Buku Terbit 2020
NIETZSCHE “Goot Ist Tot”
Kematian Tuhan menjadi salah satu idenditas yang selalu dilekatkan pada diri Nietzsche. Meskipun sebelum Nietzsche, fenomena kematian Tuhan sudah ada sejak zaman Yunani.
Nietzsche merupakan seorang filsuf kelahiran Jerman yang berasal dari keluarga Kristen, dan silsilah keluarganya pun adalah seorang pendeta Luhtheran. Akan tetapi, dalam perjalanan hidupnya, Nietzsche kemudian beralih keyakinan menjadi seorang Ateisme, seorang yang tidak lagi percaya adanya Tuhan. Nietzsche dalam sejarah hidupnya pun berbeda dengan filsuf lain. Di sepanjang hidupnya, Nietzsche selalu diselimuti dengan sakit penyakit yang beragam, hingga di sisa akhir hidupnya, dia menjadi gila sampai mati. Pengalaman tersebut kemudian menjadikan Nietzsche menjadi seorang pengembara yang harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan ia pun menjadi seorang yang kesepian. Pengembaraan dan kesepian Nietzsche inilah yang kemudian memberikan corak khas pada seluruh pemikirannya.
Dalam The Gay Science “buku ketiga” § 125, merupakan karya Nietzsche yang mengungkapkan tentang kematian Tuhan, yang kemudian hal ini dia suarakan kembali dalam “buku kelima” § 343 yang ditulis Nietzsche beberapa tahun kemudian saat dia menerbitkan edisi kedua buku The Gay Science.
Sebenarnya, jika kita pahami betul makna yang ditulis Nietzsche dalam § 125, Nietzsche tidak pernah mengatakan bahwa “aku telah membunuh Tuhan”, melainkan “kita telah membunuh Tuhan”. Dalam konteks ini, kematian Tuhan tidak bisa dipahami secara harfiah, bahwa “Tuhan telah mati secara fisik”. Ucapan Nietzsche ini sebenarnya dilatarbelakangi dengan kondisi kebudayaan Eropa pada zamannya, dimana orang pada zamannya telah membunuh Tuhan, hilangnya orientasi, peradaban nihilistik. Nietzsche tidak asal menuduh. Kritiknya tentang idee fixe dan kebutuhan untuk percaya menjadi landasan kokoh bagi pernyataan provokatif yang dilancarkan Nietzsche tentang kematian Tuhan.
Posting Komentar
0 Komentar