAR.................................... ..... v
DAFTAR
ISI................................................. ... vii
KARYA INOVASI SEGER
WARAS .............. ...... 1
· Dr. Daris Wibisono Setiawan, SS., M.Pd
INOVASI PAWANG ADEM SKANELA........... 35
· Garjito, M.Pd
INOVASI FILM PENDEK “SANG
PEMBUNUH MIMPI” ...................................................................... 55
· Eni Hoirini, S.Pd
INOVASI FILM PENDEK “BEDO
KAREP” ...................................................................... 67
· Sulusianah, M.Pd
INOVASI ALAT PELAJARAN
GOOGLE SITES (Pada Pembelajaran Matematika Materi Turunan
Fungsi Aljabar Kelas XII SMKN 1 Klabang)................................................ 79
· Sulusianah, M.Pd
BENGKEL HATI SEBAGAI
MEDIA PENGUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMKN 1 KLABANG ...................................................................... 89
· Novie Ariyanti, S.Pd
PEMANFAATAN APLIKASI
KINEMASTER (Dalam Pembelajaran Administrasi Pajak
Kelas XI Akuntansi)
......................................................................... 109
· Fitriani Maulida, SE
MEDIA PEMBELAJARAN
GOOGLE SITE (MePeGoSi) ...................................................................... 139
· Femilia Utami Dewi, S.Pd Ekop
INOVASI ALAT PELAJARAN
BAHASA INGGRIS NARRATIVE TEXT........................................ 153
· Diny Rosita Hidayati, S.Pd
INOVASI ALAT PELAJARAN
BAHASA INGGRIS DESCRIBING PEOPLE................................. 163
· Agnes Feryza Widiyanti, S.Pd
RAPI LITERAL (Raih
Mimpi Melalui Literasi Digital) ...................................................................... 179
· SMKN 1 Klabang – 082244266223
diahwidiastuti05@guru.smk.belajar.id
KARYA
INOVASI SEGER WARAS
Dr.
Daris Wibisono Setiawan, SS., M.Pd
LATAR
BELAKANG
a. Identifikasi, Situasi, dan
Tantangan
Karya
ini berjudul Inovasi SEGER WARAS Di SMKN 1 Klabang. SEGER WARAS merupakan
akronim dari Sekolah Gratis Kwalitas Teratas. Karya inovasi ini akan memberikan
kontribusi pada model inovasi tata kelola pembangunan lembaga pendidikan di
Jawa Timur untuk menginisiasi sekolah gratis jenjang SMA/SMK dengan pemanfaatan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Penunjang Operasional Penyelenggaraan
Pendidikan (BPOPP) secara efektif dan efisien. Inovasi SEGER WARAS juga
memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan angka partisipasi sekolah
masyarakat yang terbentur kondisi ekonomi untuk terus bisa melanjutkan sekolah.
Kesenjangan
pendidikan yang terjadi bukan lagi disebabkan oleh jarak yang jauh antara
tempat tinggal dan lokasi lembaga pendidikan, namun kesenjangan pendidikan
lebih disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat mendapatkan pendidikan karena
komersialisasi pendidikan. Habibie dalam Darmaningtyas (2005), bahwa
komersialisasi pendidikan telah mengantarkan pendidikan sebagai instrument
untuk melahirkan buruh-buruh bagi sektor industri, bukan sebagai proses
pencerdasan dan pendewasaan masyarakat. Komersialisasi pendidikan telah
menggambarkan keadaan pendidikan saat ini bahwa pendidikan lebih mengarah
kepada praktik pendidikan layaknya lembaga penghasil mesin yang siap
mem-supplay pasar industri dan diukur secara ekonomis dengan harga yang sulit
terjangkau oleh masyarakat umum.
Komersialisasi
pendidikan yang berdampak pada stigma pendidikan mahal saat ini sudah menjadi
trend tersendiri di dunia pendidikan. Walaupun terdapat program pemerintah
berupa dana BOS dan BPOPP dari Pemerintah Provinsi Jatim yang dicanangkan untuk
meringankan beban peserta didik tetapi faktanya kurang membantu meringankan
beban peserta didik. Biaya pendidikan yang mahal sebenarnya mempunyai pengaruh
besar terhadap kualitas lembaga pendidikan di Indonesia, apalagi di era
globalisasi saat ini segala sesuatu banyak dinilai dengan materi. Akibatnya
sekolah negeri favorit saat ini hampir tidak berbeda jauh dengan sekolah swasta
dalam masalah biaya pendidikan. Lembaga pendidikan saling bersaing (kompetitif)
dalam masalah mutu dan fasilitas untuk menarik peminat yang banyak sehingga
biaya pendidikannya pun semakin mahal.
Komersialisasi
pendidikan yang semakin tidak terkendali pada dasarnya telah berkontribusi
langsung menjamurnya kemiskinan. Logika dasanya adalah ketika kurangnya
kesempatan masyarakat menengah bawah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi secara tidak langsung telah membuktikan bahwa rantai
kemiskinan semakin mustahil diputuskan oleh pendidikan. Secara sederhana,
rantai kemiskinan dapat digambarkan karena miskin orang tidak dapat sekolah,
karena tidak sekolah, seseorang tidak dapat pekerjaan yang baik karena tidak
dapat pekerjaan sehingga menjadi miskin begitu seterusnya. Pendidikan sebagai
alat pemberdayaan yang dapat memutus rantai kemiskinan semakin kehilangan
fungsinya. Bentuk komersialisasi pendidikan dilakukan oleh sekolah melalui
banyaknya pungutan-pungutan diluar pungutan wajib seperti; buku-buku pelajaran,
biaya ujian sekolah, biaya praktik, biaya PKL, biaya wisuda, biaya jam
pembelajaran tambahan, kegiatan kesiswaan, maupun kegiatan-kegiatan di luar
sekolah menjadi salah satu penyebab masyarakat semakin mengeluh dengan biaya
pendidikan yang semakin mahal.
Menurut
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bondowoso (2015), Angka Partisipasi Sekolah
(APS) kelompok usia 7-12 tahun sebesar 98,26%, kelompok usia 13- 15 tahun
sebesar 91,13%, dan untuk kelompok umur 16-18 tahun hanya sebesar 40,95%. Data
tersebut bisa di lihat dari tabel berikut ini;
Tabel
1.1 Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Bondowoso Tahun 2015
No |
Angka
Partisipasi Sekolah berdasarkan Usia |
Angka
Partisipasi |
1 |
Pendidikan SD (7 – 12
th) |
100
% |
2 |
Pendidikan SMP (13 –
15 th) |
97
% |
3 |
Pendidikan SMA (16 –
18 th) |
64
% |
Sumber:
(BPS Kabupaten Bondowoso Tahun 2020)
Berdasarkan data tabel tersebut di
atas terlihat bagaimana penurunan signifikan angka partisipasi sekolah jenjang
pendidikan SMA/SMK usia 16 hingga 18 tahun yang hanya sebesar 66 % dari lulusan
SMP dengan angka partisipasi 97 %. Indikator penurunan jumlah prosentase
tersebut salah satunya adalah; (a) rendahnya minat anak melanjutkan sekolah,
(b) ketidakmampuan orang tua karena faktor ekonomi untuk menyekolahkan anaknya
jenjang pendidikan SMK/SMA, (c) dorongan orang tua agar anaknya cukup lulusan
SMP dan langsung bekerja, dan (d) tingginya angka pernikahan dini yang begitu
marak di Kabupaten Bondowoso.
Kecamatan
Klabang secara administratif merupakan salah satu dari 23 kecamatan di
Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis Kecamatan Klabang
berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di sebelah utara, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Botolinggo, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Prajekan, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tamankrocok Kecamatan Tapen, Kecamatan Sukosari
dan kecamatan Sumberwringin. Kecamatan Sumber terdiri dari 11 desa
antara lain; Besuk, Blimbing, Karangsengon, Karanganyar, Klabang, Klampokan,
Leprak, Pandak, Sumber Suko, Wonoyo, dan Wonokerto.
SMKN
1 Klabang merupakan lembaga pendidikan menengah kejuruan yang terletak di Desa
Klabang dan berdiri mulai tanggal 13 Juni 2006 dengan nomor SK pendirian
421/701/430.520/2006 oleh Bupati Bondowoso Dr. H. Mashoed, M.Si. SMKN 1 Klabang
mempunyai komitmen yang kuat menyelenggarakan sekolah gratis berkualitas
berdasarkan kebijakan Gubernur Jawa
Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa melalui skema pemberian Biaya Penunjang
Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP).
Tingginya angka pernikahan dini
khususnya di Kecamatan Klabang tentu saja berdampak pada rendanya angka
partisipasi sekolah pada lembaga pendidikan SMKN 1Klabang. Berikut ini adalah
tabel yang menunjukkan data pernikahan dini di Kecamatan Klabang;
Tabel
1.2 Data Pernikahan Kecamatan Klabang 2022
No |
Umur |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
Kurang dari 20 Tahun |
127 |
75,59
% |
2 |
21 s/d 25 Tahun |
26 |
15,48
% |
3 |
26 s/d 30 Tahun |
11 |
6,54
% |
4 |
Lebih dari 30 Tahun |
21 |
12,5
% |
Sumber:
Dinas PP dan KB Kab. Bondowoso
Berdasarkan data tabel di atas,
tingginya angka pernikahan dini di Kecamatan Klabang masih sangat tinggi yakni
sebanyak 127 pernikahan dengan prosentase 75,59 %.
Potret
kondisi ekonomi masyarakat Klabang juga bisa dilihat dari latar belakang
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke SMKN 1 Klabang
adalah para keluarga yang kurang mampu. Berikut ini adalah rekapitulasi data
mata pencaharian wali murid SMKN 1 Klabang;
Tabel
1.2 Mata Pencaharian Orang Tua Siswa kelas X SMKN 1 Klabang Tahun Pelajaran
2022/2023
NO |
PEKERJAAN |
JUMLAH |
PROSENTASE |
1 |
PNS/TNI/POLRI |
0 |
0% |
2 |
Pedagang/wiraswasta |
11 |
8,66
% |
3 |
Tukang Becak |
13 |
10,
23% |
4 |
Petani |
19 |
14,
96% |
5 |
Buruh Tani |
64 |
50,
39% |
6 |
Buruh Bangunan |
20 |
15,
74 % |
JUMLAH |
127 |
100
% |
(sumber:
dokumen SMKN 1 Klabang)
Berdasarkan
data penulusuran riwayat pekerjaan orang tua seperti terlihat di atas dapat
dijelaskan bahwa siswa yang masuk di SMKN 1 Klabang sebagian besar adalah siswa
yang kurang mampu. Realitas sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar
menunjukkan bahwa biaya pendidikan seringkali masih dirasakan menjadi beban
yang sangat berat. Latar belakang kondisi sosial ekonomi orang tua peserta
didik SMKN 1 Klabang adalah potret sebagian besar masyarakat Bondowoso yang
tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan karena kemiskinan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan ketua komite sekolah H. Surodi (19/07/2023), bahwa pada
setiap penerimaan peserta didik baru terlihat kebingungan masyarakat untuk
memutuskan lanjut tidaknya pendidikan anaknya. Bagi masyarakat yang memutuskan
untuk melanjutkan pendidikan anaknya harus berhutang hingga menggadaikan barang
berharganya. Kegamangan masyarakat tersebut juga diperparah dengan banyaknya lulusan
SMK di sekitarnya yang menjadi penganggguran baru setelah menamatkan
pendidikannya.
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk menulis
karya inovasi yang berjudul Inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang
sebagai permasalahan mendasar dan sangat mengganggu keberlangsungan lembaga
pendidikan khususnya di SMKN 1 Klabang.
b. Tujuan
Berdasarkan
pada identifikasi, situasi, dan tantangan di atas, penulis dapat merumuskan
tujuan penulisan karya inovasi sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan
tentang tata kelola pembangunan kelembagaan dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan SMKN 1 Klabang.
2.
Mendeskripsikan
tentang tata kelola penyelenggaraan pendidikan SMKN 1 Klabang.
3.
Mendesaign
model inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang.
c. Manfaat
Berdasarkan
latar belakang masalah dan tujuan di atas, maka manfaat inovasi ini adalah
sebagai berikut:
1.
secara
praktis kegiatan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai bidang kajian ilmu
pengetahuan tentang bagaimana inovasi pada tingkat satuan pendidikan sangat
bisa dilaksanakan.
2.
Menjadi
inspirasi lembaga-lembaga pendidikan untuk merancang inovasi-inovasi yang
dibarengi dengan strategi penyelenggaraan inovasi yang efektif untuk mendukung
penguatan kapasitas kelembagaan.
3.
secara
teoritis diharapkan kegiatan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
menjadi landasan teoritik dalam menumbuhkan inovasi dan praktik baik pada
satuan pendidikan.
PEMBAHASAN
INOVASI
a.
Deskripsi Inovasi
SMKN
1 Klabang sebagai lembaga publik pelayanan pendidikan tentu saja pada proses
penyelenggaraan pendidikannya juga berdasarkan produk-produk kebijakan
pemerintah, khususnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KemdikbudRistekDikti). SMKN 1 Klabang pada
penyelenggaraan pendidikannya tentu saja mendapatkan bantuan dari
KemdikbudRistekDikti berupa dana BOS dan bantuan-bantuan lainnya baik fisik
maupun non-fisik yang bisa diakses melalui aplikasi Takola. SMKN 1 Klabang
sebagai lembaga pendidikan di bawah binaan Pemprov Jawa Timur tentunya juga
mendapatkan bantuan berupa dana BPOPP dan bantuan-bantuan lainnya baik fisik
maupun non-fisik dari Pemprov Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Jawa Timur. Penyelenggaran pendidikan SMKN 1 Klabang jika merujuk dari
pendapat Henry (2004) merupakan skolah yang didirikan oleh pemerintah sehingga
dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan pemerintah,masyarakat, dan pihak
swasta.
Dasar
diberlakukannya pendidikan gratis adalah Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun
2003 pasal 34 berbunyi; (1) Pemerintah
dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya dan; (2) Wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Undang-undang Nomor 11 tahun 2009, hakekat
kesejahteraan sosial adalah menjamin setiap warga negara untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. Pendidikan yang layak adalah salah satu kebutuhan dasar
bagi warga Negara, namun kebijakan-kebijakan pemerintah ini masih menjumpai
kendala.
Kebijakan
pendidikan gratis berkualitas (TisTas) yang merupakan kebijakan pertama
Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa melalui skema pemberian
Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaran Pendidikan (BPOPP) menjadi tanda
dibukanya penyelenggaraan pendidikan gratis jenjang SMK/SMA di Jawa Timur.
Kebijakan TisTas tersebut dilandasi dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa
Timur Nomor 33 tahun 2019 bisa dikatakan perwujudan wajib belajar pendidikan 12
tahun bagi masyarakat Jawa Timur.
Eaton
(1986), memberikan rincian variabel-variabel tata kelola pada kelembagaan,
yaitu:
1.
Kepemimpinan
mengacu pada kelompok orang yang secara aktif berkecimpung dalam perumusan
doktrin dan program dari lembaga tersebut dan yang mengarahkan operasi-operasi
dan hubungannya dengan lingkungan tersebut.
2.
Doktrin
dirumuskan sebagai spesifikasi dari nilai-nilai, tujuan-tujuan, dan
metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial.
3.
Program
menunjuk pada tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan
dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan keluaran dari lembaga tersebut.
4.
Sumber
daya adalah masukan-masukan berupa keuangan, fisik, manusia, teknologi, dan
penerangan dari lembaga tersebut. Sumber daya ini dapat dikelompokkan dalam
sumber daya ekonomi, informasi, status, kekuatan, wewenang, keabsahan, dan
dukungan.
5.
Struktur
internal dirumuskan sebagai struktur dan proses-proses yang diadakan untuk
bekerjanya
Variabel-variabel
di atas digunakan sebagai analisis pada penelitian yang dilakukan di lembaga
SMKN 1 Klabang yang mempunyai semangat besar dalam mewujudkan tata kelola baik
pada penyelenggraan sekolah gratisnya. Tata kelola di dalam dunia pendidikan
memegang peranan penting agar organisasi atau lembaga tersebut dapat berjalan
dengan baik sehingga tujuan dari organisasi tersebut tercapai. Tujuan dari tata
kelola yang baik tersebut bagi kelembagaan SMKN 1 Klabang tentu saja akan
berdampak positif terhadap tujuan pendirian sekolah gratis sampai lulus dan
berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Tata kelola yang tidak dilakukan
dengan transparan, akuntabel, partisipatif, dan efektif efisiensi maka sebuah
lembaga tidak akan berjalan dengan baik karena akan mendapatkan krisis kepercayaan
dari masyarakat.
Tata
kelola dalam membangun lembaga SMKN 1 Klabang tentu saja dibutuhkan kepiawaian
komunikasi pimpinan lembaga kepada pihak-pihak yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan di lembaganya tersebut. Unsur-unsur yang terlibat dalam tata kelola
kelembagaan di SMKN 1 Klabang bisa digambarkan seperti berikut:
SMKN 1 Klabang: Kepala Sekolah, guru,
siswa, tenaga kependidikan |
DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JATIM |
KOMITE
SEKOLAH |
WALI MURID |
KEMDIKBUDRISTEK |
CABDIN BONDOWOSO |
MASYARAKAT |
IDUKA DAN PT |
Gambar
2.1 Koordinasi unsur dalam tata kelola SMKN 1 Klabang
Upaya
menciptakan tata kelola yang baik seperti pada gambar di atas, tentu saja
menuntut lembaga SMKN 1 Klabang harus mempunya seorang manager yang mampu
melakukan komunikasi, koordinasi, koordinasi dan bekerja sama yang baik kepada
unsur-unsur yang terlibat tersebut agar berdampak sesuai tujuan sekolah.
Disamping itu, dalam mendukung tata kelola lembaga yang baik, peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan dan peningkatan empat kompentensi guru
dalam mendukung mutu pendidikan harus dilakukan. Noor dan Rahmatllah (2018)
mendeskripsikan asas tata kelola pendidikan menganut prinsip 4 K dan 1 T, yaitu
Keterbukaan, Kooperatif, Kolaboratif, Koordinasi, dan Transparansi.
b. Proses Inovasi
Proses
penentuan inovasi apa yang akan diambil untuk menjawab persoalan mendasar
sekolah dilakukan dengan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunities,
threaths). Hasil analisis SWOT pada lembaga pendidikan SMKN 1 Klabang terlihat
pada tabel berikut ini;
Tabel
3.1 Analisi SWOT SMKN 1 Klabang
EKSTERNAL |
STRENGTHS 1.
Asas
tata kelola pendidikan 4 K 1 T berjalan dengan baik 2.
Kompetensi
guru dan kepala sekolah baik 3.
Dukungan
penuh dan komitmen GTK SMKN 1 Klabang |
WEAKNESS 1.
Tingginya
angka drop out 2.
Rendahnya
minat anak sekolah 3.
Rendahnya
motivasi belajar siswa |
OPPORTUNITIES 1.
Banyaknya
angka anak usia SMK tidak melanjutkan sekolah karena kondisi perekonomian
orang tua dan faktor biaya. 2.
Banyaknya
anak putus sekolah jenjang pendidikan SMK karena faktor pernikahan dini |
STRATEGI
SO 1.
Tata
kelola pendidikan yang baik dengan penyelenggaraan inovasi SEGERWARAS menjadi
solusi cerdas bagi masyarakat untuk terus memberikan kesempatan pendidikan
bagi anaknya. 2.
Inovasi
SEGER WARAS mendorong banyaknya anak putus sekolah untuk terus bisa
melanjutkan pendidikan |
STRATEGI
WO Inovasi
SEGER WARAS akan menjadi peluang bagi sekolah untuk meminimalisir tingginya
angka drop out, banyaknya anak usia SMA tidak sekolah, dan anak putus sekolah
karena pernikahan dini. |
THREATS 1.
Rendahnya
minat masyarakat pada pendidikan 2.
Krisis
kepercayaan masyarakat pada lembaga SMK sebagai penyumbang pengangguran 3.
Banyaknya
lembaga pendidikan dengan jenjang yang sama yang berdekatan dengan SMKN 1
Klabang 4.
Kultur
masyarakat Klabang yang lebih menginginkan anaknya segera menikah dini atau
langsung bekerja setelah tamat SMP. |
STRATEGI
ST 1.
Inovasi
SEGERWARAS dilakukan dengan menerapkan prinsip tata kelola kelola pendidikan yang baik dapat
meningkatkan minat masyarakat pada pendidikan SMKN 1 Klabang. 2.
Asas
tata kelola pendidikan, kompetensi guru dan kepala sekolah dan didukung penuh oleh komitmen semua pihak
internal sekolah, berdampak pada peningkatan kuantitas dn kualitas siswa |
STRATEGI
WT Inovasi
SEGER WARAS dengan sinergitas semua pihak baik internal maupun eksternal
mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya pernikahan dini
dan pentingnya pendidikan anak untuk masa depan lebih baik. |
Berdasarkan
hasil analisis SWOT di atas, kepala SMKN 1 Klabang melaksanakan strategi
inovasi SEGER WARAS sebagai berikut;
1.
Tata
kelola pendidikan yang baik dengan penyelenggaraan inovasi SEGER WARAS menjadi
solusi cerdas bagi masyarakat untuk terus memberikan kesempatan pendidikan bagi
anaknya.
2.
Inovasi
SEGER WARAS mendorong banyaknya anak putus sekolah untuk terus bisa melanjutkan
pendidikan.
3.
Inovasi
SEGER WARAS akan menjadi peluang bagi sekolah untuk meminimalisir ingginya
angka drop out, banyaknya anak usia SMK tidak sekolah, dan anak putus sekolah
karena pernikahan dini.
4.
Inovasi
SEGER WARAS dilakukan dengan menerapkan prinsip tata kelola kelola pendidikan yang baik dapat
meningkatkan minat masyarakat pada pendidikan SMKN 1 Klabang.
Tahap
selajutnya tentunya adalah menyusun kerangka berfikir sebagai acuan dalam
menjawab rumusan masalah. Kerangka berfikir dalam inovasi ini digambarkan
sebagai berikut:
SMKN 1 Klabang |
INPUT |
PROSES |
OUTPUT |
FEEDBACK |
S T R A T E G I |
BERHASIL |
TIDAK BERHASIL |
Model Inovasi SEGER WARAS Berhasil |
Tata Kelola Pendidikan 4 K 1 T 1. Keterbukaan 2. Kooperatif 3. Kolaboratif 4. Koordinasi 5. Transparansi |
Tata Kelola Kelembagaan 1. Kepemimpinan 2. Doktrin 3. Program 4. Sumber daya 5. Struktur internal |
Gambar:
3.1
Kerangka
Berfikir Konseptual
Berdasarkan
kerangka konseptual di atas, tata kelola pembangunan kelembagaan dan tata
kelola pendidikan tersebut menggambarkan kekhasan bagaimana lembaga SMKN 1
Klabang mendesain inovasi penyelenggaraan sekolah gratis. Gambaran kerangka
berfikir konseptual di atas juga menjadi dasar sebagai komitmen, perekat
kesatuan pemahaman, sistem bersama bagi anggota organisasi melakukan kerjasama,
bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya dan bagaimana anggota organisasi
diharapkan dalam berperilaku untuk mewujudkan pencapaian tujuan.
Inovasi
SEGER WARAS Di SMKN 1 Klabang dilaksanakan dengan menerapkan asas tata kelola
pendidikan 4K 1 T Noor dan Rahmatllah (2018) yaitu; Keterbukaan, Kooperatif,
Kolaboratif, Koordinasi, dan Transparansi dengan sangat baik. Penerapan tata
kelola tersebut dapat terlihat dari diagram seperti berikut ini:
KEPALA SEKOLAH |
WAKA KURIKULUM |
WAKA KESISWAAN |
TIM KREATIF |
WAKA HUMAS |
GTK |
PERANGKAT MENGAJAR |
PROSES KBM |
Pembina OSIS |
SATGAS SKANELA |
KONTEN |
MEDSOS |
MUSPIKA |
KEPALA DESA |
TOMAS |
INOVASI SEGER WARAS |
LULUSAN BERKUALITAS |
Gambar:
3.2 Tata Kelola Inovasi SEGER WARAS
Berdasarkan
diagram di atas, kepala SMKN 1 Klabang melaksanakan inovasi SEGER WARAS dengan
prinsip tata kelola pendidikan yang baik dengan memberikan peran struktur
organisasi sekolah sesuai dengan tupoksinya. Adapun metode yang dilakukan
sesuai dengan pembagian peran di atas adalah sebagai berikut;
1. Peran Kepala SMKN 1 Klabang
a.
Melaksanakan
program inovasi SEGER WARAS dengan terus bersinergi dengan tiga pilar good
governance yaitu pemerintah, masyarakat, dan swasta. Penguatan inovasi dengan
membangun sinergi dengan pemerintah seperti; Muspika Kecamatan Klabang dan
Kepala Desa wilayah Klabang. Pihak swasta dengan pemanfaatan CSR pendukung
inovasi kepala sekolah, sedangkan pihak masyarakat dikoordinasikan dengan waka
humas.
b.
Merancang
program dan kegiatan inovasi SEGER WARAS dengan melibatkan tim manajemen
sekolah yan terdiri dari; waka kurikulum, waka kesiswaan, tim kreatif, dan waka
humas.
c.
Melakukan
pendampingan langsung pelaksanaan setiap kegiatan dari program inovasi SEGER
WARAS yang dilakukan oleh tim manajemen sekolah.
d.
Memberikan
tugas tambahan kepada guru Bimbingan Konseling (BK) untuk melakukan pemetaan
potensi peserta didik berdasarkan tiga pilihan BMW (Bekerja, Melanjutkan,
Wirausaha).
e.
Meminta
laporan dan melakukan evaluasi bersama dari setiap kegiatan yang mendukung
inovasi SEGER WARAS.
2. Peran Waka kurikulum SMKN 1 Klabang
a.
Penanggung
jawab kegiatan-kegiatan peningkatan kapabilitas GTK seputar problematika
pernikahan dini, angka putus sekolah, dan rendahnya motivasi belajar siswa.
b.
Jaminan
proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan menuntun
peserta didik sesuai dengan potensi kodratnya.
c.
Penekanan
sosialisasi problematika pernikahan dini, angka putus sekolah dan rendahnya
motivasi belajar siswa beserta dampak negatifnya oleh semua guru pada setiap
pelaksanaan tatap muka pembelajaran.
3. Peran Waka Kesiswaan SMKN 1
Klabang
Pembentukan Satgas Skanela dengan sumber daya
OSIS sebagai upaya preventif dan edukasi dampak putus sekolah dan rendahnya
motivasi belajar siswa
4. Peran
Tim Kreatif SMKN 1 Klabang
a.
Memproduksi
konten-konten kreatif seperti; film pendek, flyer digital, poster, videografi,
fotografi, berita, features, dan berbagai konten lainnya tentang kampanye
sekolah gratis berkualitas.
b.
Memastikan
hasil produksi konten terpublikasi dengan baik sebagai branding lingkungan
sekolah dan media sosial.
5. Peran Waka Humas
a.
Membangun
sinergitas dengan muspika Kecamatan Klabang, komite sekolah dan tokoh
masyarakat untuk terus melakukan kampanye sekolah gratis berkualitas.
b.
Membangun
komunikasi aktif dengan asosiasi kepala desa se-Kecamatan Klabang untuk ikut
bersama-sama mendukung inovasi SEGER WARAS.
Berdasarkan
dokumen kegiatan pelaksanaan inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang tersaji
dalam tabel berikut ini;
Tabel
4.1 Data Rekapitulasi Kegiatan inovasi SEGER WARAS
NO |
NAMA
KEGIATAN |
WAKTU
KEGIATAN |
TEMPAT
KEGIATAN |
SASARAN |
1 |
Lounching
Inovasi SEGER WARAS |
25
Januari 2023 |
Halaman
SMKN 1 Klabang |
Siswa,
Wali Murid, GTK, masyarakat umum |
2 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Muspika Kecamatan Klabang |
30
Januari 2023 |
Aula
Kecamatan Klabang |
Camat
dan staff, Kapolsek, Danramil, Puskesmas |
3 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Klabang |
2
Februari 2023 |
Balai
Desa Klabang |
Masyarakat
Desa Klabang |
4 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Blimbing |
6
Februari 2023 |
Balai
Desa Blimbing |
Masyarakat
Desa Blimbing |
5 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Besuk |
18
Februari 2023 |
Balai
Desa Besuk |
Masyarakat
Desa Besuk |
6 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Karangsengon |
22
Februari 2023 |
Balai
Desa Karangsengon |
Masyarakat
Desa Karagsengon |
7 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Karanganyar |
27
Februari 2023 |
Balai
Desa Karanganyar |
Masyarakat
Desa Karanganyar |
8 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Klampokan |
8
Maret 2023 |
Balai
Desa Klampokan |
Masyarakat
Desa Klampokan |
9 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Leprak |
13
Maret 2023 |
Balai
Desa Leprak |
Masyarakat
Desa Leprak |
10 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Pandak |
23
Maret 2023 |
Balai
Desa Pandak |
Masyarakat
Desa Pandak |
11 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Sumbersuko |
28
Maret 2023 |
Balai
Desa Sumbersuko |
Masyarakat
Desa Sumbersuko |
12 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Wonoboyo |
5
April 2023 |
Balai
Desa Wonoboyo |
Masyarakat
Desa Wonoboyo |
13 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di Desa Wonokerto |
10
April 2023 |
Balai
Desa Wonokerto |
Masyarakat
Desa Wonokerto |
14 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 1 Klabang |
19
April 2023 |
Aula
SMPN 1 Klabang |
GTK
dan Siswa |
15 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 1 Tapen |
4
Mei 2023 |
Aula
SMPN 1 Tapen |
GTK
dan Siswa |
16 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 2 Tapen |
8
Mei 2023 |
Aula
SMPN 2 Tapen |
GTK
dan Siswa |
17 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 1 Prajekan |
13
Juni 2023 |
Aula
SMPN 1 Prajekan |
GTK
dan Siswa |
18 |
Sosialisasi
Inovasi SEGER WARAS Di SMPN 2 Prajekan |
22
Juni 2023 |
Aula
SMPN 2 Prajekan |
GTK
dan Siswa |
c. Dampak Inovasi Yang Dihasilkan
Inovasi
SEGER WARAS Di SMKN 1 Klabang mempunyai beberapa dampak positif sebagai
berikut;
1.
Peningkatan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang tentunya juga akan berdampak pada
peningkatan IPM di kabupaten Bondowoso dan IPM Jawa Timur.
2.
Peningkatan
kuantitas peserta didik SMKN 1 Klabang yang signifikan dari tahun sebelumnya.
3.
Peningkatan
kualitas peserta didik SMKN 1 Klabang dengan kepastian lulus sekolah dan
memilih tujuan setelah lulus untuk bisa Bekerja, Melanjutkan kuliah, atau
Wirausaha (BMW)
4.
Menumbuhkan
semangat pentingnya pendidikan anak kepada semua warga masyarakat khususnya
Kecamatan Klabang dan Bondowoso pada umunya.
5.
Menumbuhkan
kesadaran pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara efektif memutus mata
rantai kemiskinan masayarakat Kecamatan Klabang.
Inovasi
SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang dalam menyelenggarakan sekolah gratis sampai
lulus dan gratis seragam untuk mewadahi kebutuhan masyarakat kurang mampu
ternyata mempunyai perkembangan yang baik. Perkembangan signifikan jumlah siswa
SMKN 1 Klabang dapat di lihat dari grafik berikut ini;
(Sumber:
Dokumen SMK NU Tenggarang)
Gambar
3.2 Perkembangan Jumlah Siswa SMK NU Tenggarang
PENUTUP
Sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya inovasi SEGER WARAS di
SMKN 1 Klabang, maka dalam bab penutup ini akan dikemukakan kesimpulan dan
rekomendasi terhadap hasil inovasi yang telah dijalankan oleh kepala SMKN 1
Klabang.
a. Kesimpulan
Pertama,
Kepemimpinan transformasional yang dilandasi oleh kekuatan doktrin merupakan
dimensi utama penguat tata kelola pembangunan lembaga SMKN 1 Klabang
meluncurkan inovasi SEGER WARAS.
Kedua,
Transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal menguatkan prinsip tata kelola
pendidikan dan menguatkan inovasi sekolah gratis.
Ketiga,
Inovasi SEGER WARAS berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah siswa SMKN
1 Klabang yang diikuti dengan penyelenggaraan pendidikan berkualitas.
b. Rekomendasi
Untuk
lebih memaksimalkan keberlangsungan inovasi SEGER WARAS di SMKN 1 Klabang, maka
bersama ini diberikan rekomendasi seperti berikut;
1. Pihak Kepala Sekolah
a.
Terus
membangun sinergitas, komunikasi aktif, dan pelibatan pihak pemerintah dan
tokoh masyarakat untuk terus menggelorakan inovasi sekolah SEGER WARAS.
b.
Lembaga
pendidikan SMKN 1 Klabang harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam
menciptakan lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi
tantangan jaman era revolusi industri 4.0 meskipun menyelenggarakan sekolah
gratis sampai lulus.
c.
Menguatkan
tim manajemen dan warga sekolah untuk terus menerus melaksanakan
kegiatan-kegiatan pendukung inovasi SEGER WARAS.
d.
Melakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan tim manajemen sekolah
terhadap pelaksanaan inovasi SEGER WARAS.
2. Pihak Guru
a.
Lebih
menekankan motivasi pentingnya pendidikan kepada peserta didik pada saat
pembelajaran di kelas
b.
Aktif
melakukan home visit sebagai sarana motivasi kepada siswa, orang tua, dan warga
sekitar akan pentingnya pendidikan
c.
Selalu
berusaha meningkatkan literasi problematika putus sekolahdan dampaknya untuk
selanjutnya disampaikan secara terus menerus kepada peserta didik
3. Pihak Masyarakat
a.
Ikut
berperan aktif mengkampanyekan inovasi SEGER WARAS kepada anggota masyarakat
lainnya.
b.
Melakukan
inventarisasi anak putus sekolah dan selanjutnya diantarkan untuk melanjutkan
pendidikannya di SMKN 1 Klabang.
c.
Memberikan
kepastian keberlangsungan pendidikan anak-anaknya untuk tetap bisa sekolah
gratis sampai lulus di SMKN 1 Klabang.
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
Albury, David. 2003. Innovation in the Public Sector. Discussion paper. The Mall. London
Anatan, L., & Ellitan, L. (2009).
Manajemen Inovasi (Transformasi Menuju Organisasi Kelas Dunia). Bandung: CV.
Alfabeta.
Arikunto,
S. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bogdan,
R.C. & Biklen, S.K. 1990. Riset
kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar Ke Teori dan Metode. Terjemahan oleh
Munandir. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Dharma,
Surya. 2007. Manajemen Kinerja.
Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.
Eaton,
Joseph W. 1972. Institution-Building
and Development: From Concept to Application, Beverly Hills, Cal., Sage
Publications.
Halvorsen,
Thomas, et al.
2005. On the Differences between Public
and Private Sector Innovations. Oslo: Publin Report.
Handbook
Inovasi Administrasi Negara, 2014, Pusat Inovasi Layanan Publik Kedeputian
Inovasi Administrasi Negara LAN – RI
Henry,
Nicholas.1995. Administrasi Negara dan
Masalah-Masalah Publik. Lontoh, De Lusiana (Penerjemah). Jakarta: Raja Grafindo.
Henry,
Nicholas. 2004. Public Administration
& Public Affairs. Nith Edition
USA
: Pearson Education. Inc.
Henry,
Nicholas. 2018. Public administration and
public affairs (13th ed.). New York: Routledge.
Noorkasiani,
Heryati, Ismail. R. 2009. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC
Noorr, HM Idris, dan Rahmatllah, N.
2018. Inovasi Tata Sekolah Menengah Atas
Dalam Kebijakan Merdeka Belajar. Jakarta: Direktorat SMA.
Surbakti, E. B. (2008). Kenalilah Anak
Remaja Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Zuhal. 2013. Gelombang Ekonomi Inovasi: kesiapan Indonesia berselancar di era
ekonomi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
PERATURAN
Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 33 Tahun 2019. Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan
Pendidikan (BPOPP). Surabaya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Permata Press.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem
Pendidikan Nasional. 2003. Yogyakarta: Cemerlang Publisher.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara.
INOVASI
PAWANG ADEM SKANELA
Garjito,
M.Pd
PROFIL
USAHA
1.1 Visi Berwirausaha
Dalam
menjalankan bisnis penulis mengetahui bahwa sangat penting adanya visi dan misi
untuk keberlangsungan hidup suatu bisnis di masa depan. Visi adalah kemampuan
untuk melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan apa yang tampak dalam
khayal, penglihatan atau pengamatan. Atau kemampuan melihat gambaran atau
wawasan masa depan yang
diinginkan berdasar penglihatan/pengamatan/perbandingan kondisi yang ada/
keadaan sekarang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Terdapat beberapa unsur untuk
membuat visi dalam suatu perusahaan, antara lain visi harus berorientasi ke depan,
harus mengekspresikan kreatifitas, tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini,
dan visi harus berdasarkan pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi
masyarakat.
Adapun
juga beberapa manfaat dari sebuah visi, yaitu:
1.
Menjembatani
keadaan perusahaan masa sekarang dan masa depan.
2.
Menumbuhkan
rasa kebermaknaan. Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah
lingkungan pekerjaannya.
3.
Menumbuhkan
standar kerja yang prima. Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk
suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan
standar prima untuk setiap pekerjaannya.
4.
Menumbuhkan
komitmen dan semangat kerja karyawan. Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh
antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa
kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja
bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.
5.
Menumbuhkan
standar kerja yang prima. Apabila seorang karyawan memahami bahwa dia bekerja
untuk suatu tujuan yang sangat mulia, ia akan bekerja penuh semangat dan
meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.
Melihat
pentingnya visi bagi perusahaan, penulis menemukan visi dari usaha yang akan
penulis bangun. Visi dari jasa pelayanan AC rumahan dan mobil yaitu “Pawang
Adem Skanela Mak Nyes.”
1.2
Tujuan Berwirausaha
Tujuan
Pawang Adem Skanela Mak Nyes adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan
pelayanan jasa perbaikan dan perawatan AC yang murah berkualitas
2.
Menciptakan
jasa pelayanan AC panggilan yang memudahkan pelanggan
3.
Sebagai
laboratorium kewirausahaan peserta didik
4.
Sebagai
unit produksi yang bisa membantu pendapatan sekolah
5.
Menjadi
supplier pelayanan AC bagi usaha-usaha yang yang dibangun oleh lulusan/alumni.
1.3 Struktur Organisasi
MANAGER |
KEPALA TEKNISI |
ADMIN |
ACCOUNTING |
STAFF |
STAFF |
TEKNISI |
TEKNISI |
TEKNISI |
1.4
Jenis Usaha
Jenis
usaha Pawang Adem Skanela Mak Nyes antara lain sebagai berikut;
1.
Jasa
perbaikan dan perawatan AC Mobil dan Perumahan
2.
Jasa
Teknik Instalasi Listrik
3.
Jasa
Solar Cell
4.
Jasa
Perbaikan Alat-Alat Rumah Tangga
1.5
Ketercapaian Saat Ini Dan Periode Sebelumnya
Program
Periode Sebelumnya yang Tercapai
No |
Program |
Tingkat
Capaian |
Faktor
Penentu Keberhasilan |
Peluang
Pengembangan |
1. |
Instalasi listrik
rumahan |
= |
Tersedianya sumber
daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) |
Banyak sekali
pembukaan perumahan-perumahan baru yang membutuhkan jasa instalasi |
2. |
Penyiraman Tanaman
Otomatis |
= |
Tersedianya sumber
daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) |
Banyak
rumah/lembaga/perkantoran yang membutuhkan jasa tersebut |
3. |
Pembuatan Running
Teks |
= |
Tersedianya sumber
daya yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) |
Banyak
rumah/lembaga/perkantoran yang membutuhkan jasa tersebut |
4. |
Perbaikan alat-alat
rumah tangga |
= |
Tersedianya sumber daya
yang melimpah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) |
Banyak rumah tangga
yang membutuhkan |
Program
Periode Sebelumnya yang Tidak Tercapai
No |
Program |
Permasalahan |
Faktor
Penentu Kegagalan |
1. |
Solar Cell PJU |
Kurangnya kesadaran
stakeholder terkait penerangan jalan umum |
Dana |
2. |
Pengairan Sawah
Berbasis Solar Cell |
Rendahnya pemahaman
masyarakat akan efisiensi penggunaan solar cell |
Dana |
3 |
Solar Cell pengganti
listrik rumahan |
Biaya yang mahal pada
awal pengadaan |
Dana |
IDENTIFIKASI PELUANG,
ANCAMAN, KEKUATAN, DAN KELEMAHAN USAHA ANDA
2.1 Identifikasi Kekuatan dan
Kelemahan Internal
Tabel
2.1. Identifikasi Lingkungan Internal
Aspek
Internal |
Indikator/Uraian |
KEKUATAN |
|
Manajemen |
Proses perencanaan,
pengorganisasian (struktur organisasi), proses motivasi, dan proses
pengawasan dan tata kelola usaha. |
Pemasaran |
Menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak (komunias) untuk mendukung penjualan |
Keuangan |
Modal diberikan
pinjaman KUR dari BRI dengan bunga rendah |
Operasional
Kegiatan Usaha |
Kegiatan operasional
usaha didukung oleh sekolah |
Sarana
dan Prasarana |
Sarana dan prasarana
yang dimiliki baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas/kapasitas, Bengkel
/ RPS tersedia sesuai dengan kompetensi keahlian. |
Hubungan
jasa dengan stakeholder |
Kerjasama dengan
industri dan UMKM, pemerintah, orang tua murid, baik dalam kuantitas maupun
kualitas. |
Sistem
Informasi Manajemen |
Sistem Informasi yang
diterapkan dalammendukung usaha adalah website dan WA. |
Tenaga
Teknisi |
Kualitas dan kuantitas
tenaga teknisi dari jurusan TITL sangat banyak. |
Tenaga
admin dan accounting |
Kualitas dan
kuantitas tenaga teknisi dari jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga (AKL) sangat
banyak. |
KELEMAHAN |
|
Manajemen |
Proses manajemen
masih perlu banyak pelatihan pendukung |
Pemasaran |
Pemasaran bersaing
ketat dengan usaha yang telah berkembang pesat jauh sebelum Pawang Adem ada |
Keuangan |
Modal usaha kecil |
Operasional
Kegiatan Usaha |
Dana pendukung
operasional kegiatan usaha masih tergantung dengan sekolah |
Sarana
dan Prasarana |
Peralatan masih jauh
dari standart industri |
Hubungan
Jasa dengan stakeholder |
Hubungan Pawang Adem
dengan stakeholder masih dibantu sekolah |
Sistem
Informasi Manajemen |
Sistem Informasi yang
diterapkan di sekolah hanya terbatas pada website sekolah dan WA. |
Tenaga
Teknisi |
Kompetensi teknisi
masih perlu mendapatkan banyak pelatihan |
Tenaga
Admin dan Accounting |
Kompetensinya masih
perlu upgrade |
2.2 Identifikasi Peluang Dan
Ancaman Eksternal
Tabel
2.2. Identifikasi Lingkungan Eksternal
Aspek
Eksternal |
Indikator/Uraian |
PELUANG |
|
Pengaruh Ekonomi |
Kondisi perekonomian
daerah/wilayah secara umum sedang dalam taraf berkembang. |
Pengaruh
Sosial, Budaya, Demografi |
Budaya kekerabatan
masyarakat (budaya madura) menjadi peluang bagi sekolah untuk menguatkan
minat orang tua untuk sekolahkan anaknya. |
Pengaruh
Politik, Pemerintahan dan Hukum |
Adanya elite politik
lokal yang menjadi anggota DPRD dan sangat peduli dengan pendidikan. |
Pengaruh
Teknologi |
Perubahan teknologi
menuntut jasa Pawang Adem harus upgrade pengetahuan |
Pengaruh
persaingan industri |
Persaingan bisnis
jasa perawatan dan perbaikan AC sangat ketat. |
ANCAMAN |
|
Pengaruh Ekonomi |
Kondisi perekonomian
daerah/wilayah yang sedang dalam taraf
berkembang mengakibatkan masyarakatnya memiliki kondisi yang berragam dan
tidak menentu, sehingga menuntut pelaku usaha untuk pandai membaca situasi
perekonomian yang kini berlangsung. |
Pengaruh
Sosial, Budaya, Demografi |
Nilai/persepsi
masyarakat tentang SMK terkadang masih konvensional dengan menganggap bahwa lulusan
SMK hanya terpaku sebagai pekerja, padahal lulusan SMK dicetak juga sebagai
wirausaha, |
Pengaruh
Politik, Pemerintahan dan Hukum |
Regulasi yang tumpang
tindih |
Pengaruh
Teknologi |
Perubahan teknologi
di dunia pendidikan misalnya berkembangnya pendidikan terbuka dengan distance
learning, menuai pro dan kontra bagi beberapa pihak terkait keabsahannya.
ardu listrik akibat angin dan pohon roboh. |
Pengaruh
persaingan industri |
Persaingan bisnis
baik produk maupun jasa sangat ketat |
PENENTUAN POSISI
STRATEGIS USAHA YANG DIJALANKAN
Tabel
3.1 Matrik SWOT
EKSTERNAL |
STRENGTHS 1.
SDM
peserta didik TITL banyak 2.
SDM
guru TITL banyak 3.
Dukungan
penuh dan komitmen GTK SMKN 1 Klabang |
WEAKNESS 1.
Sarana
prsarana kurang memadai 2.
Rendahnya
minat anak wirausaha 3.
Rendahnya
kompetensi siswa |
OPPORTUNITIES 1.
Banyaknya
kebutuhan jasa layanan AC 2.
Cuaca
ekstrim musim kemarau berkepanjangan 3.
Tidak
adanya layanan jasa panggilan |
STRATEGI
SO 1.
SDM
guru dan siswa TITL dapat melayani jasa perbaikan dan perawatan AC 2.
Banyaknya
kebutuhan layanan AC karena cuaca ekstrim dapat di atasi oleh SDM Skanela |
STRATEGI
WO 1.
Perlunya
pengadaan sarana prasarana layanan jasa sesuai standart idustri. 2.
Meningkatkan
kompetensi peserta didik TITL untuk mendukung layanan AC |
THREATS 1.
Banyaknya
kompetitor layanan AC 2.
Persaingat
ketat terkit harga pada jasa layanan AC |
STRATEGI
ST 1.
Banyaknya
SDM peserta didik TITL yang akan mempercepat pelayanan 2.
Dukungan
warga sekolah akan meningkatkan cakupan jumlah pelanggan |
STRATEGI
WT 1.
Meningkatkan
kompetensi SDM dan sarana prasarana untuk mendukung pelayanan prima jasa
layanan AC. |
a. Penentuan Posisi Strategis dan
Pemilihan Strategi
Pengembangan
Berdasarkan
alternatif strategi yang tergambar pada matriks SWOT, selanjutnya ditentukan
prioritas masalah menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang
tersaji berikut ini;
Tabel 3.3. Matriks Penentuan Strategi
dengan Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)
No |
Alternatif
Strategi |
U |
S |
G |
Total |
1 |
Perlunya pengadaan
sarana prasarana layanan jasa sesuai standart idustri. |
5 |
5 |
4 |
14 |
2 |
SDM guru dan siswa
TITL dapat melayani jasa perbaikan dan perawatan AC |
5 |
5 |
5 |
15 |
3 |
Banyaknya kebutuhan
layanan AC karena cuaca ekstrim dapat di atasi oleh SDM Skanela |
5 |
4 |
4 |
13 |
Berdasarkan
hasil analisis USG di atas, maka alternatif strategi yang menjadi prioritas
untuk dilaksanakn adalah “SDM guru dan siswa TITL dapat melayani jasa perbaikan
dan perawatan AC melalui Pawang Adem Skanela Mak Nyes”.
PEMETAAN MASALAH DAN
PENENTUAN PROGRAM BERWIRAUSAHA YANG LEBIH BAIK
4.1
Analisis Masalah Usaha Anda
Pawang
Adem Skanela Mak Nyes merupakan unit usaha jasa pelayanan servis AC mobil dan
ruangan. Hasil analisis terkait Pawang Adem ini adalah sebagai berikut;
1.
Rendahnya
kepercayaan masyarakat pada kualitas peserta didik SMK
2.
Turunnya
jumlah pelanggan
3.
Seringkali
dijumpai komplain pelanggan
4.
Rendahnya
intensitas pelatihan yang diberikan kepada teknisi AC
4.2
Kondisi Sekarang
Berdasarkan
latar belakang dan analisis data SWOT, kondisi sekarang Jasa Pawang Adem
Skanela adalah sebagai berikut;
1.
Rendahnya
kepercayaan masyarakat akan produk/jasa karya SMK
2.
Turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap layanan AC Pawang Adem
3.
Rendahnya
kompetensi teknisi AC
4.
Rendahnya
jiwa entreprneurship peserta didik
5.
Jarangnya
pelatihan AC tingkat mahir
4.3
Kondisi yang Diinginkan
Fakta
sosial berdasarkan data di atas tentunya menjadi hambatan bagi upaya
pengembangan Jasa Pawang Adem Skanela sebagai unit produksi kewirausahaan.
Adapun kondisi ideal yang diharapkan yaitu;
1.
Menjadi
penyedia layanan jasa AC yang berkualitas.
2.
Menjadi
penyedia layanan jasa AC panggilan dengan harga murah berkualitas.
3.
Terwujudnya
peningkatan kompetensi teknisi AC yang merupakan peserta didik SMKN 1 Klabang
4.
Terwadahinya
kebutuhan masyarakat akan jasa layanan AC secara professional
4.4 Permasalahan dan Alternatif
Solusi
Tabel
4.1. Masalah dan Alternatif Solusi
Kondisi
Sekarang |
Kondisi
yang Diinginkan |
Permasalahan |
Alternatif
Solusi |
|
Masalah |
Indikator
Masalah |
|||
Rendahnya kompetensi
teknisi AC |
Peningkatan
kompetensi teknisi AC Pawang Adem Skanela |
Permasalah an
kompetensi |
1.
Masih
banyaknya teknisi yang kurang berkualitas 2.
Rendahnya
jiwa entrepreneurship teknisi AC Pwang Adem |
1.
Mndaftarkan
teknisi mengikuti pelatihan AC secara berkelanjutan 2.
Penguatan
jiwa entrepreneurship |
4.5 Penetapan Proyek Pengembangan
Usaha
Berdasarkan
latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
pengembangan usaha jasa perbaikan AC mobil maupun AC rumahan dengan
memanfaatkan melipmpahnya sumber daya manusia (guru dan peserta didik) yang
kompeten dalam jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL).
4.6
Judul: Pengembangan Usaha
Adapun
judul pengembangan usaha ini diberikan nama: Pawang Adem Skanela Mak Nyes.
Skanela merupakan akronim dari SMKN 1 Klabang.
TATA
KELOLA
6.1
Struktur Organisasi Usaha
Jasa
Pawang Adem Skanela dapat terlihat dari diagram seperti berikut ini.
MANAGER |
KEPALA TEKNISI |
ADMIN |
ACCOUNTING |
STAFF |
STAFF |
TEKNISI |
TEKNISI |
TEKNISI |
6.2
Tugas dan Fungsi Elemen
Adapun
metode yang dilakukan sesuai dengan pembagian peran di atas adalah sebagai
berikut;
1. Peran Manager
a.
Nahkoda
usaha jasa Pawang Adem Skanela
b.
Merancang
program dan kegiatan usaha Pawang Adem dengan melibatkan semua tim usaha.
c.
Melakukan
pendampingan langsung pelaksanaan setiap kegiatan dari program usaha jasa
pawang adem.
2. Peran Kepala Teknisi
a.
Penanggung
jawab kegiatan-kegiatan usaha Pawang Adem.
b.
Jaminan
proses pelaksanaan kegiatan usaha.
c.
Membangun
kekuatan tim teknis.
d.
Meningkatkan
kerjasama teknisi
e.
Mengatur
SOP tekniksi
3. Peran Admin
Mencatat
semua kegiatan usaha jasa Pawang Adem
4. Peran Accounting
a.
Membuat
buka kas pengeluaran dan pemasukan usaha.
b.
Menjaga
arus keuangan.
5. Teknisi
a.
Melakukan
kegiatan jasa secara profesional.
b.
Melakukan
proses pekerjaan sesuai SOP Jasa Pawang Adem
6.3
Kebijakan/Inovasi Yang Dilakukan
Dalam
mendukung Jasa Pawang Adem, unit usaha Pawang Adem meluncurkan kebijakan
sebagai berikut;
1.
SMK
Manunggal BLK dalam rangka penguatan kompetensi teknisi.
2.
Layanan
servis gratis untuk pensiunan
3.
Promo
spesial untuk para pelanggan secara periodik
4.
Hadiah
menarik untuk pelanggan setia
5.
Pelayanan
siap meluncur ke pelanggan 24 jam
6.
Jaminan
garansi
6.4
Monitoring Dan Evaluasi
Untuk
mengetahui sejauh mana kesesuaian dan keterlaksanaan antara perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan, serta untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi selama
pelaksanaan, maka dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi. Kegiatan
monitoring dilakukan pada tahap persiapan dan pelaksanaan. Sedangkan tahap
evaluasi hasil kegiatan dilaksanakan setelah pelaksanaan kegiatan usaha.
Selama
pelaksanaan kegiatan berlangsung, dilakukan monitoring dan evaluasi menggunakan
instrumen yang telah disiapkan, antara lain:
a.
Instrumen
Monitoring kegiatan Usaha jasa pawang adem. Instrumen ini berisi serangkaian
ceklis untuk memonitor ketercapaian masing-masing tahapan program, dari mulai
persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi hasil. Diisi oleh Tim Pengembang
program dengan tujuan, memastikan seluruh tahapan program telah terlaksana
dengan baik.
b.
Instrumen
Evaluasi Hasil Kegiatan Jasa Pawang Adem. Pengisian instrumen evaluasi ini
dilakukan oleh seluruh pelanggan.
Dari
Hasil pengisian instrumen kemudian dianalisis dan dievaluasi. Berikut adalah
uraian berdasarkan data hasil analisis pengisian instrumen Analisis Instrumen
Monitoring Pelaksanaan Program
Berdasarkan
pengolahan data instrumen monitoring pelaksanaan program, diperoleh hasil
gambaran keterlaksanaan dalam diagram sebagai berikut:
Dari
gambar grafik hasil monitoring pelaksanaan kegiatan diperoleh nilai
ketercapaian tahap persiapan adalah 100% kategori Sangat Baik yang
berarti seluruh tahapan persiapan pelaksanaan dilaksanakan sesuai rencana,
terdiri dari: 1) studi literasi dan kebijakan; 2) koordinasi bersama tim
inovasi mengenai rencana program; 3) menyusun Tim Pengembang Program; 4)
menyusun dokumen pengembangan program; dan 5) sosialisasi dan koordinasi dengan
pihak terkait.
Pada
tahap pelaksanaan diperoleh nilai ketercapaian sebesar 100% kategori Sangat
Baik. Pada tahap monitoring dan evaluasi diperoleh nilai ketercapaian
sebesar 100% kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan bahwa tahapan
monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan, terdiri dari: 1) pengisian
Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan oleh Tim Pengembang Program; dan 2)
pengisian Instrumen Evaluasi. Demikian juga pada tahap refleksi, nilai capaian
yang 100% kategori Sangat Baik.
KRITERIA
KEBERHASILAN
Target
capaian kinerja Jasa Pawang Adem adalah sebagai berikut :
Tabel
7.1. Kriteria Keberhasilan
NO |
KRITERIA |
JUMLAH
SATUAN |
BOBOT
(%) |
TARGET
CAPAIAN |
|
JANGKA
PENDEK |
|
|
|
1 |
Pembuatan ide bisnis |
1
keg |
10
% |
100
% |
2 |
Pembuatan struktur
manajerial Pawang Adem |
1
Tim |
10
% |
100
% |
3 |
Pembuatan Dan
Distribusi material promo sebagai media sosialisasi inovasi Pawang Adem |
1
keg |
10
% |
100
% |
4 |
Memberikan
Promo/kejutan pada pelanggan |
1
keg |
10
% |
100
% |
5 |
Memberikan layanan
servis gratis untuk pensunan |
1
keg |
20
% |
100
% |
|
|
|
|
|
|
JANGKA
MENENGAH |
|
|
|
1 |
Pengiriman Pelatihan
Teknisi AC ke BLK |
1
keg |
10
% |
100
% |
2 |
Pemberian hadiah
aksesoris untuk pengguna layanan |
1
keg |
10
% |
100
% |
|
JANGKA PANJANG |
|
|
|
1 |
Survey kepuasan
pelanggan terhadap Pawang Adem |
1
keg |
10
% |
100
% |
2 |
Evaluasi Usaha Pawang
Adem |
1
keg |
10
% |
100
% |
INOVASI
FILM PENDEK “SANG PEMBUNUH MIMPI”
Eni
Hoirini, S.Pd
KONSEP
CERITA
a. Latar Belakang
Menikah
di dalam masyarakat kadang masih menjadi tolak ukur kedewasaan, setelah
memiliki pekerjaan mapan dan penghasilan sendiri, orang umumnya mulai berpikir
untuk berumah tangga dan memiliki keturunan. Tapi bagi banyak orang lain,
pekerjaan dan penghasilan layak ternyata bukan parameter yang bisa dijadikan
alasan menikah. Sebagian laki-laki yang memiliki tanggung jawab besar dalam
rumah tangga memiliki anggapan berbeda-beda mengenai menikah dini, yaitu karena
agama apapun menganjurkan segera menikah bila sudah dewasa, karena faktor adat
dan budaya yang telah mengajarinya untuk menyegerakan menikah dan menghindari
hubungan seks diluar nikah. Hal ini dimaksudkan bahwa pernikahan itu hendaknya
berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja (Itares 2015).
Menurut
Maryanti dan Septikasari (2009) Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan
di bawah usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun. Pernikahan dini merupakan
pernikahan yang dilakukan pada usia remaja dibawah 20 tahun pada wanita dan
dibawah 25 tahun pada pria (BKKBN, 2011). Dalam UU No. 1 tahun 1974, pasal 7
ayat (1) menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah
mencapai usia 19 dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun, usulan
perubahan pasal 7 1974 pada ayat (1) perkawinan dapat dilakukan jika pihak
laki-laki dan perempuan berusia minimal 19 tahun, ayat (2) melangsungkan
pernikahan masing-masing, calon mempelai yang belum mencapai usia 21 tahun,
harus mendapat izin kedua orang tua (UU Pernikahan 1974).
Pendidikan
adalah salah satu cara untuk peningkatan kualitas hidup warga, sementara pada
sebagian besar kasus anak dengan pernikahan dini terhenti pendidikannya. Laki
laki yang menikah dini akan kehilangan pondasi perkembangan sesuai usianya
karena harus berhadapan dengan dunia keluarga yang jauh dari usia
perkembangannya. Akibatnya, anak dengan pernikahan dini akan mengalami tekanan
psikis yang akan berakibat pada pernikahannya maupun kepada anaknya untuk
memberikan contoh yang baik jika kelak ia memiliki anak (Al-Gifari, 2002).
Ketidakmampuan mengendalikan emosi dari masing-masing individu serta menonjolkan
egonya sendiri-sendiri memicu timbulnya kejadian kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) seperti penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaraan
rumah tangga, ancaman untuk melakukan perbuatan, dan pemaksaan baik terhadap
istri atau suami. Kepala keluarga yang masih dini akan mempengaruhi kualitas
keluarga dan berdampak langsung pada rendahnya kesejahteraan keluarga yaitu
seringnya terjadi perpecahan dalam rumah tangga.
Resiko
kesehatan reproduksi yang harus dihadapi perempuan pada kasus pernikahan dini
juga sangatlah banyak, antara lain: aborsi, anemia, bayi prematur, kekerasan
seksual, kanker servik, selain itu juga masih banyak resiko ketika ibu
melahirkan yaitu persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak
mau turun padahal ketuban sudah pecah maka bisa terjadi tali pusat menumbung,
sehingga berdampak pada bayi yaitu kematian, fraktur pada tulang kepala oleh
tekanan yang hebat (Pinem, 2009).
Upaya
dalam menekan kejadian pernikahan dini terutama di lingkungan pedesaan yaitu
dengan usaha pemerintah maupun kalangan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan dan membuka lapangan
kerja agar remaja laki-laki mempunyai alternatif kegiatan lain sehingga menikah
muda bukan satu-satunya pilihan hidup, antara lain dengan mengembangkan program
pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus
sekolah diberikan pendidikan keterampikan agar tidak segera memasuki jenjang
pernikahan (Itares, 2015).
b. Tema
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk membuat
karya film pendek yang berjudul Sang Pembunuh Mimpi.
c. Ide Gagasan
Ide
gagasan karya film pendek ini secara jelas dapat dilihat dari tujuan pembuatan
karya film pendek sebagai berikut:
1.
Syiar
pentingnya menunda pernikahan dini bagi remaja
2.
Kampanye
anti pernikahan dini kepada masyarakat
3.
Upaya
penurunan stunting sebagai dampak nikah dini
4.
Membangun
gerakan peduli pendidikan dan menunda pernikahan
d. Sinopsis
Film
ini mengambil latar di sebuah desa kecil di mana tradisi pernikahan dini masih
kuat. Cerita ini berkisar pada dua remaja, Eni danMarzuki, yang masih berusia
15 tahun dan masih bersekolah di SMP. Mereka adalah dua anak yang memiliki
mimpi besar untuk masa depan mereka, tetapi takdir menghadirkan cobaan yang sulit.
Eni
dan Marzuki telah berteman sejak kecil dan menghabiskan sebagian besar waktu
mereka bersama. Namun, hidup mereka berubah secara drastis ketika orang tua
mereka menentukan bahwa mereka harus menikah di usia muda sesuai dengan tradisi
yang ada di desa mereka. Kedua remaja ini awalnya tidak setuju dengan keputusan
ini, tetapi mereka merasa tertekan oleh tekanan keluarga dan masyarakat.
Film
ini menggambarkan perjuangan Eni dan Marzuki saat mereka mencoba untuk memahami
arti pernikahan, tanggung jawab, dan bagaimana mereka harus menjalani hidup
sebagai pasangan yang begitu muda. Mereka berdua menghadapi berbagai konflik
internal dan eksternal, termasuk mencari cara untuk tetap melanjutkan
pendidikan mereka.
Eni
dan Marzuki juga harus menghadapi pertanyaan sulit tentang apakah mereka akan
mengikuti tradisi dan mengorbankan masa depan mereka yang cerah atau berjuang
untuk mewujudkan impian mereka sambil mencari cara untuk mengubah pandangan
masyarakat tentang pernikahan dini.
Film
ini mengajarkan pentingnya pendidikan, impian, dan hak asasi individu. Ini juga
menggambarkan betapa pentingnya berani berbicara dan berjuang untuk hak-hak
kita meskipun dalam situasi yang sulit. Pernikahan dini anak sekolah adalah isu
serius yang perlu diperjuangkan untuk mengubah pandangan dan kebijakan yang
ada.
e. Naskah/Alur Cerita
Latar
Belakang:
Film
ini berlatar di sebuah desa kecil di pedesaan, di mana tradisi pernikahan dini
masih kuat. Kisah ini fokus pada dua anak sekolah, Eni dan Marzuki, yang
terjebak dalam situasi pernikahan dini.
Awal
Cerita:
Film
dimulai dengan pengenalan karakter utama, Eni dan Marzuki, dua remaja yang
masih bersekolah di SMP. Eni adalah seorang siswi yang cerdas dan bercita-cita
tinggi, sementara Marzuki adalah seorang siswa yang berbakat dalam seni dan
bercita-cita menjadi pelukis terkenal. Mereka adalah teman dekat sejak kecil
dan saling mencintai.
Konflik:
Eni
dan Marzuki mendengar bahwa orang tua mereka telah mengatur pernikahan mereka
pada usia yang sangat muda. Mereka merasa terjebak dalam tradisi dan ekspektasi
orang tua mereka, dan ini mengancam mimpi dan harapan mereka.
Klimaks:
Eni
dan Marzuki memutuskan untuk berjuang melawan pernikahan dini ini dan mencoba
meyakinkan orang tua mereka untuk memberikan mereka kesempatan untuk mengejar impian
mereka. Mereka merencanakan sebuah presentasi di depan komunitas desa mereka
untuk menjelaskan mengapa pernikahan dini bukanlah jalan yang benar untuk
mereka.
Puncak
Konflik:
Presentasi
mereka memengaruhi beberapa orang tua dan warga desa untuk mempertimbangkan
kembali tradisi pernikahan dini. Orang tua Eni dan Marzuki akhirnya setuju
untuk memberikan mereka waktu untuk mengejar pendidikan mereka dan mengejar
impian masing-masing.
Akhir
Cerita:
Eni
dan Marzuki berhasil mendapatkan dukungan dari komunitas mereka dan melanjutkan
pendidikan mereka.
Pesan
Moral
Pesan
moral yang disampaikan pada film pendek Terjerat Rabi Dini ini adalah sebagai
berikut;
1.
Perlunya
mempunyai tekad bulat dan motivasi tinggi untuk terus mengejar mimpi melalui
pendidikan dan tidak tergoda nikah dini
2.
Perlunya
terbangun kesadaran orang tua untuk mendukung sepenuhnya keinginan anak
mengejar cita-cita
3.
Perlunya
kesadaran masyarakat untuk meninggalkan tradisi pernikahan dini untuk menekan
angka stunting sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
KONSEP
PRODUKSI
a. Directors statement
Ide
film ini muncul dari keinginan kami untuk menyampaikan pesan penting tentang
masalah pernikahan dini di kalangan anak sekolah. Kami ingin menyoroti
ketidaksetaraan gender, tekanan sosial, dan dampak psikologis yang mungkin
terjadi pada anak-anak yang terlibat dalam pernikahan dini. Melalui narasi film
ini, kami berusaha untuk mengangkat kesadaran tentang masalah ini dan mendorong
perubahan dalam masyarakat.
Dalam
proses pembuatan film, kami berusaha untuk menciptakan suasana yang autentik
dan empatik. Kami ingin penonton merasa terhubung dengan karakter-karakter
dalam cerita ini dan merasakan emosi yang mereka alami. Kami percaya bahwa film
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perubahan sosial, dan kami berharap bahwa
"Sang Pembunuh Mimpi" dapat menjadi alat untuk memulai percakapan
yang penting tentang isu ini. Terima kasih kepada semua orang yang telah
berkontribusi dalam pembuatan film ini, termasuk para pemain, kru, dan pendukung.
Tanpa kerja keras dan dedikasi mereka, film ini tidak akan mungkin terwujud.
Kami
berharap bahwa film ini dapat memberikan pandangan yang lebih dalam tentang
pernikahan dini anak sekolah dan menggerakkan hati dan pikiran penonton. Kami
berharap juga bahwa film Sang Pembunuh Mimpi ini dapat menjadi panggilan untuk
tindakan, agar kita semua dapat bekerja bersama-sama untuk mengakhiri praktik
pernikahan dini di kalangan anak-anak.
b. Directors Treatment
Penggambaran
Visual:
Film
ini akan menggunakan pengambilan gambar yang penuh emosi dan mendalam, dengan
pemakaian cahaya yang khas untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan cerita.
Sebagian besar adegan akan berlangsung di lingkungan kota kecil di mana Eni dan
Marzuki tinggal. Lingkungan ini akan digambarkan sebagai tempat yang keras
namun juga memiliki keindahan tersendiri.
Kostum
akan mencerminkan kehidupan mereka yang sederhana, dengan sentuhan warna dan
aksesori yang mencerminkan kepribadian mereka.
Pengambilan
gambar akan fokus pada ekspresi wajah karakter, terutama Eni, yang menghadapi
tekanan besar dari orang tuanya.
Naskah:
Naskah
akan memperhatikan dialog antara Eni dan Marzuki, serta interaksi mereka dengan
orang tua mereka. Dialog akan menggambarkan perasaan cinta, ketidakpastian, dan
ketegangan yang mereka alami. Film ini akan menyoroti pentingnya pendidikan dan
menggambarkan betapa sulitnya menghadapi tekanan pernikahan dini di usia muda.
Pesan:
Film
ini akan menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya pendidikan, kesetaraan
gender, dan hak anak untuk hidup tanpa tekanan pernikahan dini. Ini akan
mengajak pemirsa untuk merenungkan masalah sosial yang serius di beberapa
komunitas dan mencari solusi yang lebih baik.
Penggunaan
Musik:
Musik
latar akan digunakan untuk memperkuat emosi dalam film ini, tetapi akan dipilih
dengan hati-hati untuk tidak mengalihkan perhatian dari cerita. Mungkin ada usic
asli atau usic lokal yang mendukung alur cerita dan suasana film.
Pemeran:
Eni -
[Zuki]
Marzuki
- [Priyo]
Orang
Tua Eni - [Bambang]
Orang
Tua Marzuki - [Huda]
Catatan
Tambahan:
Pengambilan
gambar akan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup untuk memberikan perhatian
terhadap detail dan pengembangan karakter. Film ini akan mengandalkan akting
yang kuat dari para pemain untuk mengkomunikasikan emosi yang mendalam.
c. Peralatan Produksi dan
Properti
Adapun
beberapa peralatan produksi dan properti Film pendek Terjerat Rabi Dini antara
lain; kamera, lensa, audio, filter, Steadicam or Shoulder Rig, Tripod, lighting, gimbal, Clapper Board, dan
peralatan editing.
d. Cast dan Kru
Pemeran:
Pemeran
Utama, Pemeran Pendukung dan Figur Tambahan.
Kru
Produksi:
Sutradara,
Produser, Penulis Naskah, Sinematografer, Penyunting, Desainer Produksi, Perancang Kostum, Komposer
Musik , Penyanyi dan Penulis Lagu, Penata Rias dan Penata Rambut
e. Lokasi dan Waktu Pengambilan
Video
Film
ini akan berlatar belakang di sebuah desa Klabang Kecamatan Klabang Kabupaten
Bondowoso. Waktu pengambilan video dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 10
September 2023.
f. Budgeting / Pembiayaan
Tidak
ada pembiayaan dalam pembuatan film pendek, dilakukan secara gotong royong
bersama warga sekolah SMKN 1 Klabang.
INOVASI
FILM PENDEK “BEDO KAREP”
Sulusianah,
M.Pd
KONSEP
CERITA
a. Latar Belakang
Realitas
sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar menunjukkan pendidikan seringkali
masih dirasakan menjadi beban yang sangat berat. Latar belakang kondisi sosial
ekonomi orang tua peserta didik SMKN 1 Klabang adalah potret sebagian besar
masyarakat Bondowoso yang tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan karena
kemiskinan. Pendidikan menjadi barang mewah yang teramat mahal sehingga tidak
dapat dijangkau dengan kemampuan uang yang dimiliki. Setiap penerimaan peserta
didik baru terlihat kebingungan masyarakat untuk memutuskan lanjut tidaknya pendidikan
anaknya. Bagi masyarakat yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan anaknya
harus berhutang hingga menggadaikan barang berhaganya. Kegamangan masyarakat
tersebut juga diperparah dengan banyaknya lulusan SMK di sekitarnya yang
menjadi peganggguran baru setelah menamatkan pendidikannya.
Kabupaten
Bondowoso mempunyai angka tertinggi maraknya pernikahan dini di Jawa
Timur, Hal tersebut juga di dukung
dengan hasil laporan analisis data perkawinan usia anak di Indonesia pada tahun
2021 yang menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi dengan
jumlah remaja yang pernah menikah yaitu sebesar 236.404 jiwa. Kabupaten atau
kota yang memiliki prevalensi tertinggi antara lain Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Kabupaten Bondowoso menempati
urutan pertama di Provinsi Jawa Timur tentang pernikahan usia dini dengan
jumlah persentase sebesar 35%. Data ini di dukung dengan Laporan Data Teknis
KUA Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso tahun 2021, terdapat 271 pernikahan
yang telah terdaftar pada bulan Januari sampai dengan Desember. Pernikahan terbanyak terjadi pada usia 10
sampai 19 di Kecamatan Klabang secara administratif merupakan salah satu dari
23 kecamatan di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Klabang
terdiri dari 11 desa antara lain; Besuk, Blimbing, Karangsengon, Karanganyar,
Klabang, Klampokan, Leprak, Pandak, Sumbersuko, Wonoboyo, dan Wonokerto.
Masyarakat
setempat memiliki sikap religius yang sangat kuat dengan tradisi keagamaan yang
baik. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah petani. Animo dan
keinginan masyarakat untuk menyekolahkan masih kurang terlalu tinggi, hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya lulusan putra Sekolah Menangah Pertama yang
tidak melanjutkan dan memilih bekerja di luar kota seperti Bali, Kalimatan dan
Sumatra. Sedangkan lulusan putrid banyak yang dinikahkan pada usia dini. Selain
itu, minimnya kesadaran masyarakat Klabang akan pentingnya pendidikan, membuat
banyak masyarakat Klabang yang lebih memilih menyuruh anaknya untuk bekerja
setelah lulus sekolah ataupun menikahkan anak putrinya. Hal ini menjadi
tantangan eksternal tersendiri bagi perkembangan SMKN 1 Klabang. Bahkan
beberapa yang sudah bersekolah di SMKN 1 Klabang dengan sangat terpaksa
berhenti sekolah karena orang tua atau tuanangannya memaksa untuk menikah. Hal
seperti inilah yang menjadi tantangan eksternal bagi perkembangan SMKN 1
Klabang.
Menariknya
lagi, tantangan SMKN 1 Klabang juga terletak pada ancaman pernikahan dini.
Tingginya angka pernikahan dini khususnya di Kecamatan Klabang tentu saja
berdampak pada rendanya angka partisipasi sekolah pada lembaga pendidikan SMKN
1 Klabang. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data pernikahan dini di
Kecamatan Klabang;
Tabel
1.2 Data Pernikahan Kecamatan Klabang Januari-Agustus 2023
No |
Umur |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
Kurang dari 19 Tahun |
42 |
28
% |
2 |
Kurang dari 20 Tahun |
68 |
45,3
% |
3 |
21 s/d 25 Tahun |
14 |
9
% |
4 |
26 s/d 30 Tahun |
12 |
8
% |
5 |
Lebih dari 30 Tahun |
14 |
9
% |
Pakem:
Dokumen Kecamatan Pakem
Berdasarkan data tabel tersebut di
atas, pernikahan dini masih sangat tinggi di Kecamatan Klabang dan mengalami
kenaikan dibandingkan dengan tahun 2022. Data kenaikan tersebut terlihat dari
data jumlah pernikahan umur kurang dari 19 tahun dan umur kurang dari 20 tahun
jika dijumlahkan sebanyak 110 pernikahan dengan prosentase 73, 33 %.
b.
Tema
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk membuat
karya film pendek yang berjudul Bedo Karep sebagai permasalahan mendasar dan
sangat mengganngu keberlangsungan lembaga pendidikan khususnya di SMKN 1
Klabang.
c. Ide Gagasan
Karya
film pendek berjudul Bedo Karep ini sesuai dengan langkah SMKN 1 Klabang dalam
rangka peningkatan kuntitas dan kualitas peserta didik melalui penguatan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan menyelamatkan angka edukasi
melalui penenkanan angka pernikahan dini. Ide gagasan karya film pendek ini
secara jelas dapat dilihat dari tujuan pembuatan karya film pende sebagai
berikut:
1.
Penguatan
kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Klabang terkait pentingnya
pendidikan.
2.
Membangun
kesadaran masyarakat akan bahaya pernikahan dini.
3.
Sebagai
strategi peningkatan partisipasi sekolah yang pada akhirnya mendorong
peingkatan IPM di kabupaten Bondowoso.
4.
Peningkatan
kuantitas peserta didik SMKN 1 Klabang
5.
Menumbuhkan
kesadaran pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara efektif memutus mata
rantai kemiskinan masayarakat Kecamatan Klabang.
d.
Sinopsis
Film
Bedo Karep ini melukiskan kisah pilu menyayat hati dari mimpi mulia seorang
gadis desa yang mempunyai sepirit of ngeyel untuk terus menggapai mimpinya bisa
berseragam sekolah namun terhadang tembok tinggi yang begitu kokoh. Tembok
kokoh nan tinggi itu terihat sangat sulit dirobohkannya, bukan karena
gadiscantik berhati mulia itu tidak punya kekuatan untuk merobohkannya. Akan
tetapi, karena kemuliaan hatinya lah yang membuatnya tak kuasa untuk
memukulnya, dan hanya bisa menangis serta merangkulnya.
Tembok
tinggi dan kokoh itu tidak lain adalah perwujudan dari sosok ayah dan ibunya,
dua sosok yang sangat dihormati dalam setiap harap dan amanatnya. Kenyataan
pahit ini memaksa Almira untuk terus hanya bisa menangis tersedu dengan hati
yang sangat pilu, berdiri diantara harus tunduk patuh pada keinginan malaikat
tanpa sayapnya atau tetap terbang tinggi meraih mimpi meski harus menyakiti.
Suara
tangisan Almira tentunya terus bergema menghantam tembok kamarnya yang hanya
teruat dari anyaman bambu yang tak rapi. Sadar diri dan posisi sebagai anak
yang terlahir dari keterbatasan, di mana sang ayah yang hanya buruh tani dan
malaikat tanpa sayapnya yang hanya pembantu rumah tangga lulusan SD kiranya
menjadi kelemahan dan ancaman baginya untuk mengurungkan niat terbang ke langit
tinggi untuk memetik bintang.
Tangisnya
pun semakin tak terkendali, seperti petir halilintar yang datang bertubu-tubi,
ketika wujud kasih sayang ayah ibunya diucapkan dengan lirih dan penuh harap,
yakni ingin menikahkannya agar tunai sudah kewajibannya di dunia. Lantas,
apakah Almira akan terpasung dalam duka di tengah gempuran pernikahan dini atau
bahkan akan tetap nekat melesat terbang tinggi mencapai istana bintang sebagai
bentuk jihat memutus mata rantai kemiskinan dengan sekolah?
e. Naskah/Alur Cerita
Scene
1 Ext : Almira menyadari banhwa dirinya terlahir dari
kehidupan yang penuh keterbatasan, bukan seperti banyak anak lainnya yang
terlahir berkecukupan dan tidak pernah bingung mau melanjutkan sekolah kemana,
bahkan diarahkan oleh orang tuanya untuk melanjutkan ke sekolah pilihan.
Scene
2 Ext : Almira lahir dari seoarang ayah buruh tani
yang tidak lulus SD, pekerjaan dan upahnya tergantung orang yang meminta
bantuan kepadanya, sementara itu ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga
yang hanya lulusan SD.
Scene
3 Ext : Awalnya ayahnya ingin anaknya untuk memperoleh
pendidikan tapi mearangnya untuk sekolah, tentunya karena keterbatasan biaya.
Ibunya hanya bisa menangis tersedu saat Almira mengungkapkan isi hatinya untuk
bisa sekolah seperti teman-temannya.
Scene
3 Ext : Almira mempunyai semangat tinggi untuk bisa
sekolah, harapannya adalah merubah kondisi hidupnya lebih baik pada masa depan
nanti, Almira juga yakin bahwa satu-satunya cara memutus mata rantai kemiskinan
hidupnya adalah dengan pendidikan.
Scene
4 Ext : Almira mencoba untuk tidak menyerah pada
keadaan bahwasannya dia harus terus bertekad untuk bisa sekolah dan suatu saat
nanti bisa mengangkat derajat orang tuanya.
Scene
5 Ext : Keyakinan Almira semakin kuat tatkala membaca
profil Presiden Joko Widodo yang terlahir miskin dan penuh keterbatasan namun
pada akhirnya bisa sukses seperti sekarang dan semuanya diyakini karena
pendidikan.
Scene
6 Ext : Almira menangis hebat, orang tuanya ingin
menikahkannya secepatnya sebagai jalan untuk cepat tuntaskan kewajiban orang
tua di dunia.
Scene
7 Ext : Almira di tengah persimpangan jalan pilihan
Bedo Karep antara keinginannya yang mulia namun terasa berdosa karena tidak
sesuai dengan keinginan orang tuanya.
Scene
8 Ext : Almira menemukan jalan tengah yang cerdas, menemukan SMKN 1 Klabang
yang bisa menjaminnya bisa sekolah gratis sampai lulus, berikut seragam dan
perlengkapan lainnya.
Scene
9 Ext : kedua orang tuanya menyeka air mata Almira dan
mengijinkannya untuk bisa sekolah asalkan benar-benar sekolah gratis.
Seene
10 Ext : Almira bahagia, meski awalnya Bedo Karep namun
pada akhirnya dia bisa mencampai mimpinya untuk bisa berseragam sekolah.
f. Pesan Moral
Pesan
moral yang disampaikan pada film pendek Bedo Karep ini adalah sebagai berikut;
1.
Pentingnya
pendidikan untuk perubahan kualitas hidup lebih baik
2.
Pentingnya
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan anak bagi orang tua
3.
Pentingnya
dukungan orang tua terhadap keberlangsungan pendidikan anak
4.
Pentingnya
orang tua untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak dalam upayanya
mencapai bahkan melampui mimpinya melalui pendidikan.
5.
Pentingnya
orang tua sadar diri akan bahaya pernikahan dini.
KONSEP
PRODUKSI
a. Directors statement
Cerita
ini berangkat dari permasalahan sosial yang banyak terjadi di masyarakat
sekitar, bahwasannya tentang tingginya budaya pernikahan dini. Pernikahan dini
dianggap menjadi solusi cepat bagi orang tua untuk menuntaskan kewajibannya
pada anak di dunia, mulai dari melahirkan, memberinya makan, hingga menikahkan.
Langkah
instant tersebut tidak disadari akan menjadi malapaetaka awal dari perjalanan
hidup anak. Sementara itu, di tengah kencangnya keinginan orang tua tersebut,
masyarakat nyaris tidak menemukan sekolah yang dapat menjawab kebutuhan
mendasarnya,yakni sekolah yang bisa terjangkau pembiayaannya sehingga tidak
memberatkan para orang tua. Di sisi lain, fenomena banyak lulusan SMK yang
tidak bekerja padahal telah menghabiskan banyak biaya saat sekolah menjadi
penguat orang tua tidak menyekolahkan anaknya.
Penulis
cerita dapat memaklumi pandangan pendek para orang tua tesebut, akan tetapi
penulis lebih mengajak kepada masyarakat untuk mereduksi tingginya angka
pernikahan dini dan semakin menguatkan angka edukasi.
b. Directors Treatment
Pertama
dan terutama, saya ingin film ini memberikan kehangatan pencerahan. Tema besar
film ini adalah pendidikan. Pendidikan adalah taman yang indah yang
menyenangkan, bukanlah tempat mahal penuh persaingan. Oleh karena itu, saya
ingin film ini memberikan kesan itu, baik melalui karakternya maupun secara
visual. Kedua, saya ingin menyajikan perubahan bertahap di awal dan akhir film
pendek ini. Pendekatan ini saya pilih agar penonton bisa merasakan perubahan
yang signifikan. Cerita film ini sudah menyajikan pergerakan situasi positif
yang diberikan Almira, saya rasa visual film ini juga harus menggarisbawahi
itu. Misalnya, penataan rambut/busana/rias di awal film ketika Almira merasa
berjuang sendiri dalam mencapai mimpi harus terasa kontras dengan akhir film
ketika Almira berhasil menyatukan kembali sebuah keluarga. Terakhir dan tidak
kalah penting, saya ingin film ini terasa sinematik. Saya tidak ingin film ini
terasa seperti menonton iklan. Saya ingin penonton menonton film pendek yang
menyajikan sajian yang sinematik. Misalnya, penggunaan shallow depth of field
(kedalaman gambar), aspect ratio 2.35:1, low key lighting, dan sebagainya.
c. Peralatan Produksi dan
Properti
Adapun
beberapa peralatan produksi dan properti Film pendek Bedo Karep antara lain;
kamera, lensa, audio, filter, Steadicam or Shoulder Rig, Tripod,
lighting, gimbal, Clapper Board, dan peralatan editing.
d. Cast dan Kru
Secara
garis besar, produksi film pendek Bedo Karep ini dibagi ke dalam beberapa
departemen. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh kepala masing-masing.
Masing-masing departemen memiliki fungsi dan perannya dan bekerjasama untuk
mewujudkan visi sutradara. Departemen-departemen tersebut antara lain
departemen produksi (dipimpin produser), departemen penyutradaraan (dipimpin
sutradara), departemen artistik (dipimpin penata artistik / production
designer), departemen kamera (dipimpin penata kamera), departemen suara
(dipimpin penata suara), departemen kostum (dipimpin penata kostum utama),
departemen makeup (dipimpin penata rias utama), departemen post-production
(dipimpin post-pro supervisor).
e. Lokasi dan Waktu Pengambilan
Video
Adapun
lokasi pengambilan gambar dilakukan di Desa Blimbing Kecamatan Klabang dan di
SMKN 1 Klabang. Waktu pengambilan video dilaksanakan pada tanggal 10 sampai
dengan 15 Agustus 2023.
f. Budgeting / Pembiayaan
Tidak
ada pembiayaan dalam pembuatan film pendek, dilakukan secara gotong royong
bersama warga sekolah SMKN 1 Klabang.
INOVASI
ALAT PELAJARAN GOOGLE SITES
(Pada
Pembelajaran Matematika Materi Turunan Fungsi Aljabar Kelas XII SMKN 1 Klabang)
Sulusianah,
M.Pd
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditengah
Pandemi Covid-19, Pendidik dituntut lebih adaptif sesuai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidik diharapkan dapat
memanfaatkan dan menggunakan hasil teknologi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran. Alat bantu atau alat peraga dimanfaatkan untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan.
Alat
peraga yang digunakan untuk proses pembelajaran tidak harus memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi. Penggunaan alat peraga sederhana yang murah dan
efisien memudahkan seorang pendidik dalam mengoperasikan alat tersebut sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Tujuan
Tujuan
pembuatan alat peraga :
1.
Sebagai
alat bantu dalam proses belajar mengajar
2.
Membuat
peserta didik senang dan Bahagia walaupun harus belajar dari rumah
C. Manfaat
Manfaat
alat peraga :
1.
Meningkatkan
kinerja pendidik
2.
Diharapkan
proses belajar mengajar menjadi lebih kontekstual, jelas dan menarik
3.
Diharapkan
kompetensi dasar yang harus dicapai dapat terlaksana
4.
Meningkatkan
prestasi peserta didik
PEMBAHASAN
A. RANCANGAN DAN DESAIN
Sebelum
membuat Google sites kita harus menyiapkan Form Daftar Hadir, Materi, Vidio,
Form Tugas serta Quis yang akan ditampilkan dalam Google sites.
B. ALAT DAN BAHAN
1.
Form
daftar hadir
2.
Materi
yang akan disampaikan
3.
Video
sebagai penunjang materi
4.
Form
tugas yang harus diselesaikan peserta didik
5.
Form
Quiz untuk memantau seberapa besar kepahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari
C. PROSEDUR PEMBUATAN ALAT PERAGA
1. Kita buka Google Drive
2. Klik tanda plus (+)→Pilih
lainnya→Pilih Google Site
3. Ganti Judul halaman dengan
nama Mapel dan pokok Bahasan yang akan kita sampaikan
4. Klik sisipkan Teks
5. Edit latar belakang
6. Pasang gambar terkait daftar
hadir, materi, video, tugas dan Quiz
link
– an daftar hadir, materi, video, tugas dan Quiz dengan file yang telah kita
siapkan pada Google drive
7. Ganti situs tanpa judul dengan
Matematika
8. Tambahkan logo
10. Klik publikasikan
11. Isi alamat web→Publikasikan
D. PENGGUNAAN ALAT PERAGA
1.
Sebelum
memulai kegiatan pembelajaran, peserta didik harus menginstal aplikasi Google
Sites di androidnya masing-masing.
2.
Peserta
didik membuka laman web yang dibagikan oleh pendidik lewat group wa.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Media
tidak selalu identic dengan mahal karena media dapat dibedakan berdasarkan
keadaannya. Media cangih, yaitu media yang identic dengan mahan dan media
sederhana yang tidak memerlukan biaya mahal. Media sederhana merupakan media
yang dapat dibuat sendiri sesuai kreatifitas pendidik. Dalam kesempatan ini
kami telah membuat media sederhana yang mudah dan menarik serta mudah
dimengerti oleh peserta didik, media ini dibuat dalam bentuk Google Sites.
B. SARAN
Saran
dari penulis mengenai media ii adalah, semoga kedepannya media-media sederhana
seperti ini lebih dikembangkan lagi kepada peserta didik, sehingga peserta
didik lebih semangat lagi dalam belajar walau harus dari rumah.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.slideshare.net/SafridaZukhruf/laporan-alat-peraga-sederhana
diakses pada tanggal 5 agustus 2020
https://salamadian.com/pengertian-media-pembelajaran/
diakses pada tanggal 5 agustus 2020
https://www.youtube.com/watch?v=tlAk-CyAqJq
diakses pada tanggal 5 agustus 2020
BENGKEL
HATI SEBAGAI MEDIA PENGUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMKN 1 KLABANG
Novie
Ariyanti, S.Pd
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada
perkembangan zaman yang semakin maju dan boleh dikatakan zaman abad 21,
peritiwa yang mendera dunia pendidikan dengan adanya Gaget ( HP ) yang di jual
bebas dan dimiliki para generasi muda dari yang masih balita sampai dewasa,
sangat mempengaruhi pada perkembangan karakter dan perkembangan peserta didk
saat ini.
Akibatnya
peristiwa ini mendera bangsa kita yang sudah merambah pada golongan elit
sehingga meningkat pula kriminalitas, tingginya kasus korupsi, dan penegakan
hukum yang sepertinya masih jauh dari harapan nilai keadilan.
Kejadian
tersebut memberi kesan seakan-akan bangsa kita sedang mengalami krisis etika
dan krisis kepercayaan diri yang berkepanjangan. Peristiwa demi peristiwa di
atas menunjukkan segelintir sebuah kegagalan dalam bidang pendidikan.
Fatalnya
pendidikan adalah ketika produk didik tak lagi memiliki kepekaan nurani yang
berlandaskan moralitas. Padahal substansi pendidikan adalah memanusiakan
manusia, menempatkan kemanusiaan pada derajat tertinggi dengan memaksimalkan
karya dan karsa. Ketika produk pendidikan berada pada tingkatan terburuk maka
pendidikan nilai/moral memang sangat diperlukan atas dasar argumen adanya
kebutuhan nyata dan mendesak. Permendiknas N0.45/2006 setiap rumusan SKL secara
implisit dan eksplisit termuat substansi nilai/karakter. Dewasa ini dalam
masyarakat yang cepat berubah, pendidikan karakter bagi anak merupakan hal yang
sangat penting. Pada era global, anak akan dihadapkan pada banyak pilihan
tentang nilai yang buruk dianggapnya baik atau sebaliknya. Pertukaran dan
pengikisan nilai-nilai suatu masyarakat tersebut akan terjadi secara terbuka.
Nilai-nilai yang dianggap baik oleh suatu kelompok masyarakat bukan tak mungkin
akan menjadi luntur digantikan oleh nilai-nilai baru yang belum tentu cocok
dengan budaya masyarakat. Nilai bagi seseorang tidaklah statis, akan tetapi
selalu berubah.
Oleh sebab itu, sistem
nilai yang dimiliki seseorang itu bisa dibina dan diarahkan. Agama dinilai di
atas segalanya, maka nilai-nilai yang lain akan bergantung pada nilai agama.
Maka dari itu sikap seseorang sangat tergantung pada sistem nilai yang
dianggapnya paling benar, dan kemudian sikap itu yang akan mengendalikan perilaku orang tersebut. Tantangan saat ini dan masa
yang akan datang, bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai
sesuatu kekuatan bangsa.
Kebijakan
dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter di sekolah menjadi sangat
penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa. Kearifan lokal dapat
berfungsi sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang luhur. Dengan kata lain,
kearifan lokal bisa menjadi sumur yang tak kunjung kering di musim kemarau
panjang, nilai-nilai kebijaksanaan bagi perwujudan cita-cita bangsa yang
seimbang, baik secara lahiriah maupun batiniah dan berfungsi sebagai penyaring
bagi nilai-nilai berasal dari luar, kearifan lokal dapat juga digunakan untuk
meredam gejolak-gejolak yang bersifat intern. Misalnya konflik siswa dengan
teman sebaya di sekolah.
Permasalahan
yang muncul di sekolah lebih banyak mengarah pada perselisihan antar teman,
beda pendapat, adanya group/kelompok tertentu, percintaan dan yang paling
dominan permasalahan muncul akibat broken home dan berada pada lingkungan yang
salah. Di sekolah siswa dalam mengatasi masalahnya baik ingin curhat
(mencurahkan isi hati) atau hal-hal yang timbul menurunnya semangat belajar
akan di bantu Guru Bimbingan Konseling bekerjasama dengan wali kelas
masing-masing dalam mencari solusinya. Ruang BK/Bimbingan Konseling saya buat
istilah lain yaitu Bengkel Hati.
Era
globalisasi dan proses demokrasi yang semakin kuat dan beragam disatu pihak,
dan dunia persekolahan sepertinya lebih mementingkan penguasaan. Pendidikan
karakter bangsa diharapkan mampu menjadi alternatif solusi berbagai persoalan
tersebut. Kondisi saat ini tampaknya menuntut pendidikan karakter yang perlu
ditransformasikan. Miris dan keprihatinan atas kondisi bangsa kita dengan
maraknya peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini, memberi kesan seakan-akan
bangsa kita sedang mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri yang
berkepanjangan. Dalam kondisi saat ini pendidikan nilai/moral memang sangat
diperlukan atas dasar argumen adanya kebutuhan nyata dan mendesak berdasarkan
kearifan lokal, dan dapat dilaksanakan melalui pembelajaran afektif di sekolah.
Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU
tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jika dicermati 5 (lima)
dari 8 (delapan) potensi peserta didik yang ingin dikembangkan sangat terkait
erat dengan karakter.
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk menulis
best practice yang berjudul: “Bengkel Hati Sebagai Media Penguat Profil
Pelajar Pancasila Di SMK Negeri 1 Klabang”, dalam menemukan titik
relevensinya dengan berbagai hal yang ada kaitannya dengan pendidikan karakter
peserta didik.
2. Rumusan Masalah Penulisan Best
Practice
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan best practice ini
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Klabang terlaksana dengan baik ?
2.
Bagaimana
penerapan dan penanaman karakter yang berjiwa Pancasila Guru Bimbingan
Konseling ( Konselor ) pada peserta didik di SMK Negeri 1 Klabang?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penulisan best practice di atas, maka tujuan
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
meningkatkan mutu dan fungsi Guru Bimbingan Konseling (Konselor) di SMK Negeri
1 Klabang.
2.
Untuk
mendeskripsikan penerapan dan penanaman karakter yang berjiwa Pancasila Guru
Bimbingan Konseling (Konselor) pada peserta didik di SMK Negeri 1 Klabang?
4. Manfaat Penulisan
Best
practice ini disusun sebagai bentuk laporan pengalaman penulis dalam
merealisasikan manfaat ruang BK di sekolah, dengan demikian manfaat yang
diperoleh dengan adanya penulisan ini adalah :
a.
Sebagai
bahan masukan bagi Bapak/Ibu Guru di sekolah khususnya juga peserta didik SMK
Negeri 1 Klabang tentang pelaksanaan peningkatan pendidikan karakter sesuai
dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
b.
Sebagai
bahan masukan bagi Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim di Bondowoso
dan Instansi yang berkepentingan untuk terus mendorong pengamalan nilai-nilai
Pancasila.
c.
Sebagai
bahan masukan bagi Pemerintah Propinsi Jatim untuk terus mendukung program
peningkatan pentingnya pengamalan nilai-nilai Pancasila khususnya pendidikan
karakter yang berjiwa Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
PEMBAHASAN
1) Visi Sekolah
“Terbentuknya
Generasi Yang Beriman, Berdaya, Bermartabat, Berprestasi dan Berbudaya
Lingkungan.”
2) Misi Sekolah
a.
Melaksanakan
pembelajaran yang berorientasi pada K13
b.
Meningkatkan
mutu pembelajaran dengan strategi Lesson Study
c.
Membekali
siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai yang sesuai dengan
perkembangan jaman
d.
Meningkatkan profesionalisme pendidikan dan tenaga
kependidikan
e.
Melaksanakan
pengembangan sarana/prasarana dan fasilitas sekolah
f.
Melaksanakan
manajemen sekolah yang partisipatif dan akuntabel
g.
Melaksanakan
pengembangan sistem penilaian yang sesuai dengan K13
h.
Mengoptimalkan
pemanfaatan dan pembiayaan pendidikan
i.
Mewujudkan
kedisiplinan dan kepribadian yang mulia
j.
Melaksanakan
pendidikan karakter yang berorientasi pada budaya bangsa dan kewirausahaan.
3) Tabel Guru dan Siswa Bimbingan
Konseling di SMK Negeri 1 Klabang
Tabel
3.1 Siswa SMK Negeri 1 Klabang
KELAS |
JUMLAH |
JUMLAH
KESELURUHAN |
|
L |
P |
||
X |
97 |
103 |
200 |
XI |
105 |
111 |
216 |
XII |
100 |
92 |
192 |
TOTAL |
302 |
306 |
608 |
Data
diatas adalah jumlah siswa per Rombel (Rombongan Belajar) di SMK Negeri 1
Klabang.
Tabel
3.2 Guru BK SMK Negeri 1 Klabang
KUALIFIKASI
PENDIDIKAN |
PNS |
GTT |
JUMLAH |
S3 |
- |
- |
- |
S2 |
- |
- |
- |
S1 |
2 |
- |
2 |
TOTAL |
2 |
- |
2 |
Dari
data guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 1 Klabang tersebut dapat diketahui
bahwa :
1. Dari guru yang mengajar di SMK Negeri 1 Klabang
terdapat tiga orang guru yang lulusan S1.
2. Dari
jumlah guru BK yang ada memiliki peran masing-masing dalam membimbing dan
memberi pelayanan pada setiap tingkatan kelas secara berkelanjutan dari kelas
X, XI dan XII agar Bimbingan Konseling dapat terlaksana dengan baik. Guru BK di
sekolah kami di antaranya :
a.
Novie
Ariyanti, S.Pd
Yaitu
guru pembimbing kelas X dan XII dan akan mendampingi kelas tersebut sampai
berkelanjutan ke kelas XII.
b.
Wijayanto,
S.Pd
Yaitu
guru pembimbing kelas XI dan akan mendampingi kelas tersebut sampai
berkelanjutan ke kelas XII.
4) Standar Guru BK di SMK Negeri
1 Klabang
a. Standar
Ruang BK
Memiliki
letak lokasi Bimbingan Konseling mudah di akses (strategis) oleh konseli tetapi
tidak terlalu terbuka.
1)
Ruang
tamu
2)
Ruang
Konseling
3)
Ruang
data
4)
Ruang
staf BK
5)
Ruang
BK sangat memenuhi syarat kenyamanan dan keamanan bagi konseli untuk
berkonsultasi.
b. Standar
Isi
1)
Dokumen
BK sekolah tersusun lengkap
2)
Pengelolaan
kegiatan bimbingan/layanan terlaksana dengan baik
3)
Beban
belajar, kalender pendidikan, dan muatan kurikulum sudah disosialisasikan
secara memadai
C. Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Guru BK
1)
Jumlah
tenaga pendidik sudah memenuhi rasio banyaknya Rombel
2)
Kualifikasi
akademik dari BK 2 guru, 2 guru lulusan S1 sesuai bidang yang diajarkan.
5) Peran Kepala Sekolah
Kepala
Sekolah adalah Guru yang di
beri tugas tambahan. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang paling berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Mulyasa (2005:24)
menyatakan bahwa : “erat hubungannya
antara mutu kepala sekolah dengan
berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah,
dan iklim sekolah”. Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang
kondusif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan di sekolah. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Sekolah, disebutkan bahwa
“Kepala sekolah mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal, menciptakan budaya dan iklim sekolah
yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran”. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin dan motivator kami
sebagai Guru BK di sekolah.
6) Bagaimana Penerapan dan
Penanaman Bimbingan Konseling
sebagai wadah konseling di sekolah.
Berdasarkan
hasil penelitian penulis, penyelenggaraan sistem pendidikan salah satu unsur
pendidikan yang penting dan berperan adalah seorang guru. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar peran
guru dalam mengarahkan dan membentuk
situasi belajar siswa sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan. Karena guru berfungsi sebagai motivator peserta didik untuk
mendorong siswa agar belajar lebih rajin dan berhasil atas kesadarannya
sendiri. Permasalahan di sekolah peserta didik tidak berhasil dalam prestasi
belajarnya namun juga harus memiliki karakter yang tangguh untuk mencapai
cita-cita menjadi manusia sukses yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain
serta memiliki kesadaran menghargai orang lain.
Pendidikan
juga bertujuan untuk membentuk nilai budaya yang menyangkut cara berpikir bebas,
tanpa ada tekanan dan paksaan dari berbagai pihak dan kreatif untuk menghasilkan
gagasan baru dalam mendekati suatu realitas, inovatif dalam mencari solusi
permasalahan.
Disini
pendidikan karakter sangat diperlukan dalam mewujudkan peserta didik yang
memiliki prinsip-prisip kebenaran, saling menghargai dan kasih sayang antara
sesama. Karena pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan secara utuh
yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta
didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu
hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung
jawabkan. Siswa perlu diterapkan pendidikan karakter dengan cinta kepada Allah
dan alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur,
hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif,
kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah
hati, dan toleransi, cinta damai dan persatuan. Karakter tersebut ditanamkan
kepada siswa melalui proses pendidikan dalam setiap mata pelajaran. Artinya
pendidikan karakter tidak perlu berdiri sendiri namun dalam setiap mata
pelajaran mengandung unsur-unsur karakter yang mulia yang harus dipahami dan
diamalkan oleh setiap peserta didik. Karena guru sebagai agen perubahan dalam
lembaga sekolah perannya sangat penting bagi kelancaran proses belajar di
sekolah.
Contoh
Perilaku yang setiap saat diperhatikan peserta didik adalah bagaimana guru
berpenampilan, cara bicara, berperilaku, sikap guru terhadap ilmu dan komitmen
guru terhadap apa yang ia katakan. Sikap perilaku guru akan mengimbas pada
peserta didik. Peserta didik akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan
berakhlak mulia tergantung sikap perilaku guru yang memberikan contoh yang baik
pula terhadap peserta didiknya, karena guru akan diguguh dan di tiru.
Bengkel
Hati merupakan wadah di SMK Negeri 1 Klabang dalam menyelesaikan segala
permasalahan peserta didik yang membutuhkan pendampingan dan solusi dalam
mengatasi masalah masing-masing peserta didik.
Guru
BK harus sigap dan tanggap akan situasi peserta didik yang jadi tanggung
jawabnya di sekolah. Segala informasi akan permasalahan siswa bisa di dapat
dari wali kelas atau teman-teman yang ada di sekitar lingkungan sekolah, baru
guru BK mengembangkan dengan mencari info di luar sekolah untuk memperkuat
bukti yang akan di sampaikan pada pihak terkait.
Di
SMK Negeri 1 Klabang ruang BK sangat berfungsi dengan baik dan pandangan ruang
BK sebagai Polisi Sekolah tidak ada sama sekali, bahkan siswa datang sendiri ke
ruan BK untunk curhat tentang masalahnya atau sesekali duduk ngobrol bersama
guru BK saat jam istrahat. Kegiatan apapun baik dalam menyelesaikan masalah
harus siap dengan bukti fisik seperti dokumen data siswa dan foto selama
kegiatan berlangsung. Pembinaan atau konseling bisa di lakukan di tempat atau
ruangan manapun yang terpenting konseli merasa nyaman dan aman.
7) Program Kegiatan BK di SMK
Negeri 1 Klabang
a.
Untuk lebih memperkuat kegiatan Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Klabang,
kami bekerjasama dengan Psikologi yaitu Ibu Ika Yuli D, S. Psi, M.Psi untuk
bisa membantu kami sebagai guru BK untuk mengatasi permasalahan – permasalahan
yang membutuhkan penanganan khusus agar konseli dapat teratasi dengan baik.
Gambar
1. SMK Negeri 1 Klabang bekerjasama dengan Psikologi
b. Membangun Pelayanan Bimbingan
dan Konseling kami Bersinergi Tim Konselor Sebaya dalam Mencapai Sehat
Psikologis Siswa Bermartabat SMK Negeri 1 Klabang.
Kelompok teman
sebaya adalah suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai
kesamaan dalam usia dan status. individu satu dengan individu lainnya
yang mana dalam kategori usia, jenjang pendidikan, dan status.Dengan
di bentuknya Tim Teman Sebaya di sekolah untuk mempermudah teman sebayanya
mengungkapkan masalahanya dan membantu Guru BK mendapatkan informasi-informasi
lebih luas lagi dan manfaat hubungan teman sebaya adalah
mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan menjalin keakraban, meningkatkan
hubungan dengan teman, dan termotivasi untuk berprestasi.
Gambar
2. Tim teman sebaya bersinergi dengan Psikologi dan Konselor.
c.
Mengadakan pembinaan pada siswa yang melakukan pelanggaran untuk terus memantau
akan sikap perilaku yang negatif di bimbing ke perilaku positif dengan sabar
dan telaten sampai peserta didik sadar akan kesalahannya dan mau memperbaiki
perilakunya. Kegiatan konseling bisa di lakukan di manapun demi kenyamanan
peserta didik dengan asas kerahasiaan.Asas kerahasiaan menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien/konseli) yang menjadi
sasaran layanan.Guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
Gambar
3. Konselor memberikan pembinaan pada konseli
d. Melakukan home visit /
kunjungan ke rumah siswa yang sudah lama absen untuk memastikan bahwa siswa
tersebut benar-benar sakit dan memerlukan pemahaman yang lebih jauh
tentang suasanan rumah atau keluarga siswa.Demi kelancaran proses belajar dan
absensi siswa di sekolah,guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan
Walikelas untuk bersama-sama mencari solusi pada permasalahan peserta didiknya.
Gambar
4. Home Visit untuk memastikan kondisi siswa yang lama tidak sekolah.
Kegiatan
di atas sebagian gambaran dari beberapa kegiatan kami sebagai Guru Bimbingan
Dan Konseling yang bekerjasama dengan Psikologi,wali kelas dan Tim Teman
Sebaya,demi terwujudnya peserta didik yang beriman,bertaqwa dan memiliki moral
yang berjiwa Pancasila.
SIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Peserta
didik karakter yang ditanamkan adalah cinta kepada Allah dan alam semesta
beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun,
kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan
pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan
toleransi, cinta damai dan persatuan.
Karena
pendidikan yang mengembangkan karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa
membantu mengembangkan sikap etika, moral dan tanggung jawab, memberikan kasih
sayang kepada anak didik dengan menunjukkan dan mengajarkan karakter yang
bagus. Hal itu memberikan solusi jangka panjang yang mengarah pada isu-isu
moral, etika dan akademis yang merupakan perhatian dan sekaligus kekhawatiran
yang terus meningkat di dalam masyarakat. Peserta didik bisa menilai mana yang
benar, sangat memedulikan tentang yang benar, dan melakukan apa yang mereka
yakini sebagai yang benar walaupun ada tekanan dari luar dan dalam. Pendidikan
akan secara efektif mengembangkan karakter anak didik ketika nilai-nilai dasar
etika dijadikan sebagai basis pendidikan, menggunakan pendekatan yang tajam,
proaktif dan efektif dalam membangun dan mengembangkan karakter anak didik
serta menciptakan komunitas yang peduli, baik di keluarga, sekolah, maupun
masyarakat sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan
yang mengembangkan karakter setia dan konsisten kepada nilai dasar yang diusung
bersama-sama.
B. REKOMENDASI
Mengacu
pada hasil penelitian mengenai best practice Bengkel Hati Sebagai Media
Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMK Negeri 1 Klabang , peneliti berharap
dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini masih
dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum
terungkap. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk peneliti selanjutnya
antara lain menambah variasi teknik pengumpulan data seperti teknik studi
dokumentasi, menambah jumlah subjek penelitian dalam hal ini tidak fokus pada
beberapa peserta didik saja. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pendidikan karakter yang berjiwa
pancasila di kalangan remaja ,sehingga dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap
pelaksanaan Bengkel Hati sebagai wadah penyelesaian masalah klien. Peneliti
berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan
sumbangan ilmu bagi semua guru dan kalangan masyarakat ditinjau dari Bengkel
Hati sebagai wadah konseling bagi peserta didik.
PEMANFAATAN
APLIKASI KINEMASTER
(Dalam
Pembelajaran Administrasi Pajak
Kelas
XI Akuntansi)
Fitriani
Maulida, SE
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang
sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 ayat 1 menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Tujuan
pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita
yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan
memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya dilewati
oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan
oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya
semua yang diimpikannya menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Faktanya,
memang tidak semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya,
tetapi jika dilakukan perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh
lebih banyak yang bisa mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah
mengecap pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal.
Pendidikan
tidak bisa dilepaskan dari teknologi karena salah satu faktor suksesnya
pendidikan di Indonesia ialah kemajuan teknologi. Hasil dari itu tidak terlepas
dari tangan-tangan peserta didik yang giat belajar menciptakan sesuatu
teknologi yang memudahkan seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Dunia
pendidikan akan mengalami kemajuan pesat apabila pemanfaatan media di bidang
pendidikan dilakukan secara maksimal. Di era globalisasi sekarang ini
pendidikan yang lebih menekankan pada kreativitas dan hubungan-hubungan antara
manusia yang bernilai ekonomi tinggi menjadi lebih menonjol. Fakta ini
membuktikan bahwa pendidikan itu dinamis bukan statis, mengikuti perkembangan
zaman, dan peranan pendidikan untuk memajukan bangsa Indonesia terbukti dalam
pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Kesadaran akan pentingnya
pendidikan dalam memajukan bangsa jelas terlihat dalam Pembukaan UUD 1945,
menyebutkan secara eksplisit
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Permasalahan
yang sering muncul dalam dunia pendidikan yakni lemahnya proses pembelajaran.
Pembelajaran dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian
atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga memperoleh
tujuan yang dipelajari. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Proses
belajar pada hakikatnya adalah komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui media tertentu kepada penerima pesan. Selain itu, masalah
yang terlihat dengan jelas di masa sekarang, buku paket hanya menjadi pajangan,
di perpustakaan bukan karena peserta didik kurang membaca melainkan teknologi
mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga peserta didik dominan menggunakan
smartphone sebagai sarana belajar dalam memperoleh pengetahuan ketimbang
menggunakan buku paket.
Media
pembelajaran memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut Wibawanto (2017) manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah: a) memperjelas
penyajian pesan supaya tidak perlu verbalitas, b) mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar digantikan dengan
realita, gambar film bingkai, film atau model. Objek yang kecil dibantu dengan
proyektor mikro, film atau gambar. c) dengan menggunakan media pendidikan
secara tepat dan bervariasi dapat di atasi sikap pasif anak didik. Dalam hal
ini media pembelajaran berguna untuk menimbulkan motivasi belajar, memungkinkan
interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan secara seperti nyata,
memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. d) dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diantara peserta
didik, sementara kurikulum dan materi pelajaran di tentukan sama untuk semua
peserta didik dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu, memberikan
pembelajaran yang sama mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang
sama.
Pendidik
bisa mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan teknologi yang setiap
masa mengalami kemajuan yang pesat dan tentunya berpengaruh pada dunia
pendidikan sehingga terciptalah media yang dapat membantu pendidik dalam
mengembangkan proses pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan adalah tujuan dari proses pengajaran dan tujuan pendidikan
sekarang bagi pendidik tidak hanya menanamkan pemahaman terhadap disiplin ilmu,
tetapi harus mampu melampaui pemahaman tersebut. Memperjuangkan berpadunya
kecerdasan dan moralitas, mau berbagi, mengedepankan hidup bersama,
berkualitas, berjuang bersama melawan kemiskinan dan kebodohan, menciptakan
suatu dunia, tempat beragam manusia yang hidup di dalamnya, merupakan tujuan
dari pendidikan di era kekinian.
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas penulis sangat tertarik untuk menulis
best practice yang berjudul: “Pemanfaatan Aplikasi Kinemaster Dalam
Pembelajaran Administrasi Pajak Kelas XI Akuntansi Di SMKN 1 Klabang ”,
dalam menemukan titik relevensinya dengan berbagai hal yang ada kaitannya
dengan akademik sebagai kajian aktual.
2. Rumusan Masalah Penulisan Best
Practice
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan best practice ini
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pelaksanaan pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak
kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang?
2.
Bagaimana
peningkatan hasil belajar pada pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran
Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penulisan best practice di atas, maka tujuan
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
pelaksanaan pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak
kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang.
2.
Mengetahui
peningkatan hasil belajar pada pemanfaatan kinemaster dalam pembelajaran
Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang.
4. Manfaat Penulisan.
Best
practice ini disusun sebagai bentuk laporan pengalaman penulis dalam
merealisasikan hasil belajar di kelompok kerja, dengan demikian manfaat yang
diperoleh dengan adanya penulisan ini adalah :
1.
Secara
teoritis, Dengan penelitian ini, diharapkan bisa memperkaya wawasan atau
pengetahuan mengenai pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran
Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1 Klabang
2.
Secara
praktis
a.
Bagi
Kepala Sekolah Dapat meningkatkan mutu pendidikan serta membentuk kemampuan
berpikir peserta didik.
b.
Bagi
Guru Bisa dijadikan sebagai bahan referensi serta acuan dalam rangka
menggunakan metode dalam pembelajaran.
c.
Bagi
Peneliti Memberikan pengalaman serta menambah wawasan penelitian mengenai
pemanfaatan media kinemaster dalam pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI
Akuntansi di SMKN 1 Klabang.
KAJIAN
TEORI
A. Media Pembelajaran
Media
pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk
kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau
menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya. Dengan adanya
media pembelajaran, kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah dipahami oleh
peserta didik, selain itu pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
Pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata construction dan instruction.
Construction dilakukan untuk peserta (peserta didik yang pasif), sedangkan
instruction dilakukan oleh peserta didik (peserta didik aktif). Namun prinsip
konstruktivisme pengetahuan, yang berarti bahwa belajar membutuhkan manipulasi
yang dipelajari secara aktif, bukan membutuhkan manipulasi materi yang pelajari
secara aktif, bukan secara pasif.
Pembelajaran
juga dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau
peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehingga memperoleh tujuan
yang dipelajari dengan demikian, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan
media pembelajaran adalah semua bentuk fisik yang digunakan pendidik untuk
penyajian pesan dan memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dapat berupa bahan yang bersifat tradisional seperti, kapur
tulis, handout, gambar, slide, OHP, objek langsung, video tape, atau film
begitu pula dengan bahan dan metode terbaru seperti komputer, DVD, CD-ROM,
internet dan konferensi video interaktif.
Media
pembelajaran berkaitan dengan sumber belajar dan alat peraga. Sumber Peraga
dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang
dimana peserta didik dapat berinteraksi belajar dengannya yang bertujuan untuk
memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja. Perangkat adalah perangkat keras
dan lunak yang digunakan untuk menciptakan video training, yang kemudian
direkam atau dihasilkan sebagai materi atau bahan.
Media
pembelajaran adalah media yang digunakan untuk membantu merangsang pikiran,
perasaan, kemampuan dan perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar
di kelas. Media tersebut dapat berupa alat ataupun bahan mengajar media
pembelajaran adalah bahan, alat atau segala sumber daya yang digunakan dalam
proses penyampaian informasi pendidik kepada peserta didik baik berbentuk fisik
ataupun piranti lunak. Dengan demikan, media pembelajaran memiliki tiga
peranan, yaitu peran sebagai penarik perhatian, peran komunikasi, dan peran
ingatan/penyimpanan. Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah
pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media
pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap
mata pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, pendidik dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi
belajar.
Media
pembelajaran memiliki empat fungsi yaitu atensi, fungsi afektif, fungsi
kognitif, dan fungsi kompensatoris. 41 Fungsi media visual merupakan inti,
yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang di tampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat
dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau membaca teks yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta
didik. Fungsi kognitif media visual dari temuan visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali, untuk
mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Media
pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a)
memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi
instruksi.
Secara
umum kegunaan media pembelajaran sebagai berikut: a) memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat visual, b) mengatasi keterbatasan ruang
waktu, dan daya indra, seperti objek atau benda yang terlalu besar untuk
ditampilakan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide,
realita, c) penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk meningkatkan prestasi belajar, d) memberikan rangsangan yang sama, dapat
menyamakan pengalaman dan persepsi pserta didik terhadap isi pelajaran, e)
media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik
tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan pendidik, masyarakat, dan lingkungan.
Pemanfaatan
media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan berpengaruh
secara psikologis kepada peserta didik. Selanjutnya diungkapkan bahwa
penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu.
Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan
pemahaman peserta didik, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Dengan demikian, fungsi
media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Media
diciptakan bukan hanya untuk guru tapi lebih diutamakan kepada peserta didik
keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta
pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat.
Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif
dari penggunaan media sebagai integral pembelajaran di kelas atau cara utama
pembelajaran langsung sebagai berikut: a) penyampaian pelajaran menjadi lebih
baku, Setiap pendidik yang melihat atau mendengar penyajian melalui media
menerima pesan yang sama. Meskipun para pendidik menafsirkan isi pelajaran
dengan cara yang berbeda-beda dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu
dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada peserta
didik sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dam aplikasi lebih lanjut, b)
pembelajaran lebih menarik. Media dapat diasosiakan sebagai penarik perhatian
dan peserta didik tetap terjaga dan memperhatikan, kejelasan, daya tarik image
yang berubah-ubah. Penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan
menyebabkan peserta didik berpikir yang menunjukkan bahwa media memiliki aspek
motivasi dan meningkatkan minat, c) pembelajaran menjadi lebih aktif dengan
diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam
hal partisipasi peserta didik umpan balik dan penguatan, d) lama waktu
pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya
memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan pesan dan isi pelajaran dalam
jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh peserta didik,
e) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan
dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas, f)
pembelajaran dapat diberikan kapan dimana diinginkan atau diperlukan terutama
jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu, g) sikap
positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan, h) peran pendidik dapat berubah ke arah yang lebih
positif beban pendidik untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi
pelajaran dapat bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian
kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar
Secara
umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara pendidik dengan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media menurut
Rasyid (2018) yang lebih rinci misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat
media dalam pembelajaran yaitu: a) penyampaian materi pelajaran dapat
diseragamkan, b) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, c) proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif, d) efisiensi dalam waktu dan tenaga, e)
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, f) media memungkinkan proses
belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. g) media dapat menumbuhkan
sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar, h) merubah
peran pendidik ke arah yang lebih positif dan produktif.
Manfaat
media pembelajaran yang lebih praktis dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut: a) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, b) media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik.
B.
Kinemaster
Kinemaster
salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, media yang dapat
mempermudah pendidik dalam menjelaskan materi pembelajaran. Kinemaster ini
memiliki fitur-fitur sehingga pendidik dapat mengolah materi pembelajaran dalam
bentuk sebuah video, dengan adanya media kinemaster ini pembelajaran semakin
menarik dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.
Indriani
dan Tangson (2018) kinemaster merupakan aplikasi untuk mengedit video dengan
tampilan komputer dengan tampilan ponsel. Aplikasi ini mendukung banyak lapisan
video, audio, gambar, teks, dan efek. Video kinemaster dapat juga langsung
dibagikan pada platform media sosial.
Kinemaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus dirancang untuk
membantu pengguna Android dan Ios dalam memodifikasi video, dari video biasa
menjadi video yang lebih menarik. Aplikasi ini memudahkan pengguna melakukan
editing video dengan semua tools yang sudah disediakan di menu tampilan. Dengan
hanya beberapa sentuhan, pemaduan tema, animasi, dan efek dapat menghasilkan
sebuah karya imajinasi layaknya seorang editor video profesional.
Fajariyah
(2018) menegaskan bahwa kinemaster merupakan program penyuntingan video secara
profesional yang bisa digunakan di smartphone dengan menyunting video dari
beberapa langkah-langkah dalam teks prosedur atau contoh video yang sesuai
dengan struktur dan kaidah kebahasaan dari teks prosedur dengan memberikan lagu
atau foto agar lebih menarik tergantung isi kata kunci yang terdapat dalam
video kinemaster. Peserta didik akan dengan mudah menulis dan membuat teks
prosedur jika menggunakan aplikasi kinemaster di dalam smartphone tersebut.
Kinemaster adalah salah satu program penyuntingan video secara profesional yang
bisa digunakan di smartphone.
Langkah-langkah
menggunakan kinemaster sebagai berikut: membuat proyek baru, memasukkan
visual/video dari media browser, memasukkan audio recording atau file,
memberikan efek dan menyunting timeline, menyimpan save video. Aplikasi
kinemaster merupakan salah satu aplikasi pembuat video yang bisa didownload
pada play store yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran untuk mewujudkan
pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan bagi peserta didik.
Pemanfaatan
media handphone dengan menggunakan aplikasi kinemaster diperlukan strategi yang tepat, hal ini dimaksudkan agar
pelajaran tidak terjebak pada sifat monoton guru menjelaskan materi
pembelajaraan tetapi diajak untuk ikut berpartisipsi aktif dalam proses
pembelajaran yang mengacu kepada keterampilan abad 21 yaitu 4C (communication,
collaborative, critical thinking and creativity). Munculnya organisasi
pergerakan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dapat diawali dengan penjelasan
singkat dari guru tentang cara pembuatan video pembelajaran dengan menggunakan
aplikasi kinemaster, pendidik memberikan dan mengajarkan secara singkat
bagaimana proses untuk pembuatan video pembelajaran tersebut, sehingga dapat
membawa suasana belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, kemudian
dilanjutkan meminta peserta didik untuk mendownload kinemaster tersebut pada
handphone peserta didik masing-masing dan membagi materi pembelajaran yang akan
dibuat videonya (Iryani, 2020).
Kinemaster
merupakan aplikasi editor video professional yang sangat lengkap untuk android.
Kinemaster menjadi salah satu alasan aplikasi pilihan editor alasan dari aplikasi
ini mempunyai gaya artistik dengan berbagai filter yang menarik. Filter dengan
gaya yang terinspirasi dari piccasso dan juga mozaik serta terdapat berbagai
banyak fitur yang unik dan juga emoji yang memberikan efek lucu dan juga
menghibur (Salahudin, 2020).
Dengan
adanya kinemaster pendidik dapat menyajikan materi pembelajaran yang dalam
bentuk video sehingga pembelajaran semakin menarik. Manfaatnya bagi Pendidik
adalah: 1). Kinemaster bisa digunakan untuk pendidik dalam pembuatan video
pembelajaran. 2). Kinemaster salah satu media pembelajaran. 3). Menunjukkan
kemampuan berfikir dan mengkombinasikannya melewati video animasi. 4)
Kinemaster membantu menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses mengajar.
Kinemaster juga dapat dinilai mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran bernuansa menarik dan didalam terdapat sajian berupa
animasi yang berbagai macam bentuknya serta terdapat suara atau musik dalam
pembuatan video tersebut. Dalam hal ini kinemaster sangat berpengaruh terhadap
proses peningkatan kegiatan pembelajaran dan memberikan keefektifan untuk
memahami materi yang sudah disampaikan serta meningkatkan motivasi siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Media
kinemaster digunakan untuk melihat seberapa besar ketertarikan peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran, seberapa besar daya pemahaman peserta
didik dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh guru, dan seberapa
efektif media kinemaster dalam proses pembelajaran. Selain meningkatkan
pemahaman siswa terhadap teks prosedur yang mereka pelajari, juga dapat
meningkat kreativitas mereka dibidang komunikasi dan teknologi (fajariyah,
2018).
Manfaat
yang diperoleh dari media kinemaster, selain dapat mendukung proses
pembelajaran, menambah minat belajar peserta didik, juga dapat meningkatkan
kredibilitas sekolah karena telah menggunakan media kinemaster dalam membuat
video dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru dalam hal
pengembangan media berbasis video.
PEMBAHASAN
MASALAH
A. Pelaksanaan Pemanfaatan Media
Kinemaster dalam Pembelajaran Administrasi Pajak kelas XI Akuntansi di SMKN 1
Klabang
Peran
Pendidik adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada
peserta didik. Pendidik mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya apabila
dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya ke kepala peserta didik dan
peserta didik dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima pengetahuan
yang dituangkan pendidik kepada mereka. Praktek pendidikan yang berorientasi
pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga akan berdampak
pada penjinakan kognitif para siswa, menghalangi perkembangan kreativitas
siswa, dan memenggal peluang siswa untuk mencapai higher order thinking.
Media
merupakan alat yang digunakan untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran,
maka dalam penggunaannya pun harus dipersiapkan secara benar agar tujuan dari
proses pembelajaran dapat tercapai. Menyangkut tentang masalah pelaksanaan
media ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendidik Pendidikan Agama
Islam yang dimulai dengan persiapan pendidik pada proses pelaksanaan belajar
mengajar.
Perencanaan
pembelajaran merupakaan persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan
di dalam kelas pada setiap tatap muka yang mencakup rumusan, tujuan, pemilihan
dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber belajar. Perencanaan pembelajaran
pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan
proses belajar mengajar. Dalam hal ini perlu memperhatikan kurikulum yang
digunakan. Perencanaan pemanfaatan media pembelajaran pendidikan Agama Islam
adalah suatu proses memikirkan dan menetapakan tujuan, penentuan kebijakan,
penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu untuk
mengelola media pembelajaran pendidikan agama yang baik dimasa yang akan datang
untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menekankan pada program rencana yang
dibuat pendidik pendidikan agama Islam secara sistematis mengenai pengelolaan
media pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan kinemaster.
Pendidik harus mampu mengelola media pembelajaran dengan menetapkan konsep
manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil peningkatan peserta
didik. Dengan penerapan kinemaster dapat menjadikan pembelajaran lebih baik dan
peserta didik lebih senang pada pembelajaran pendidikan agama Islam. Sejalan
dengan itu perencanaan pemanfaatan media kinemaster tidak lepas dari kurikulum
yang menjadi tolak ukur utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum K13 memiliki
unsur yang terdiri dari skl, isi, proses dan penilaian.
Proses
pembelajaran perlu memerhatikan perencanaan atau membuat perangkat pembelajaran
yang disusun dengan baik memerhatikan model pembelajaran dan media apa yang
digunakan dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis menemukan temuan media
kinemaster yakni:
1.
Analisis
kebutuhan peserta didik mencakup karakteristik peserta didik ( gaya belajar)
kesukaan belajar, gender dan ketersedian sarana dan prasarana. Dalam hal ini
gaya bejalar peserta didik memiliki IQ dibawah rata-rata, memiliki IQ sedang
dan bahkan memiliki IQ yang sangat tinggi dimana melakukan proses pembelajaran
ada peserta didik yang cepat menangkap ada yang lambat merespon. Peneliti
melakukan penelitian di kelas XI dengan jumlah peserta didik perempuan sebanyak
23 orang dan laki-laki berjumlah 8 jadi keseluruhan berjumlah 31. Terkait
dengan sarana dan prasarana sudah memiliki jaringan wifi sehingga mempermudah
dalam mengelolah pembelajaran.
2.
Menyediakan
bahan ajar Bahan ajar merupakan modal seorang pendidik dalam menyampaikan
materi pembelajarannya kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
3.
Menyediakan
Aplikasi kinemaster
Langkah-langkanya
adalah sebagai berikut;
a.
Mencari
Aplikasi di Playstore di handphone
b.
Mengunduh
dan memasang aplikasi
c.
Menjalankan
aplikasi kinemaster tersebut.
d.
Membuat
video kinemaster, peserta didik melakukan perekeman video atau bisa juga gambar
yang berisi materi.
e.
Mengedit
animasi pada saat melakukan pengeditan kinemaster.
f.
Dari
penjelasan pertama sampai akhir sudah dilakukan maka proses ekspor dilakukan
agar dapat menjadi video kinemaster yang utuh.
B. Peningkatan Hasil Belajar pada
Pemanfaatan Media Kinemaster dalam Pembelajaran Administrasi Pajak Kelas XI di
SMKN 1 Klabang.
Dalam
suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran
yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek yang lain harus diperhatikan
dalam memilih media. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dan
stimulus terhadap pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik dalam
memperjelas materi pelajaran.
Untuk
menganalisis sejauh mana efektifitas pemanfaatan aplikasi kinemaster dalam
mendukung pembelajaran mata pelajaran ekonomi di Smkn 1 klabang tersaji pada
tabel berikut ini.
Tabel
3.1: Hasil Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Kinemaster
No. |
Nama
Siswa |
Hasil
Belajar |
1 |
Adam Bifa
Alkandiasyah |
65 |
2 |
Adelia Risky Humayroh |
68 |
3 |
Agil Suwandi |
65 |
4 |
Amilia |
67 |
5 |
Andi Fangky Mohammad
Ajis |
69 |
6 |
Ardiyansa Dimas
Saputra |
70 |
7 |
Arisul Achyar |
65 |
8 |
Asiseh |
67 |
9 |
Cindy Audiyatus
Sholeha |
68 |
10 |
Dini Nurhalisa |
70 |
11 |
Dwi Ayu Febriyanti |
67 |
12 |
Fitriya |
65 |
13 |
Halimatus Sa'diyah |
68 |
14 |
Halimatus Sakdiyah |
69 |
15 |
Hanif Musayyanah |
65 |
16 |
Isnin Wardania |
68 |
17 |
Lailatul Rika Ansori |
69 |
18 |
Mery Gitavia
Hendriani |
67 |
19 |
Naya Ayu Ramadani |
65 |
20 |
Nur Kamila |
70 |
21 |
Nurmayani |
69 |
22 |
Refy Kartika |
70 |
23 |
Riski Ernawati |
67 |
24 |
Riski Haryanto |
65 |
25 |
Sahkdiya Hup Latul
Hasanah |
69 |
26 |
Selly Virnanda |
68 |
27 |
Serli Sartika |
65 |
28 |
Siti Angraini |
68 |
29 |
Sofia Ningsih |
65 |
30 |
Yogi Firnanda |
67 |
31 |
Diki Haerul Hasib |
69 |
(Sumber:
Dokumen penilaian)
Tabel
3.2: Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Kinemaster
No. |
Nama
Siswa |
Hasil
Belajar |
1 |
Adam Bifa
Alkandiasyah |
80 |
2 |
Adelia Risky Humayroh |
80 |
3 |
Agil Suwandi |
82 |
4 |
Amilia |
80 |
5 |
Andi Fangky Mohammad
Ajis |
80 |
6 |
Ardiyansa Dimas
Saputra |
85 |
7 |
Arisul Achyar |
83 |
8 |
Asiseh |
85 |
9 |
Cindy Audiyatus
Sholeha |
90 |
10 |
Dini Nurhalisa |
90 |
11 |
Dwi Ayu Febriyanti |
88 |
12 |
Fitriya |
86 |
13 |
Halimatus Sa'diyah |
80 |
14 |
Halimatus Sakdiyah |
80 |
15 |
Hanif Musayyanah |
86 |
16 |
Isnin Wardania |
82 |
17 |
Lailatul Rika Ansori |
85 |
18 |
Mery Gitavia
Hendriani |
82 |
19 |
Naya Ayu Ramadani |
84 |
20 |
Nur Kamila |
82 |
21 |
Nurmayani |
85 |
22 |
Refy Kartika |
88 |
23 |
Riski Ernawati |
86 |
24 |
Riski Haryanto |
85 |
25 |
Sahkdiya Hup Latul
Hasanah |
88 |
26 |
Selly Virnanda |
84 |
27 |
Serli Sartika |
80 |
28 |
Siti Angraini |
80 |
29 |
Sofia Ningsih |
82 |
30 |
Yogi Firnanda |
80 |
31 |
Diki Haerul Hasib |
80 |
(Sumber:
Dokumen penilaian)
Berdasarkan
kedua tabel di atas terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada disebabkan
oleh penggunaan aplikasi kinemaster dalam mendukung pembelajaran administrasi
pajak. Hal ini sesuai dengan uraian dalam materi implementasi Kurikulum 2013
yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis aplikasi android itu lebih efektif
hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional dan retensi informasi
dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman
kontekstual sebesar 50‐70 persen. Hal ini terjadi karena dalam
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, siswa bersikap lebih aktif dalam proses
pembelajaran yang dilakukannya dengan 5 pokok pengalaman belajar yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan/ mencipta, dan
mengomunikasikan kelima pengalaman belajar yang dialami siswa secara langsung
tersebut meninggalkan retensi yang jauh lebih besar dibanding pembelajaran yang
berpusat pada guru seperti penggunaan metode ceramah.
Selain
itu, penggunaan aplikasi kinemaster dapat menghadirkan konsep atau wawasan yang
tadinya abstrak menjadi lebih konkret.Permasalahan yang akan diangkat sebagai
tema pembuatan teks negosiasi lisan maupun tulis, menjadi lebih mudah dipahami
bila disajikan dalam sebuah tayangan berbasis kinemaster. Selain itu, hasil
kinemaster yang baik juga menyediakan data, contoh, dan argumen yang cukup kuat
untuk menyampaikan tesis yang dinyatakan secara tersirat oleh pembuat media.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wawan Sulaeman (2012) dan
Nurheni (2013) yang membuktikan bahwa
penggunaan media aplikasi kinemaster dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.
Penggunaan
aplikasi kinemaster dan penerapan pendekatan ilmiah dengan demikian telah mampu
menjawab tuntutan Standar Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19 ayat 1 dalam
Permendikbud nomor 32 tahun 2013 sebagai
perubahan Permendikbug nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
pendidikan yaitu “proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi pembelajar untuk berpartisipasi aktif, dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
siswa”.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitiann dan pembahasan tentang pemanfaatan media kinemaster pada
pembelajaran administrasi pajak di Smkn 1 klabang, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Perencanaan
pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran Administrasi Pajak di SMKN 1
Klabang sudah di melihat dokumen RPP, kurikulum, Prota, RPP silabus materi.
2.
Pelaksanaan
pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran Administrasi Pajak di SMKN 1
Klabang meningkatkan hasil belajar peserta didik secara signifikan.
3.
Peningkatan
pemanfaatan media kinemaster pada pembelajaran Administrasi Pajak di SMKN 1
Klabang merangsang peserta didik untuk selalu menggunakan kinemaster pada mata
pelajaran lainnya.
B. Implikasi Praktis
Berdasarkan
temuan penelitian dan pembahasan, penulis perlu memberikan beberapa rekomendasi
atau saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan baik secara akademis maupun
empiris sebagai berikut:
1.
Hasil
kajian ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi rujukan bagi lembaga
pendidikan lainnya dalam rangka menciptakan inovasi-inovasi khususnya bidang
pendidikan dan pembelajaran di lembaganya.
2.
Pemerintah,
dalam hal ini dinas pendidikan berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
mampu mengembangkan berbagai bentuk inovasi kepada lembaga-lembaga pendidikan
lainnya.
3.
Hasil
penelitian ini dapat memberikan nilai tambah pada kemajuan organisasi dalam
upaya menciptakan beragam inovasi lainnya agar selalu menjadi pembeda dengan
organisasi lainnya.
4.
Bagi
peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini khususnya para peneliti di bidang
Ilmu pendidikan sebagai kajian terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Dewina Ningsih. “Pemanfaatan
Aplikasi Videoscribe dan Kinemaster dalam Pembuatan Bahan Ajar Berbasis
Multimedia”. April 01 (2019): h.1
Fawaidur, Mochammad Rochman Afif Kholishon
Nashoih. “Efektifitas Media Audio Visual Berbasis Kinemaster dalam Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN 3 Jombang”. Al-Lahjah 2, no.
1 (2019): h.1. Hamid, Mustofa Abi. Media Pembelajaran. Cet. I; Yayasan kita
menulis, 2019.
Iryani, Elli.“Penggunaan Handphone Sebagai
Media Pembelajaran Melalui Aplikasi Kinemaster Untuk Meningkatkan Minat Belajar
IPS di SMP Negeri 2 Banyuasin III”. 2 no. 2 (2020).
Indriani, Eka dan Tangson R. “Efektivitas
Penggunaan Media Kinemaster Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa
Kelas VII SMP Swasta Muhammadiyah 05 Medan”, Basastra 9, no. 2 (2019)
Rima, Ega Wati. Ragam Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Kata Pena, 2016. Rasyid, Isran Karo-karo dan Rohani Str. Manfaat
Media dalam Pembelajaran, 2018.
Salahuddin, Husein. “Efektivitas Video
Animasi Berbasis Kinemaster untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab
Siswa Kelas VIII di Sekolah MTs. Nurul Huda Ketambul. Skripsi. Malang: Fak.
Agama Islam Universitas Muhammadiyah, 2020.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013. Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Cet. I; Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2018.
Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. 2003.
Yogyakarta: Cemerlang Publisher.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung:
Citra Umbara.
Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi
Pembelajaran. Cet. II; Makassar: Prenadamedia, 2019.
MEDIA
PEMBELAJARAN GOOGLE SITE (MePeGoSi)
Femilia
Utami Dewi, S.Pd Ekop
A. Deskripsi :
MEDIA
PEMBELAJARAN GOOGLE SITE (MePeGoSi) adalah
sebuah gagasan kreatif dari saya selaku guru agar pembelajaran menjadi
kekinian, menarik, dan menyenangkan. Internet diakui telah banyak membantu
meringankan tugas manusia tanpa terhalang oleh jarak dan waktu.
Berangkat dari kenyataan diatas, saya mencoba
memanfaatkan Internet melalui Google Site yang dimiliki guru dalam membuat
sebuah karya inovatif untuk membantu kegiatan pembelajaran di kelas maupun di
luar kelas dalam artian secara sinkron dan asinkron.
Berkaitan dengan pemanfaatan Media Pembelajaran
dengan menggunakan Google Site, perlu dipersiapkan sumber daya yang dapat
merencanakan, membuat, melaksanakan, mengevaluasi dan menilai pembelajaran
dengan cara daring dan luring pula. Salah satunya dengan pemanfaatan Google
Site. Google Site adalah media yang tidak hanya memuat teks saja, namun juga
foto, audio dan video dan grafis komputer yang berhubungan dengan topik
tertentu.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan MePeGosi adalah membantu
peserta didik lebih memahami pembelajaran secara menarik, interaktif dan
memberikan pengalaman belajar yang bervariasi sehingga guru berhasil
membimbing/mengarahkan/menjadi fasilitator bagi peserta didik.
C. Manfaat
Manfaat dari MePeGosi antara lain:
1. Bagi Peserta Didik
a.
Peserta didik menjadi subjek pembelajaran
sebagai pemegang kendali kegiatan pembelajaran
b.
Peserta didik mendapatkan pengalaman pembelajaran
menarik berbasis IT
c.
Peserta didik bisa belajar secara sinkron dan
asinkron
2. Bagi Guru
a.
Guru mengurangi biaya kegiatan pembelajaran
dengan lesspaper
b.
Guru meningkatkan kompetensi IT-nya
c.
Guru mempermudah metode pembelajaran dengan
media pembelajaran yang kekinian dan menarik bagi siswa
d.
Guru bisa memberikan inspirasi bagi rekan guru
yang lain
3. Bagi Sekolah
a.
Sekolah berhasil menerapkan pembelajaran dengan
pengoptimalan teknologi dalam pembelajaran
b.
Sekolah berhasil menerapkan lesspaper di
lingkungan sekolah.
D. Rancangan
Rancangan MePeGosi dapat digambarkan sebabagi
berikut:
E. Proses Pembuatan
MePeGosi
bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan. Dalam pembelajaran bisa diterapkan pada
semua mata pelajaran. Jika belum memahami cara pembuatan google site bisa
belajar secara ototidak atau belajar kepada teman yang memahami. Untuk belajar
ototidak bisa membuka link https://support.google.com/a/users/answer/9310491?hl=id.
Di dalamnya sudah terdapat semua petunjuk cara pembuatan google site dari awal.
Google site ini juga merupakan website pribadi guru dengan menggabungkan
beragam media lain yang bisa disisipkan, seperti materi pembelajaran dalam
bentuk PDF, foto, gambar, video, link video, link google form, link game dan
kuis, serta beragam media lain.
Saat
membuka link support google akan muncul seperti ini. Di halaman ini terdapat:
· Membuat situs
· Menambahkan dan mengatur halaman di situs Anda
· Menambahkan teks dan gambar ke halaman
· Mengubah tampilan situs Anda
· Melihat pratinjau situs
· Mengizinkan orang lain meninjau situs Anda
1. Membuat Situs
2. Menambahkan Judul Situs
3. Menambahkan Halaman
4. Menambahkan teks dan
gambar ke halaman
5. Mengubah Tampilan Situs
6. Melihat Pratinjau Situs dan
Mengijinkan Orang Lain melihat Situs
Guru
sudah membuat beberapa situs untuk beberapa mata pelajaran. Berikut contoh
tampilan situ mapel Project Kreatif dan Kewirausahaan
1. Tampilan untuk mapel Project
Kreatif dan Kewirausahaan
2. Halaman Home
3. Halaman Materi
Contoh
tampilan Materi 1
4. Halaman Video
Contoh
tampilan Video
5. Halaman Game
Contoh
tampilan link jika di klik link TTS
INOVASI
ALAT PELAJARAN BAHASA INGGRIS
NARRATIVE
TEXT
Diny
Rosita Hidayati, S.Pd
A. NAMA
ALAT PELAJARAN/PERAGA
Alat
Pelajaran ini berbentuk sebuah video pembelajaran berdurasi 18 menit 26 detik yang berjudul “Yuk Belajar
Narrative text Secara Online”. Video Pembelajaran ini diunggah ke channel
Youtube milik pembuat dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=XTrT-zxJfS8
B. TUJUAN
1.
Sebagai
media pembelajaran daring karena siswa harus Belajar Dari Rumah (BDR)
2.
Untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi
“Narrative Text”
3.
Mempermudah
guru dan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi
“Narrative Text”
4.
Meningkatkan
kualitas diri guru dalam melakukan inovasi pembelajaran di masa pandemi COVID -19
C. MANFAAT
1. Manfaat
bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris
b.
Meningkatkan
kualitas aktivitas belajar materi “Narrative Text”
c. Mencegah penularan virus corona
d.
Membantu
siswa dalam memahami materi “Narrative Text”
2. Manfaat
bagi guru
a.
Mencegah
penularan virus corona
b.
Memanfaatkan video
pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c.
Mempermudah
penyampaian materi kepada siswa (pengganti tatap muka).
d.
Meningkatkan
kinerja guru.
e.
Meningkatkan
profesionalisme guru dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran.
3. Manfaat
bagi sekolah
a.
Meningkatkan
mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris.
b.
Memberikan
sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
D. RANCANGAN/DESAIN
ALAT PERAGA
Video
Pembelajaran ini dirancang sebagai sebuah media pembelajaran daring karena
siswa dan guru diharuskan untuk belajar dan bekerja dari rumah sebagai
pencegahan penularan virus corona. Video pembelajaran ini berisi materi
Narrative Text untuk kelas X SMK. Rancangan pembuatan video ini bisa dilihat
dari diagram alir sebagai berikut:
Pembuatan Skenario |
Proses Perekaman |
Pencarian Ilustrasi |
Proses editing |
Proses Unggah/Upload |
Gambar
1. Diagram Alir Langkah Pembuatan Video Pembelajaran
E. PROSEDUR
PEMBUATAN
Dalam
membuat video pembelajaran, Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. Pembuatan
Skenario
Sama
seperti membuat film, membuat video pembelajaran juga membutuhkan
skenario. Skenario ini berfungsi sebagai pemandu ke mana arah pembicaraan
Guru ketika direkam nanti. Dalam tahap ini guru menuliskan ringkasan materi
bahan ajar yang nantinya akan dibacakan di depan kamera.
2.
Proses Rekaman
Karena
keterbatasan alat, video ini direkam menggunakan kamera smartphone realme C2.
Gambar
2. Kamera yang digunakan untuk merekam
Agar
proses rekaman agar lebih bagus dan stabil, sebuah tripod kecil yang diletakkan
di atas meja digunakan untuk menyangga smartphone.
Gambar
3. Tripot yang digunakan untuk menyangga kamera
Lighting
dan background menggunakan cahaya alami matahari dan tembok polos berwarna
hijau. Sebenarnya penggunaan microphone sangat dibutuhkan, karena keterbatasan,
proses perekaman hanya mengandalkan voice recorder dari smartphone realme C2.
3.
Pencarian Ilustrasi pendukung
Dalam
pembuatan video pembelajaran ini, ilustrasi pendukung yang dipakai adalah video
“the grasshopper and the ant” dari https://www.youtube.com/watch?v=1i6mbw6_2IU.
Gambar
4. Ilustrasi Pendukung
Selain
itu penjelasan-penjelasan lain menggunakan powerpoint template dan
gambar-gambar yang mendukung.
4.
Proses Editing
Setelah
rekaman video dan ilustrasi sudah terkumpul, video pembelajaran ini dedit
menggunakan software Wondershare Filmora 9.
Gambar
5. Software yang digunakan untuk mengedit video
Dalam
proses ini, rekaman video dan audio digabungkan dengan ilustrasi yang sesuai
sehingga menjadi sebuah video pembelajaran yang seru, menyenangkan, dan tidak
membuat jenuh siswa. Siswa juga merasa bertatap muka dengan guru meskipun
secara virtual.
Langkah
terakhir dalam proses ini adalah render video dalam format mp4 agar dapat
diunggah ke YouTube.
5.
Proses Unggah/Upload
Langkah
terakhir yang harus dilakukan ialah mengunggahnya ke Youtube. Daftarkan
diri terlebih dulu web tersebut, lalu pilih unggah video. Bila proses
mengunggah sudah berhasil, maka link / URL video pembelajaran (https://www.youtube.com/watch?v=XTrT-zxJfS8) dibagikan pada siswa melalui
media whatsapp.
Gambar
6. Video Pembelajaran yang sudah diunggah ke Youtube
F. PENGGUNAAN
ALAT PELAJARAN/PERAGA DI SEKOLAH
Karena
pembelajaran dilaksanakan secara daring, maka proses belajar mengajar
dilaksanakan melalui aplikasi whatsapp.
Gambar
7. Proses Pembelajaran menggunakan video streaming
Gambar
8. Respon Peserta Didik di Youtube
G.
DAMPAK BAGI PESERTA DIDIK
Penggunaan
media pembelajaran menggunakan video streaming di Youtube tergolong baru bagi
peserta didik kami. Meskipun mengalami beberapa kendala, peserta didik menerima
dampak yang positif yaitu:
1.
Kemampuan
literasi teknologi peserta didik meningkat.
2.
Sikap
mandiri dan bertanggung jawab terlatih.
3.
Materi
dapat dipahami dengan baik meskipun tidak bertatap muka.
INOVASI
ALAT PELAJARAN BAHASA INGGRIS
DESCRIBING
PEOPLE
Agnes
Feryza Widiyanti, S.Pd
A. NAMA
ALAT PELAJARAN/PERAGA
Alat
Pelajaran ini berbentuk 4 set alat permainan untuk materi “Describing
People”. Empat alat permainan ini antara
lain matching pair, word search, finding a man, dan who am I.
B. TUJUAN
1.
Sebagai
media pembelajaran nyata yang digunakan di lingkungan sekolah
2.
Untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi
“Describing People”
3.
Mempermudah
guru dan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi
“Describing People”
4.
Meningkatkan
kualitas diri guru dalam melakukan inovasi pembelajaran
C. MANFAAT
1. Manfaat
bagi siswa
a.
Meningkatkan
hasil belajar Bahasa Inggris
b. Meningkatkan kualitas aktivitas belajar materi
“Describing People”
c.
Memahami
contoh nyata cara mendeskripsikan orang yang dikemas dengan menarik
d.
Membantu
siswa dalam memahami materi “Describing People”
2. Manfaat
bagi guru
a.
Meningkatkan
profesionalisme guru dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran.
b.
Memanfaatkan alat
pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c.
Mempermudah
penyampaian materi kepada siswa
d.
Meningkatkan
kinerja guru.
3. Manfaat
bagi sekolah
a.
Meningkatkan
mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris.
b.
Memberikan
sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
D. RANCANGAN/DESAIN
ALAT PERAGA
4
set alat permaian ini dirancang sebagai sebuah media pembelajaran nyata yang
mengintegrasikan lingkungan sekolah ke dalam materi pelajaran. 4 set alat
permaian ini antara lain word search, matching pair, finding a man, dan who am
I untuk materi “Describing People” kelas X SMK semester ganjil tahun pelajaran
2017/2018. Rancangan pembuatan poster ini bisa dilihat dari diagram alir
sebagai berikut:
Pembuatan Rancangan alat permainan |
Pemilihan Alat dan bahan |
Pembuatan alat permainan |
Penggunaan alat permainan di kelas |
Gambar
1. Diagram Alir Langkah Pembuatan 4 set alat permainan
E. PROSEDUR
PEMBUATAN
Dalam
membuat 4 set alat permainan, ada empat langkah yang harus dilakukan yaitu
pembuatan rancangan alat permainan, pemilihan aplikasi dan bahan, pembuatan
alat permainan, dan penggunaan alat permainan di kelas. Empat langkah tersebut
akan dielaborasi dalam penjelasan berikut :
1.
Pembuatan Rancangan Alat Permainan
Dalam
setiap pembuatan alat peraga pembelajaran, langkah pertama yang harus diambil
adalah pembuatan rancangan. Dalam hal pembuatan rancangan, langkah ini berupa
penentuan tema, bentuk alat permaian, alat dan bahan yang digunakan dan
bagaimana menggunakannnya di kelas. Di langkah ini penulis merancang RPP untuk
materi describing people terlebih dahulu (lampiran 1). Dari rancangan tersebut
penulis membuat 4 set alat permainan antara lain: word search, matching pair,
finding a man, dan who am I. Keempat set alat permaian tersebut berbentuk print
out karena keterbatasan alat di sekolah.
2.
Pemilihan Alat dan Bahan
a.
Matching Pair
Alat permaian ini dirancang menggunakan
aplikasi Microsoft word berupa beberapa kotak. Setiap kotak berisi gambar dan
kata sifat yang menerangkan gambar tersebut. Setelah itu, alat permainan ini
dicetak rangkap 2 di kertas buffalo.
b.
Word Search
Dalam pembuatan alat permainan ini, penulis
menggunakan aplikasi wordwall di situs www.wordwall.net.
Setelah terbentuk alat permaian ini dicetak di kertas buffalo.
c.
Finding a man
Alat permainan ini terdiri dari 1 set foto
orang dan 1 set kalimat yang berisi mendeskripsikan orang tersebut. Semuanya di
print menggunakan kertas buffalo dari aplikasi Microsoft Word.
d.
Who am I
Alat permainan ini berisi 15 foto orang yang di
print di kertas foto.
3.
Pembuatan Alat Permainan
a.
Matching Pair
Alat permaian ini dirancang menggunakan
aplikasi Microsoft word berupa beberapa kotak. Setiap kotak berisi gambar dan
kata sifat yang menerangkan gambar tersebut. Setelah itu, alat permainan ini
dicetak rangkap 2 di kertas buffalo.
b.
Word Search
Dalam pembuatan alat permainan ini, penulis
menggunakan aplikasi wordwall di situs www.wordwall.net.
Gambar
2. Halaman Muka www.wordwall.net.
Setelah halaman awal terbuka, login terlebih
dahulu menggunakan email agar hasil kerja di wordwall tersimpan. Setelah itu,
klik create activity dan pilih template game yang akan dipakai. Untuk game word
search penulis memilih wordsearch.
Gambar
3. Template yang dipilih di aplikasi wordwall
Setelah terbuka masukkan konten yang akan
dimasukkan ke dalam permainan. Dalam hal ini penulis memasukkan judul aktivitas
(activity tittle) yaitu DESCRIBING PEOPLE. Lalu penulis memilih without clues
karena tidak ingin memberikan kata kunci pada siswa. Langkah selanjutnya adalah
memasukkan kata yang harus ditemukan di bawahnya. Kata-kata yang dimasukkan
oleh penulis antara lain: fat, beautiful, small, tall, slim, black hair, long
hair, flat nose, pointed nose, manly, curly hair, bald, middle aged, famous,
young, ugly, old, dark skin, handsome, dark skin.
Gambar
4. Konten template wordsearch
Setelah memasukkan kata, klik Done. Akan tampil
seperti berikut. Selanjutnya klik start
Gambar
5. Hasil alat permainan wordsearch
Sebenarnya permainan ini bisa dimainkan secara
interaktif. Akan tetapi, karena keterbatasan alat di sekolah hasil alat
permainan wordsearch ini di screenshot dan di cetak di kertas buffalo.
c.
Finding a man
Alat permainan ini terdiri dari 1 set foto (15)
orang dan 1 set (15) kalimat yang berisi mendeskripsikan orang tersebut.
Semuanya di print menggunakan kertas foto dari aplikasi Microsoft Word.
She
has brown short hair. She wears blue tank top |
He
has beard and moustache. He has thick eyebrows |
He
wears blue hat. He has black beard |
He
wears glasses. He has orange short hair |
He
is old. He has white hair |
He
wears white hat. He wears purple T-shirt |
He
wears sunglasses. He has yellow hair |
She
has long black hair. She has dark skin |
He
is bald. He wears glasses |
He
has moustache. He wears green T shirt |
He
is old. He wears glasses |
She
wears glasses. She has medium black hair |
She
has flat nose. She has brown curly hair |
She
has grey short hair. She wears purple tank top |
She
has yellow short hair. She wears glasses |
d.
Who am I
Alat permainan ini berisi 15 foto orang yang di
print di kertas foto yang dipegang oleh seorang siswa sebagai perwakilah grup.
Selain itu, kelima belas foto tersebut ditayangkan di depan menggunakan LCD proyektor.
F. PENGGUNAAN
ALAT PELAJARAN/PERAGA DI SEKOLAH
Dalam
kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris, alat peraga ini digunakan sesuai dengan
RPP di lampiran 1
Dokumentasi
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Matching Pair
2. Word Search
3. Finding a man
4. Who am I
Gambar
9. Dokumentasi Proses Pembelajaran
G.
DAMPAK BAGI PESERTA DIDIK
Penggunaan
media pembelajaran berupa alat permainan tergolong baru bagi peserta didik
kami. Meskipun mengalami beberapa kendala, peserta didik menerima dampak yang
positif yaitu:
1.
Aktivitas
belajar siswa semakin beragam dan menyenangkan
2.
Sikap
mandiri dan bertanggung jawab terlatih.
3.
Materi
dapat dipahami dengan baik karena menggunakan contoh nyata.
RAPI
LITERAL
(Raih
Mimpi Melalui Literasi Digital)
SMKN
1 Klabang - 082244266223
diahwidiastuti05@guru.smk.belajar.id
LATAR
BELAKANG
u Rendahnya rapot pendidikan SMKN 1 Klabang di
bidang Literasi khususnya pada poin memahami isi teks bacaan (DATA ANBK tahun
2022)
u Rendahnya minat baca tulis murid SMKN 1 Klabang
u Mayoritas semua murid memiliki hp android
tetapi mereka kurang memahami pemanfaatan gawai dalam hal yang positif (kurang
melek teknologi menggunakan gawai)
u Memiliki web sekolah tetapi kurang dimanfaatkan
oleh murid (jarang diisi dengan berita/artikel) sehingga dengan pembiasaan
literasi digital diharapkan murid aktif mengisi web sekolah sehingga muncul
student agency
Sehingga,
perlu untuk dilakukan program bertajuk RAPI LITERAL (Raih Mimpi Melalui
Literasi Digital).
TUJUAN
u Menjadikan murid lebih tahu manfaat positif
dari penggunaan gawai, sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi digital.
u CAPAIAN, LANGKAH-LANGKAH DAN HASIL YANG
DIHARAPKAN UNTUK TIAP TUJUAN
u Menelaah bersama Tim pengembang kurikulum
sekolah, apa yang menjadi penyebab rendahnya raport pendidikan SMKN 1 Klabang
di bidang Literasi (Sumber: Data ANBK tahun 2022), di bawah bimbingan pengawas
dan Kepala Sekolah. Telah dilaksanakan pada awal tahun 2023.
u Mengamati minat baca tulis murid SMKN 1
Klabang, bersama dengan guru lain. Telah dilaksanakan sepanjang semester genap
tahun pelajaran 2022/2023.
u Mengamati semua murid yang memiliki hp android
dan pemahaman mereka terhadap pemanfaatan gawai dalam hal yang positif, bersama
guru lain. Telah dilaksanakan sepanjang semester genap tahun pelajaran
2022/2023.
u Mengecek eksistensi web sekolah apakah sudah
dimanfaatkan oleh murid misalnya, diisi dengan berita/artikel tulisan mereka.
Telah dilaksanakan sepanjang semester genap tahun pelajaran 2022/2023.
u Harapannya dengan pembiasaan literasi digital,
murid akan aktif mengisi web sekolah dengan tulisan mereka sehingga muncul
keberanian bersuara, memilih sesuai minat dan rasa kepemilikan terhadap web
sekolah kami.
STRUKTUR
PROGRAM DAN MITRA
Skala
program: murid SMKN 1 Klabang semua fase/kelas.
Ruang
dan waktu: di sekolah, pada saat pembiasaan literasi selama 3 hari dalam tiap
pekan, dengan durasi 2 jam pelajaran.
Mitra
yang dilibatkan adalah Narasumber dari dalam lingkungan sekolah yaitu: Kepala
Sekolah, GTK yang aktif di bidang literasi digital, serta orang tua siswa dan
mitra Usaha/Industri.
PERNYATAAN
TENTANG KAPASITAS YANG DIMILIKI KELAS/ SEKOLAH
u GTK yang memiliki kemampuan IT, dilibatkan
untuk membimbing pembiasaan literasi digital di sekolah secara terstruktur.
u Kepala Sekolah dan GTK yang aktif di bidang
literasi diharapkan dapat menjadi pembimbing dalam kegiatan literasi digital
terhadap murid, misalnya melalui pelatihan menulis/jurnalistik, membuat cerpen
atau karya limiah secara temporer.
u Fasilitas akun belajar.id yang dimiliki oleh
guru dan murid harus diaktifkan dan digunakan seoptimal mungkin untuk
kepentingan pembiasaan literasi digital.
u Fasilitas internet dan laptop, PC, tablet yang
terdapat di laboratorium komputer dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembiasaan
literasi digital.
u Fasilitas web resmi sekolah dapat dimanfaatkan
sebagai media informasi, promosi dan dokumentasi sekolah yang dapat diisi oleh
seluruh GTK dan murid SMKN 1 Klabang.
RENCANA
EVALUASI
u Evaluasi jangka pendek dengan cara merefleksi
semua kegiatan yang telah dilakukan selama 3 hari dalam sepekan, melalui rapat
evaluasi bersama semua GTK yang terlibat dengan memperhatikan hasil pengamatan
dan refleksi murid. Sekaligus akan dibuat rencana tindak lanjut atau perbaikan
dari praktik yang telah dilakukan setiap pekannya. Hasil rapat evaluasi
dikumpulkan kepada masing-masing ketua program keahlian SMKN 1 Klabang.
u Evaluasi jangka panjang dilakukan setiap semester
oleh tim kurikulum dengan memperhatikan laporan dari masing-masing ketua
program keahlian berdasarkan hasil rapat evaluasi jangka pendek, untuk
dijadikan bahan perbaikan di semester berikutnya.
TANTANGAN
u Jaringan yang terkadang kurang stabil bila cuaca
kurang mendukung, misalnya musim hujan dan angin kencang yang mengakibatkan
seringnya pemadaman listrik dan jaringan wifi sering down. Pemadaman listrik
juga berdampak pada signal seluler menjadi tidak stabil.
u Kurangnya kesadaran kerjasama antar warga sekolah
untuk membiasakan murid berliterasi dan memanfaatkan gawainya dengan lebih
baik.
u Banyaknya pengaruh buruk karena mudahnya akses
internet, menjadikan guru pembimbing harus hati-hati dan memberi perhatian
ekstra bagi murid saat mereka menggunakan gawainya.
Posting Komentar
0 Komentar