KEMUNCULAN ISLAM “Sebuah Telaah Historis dan Teologis”


        Metode Verbalisasi Al-Qur’an dihadirkan oleh penulis sebagai upaya memberi perspektif baru dalam penafsiran Al-Qur’an, yang dapat menghubungkan berbagai kelompok pemahaman Al-Qur’an yang selama ini terkotak-kotakkan. Dari sini, metode ini diharapkan dapat membumikan kandungan Al-Qur’an ke dalam kehidupan umat Islam dari kelompok manapun. Hal ini karena Verbalisasi Al-Qur’an memiliki epistemologi yang sangat kuat, yakni berdasarkan kelisanan Al-Qur’an yang merupakan bentuk awal sekaligus jati diri Al-Qur’an.

        Kelisanan Al-Qur’an hanya memunculkan satu pemahaman, yakni pemahaman yang kontekstual, yang darinya lahir metode Verbalisasi Al-Qur’an. Penyampaian Al-Qur’an secara lisan, dari Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat Arab, telah, sedang, dan akan terus menjadi kesepakatan dan keyakinan umat Islam, karena ia berdasar dalil Al-Qur’an, Hadis, dan fakta sejarah. Lebih jauh, penyampaiannya secara lisan menunjukkan bahwa Al-Qur’an mengandung karakteristik tersendiri, baik secara struktur maupun pemahaman.

        Karakteristik kelisanan Al-Qur’an secara struktur masih dapat dijumpai sekalipun Al-Qur’an telah berada dalam bentuk tulisan (mushaf). Adapun pemahaman Al-Qur’an berdasarkan kelisanannya adalah pemahaman Al-Qur’an yang kontekstual, hal ini berdasarkan Al-Qur’an sebagai teks tuturan, Nabi Muhammad SAW sebagai penutur, masyarakat

        Arab sebagai lawan tutur, dan Arab sebagai konteks tuturan. Dari komponen kelisanan Al-Qur’an tersebut, terutama segi pemahamannya, maka metode Verbalisasi Al-Qur’an dapat dipahami sebagai upaya menyampaikan kembali kandungan atau pesan Al-Qur’an dalam konteks hari ini dengan menggunakan wacana kelisanan Al-Qur’an, yang menjadi bentuk awal dan jati diri Al-Qur’an ketika disampaikan dari Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat Arab.

Posting Komentar

0 Komentar