Rindy Indry


 

Membaca Kisah Rindy Indry seakan bisa melihat dan menampakkan penyakit manusia yang tak pernah disadarinya, yaitu tidak sadar akan kehinaannya. Coretan dangkal dalam buku ini membuka perasaan kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Kadang manusia mengalami kegagalan, penderitaan, kegalauan. Terkdang menapaki keberhasilan, kesuksesan. Silih berganti.

Printilan- printilan cinta yang tersaji alamiah natural hadir secara spontan dan terkesan jujur, untuk menggaet hati pembaca dari segala sisi. Termasuk bisikan- bisikan hati tokoh sentral dapat anda temui dalam buku ini. Agar anda dapat meresapi dan menghayati kemudian disadari sepenuhnya, dibaca perlahan, jangan buru- buru. Seperti berikut misalnya:

Kalau rasa,

Sudah tak terbendung di dada

Maka bersiaplah

Untuk menunggu datangnya malapetaka

Jika kau sigap dengan penggoda

Nafsu dan emosi

Sesaat

Habislah riwayatmu

Kalau jiwa sudah dikuasai raga

Maka apalah guna jaga di dada

Tapi jika iman yang menguasai raga

Pasti selamat engkau

Selamanya

Semua untuk cinta

Bukan untuk menderita

Semua untuk rindu

Bukan belenggu.Yang memburu. Kemudian cemburu.Dan palsu.

Semua kisah tadi lengkap tersaji dalam buku mungil yang ditulis oleh mursidi. Perjuangan menggapai asa dalam cinta, sampai akhirnya bersama dalam ikatan halal. Tapi ada godaan- godaan yang menyertai kisahnya. Dengan sedikit humor disana sini, menghadirkan suasana santai. Tapi sesekali menegang, serius dengan kata- kata seperti ini,

“Cinta adalah sentiment yang sangat angkuh. Tak mengenal tempat, tak mengenal waktu. Tak peduli jarak dan ongkos. Karena cinta terlahir dari kerelaan hati yang tak mungkin bisa dikhianati.”

“Pemilik cinta adalah pemberani, berani ambil resiko yang tidak bertentangan dengan norma dan susila. Pemilik cinta sejati akan melindungi, bukan malah merusak. Pecinta setia adalah menjaga sampai titik darah dan semangat yang penghabisan.” Rindy.

Buku ini hanya didominasi bualan- bualan Rindy, walaupun bukan novel, tapi tokoh didalamnya di monopoli oleh Rindy dan Indry. Tokoh lain hanya penyedap. Dulla, Samin, Anggita dan Doni, tokoh lain yang menyertai Rindy. 

Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin di cintai. Semua pasti ingin dicintai dan mencintai. Inilah kata kunci kebolehan bercinta, mencintai.

Cinta tidak bisa di tembus dengan ambisi. Mencintai sesuatu hal yang pasti. Tapi dengan batasan- batasan hati dan emosi. Tidak asal mencintai.

Ketika asa sudah diraih, maka apapun akan kelihatan indah. Namun ketika asa itu menjauh, hancur rasa hati dikandung badan. Naluri tak akan muat menerima kenyataan pahit yang tidak diinginkan semua orang.

Selamat menikmati sajian anak desa pinggiran, yang punya cinta dan ingin dicinta. Tak berlebihan kiranya bila buku ini dikatakan sebagai obat untuk mengusir kecemasan, kepedihan dan kesusahan.

Posting Komentar

0 Komentar