GETAR CINTA
‘Getar Cinta’ penggambaran pernak –
Pernik cinta dalam fenomena keseharian yang remeh. Cinta dalam keluarga, cinta
seorang suami, cinta bapak kepada anak, cinta orang ‘sepuh’ kepada yang lebih
muda, cinta alam, cinta antar remaja, cinta benda mati. Muaranya adalah cinta
Tuhan. Bagaimana seorang ibu mencintai anaknya dengan tulus. Sampai cinta
terhadap apa yang seharusnya tidak dicinta, warisan masa lalu; sifat tercela
tinggalan penjajahan.
Keadaan sehari- hari yang dituturkan
agak ‘lebay’ untuk menghadirkan suasana batin yang tenang, nyaman dan damai.
Kadang hidup tak seperti yang di
harapkan. Mengharap emas malah mendapat besi karatan. Berburu berlian kadang hanya dapat tembaga
segram. Tak ada yang tahu hidup hari ini, esok atau yang kemarin. Cuma ikhtiar
dan usaha yang wajib dijalankan. Tuhan jualah yang menentukan.
Aku dulu pernah tertipu indahnya keadaan
dunia, tapi saat ini aku mulai meninggalkannya. Aku dulu pernah di lena
kemolekan bentuk dunia. Aku lupa bahwa dunia hanya tipu daya, hanya
fatamorgana.
Sebagian isi
buku ini adalah cerita kehidupan yang disajikan dengan penuturan khas orang
desa.
“Bagaimana
cara aku menjelaskan kepada istriku kalau hari ini aku tidak ada uang.
Bagaimana cara aku menjelaskan kepada anakku bahwa hari ini tidak ada uang
jajan untuk mereka. Bagaimana cara menjelaskan kepada diriku sendiri, bahwa
besok pagi aku tak bisa berangkat kerja karena tak ada bensin…” Semua sudah kulakukan
dengan cinta dan karena kecintaanku pada mereka.
Aku dulu pernah tertipu indahnya keadaan
dunia, tapi saat ini aku mulai meninggalkannya. Aku dulu pernah di lena
kemolekan bentuk dunia. Aku lupa bahwa dunia hanya tipu daya, hanya
fatamorgana.
Selamat menikmati tulisan anak
pinggiran, yang punya cinta dan ingin dicinta. Tak berlebihan kiranya bila buku
ini dikatakan sebagai obat penawar untuk menyembuhkan hati pilu, kegersangan,
kegagalan, kesedihan dan berbagai macam kesusahan hidup lainnya. Menjadi
hiburan indah.
Bacalah sampai usai untuk mendapatkan cerita yang utuh. Selamat berlayar dalam kata- kata.
Posting Komentar
0 Komentar