Gereja Tanpa Tembok (Pola Pemuridan Gereja Rumah)
Gerakan melaksanakan pemuridan di tengah-tengah keistimewaan Indoneia Negeri pertiwi tercinta yang kita kasihi, membutuhkan usaha yang lebih keras dan strategi yang tepat, dalam buku ini hamba-Nya Nasrul menyampaikan prinsip “Gereja rumah” atau “pola pemuridan gereja rumah”sebagai sebuah model pelayanan bagi orang percaya dalam melakukan persekutuan, pemuridan menjadi pilihan atas situasi khusus, karena tidak bisa berada dalam “gereja konvensional”.
Gereja Rumah merupakan prinsip nilai pelayanan Alkitabiah dalam gereja mula- mula (kis.2:46.b-47.a) “Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah” yang diaplikasi dalam pelayanan di situasi kini. Kekhasan secara karakteristik Gereja Rumah adalah dalam bahan pemuridan, pembinaan atau pemuridan bersifat pergerakan tertutup atau rahasia, dan kontetualisasi, disebakan alasan- alasan tertentu, antara lain: berada dalam lingkungan masyarakat ekstrim “intoleransi” berdirinya gereja secara fisik, terjadi penolakan dari keluarga, komunitas dan lingkungan, sehingga Gereja Rumah menjadi tempat yang aman dalam menjalankan peresekutuan dan pembinaan “pemuridan”.
Pelayanan Gereja Rumah, sekalipun dengan kekhasan karateristik khusus, namun tetap berada dalam dasar hakekati dan prinsip kebenaran secara Alkitabiah, bahwa seorang dikatakan menjadi murid harus memenuhi perayaratan utama sebagai anggota dan mengikuti pembinaan “pemuridan” adalah percaya kepada Yesus Kristus, dan di baptis.
Posting Komentar
0 Komentar